Anda di halaman 1dari 16

IDENTITAS NASIONAL

Kelompok 2 :
FAZRUL YAZKIE Q NPM 201543501796
DHIMAS MAULANA NPM 201543501804
ASEP GUNAWAN NPM 201543501806
TEGUH SUSANTO NPM 201543501818
AJI FAISAL NPM 201543501823
SATRIA BAGAS SYAHPUTRA NPM 201543501826
ANJAR RISDIAN NPM 201543502300

Fakultas Teknik, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (FTMIPA)


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Identitas Nasional.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dalam
makalah ini membahas tentang pengertian hakekat bangsa, hakekat negara dan identitas nasional,
unsur-unsur pembentuk identitas nasional, dan faktor-faktor pendukung identitas nasional suatu
negara.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 27 Maret 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................. 4


1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ........................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................... 4

BAB II ISI .................................................................................................................................... 5

2.1 HAKEKAT BANGSA ..................................................................................................... 5


2.2 HAKEKAT NEGARA ..................................................................................................... 6
2.3 IDENTITAS NASIONAL INDONESIA ....................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian yang
demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas
nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat di pisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas Nasional
mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib
dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu
dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa yang menjadi Identitas Nasional Indonesia?


2. Seberapa pentingkah Identitas Nasional untuk sebuah negara?
3. Apa fungsi identitas nasional bagi indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah yang terkandung di dalam Identitas Nasional Indonesia.


2. Mengetahui seberapa penting identitas nasional untuk sebuah negara.
3. Mengetahui fungsi Identitas Nasional bagi Negara Indonesia.
BAB II
ISI

2.1 HAKEKAT BANGSA

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Kata manusia berasal dari kata “manu” (sanskerta), atau “mens” (latin) yang berarti berpikir, berakal
budi atau “homo” yang berarti manusia.
- Sebagai Mahluk Individu
Manusia sebagai mahluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang
tidak dapat dipisahkan. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan, dan
keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri serta bertanggung jawab atas dirinya.

Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan mahluk lain dan memanfaatkan
segala sesuatu untuk keperluan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia harus dapat
menggunakan akal, pikiran, perasaan dan keyakinannya secara seimbang agar menjadi mahluk
individu yang memiliki derajat yang tinggi, baik di hadapan sesama ciptaan maupun dihadapan
penciptanya.

- Sebagai Mahluk Sosial


Manusia adalah zoon politicon atau mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan
hidup bersamanya dengan orang lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan yang bersifat material maupun kebutuhan yang bersifat rohaniah.

Pengertian dan Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa

Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang memiliki
persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama, mitos leluhur bersama.
Pengertian bangsa menurut para ahli :
1. Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu rakyat yang
harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus memilikim kemauan, keinginan
untuk hidup menjadi satu.

2. Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan karakter yang tumbuh
karena kesamaan nasib.

3. F. Ratzel (Jerman), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu.

4. Hans Kohn (Jerman), menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam
sejarah
Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa

Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena unsur atau faktor objektif tertentu
yang membedakannya dengan bangsa lain, seperti:
1. Unsur nasionalisme yaitu kesamaan keturunan.
2. Wilayah.
3. Bahasa.
4. Adat-istiadat
5. Kesamaan politik.
6. Perasaan.
7. Agama.

Menurut Joseph Stalin, unsur terbentuknya bangsa adalah adanya:


1. Persamaan sejarah.
2. Persamaan cita-cita.
3. Kondisi objektif seperti bahasa, ras, agama, dan adat-istiadat.

2.2 HAKEKAT NEGARA

Pengertian Negara

Secara etimologi kata Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda,
Jerman), E`tat (Prancis), Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri,
menempatkan, atau membuat berdiri. Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.

