Bab Iv Analisis
Bab Iv Analisis
BAB IV
POTENSI PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK
DI KOTA BANDUNG
Tabel IV.1
Analisis Kualitas Ruang Terbuka Hijau
Kota Bandung Tahun 2013
Kelas Klasifikasi Wilayah
Jenis RTH di Kota Bandung
RTH RTH Pengembangan
Proporsi hijau besar, Wilayah Bojonegara
Taman hutan raya, taman kota,
1 keragaman tanaman dan Wilayah
kebun binatang, lapangan udara,
tinggi Cibeunying
Proporsi hijau besar,
Taman lingkungan, taman
2 keragaman tanaman Wilayah Karees
pemakaman, sarana olahraga
rendah
Proporsi hijau kecil,
3 keragaman tanaman Wilayah Tegallega Stasiun, dan RTH sempadan
tinggi
Proporsi hijau besar, Wilayah Ujung
4 keragaman tanaman Berung dan Wilayah Sawah, ladang, dan kebun
rendah Gedebage
Sumber : Analisis, 2013
Dari tabel diatas hasil identifikasi kulitas RTH Kota Bandung mempunyai
proporsi hijau dan keragaman tanaman yang berbeda-beda berdasarkan wilayah
pengembangannya sendiri.
Untuk wilayah Bojonagara dengan klasifikasi RTH 1 dimana proporsi
hijau besar dengan tingkat keragaman tinggi. Wilayah Cibeunying dengan
klasifikasi RTH 1 dimana proporsi hijau besar dengan tingkat keragaman tinggi.
Wilayah Karees dengan klasifikasi RTH 2 dimana proporsi hijau besar dengan
tingkat keragaman rendah. Wilayah Tegallega dengan klasifikasi RTH 3 dimana
proporsi hijau kecil dengan tingkat keragaman tinggi. Wilayah Ujung Berung
dengan klasifikasi RTH 4 dimana proporsi hijau besar dengan tingkat keragaman
rendah. Dan yang terakhir Wilayah Gede Bage dengan klasifikasi RTH 4 dimana
proporsi hijau besar dengan tingkat keragaman rendah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam gambar 4.1 peta kualitas RTH di Kota Bandung
88
Gambar 4.1
Peta Kualitas Ruang Terbuka Hijau Eksiting Kota
Bandung 2013
89
Tabel IV.4
Kriteria Potensi RTH Publik Jalur Hijau Jalan
Di Kota Bandung Tahun 2013
No Kriteri potensi
1. Perda Kota Bandung no 07 tahun 2011
2. Permen PU No.5 Tahun 2008
Pengembalian fungsi RTH Publik jalur hijau jalan dibeberapa titik di Kota Bandung
3.
yang dijadikan sarana berjualan oleh PKL,
Sumber : Analisis 2013
Tabel IV.7
Arahan dan Potensi RTH Pada Pemakaman di Kota Bandung 2013
Pontensi
Nama Luas Area
No Lokasi Kecamatan Wilayah RTH
TPU (Ha) Hijau
(Ha)
Cibeunying
1. Cikutra Jl. Cikutra Cibeunying 8,4 5,04
Kaler
Jl. Gatot
2. Maleer Batununggal 5 3
Subroto Karees
3. Gumuruh Jl. Gumuruh Batununggal 2 1,2
Babakan Jl. Makam Babakan
4. 14 8,4
Ciparay Caringin Ciparay
Tegallega
Astana Jl. 60%
5. Bojongloa 9 5,4
Anyar Bojongloa
6. Pandu Jl. Pandu Cicendo 13 7,8
Bojonagara
7. Sirnaraga Jl. Pajajaran Cicendo 20 12
8. Cikadut Jl. A. Yani Cicadas 50 30
Ujung
Ujung
9. Nagrog Jl. Pasir Jati Berung 5,3 3,18
Berung
Jumlah 126,7 76,02
Sumber : Analisis, 2013
Dari data potensi RTH Publik pada lahan pemakaman yarg ada di Kota
Bandung lahan pemakaman tersebut tersebar di lima wilayah yaitu : Wilayah
Cibunying, Karees, Tegallega, Bojonagara dan Ujung Berung dengan luas 76,02
Ha. Potensi lahan RTH Perkotaan berupa pemakaman yang terluas terdapat di
wilayah Ujung Berung (33,18 Ha). Sedangkan wilayah Karees mempunyai
potensi RTH pemakaman dengan luas terkecil (1,2 Ha).
97
Kota Bandung
mempunyai 40 sungai dan
anak sungai yang mengalir
dari bagian utara hingga ke
bagian selatan. Sungai
Cikapuudung adalah sungai
yang terbesar dengan lebar
rata-rata 22-26 meter dan
panjang sekitar 28 km, disusul
Gambar 4.7
Sungai Cipamakoloan dengan Kondisi sempadan sungai Cikapundung yang banyak
terdapat bangunan permukiman warga
lebar rata-rata 5-15 meter dan
panjang sekitar 18 km. Umumnya sungai-sungai ini mempuayai perbedaan debit
air maksimum dan minimum yang mencolok, menunjukkan adanya kerusakan
pada daerah resapan airnya. Sepanjang jalur sungai merupakan lahan yang
berpotensi untuk dijadikan RTH Perkotaan di Kota Bandung. Kondisi di lapangan
menunjukan bahwa sebagian besar lahan sempadan sungai tersebut telah beralih
fungsi menjadi pemukiman ilegal.
Berdasarkan arahan lebar sempadan sungai yang terdapat pada Permen PU
No. 05 Tahun 2008, bahwa sempadan sungai berkisar antara 6-20 meter. Potensi
RTH perkotaan berupa sempadan sungai dihitung berdasarkan panjang sungai
dikali lebar sempadan. Hasil perhitungan menunjukan bahwa potensi lahan RTH
103
Perkotaan berupa sempadan sungai di Kota Bandung seluas 591,56 Ha. Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel IV.11
Arahan dan Potensi RTH pada Jalur Hijau Sungai
di Kota Bandung 2013
Sempadan Luas RTH
Wilayah/Sungai Panjang (m) Luas (Ha)
(satu sisi) (M2)
1 2 3 4 5
Bojonagara
Cikakak 7.040,00 6 84.480 8,45
Cikalintu 6.000,00 6 72.000 7,20
Citepus 7.595,00 20 303.800 30,38
Cibeureum 11.992,00 10 239.840 23,98
Cigondewa 1.785,00 20 71.428 7,14
Jumlah 34.412,70 771.548 77,15
Cibeunying
Cibeunying 2.750,00 10 55.000 5,50
Cikapundung 11.697,60 20 467.904 46,79
Cicadas 7.065,00 20 282.600 28,26
Jumlah 21.512,60 805.504 80,55
Tegallega
Curug Dog-dog 2.500,00 20 100.000 10,00
Citepus 6.904,70 20 276.188 27,62
Cikakak 3.960,00 6 47.520 4,75
Cigondewa 3.214,00 20 128.560 12,86
Cibeureum 5.007,70 10 100.154 10,02
Jumlah 21.586,60 652.422 65,24
Gede Bage
Cijalupang 3.636,40 20 145.456 14,55
Cipamolokan 7.666,60 20 306.664 30,67
Cidurian 10.487,00 20 419.480 41,95
Cicadas 4.373,80 20 174.952 17,50
Cikapundung Kolot 3.235,30 20 129.412 12,94
Cikapundung 5.570,30 20 222.812 22,28
Jumlah 34.969,40 1.398.776 139,88
Ujung Berung
Cijalupang 6.363,60 20 254.544 25,45
Cipanjalu 3.200,00 6 38.400 3,84
Cipamolokan 10.333,00 20 413.320 41,33
Cinambo 7.300,00 12 175.200 17,52
Jumlah 27.196,60 881.464 88,15
Karees
Cidurian 9.613,00 20 384.520 38,45
Cibeunying 750 10 15.000 1,50
Cikapundung Kolot 6.764,70 20 270.588 27,06
Cikapundung 10.723,00 20 428.920 42,89
Cicadas 6.560,70 20 262.428 26,24
Ciateul 3.700,00 6 44.400 4,44
Jumlah 38.120,40 1.405.856 140,59
TOTAL JUMLAH 177.798,30 5.915.570 591,56
Sumber : Analisis, 2013
104
4.2.5 Analisis Potensi Jalur Hijau Rel Kereta Api Kota Bandung
Jalur rel kereta api
terbentang dari bagian barat
hingga bagian timur Kota
Bandung dengan panjang
25.786,26 m. Sepanjang jalur
rel kereta api harus
mempunyai sempadan untuk
memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi penduduk
Gambar 4.9
sekitarnya. Menurut ketentuan Kondisi sempadan Rel Kereta Api di perlintasan jalan
Kota Bandung
yang berlaku, sempadan rel
kereta api berkisar antara 16-20 meter.