Pengertian Negara Berdasarkan para ahli :


- Menurut KBBI negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-
batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah dengan teratur.
- George Jellinek menyatakan negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekelompok manusia yang
mendiami wilayah tertentu.
- Mr. J.H.A Logeman menyatakan negara sebagai organisasi kemsyarakatan yang dengan
kekuasaanya bertujuan mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
- G.W.F Hegel menyatakan negara sebagai organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemrdekaan universal.
- Mac Iver menyatakan negara sebagai organisasi politik.
- Mr. Kranenburg menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh suatu kelompok manusia yang disebut bangsa.
Proses Terbentuknya Suatu Negara

Proses terbentuknya suatu negara dapat dibagi menjadi 3 yaitu dengan cara pendekatan primer
dan sekunder, pendekatan teoritis dan pendekatan faktual.
1. Pendekatan Primer dan Sekunder
Menurut pendekatan ini, pada awalnya suatu negara merupakan kelompok atau suku
(genooschaft) yang dibentuk oleh manusia. Kelompok tersebbut kemudian mengangkat
pemimpin yang disebut raja. Fase ini disebut kerajaan (rijk). Kemudian setelah raja diangkat raja
menjadi sewenang-wenang (pada tahap fase negara nasional). Setelah itu terjadi rakyat menjadi
memiliki kesadaran kebangsaan semakin tinggi, sehingga akhirnya mereka menurunkan raja dan
membentuk suatu pemerintahan baru yang dapat menyalurkan aspirasi mereka (Fase Negara
Demokrasi).

2. Pendekatan Teoritis
Pendekatan teoritis adalah pendekatan berdasarkan pendapat para ahli yang masuk akal.
Menurut pendekatan teoritis, negara terbentuk berdasarkan teori :
a. Teori Ketuhanan
Menurut teori ini negara ada karena kehendak Tuhan.
b. Teori Perjanjian Masyarakat
Masing-masing individu mengadakan perjanjian untuk membentuk suatu negara.
c. Teori Kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan. Kekuasaan adalah ciptaan mereka yang paling kuat
dan berkuasa.
d. Teori Kedaulatan
Kedaulatan Negara : Kekuasaan tertinggi berada pada suatu negara. bukan pada sekelompok
orang yang menguasai negara.
Kedaulatan Hukum : Hukum lebih tinggi daripada negara berdaulat.
e. Teori Hukum Alam
Hukum alam bukan merupakan buatan negara tapi merupakan kekuasaan alam yang berlaku
di setiap tempat dan waktu.

3. Pendekatan Faktual
Adalah pendekatan yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang benar-benar terjadi
yang diungkapkan dalam sejarah.

Unsur-unsur Terbentuknya Negara

Unsur terbentuknya Negara dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu unsur konstitutif dan
unsur deklaratif.
1. Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara tersebut didirikan seperti
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.
2. Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri tetapi boleh
dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri, misalnya pengakuan dari Negara lain.

UNSUR KONSTITUTIF

1. Unsur Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada dalam wilayah suatu Negara
yang tunduk dan patuh terhadap peraturan Negara tersebut.
Rakyat dibedakan menjadi dua macam yaitu penduduk dan bukan penduduk.
a. Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu Negara
dalam jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari WNI dan WNA (pekerja asing
yang tinggal menetap di Indonesia). Penduduk juga dibedakan menjadi warga Negara
dan bukan warga Negara. Warga Negara adalah orang yang secara syah menurut hukum
menjadi warga Negara, yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing. Bukan warga
Negara adalah orang yang menurut hukum tidak menjadi warga suatu Negara atau
WNA.
b. Bukan penduduk adalah mereka yang berada di wilayah suatu Negara tidak secara
menetap atau tionggal untuk sementara waktu. Contoh: turis asing yang sedang berlibur.

2. Unsur Wilayah
Wilayah adalah unsur mutlak suatu Negara yang terdiri dari daratan, lautan, dan udara
dan terkadang suatu Negara hanya memiliki daratan dan udara saja karena Negara tersebtu
terletak di tengah benua jadi tidak memiliki lautan atau pantai. Indonesia memiliki ketiga
wilayah tersebut.

Wilayah Daratan
Batas wilayah daratan suatu Negara dengan Negara lain dapat berupa:

- Batas alamiah (gunung, sungai, hutan)


- Batas buatan (pagar tembok, kawat berduri, patok, pos penjagaan.
- Batas secara geografis yaitu batas berdasarkan garis lontang dan garis bujur. Misalnya
Indonesia terletak antara 6o LU – 11o LS, 95o BT– 141o BT.