Tabel IV.12
Kriteria Potensi RTH Publik Jalur Hijau Rel Kereta Api
Di Kota Bandung Tahun 2013
No Kriteri potensi
1. Perda Kota Bandung no 07 tahun 2011
2. Peraturan PU No.5 Tahun 2008
Adanya Rel Kereta Api yang terbentang dari ujung timur sampai ujung barat Kota
3.
Bandung sepanjang 25km.
Pengembalian fungsi RTH Publik Sempadan Rel Kereta Api dibeberapa titik di Kota
4.
Bandung yang dijadikan tempat tinggal gelandangan dan pengemis.
Sumber : Analisis 2013
Sempadan rel kereta api ini dapat dikembangkan menjadi RTH Perkotaan,
sehingga RTH sepanjang jalur rel kereta api ini selain mempunyai fungsi utama
sebagai pegendali iklim mikro, dapat juga menjadi pembatas antara aktivitas
penduduk dengan jalur rel kereta api. Potensi lahan RTH jalur rel kereta api
dihitung berdasarkan panjang jalur rel kereta dikali lebar sempadan rel kereta api.
Hasil perhitungannya tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, akan di dapat
potensi lahan RTH Perkotaan berupa rel kereta api sebesar 92,28 Ha. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13
107
Tabel IV.13
Arahan dan Potensi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
Pada Jalur Rel Kereta Api di Kota Bandung Tahun 2013
Panjang Sempadan RTH Rel KA Luas
Wilayah Kecamatan
(m) (m) (m2) (Ha)
Bojonagara Andir 9.814,84 20 392.593,72 39,26
Batununggal 2.325,49 74.415,64 7,44
Karees 16
Kiaracondong 1.831,48 58607,21 5,86
Cibeunying Sumur Bandung 2.394,91 20 95.796,26 9,58
Gedebage Rancasari 9.419,54 16 301.425,38 30,14
JUMLAH 25.786,26 922.838,21 92,28
Sumber : Analisis, 2013
108
4.2.6 Analisis Potensi Jalur Hijau Listrik Tegangan Tinggi Kota Bandung
Jalur listrik tegangan tinggi sangat berbahaya bagi kehidupan penduduk di
sekitarnya. Untuk itulah, sepanjang kiri kanan jalur tersebut harus dibiarkan
kosong tanpa kegiatan. Akan tetapi area yang kosong ini dapat dihijaukan dengan
pohon yang rindang untuk memberikan keamanan pada penduduk sekitarnya, dan
juga untuk mempermudah perawatan dan perbaikan instalasi listrik tersebut.
Tabel IV.14
Kriteria Potensi RTH Publik Jalur Hijau SUTET
Di Kota Bandung Tahun 2013
No Kriteri potensi
1. Perda Kota Bandung no 07 tahun 2011
2. Peraturan PU No.5 Tahun 2008
Adanya jalur SUTET di Kota Bandung baik di kawasan Bandung bagian utara,
3.
maupun kawasan Bandung bagian selatan.
Pengembalian fungsi RTH Publik Jalur Hijau SUTET dibeberapa titik di Kota
4.
Bandung yang dijadikan perumahan warga.