Ada dua konsep dasar mengenai batas wilayah lautan, yaitu :

- Res nullius, yaitu laut dapat diambil dan dimiliki oleh setiap Negara.
- Res communis adalah laut adalah milik masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil
atau dimilliki oleh suatu Negara.

Pada tanggal 10 Desember 1982, PBB menyeenggarakan konferensi Hukum Laut


Internasional III di Montigo Bay (Jamaika) yang bernama UNCLOS (United Nations
Conference on The Law of The Sea) ditandatangani 119 negara peserta, menetapkan tentang
batas lautan suatu Negara, yang terdiri dari :

- Laut teritorial, adalah lebarnya 12 mil yang diukur dari pulau terluar suatu Negara disaat
air laut surut.
- Zona bersebelahan, adalah wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial suatu
Negara berarti lebarnya 24 mil laut dari pantai.
- Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200
mil ke laut bebas, di zona ini negar tersebut berhak mengelola, dan menggali segala
kekayaan alam untuk kegiatan ekonomi Negara tersebut. Di wilayah ini Negara tersebut
berhak menangkap nelayan asing yang menangkap ikan.
- Landas kontinen, adalah daratan di bawah permukaan laut di luar laut teritorial dengan
kedalaman 200 m atau lebih.
- Landas benua, adalah wilayah laut suatu Negara yang lebarnya lebih 200 mil. Di zona
ini Negara boleh mengelola kekayaan dengan syarat membagi keuntungan dengan
masyarakat internasional

Wilayah Udara
Menurut UU No. 20 tahun 1982, dinyatakan bahwa batas wilayah kedaulatan
dirgantara suatu Negara yang termasuk orbit geostasioner adalah 35.761 km. Menurut
konvensi paris tahun 1919 Negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi di
wilayah udaranya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.

Ada dua teori tentang konsep wilayah udara :

- Teori udara bebas ada dua yaitu aliran kebebasan ruang udara tanpa batas dan aliran
kebebasan udara terbatas.
- Teori Negara berdaulat di udara, yaitu teori keamanan untuk menjaga keamanan suatu
Negara.

Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah
Negara itu atau wilayah Negara tersebut berada di wilayah Negara lain, seperti daerah
perwakilan diplomatik di suatu Negara dan kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan
berbendera suatu Negara.

3. Pemerintahan yang berdaulat


Menurut Jean Bodin sifat kedaulatan ada empat :

a. Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
b. Permanen artinya kekuasaan itu tetap ada selama Negara tetap berdiri.
c. Tunggal atau bulat artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi
dalam Negara yang tidak dibagi-bagi kelembaga Negara lainnya.
d. Tidak terbatas artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. Bila ada yang
membatasi maka kekuasaan itu akan lenyap.

Pemerintah suatu Negara berdaulat keluar dan kedalam :

a. Berdaulat keluar artinya memiliki kedudukan sederajat dengan Negara-negara lain,


sehingga bebas dari campur tangan Negara-lain.

b. Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang menentukan dan menegakkan


hokum atas warga dan wilayah negaranya.

UNSUR DEKLARATIF

Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain ada dua jenis yaitu secara de facto dan de jure.

De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu Negara telah terbentuk berdasarkan
adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

- Contoh pertama Belanda tidak mengakui Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, seharusnya
Indonesia diserahkan kepada Belanda karena kemerdekaan Indonesia bertentangan dengan
hokum Internasional menurut Belanda, namun dalam usaha ini Belanda mengadakan
perundingan dengan pihak Indonesia, itu artinya Belanda telah mengakui keberadaan Negara
Indonesia secara de facto.
- Contoh kedua disaat Inggris mau melucuti sisa tentara Jepang yang ada di Indonesia pada
akhir perang Dunia ke II pemerintah Inggris mengadakan perundingan dan kerjasama dengan
Republik Indonesia.

Pengakuan de facto ada dua macam :

1. De facto bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara yang hanya
menimbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.

2. De facto bersifat sementara adalah pengakuan dari Negara lain tanpa melihat perkembangan
Negara tersebut. Bila Negara tersebut bubar maka Negara lain akan menarik pengakuannya.

De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional,


sehingga suatu Negara mendapatkan hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga nagsa-
bangsa di dunia.