Sumber : Analisis 2013
Luas
Panjang Jalur Hijau Luas Jalur Jalur
Wilayah Kecamatan
(M) (M) Hijau (M2) Hijau
(Ha)
Cibeunying Kidul 1.496,57 59.862,73 5,99
Jumlah 6.667,13 266.685,38 26,67
Tegallega Astana Anyar 1.153,98 34.619,54 3,46
Babakan Ciparay 6.237,07 15 187.111,97 18,71
Bojongloa Kidul 6.108,50 183.254,87 18,33
Jumlah 13.499,55 404.986,37 40,50
Karees Kiaracondong 1.926,29 38.525,88 3,85
10
Regol 3.543,08 70.861,58 7,09
Jumlah 5.469,37 109.387,46 10,94
Ujung Cibiru
1.576,67 72.526,82 7,25
Berung
Cicadas 2.288,07 23 105.251,40 10,53
Ujung Berung 2.276,41 104.714,92 10,47
Arcamanik 2.307,76 106.157,10 10,62
Jumlah 8.448,92 388.650,25 38,87
Gede Bage Bandung Kidul 8.738,74 401.982,18 40,20
Margacinta 11.596,08 23 533.419,61 53,34
Rancasari 9.306,73 428.109,63 42,81
Jumlah 29.641,55 1363.511,42 136,35
JUMLAH TOTAL 68.628,59 2680.282,85 268,03
Sumber : Analisis, 2013
Tabel IV.16
Potensi Lahan Ruang Terbuka Hijau Publik Perkotaan
Beradasarkan SWK di Kota Bandung Tahun 2013
Ketersediaan
Lokasi Luas
No Potensi RTH Lokasi
Tidak (Ha)
Ada
Ada
1 2 3 4 5 6
Bojonagara
A Ruang Terbuka Hijau
1 Taman √ Cicendo 4,07
2 Pemakaman √ Cicendo 19,8
3 Jalur Hijau Jalan √ Seluruh Kecamatan 22,19
4 Jalur Hijau Sungai √ Seluruh Kecamatan 77,15
Jalur Hijau Rel Kereta Andir dan Cicendo
5 √ 39,26
Api
Jalur Hijau Listrik Teg. Sukajadi dan Sukasari
6 √ 14,71
Tinggi
7 Kawasan Konservasi -
Jumlah 177,18
Cibeunying
A Ruang Terbuka Hijau
Taman Cidadap, Coblong,
Sumur Bandug,
1 √ 28,57
Bandung Wetan dan
Cibeunying Kidul
2 Pemakaman √ Cibeunying Kaler 8,4
3 Jalur Hijau Jalan √ Seluruh Kecamatan 26,86
4 Jalur Hijau Sungai √ Seluruh Kecamatan 80,55
Jalur Hijau Rel Kereta Sumur Bandung
5 √ 9,58
Api
Jalur Hijau Listrik Teg. Cidadap, Coblong,
6 √ 26,67
Tinggi Cibeunying Kidul
7 Kawasan Konservasi √ Coblong dan Cidadap 523,89
Jumlah 704,52
Tegallega
A Ruang Terbuka Hijau
1 Taman √ Astana Anyar 1,2
Pemakaman Babakan Ciparay dan
2 √ 1,38
Bojong Loa
3 Jalur Hijau Jalan √ Seluruh Kecamatan 17,92
4 Jalur Hijau Sungai √ Seluruh Kecamatan 65,24
Jalur Hijau Rel Kereta
5 -
Api
Jalur Hijau Listrik Teg. Astana Anyar, Babakan
6 Tinggi √ Ciparay, Bojongloa 40,05
Kidul
7 Kawasan Konservasi -
Jumlah 125,79
Karees
A Ruang Terbuka Hijau
1 Taman √ Regol dan Lengkong 24,13
2 Pemakaman √ Batununggal 4,2
3 Jalur Hijau Jalan √ Seluruh Kecamatan 22,03
4 Jalur Hijau Sungai √ Seluruh Kecamatan 140,59
114
Ketersediaan
Lokasi Luas
No Potensi RTH Lokasi
Tidak (Ha)
Ada
Ada
1 2 3 4 5 6
Jalur Hijau Rel Kereta Batununggal dan
5 √ 13,3
Api Kiaracondong
Jalur Hijau Listrik Teg. Regol dan
6 √ 14,94
Tinggi Kiaracondong
7 Kawasan Konservasi -
Jumlah 219,19
Gede Bage
A Ruang Terbuka Hijau
1 Taman √ Margacinta 4,11
2 Pemakaman -
3 Jalur Hijau Jalan √ 7,74
4 Jalur Hijau Sungai √ 139,88
Jalur Hijau Rel Kereta Rancasari
5 √ 30,14
Api
Jalur Hijau Listrik Teg. Bandung Kidul,
6 √ 136,35
Tinggi Margacinta, Rancasari
7 Kawasan Konservasi -
Jumlah 318,22
Ujung Berung
A Ruang Terbuka Hijau
Taman Cicadas, Arcamanik,
1 √ 1,34
Ujungberung.
Pemakaman Cicadas dan Ujung
2 √ 33,18
Berung
3 Jalur Hijau Jalan √ 8,50
4 Jalur Hijau Sungai √ 88,15
Jalur Hijau Rel Kereta
5 -
Api
Jalur Hijau Listrik Teg. Seluruh Kecamatan
6 √ 38,89
Tinggi
7 Kawasan Konservasi √ Ujung Berung 414,11
JUMLAH 584,17
JUMLAH TOTAL POTENSI RTH PUBLIK YANG BISA
3268,78
DIOPTIMALKAN MAUPUN DIKEMBANGKAN
RTH PUBLIK EKSISTING KOTA BANDUNG 1018,54
TOTAL RTH PUBLIK IDEAL 20% YANG HARUS DIMILIKI KOTA
3.665
BANDUNG
Sumber : Analisis, 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa RTH Publik yang bisa di
optimalkan di Kota Bandung adalah 3268,78 Ha dengan luas tertinggi terdapat di
wilayah Ujung Berung sebesar 584,17 Ha dan terkecil pada Wilayah Tegallega
seluas 125,79 Ha.
Bila dibandingkan dengan kebutuhan luasan RTH berdasarkan luas
wilayah. Kota Bandung membutuhkan lahan RTH Publik seluas 3.665 Hektar,
apabila potensi RTH publik diatas diimplementasikan maka penyediaan lahan
115
B. Kelemahan
Lahan-lahan yang seharusnya menjadi RTH disalahgunakan atau
dipergunakan dengan tidak semestinya oleh yang tidak berhak, misalnya
sempadan sungai, sempadan rel kereta api, sempadan SUTET, dan
beberapa area taman di Kota Bandung.
Taman-taman dan pohon-pohon di Kota Bandung sudah mulai berumur
tua, sedangkan proses regenerasi pohon cenderung terlambat.
Pohon-pohon tua kurang terawat sehingga pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnya terancam.
Belum terdatanya pohon-pohon yang ada di Kota Bandung sehingga
keberadaan dan kondisinya tidak dapat dipantau dengan baik.
Beberapa jenis pohon dinilai tidak lagi cocok untuk konteks penghijauan,
misalnya angsana (Pterocarpus indicus) yang mudah patah, terutama
karena bibit yang dihasilkan secara vegetatif dan bukan generatif.
C. Peluang
Perlindungan Kawasan Bandung Utara (KBU) sebagai penyangga kota
telah masuk di RTRW Kota Bandung, sehingga memiliki kekuatan hukum
yang kuat. Untuk penerapan di lapangan perlu didukung dengan petunjuk
teknis yang jelas.
Rencana pembangunan permukiman vertikal apabila dilakukan secara
benar akan membuka kesempatan bertambahnya RTH baru.
Perkembangan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang cukup
dikenal memberikan kesempatan kerjasama antara sektor publik dan sektor
swasta untuk membentuk ruang kota yang baik dan layak jual.
D. Ancaman
Pembangunan pesat Kota Bandung sebagai kota wisata dan kota
pendidikan, ditambah dengan lambatnya pembangunan daerah lain di
sekitar wilayah Kota Bandung, menyebabkan tingginya tingkat migrasi
masuk ke dalam kota. Hal ini berakibat pada peningkatan kepemilikan dan
harga lahan serta peningkatan populasi Kota Bandung.
117
Perubahan guna lahan yang tidak sesuai dengan arahan pola pemanfatan
lahan dalam RTRW Kota Bandung yang mengakibatkan semakin
banyaknya RTH yang beralih fungsi menjadi fungsi komersial.
Tegalega.
Pemanfaatan taman kota
yang belum optimal.
Manajerial Pengembangan kualitas Belum adanya peraturan
dan kuantitas SDM daerah yang melindungi
bidang pertamanan keberadaan taman kota.
Peningkatan peran serta Belum adanya acuan
masyarakat dalam yang digunakan dalam
pembangunan taman kota perencanaan dan desain
Penambahan dana melalui taman kota.
kerjasama dengan pihak Kemampuan pemerintah
lain (kualitas dan kuantitas
SDM) dalam
pemeliharaan dan
pengawasan yang
terbatas.