Contoh Belanda mengakui Republik Indonesia secara de jure pada tanggal 27 Desember
1947, Mesir mengakui Indonesia secara de jure tanggal 10 Juni 1947.
Pengakuan de jure ada dua macam :

1. De jure bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain yang berlaku selamanya karena
kenyataan menunjukkan pemerintahan yang stabil.

2. De jure bersifat penuh adalah taerjadinya hubungan antar Negara yang mengakui dan diakui
dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak membuka
konsulat, kedutaan di Negara yang diakui.

Fungsi dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat
kebangsaan (nasionlisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan
seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

2. Fungsi Negara

Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan
beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

- Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban.
Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
- Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
- Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan
mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup
bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
- Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.

3. Teori-teori fungsi negara


- Individualisme/ Liberalisme : menjaga keamanan dan ketertiban agar hak dan kebebasan
individu terjamin.
- Negara hukum murni : menjaga dan menciptakan keamanan dan ketertiban.
- Welfare state : tidak hanya menciptakan ketertiban saja tetapi secara aktif mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya.
- Komunisme : mebagai alat penindas/pemaksa dari kelas ekonomi yang kuat terhadap kelas
lainnya yang lebih lemah.
- Anarkhisme : mewujudkan masyarakat yang bebas tanpa organisasi paksaan. Kaum anarkhis
tidak memerlukan negara dan pemerintah, sehingga fungsi negara dan pemerintah
dilaksanakan oleh kelompok yang dibentuk secara sukarela tanpa alat paksaan, polisi, hukum
serta pengadilan.

Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan negara :

- Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia.


- Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat berkembang serta
mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
- John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu secara alamiah atau
menjamin hak–hak dasar setiap individu.
- Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat dapat memenuhi
keinginannya secara maximal.
- Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga dapat tercipta
kehidupan yang aman, tentram dan bahagia.
- Aristoteles : tujuan negara adalah menjamin kebaikan hidup warga negaranya.

2.3 IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,
golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu kepada
pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih
besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian
disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan
kelompok (collective action) yang diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan
konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian.

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka
setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-
ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya
nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu
dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas
kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki
identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai
system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian
sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara,
dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah,
yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan
agama, sertakepercayaan.

Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia
dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara
Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.

Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Contoh dari Implementasi Identitas nasional yaitu

- Kewajiban diadakanya upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah maupun
non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti
pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional
lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa
(agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan
Tinggi yang melaksanakan Upacara Bendera.

- Merealisasikan dasar negara indonesia yaitu pancasila, atau menjadikan pancasila sebagai
pandangan hidup.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan manifestasi nilai budaya bangsa
dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia juga merupakan manifestasi nilai budaya berbagai
suku dalam ‘kesatuan Indonesia´ menjadi ciri khas yang tercermin dalam pandangan hidup bangsa,
Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas nasional bersifat terbuka, sesuai dengan budaya yang
menjadi ‘akar’yang selalu terbuka, untuk diberi tafsir baru. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

SARAN
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat tentang pentingnya
identitas nasional bagi bangsa dan negara Indonesia dan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Firdhauz, Alief. “Makalah Hakekat Bangsa dan Negara”. 23 Maret 2017.


http://shuthajhi.blogspot.co.id/2015/02/makalah-hakekat-bangsa-dan-negara.html
Almirah. “Bab 1 Hakikat Bangsa dan Negara Pkn Kelas X”. 23 Maret 2017.
https://strawberryhyukfloat.wordpress.com/2012/12/17/bab-1-hakikat-bangsa-dan-negara-pkn-kelas-x/

Barabai, A. “Makalah Hakikat Bangsa dan Negara”. 23 Maret 2017


http://www.academia.edu/16585553/makalah_Hakikat_Bangsa_dan_Negara
Ghozali, Achmad. “Identitas Nasional”. 23 Maret 2017
http://achmadghozaliash.blogspot.co.id/2013/04/identitas-nasional.html
Ulfayati, Yenti. “Makalah Identitas Nasional”. 23 Maret 2017
http://yentiulfaa12.blogspot.co.id/2015/06/makalah-identitas-nasional.html

Anda mungkin juga menyukai