Kemampuan finansial
pemerintah yang
terbatas.
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Kemampuan pemerintah
(kualitas dan kuantitas
SDM) dalam
pemeliharaan dan
pengawasan yang
terbatas.
Kemampuan finansial
Eksternal pemerintah yang terbatas.
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Pengembangan a. Mempertahankan keberadaan a. Meningkatkan penataan
kualitas dan taman yang telah ada seperti dan penanganan masalah
kuantitas SDM taman kota di Kecamatan taman-taman kota
bidang Tegalega, Taman Maluku, dll. Bandung
pertamanan b. Dengan menambah kuantitas b. Menyusun peraturan
Peningkatan peran taman, ini bisa diterapkan pada daerah dan program-
serta masyarakat tiap-tiap kecamatan di Kota program pengelolaan
dan swasta Bandung, atau memanfaatkan taman kota
Penambahan dana lahan kosong di Kecamatan c. Peningkatan kerjasama
melalui kerjasama Gedebage. pembangunan dan
dengan pihak lain c. Penertiban PKL yang berjualan pengembangan taman
di sekitar taman-taman kota, kota antar instansi terkait
contohnya di Taman Tegallega,
taman lansia di dekat Gd. Sate,
d. Pembangunan dan
pengembangan taman dilahan
yang masih kosong contohnya di
Kecamatan Gedebage dan Cibiru
dimana RTH Publik disana
belum mempunyai keragaman
dari jenisnya.
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Perusakan a. Menyusun peraturan daerah yang a. Pembuatan pedoman
komponen- melindungi akan keberadaan sebagai acuan dalam
komponen taman taman di Kota Bandung agar perencanaan
oleh para tidak dialihfungsikan. pembangunan dan
pengguna taman. b. Penegakan hukum yang tegas pengembangan taman
Perubahan fungsi agar tidak terjadi pengalihan kota
taman menjadi fungsi lahan dan tindakan b. Peningkatan kinerja
penggunaan lain. perusakan komponenkomponen pemerintah dalam
taman pemeliharaan dan
pengawasan taman kota
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Tabel IV.19 Potensi dan Permasalahan RTH Pemakaman Umum Kota Bandung
Aspek Potensi Permasalahan
Lahan yang berpotensi sebagai lahan Variasi kualitas dan fasilitas
pemakaman masih cukup luas pendukung yang tersedia.
Fisik
Kondisi pemakaman khusus yang lebih Penataan dan perawatan yang
baik dari pemakaman umum masih kurang baik.
Fungsi dari RTH pemakaman sudah Pengalihfungsian lahan
sesuai dengan rencana menjadi lahan terbangun
Fungsional
Keberadaan PKL yang tidak
tertata dengan baik
Peran serta masyarakat dalam penyediaan Belum adanya standar penataan
dan pengelolaan lahan pemakaman yang menjadi acuan dalam
Kewajiban pengembang dalam memfungsikan lahan
Manajerial penyediaan lahan pemakaman pemakaman sebagai RTH
Kurangnya kemampuan
pemerintah (SDM dan dana)
dalam pengelolaan pemakaman
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Tabel IV.20 Matriks Strategi Penyediaan RTH Pemakaman Umum Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Lahan yang berpotensi sebagai Variasi kualitas dan fasilitas
lahan pemakaman masih cukup pendukung yang tersedia.
luas Penataan dan perawatan yang
Kondisi pemakaman khusus masih kurang baik.
yang lebih baik dari Pengalihfungsian lahan menjadi
pemakaman umum lahan terbangun.
Fungsi dari RTH pemakaman Keberadaan PKL yang tidak
sudah sesuai dengan rencana tertata dengan baik.
Belum adanya standar penataan
yang menjadi acuan dalam
memfungsikan lahan
pemakaman sebagai RTH.
Kurangnya kemampuan
pemerintah (SDM dan dana)
Eksternal dalam pengelolaan pemakaman.
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Peran serta a. Menambah kuantitas RTH a. Peningkatan kualitas dan
masyarakat dalam Pemakaman di lahan yang kuantitas lahan pemakaman
penyediaan dan masih kosong, contohnya di b. Pembuatan peraturan daerah
pengelolaan lahan Kecamatan Gedebage, yang menetapkan standar
pemakaman Kecamatan Cibiru. pemakaman yang berfungsi
Kewajiban b. Revitalisasi pemakaman dan sebagai RTH
pengembang perluasan tempat c. Peningkatan kinerja instansi
dalam penyediaan pemakaman umum di yang berwenang
lahan pemakaman Nagrog, Ujung Berung dan
di Rancacili, Rancasari serta
kawasan pemakaman
eksisting.
c. Peningkatan peran serta dan
kerjasama pemerintah dan
masyarakat dalam
penyediaan dan pengelolaan
lahan pemakaman
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Pengalihfungsian a. Mempertahankan lahan a. Penetapan standar sebagai
lahan pemakaman pemakaman yang ada acuan pemanfaatan lahan
122
Tabel IV.22 Matriks Strategi Penyediaan RTH Jalur Hijau Jalan Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Sebaran yang merata Adanya variasi kualitas
mengikuti pola jaringan jalan dan fasilitas pendukung
yang ada. jalur hijau jalan.
Fungsinya telah sesuai dengan Kurangnya penataan dan
rencana. perawatan jalur hijau jalan.
Pembangunan jalan yang
tidak diikuti dengan
penghijauan di wilayah
sekitarnya.
Penebangan pohon tua
dan keropos tanpa diikuti
penanaman kembali.
Penataan media sponsor
yang kurang seimbang
dengan luasan jalur hijau
jalan.
Pemanfaatan yang belum
optimal.
Pengalihfungsian lahan.
Terbatasnya kemampuan
pemerintah (SDM dan
dana) dalam peningkatan
kualitas dan kuantitas jalur
hijau jalan.
Kerjasama dan koordinasi
yang belum berjalan
Eksternal dengan baik antar instansi.
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Pengembangan a. Mengembalikan fungsi a. Peningkatan kualitas dan
kerjasama dengan sempadan jalan sesuai penataan jalur hijau jalan
pihak swasta fungsinya dan tidak di seluruh jalur hijau
difungsikan selain untuk jalan yang ada
RTH Publik. b. Peningkatan koordinasi
b. Menertibkan PKL yang antar instansi
berjualan di sepanjang
sempadan jalan, contohnya
di Jalan sepanjang pertokoan
Cicadas, tegallega, astana
anyar, dsb.
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Perhatian a. Peningkatan keterlibatan dan a. Peningkatan kinerja dan
masyarakat yang kesadaran masyarakat dalam koordinasi yang baik
kurang dalam pengelolaan jalur hijau jalan antar berbagai pihak
pemeliharaan jalur b. Menerapkan sistem green yang mengurusi
hijau jalan. corridor di sempadan jalan sempadan jalan di Kota
di Kota Bandung. Bandung
Sumber : Hasil Analisis, 2013
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman),
dan perumusan strategi penyediaan.
Tabel IV.23 Potensi dan Permasalahan RTH Jalur Hijau Sungai
Kota Bandung
Aspek Potensi Permasalahan
Potensi sempadan yang besar karena Kota Kepadatan bangunan yang
Bandung dialiri oleh 40 sungai dan anak tidak teratur
sungai. Luasan sempadan sungai yang
Penghijauan sempadan sungai yang semakin berkurang karena
dilakukan oleh berbagai pihak seperti pengalihfungsianya menjadi
Pemerintah Kota Bandung, institusi lahan permukiman
pendidikan, swasta, dan masyarakat Rentan terhadap bencana alam
Masyarakat yang membuang
Fisik sampah ke sungai makin
merperburuk kondisi
sempadan sungai
Sempadan Sungai
Cikapundung yang melewati
pusat perkotaan di Bandung
banyak di alihfungsikan
menjadi permukiman
penduduk
Fungsi yang sudah sesuai dengan rencana, Pengalihfungsian sempadan
akan tetapi pada kenyataanya masih menjadi lahan terbangun
Fungsional
terdapat ketidaksesuaian. Pemanfaatan yang merusak
sumberdaya alam yang ada
Peningkatan kerjasama antara pihak-pihak Keterbatasan pemerintah
terkait dalam pengelolaan RTH ini. dalam pengelolaan wilayah
Sosialisasi tentang dampak lingkungan ini.
Manajerial
kepada masyarakat untuk meningkatkan Kurangnya koordinasi antar
kesadaran menjaga lingkungan. instansi dan dana
pemeliharaan.
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Tabel IV.24 Matriks Strategi Penyediaan RTH Jalur Hijau Sungai Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Potensi sempadan yang besar Kepadatan bangunan
karena Kota Bandung dialiri oleh yang tidak teratur
40 sungai dan anak sungai. seperti di kelurahan
Penghijauan sempadan sungai yang Tamansari yang dilalui
dilakukan oleh berbagai pihak sungai cikapundung
seperti Pemerintah Kota Bandung, Luasan sempadan
institusi pendidikan, swasta, dan sungai yang semakin
masyarakat berkurang karena
Fungsi yang sudah sesuai dengan pengalihfungsianya
rencana menjadi lahan
permukiman
Sempadan Sungai
Cikapundung yang
melewati pusat
perkotaan di Bandung
banyak di
alihfungsikan menjadi
permukiman
penduduk.
125
Rentan terhadap
bencana alam
Pengalihfungsian
sempadan menjadi
lahan terbangun
Pemanfaatan yang
merusak sumberdaya
alam yang ada
Keterbatasan
pemerintah dalam
pengelolaan wilayah
ini.
Kurangnya koordinasi
antar instansi dan dana
pemeliharaan
Sebagian besar lahan
dikelola oleh
masyarakat yang masih
kurang menyadari
Eksternal bahaya lingkungan
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Peningkatan a. Mempertahankan lahan yang a. Peningkatan kualitas
kerjasama antara masih berfungsi dan kuantitas RTH
pihak-pihak terkait b. Membebaskan lahan yang sudah sempadan sungai
dalam pengelolaan dialihfungsikan menjadi RTH b. Pengembalian fungsi
RTH ini. Publik sempadan sungai, lahan
Sosialisasi tentang contohnya di sepanjang aliran c. Peningkatan
dampak lingkungan sungai Cikapundung yang komunikasi dan
kepada masyarakat melewati pusat Kota Bandung. informasi akan bahaya
untuk meningkatkan c. Peningkatan kerjasama dalam lingkungan kepada
kesadaran akan pengelolaan RTH sempadan masyarakat, sehingga
pentingnya menjaga sungai mau untuk direlokasi.
lingkungan.
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Pengalihfungsian a. Pengendalian terhadap a. Peningkatan kinerja
lahan dan perusakan sumberdaya yang ada untuk dan koordinasi yang
sumberdaya alam meningkatkan fungsi RTH dan baik antar berbagai
yang ada. mencegah bencana pihak
Kurangnya
kesadaran
masyarakat akan
bahaya lingkungan.
Sumber : Hasil Analisis, 2013
4.4.5 Strategi Penyediaan RTH Jalur Hijau Rel Kereta Api di Kota
Bandung
Analisis dilakukan melalui 2 tahapan yaitu mengidentifikasi potensi dan
permasalahan yang terdapat pada RTH Jalur Rel Kereta Api, penentuan faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman),
dan perumusan strategi penyediaan.
126
Tabel IV.25 Potensi dan Permasalahan RTH Jalur Rel Kereta Api Kota Bandung
Aspek Potensi Permasalahan
Potensi sempadan rel kereta api yang Kepadatan bangunan yang
besar karena Kota Bandung memiliki tidak teratur
sempadan rel kerata api membentang dari Luasan sempadan yang
timur hingga barat sepanjang 25 km semakin berkurang
Fisik
Penghijauan sempadan rel kereta api yang Masih terdapat pemukiman
dilakukan oleh berbagai pihak seperti yang jaraknya terlalu dekat
Pemerintah Kota Bandung, institusi dengan jalur rel kereta api.
pendidikan, swasta, dan masyarakat
Fungsi yang sudah sesuai dengan rencana Pengalihfungsian sempadan
menjadi lahan terbangun
Fungsional
Pemanfaatan yang merusak
sumberdaya alam yang ada
Peningkatan kerjasama antara pihak-pihak Keterbatasan pemerintah
terkait dalam pengelolaan RTH ini. dalam pengelolaan wilayah
Sosialisasi tentang dampak lingkungan ini.
Manajerial
kepada masyarakat untuk meningkatkan Kurangnya koordinasi antar
kesadaran menjaga lingkungan. instansi dan dana
pemeliharaan.
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Tabel IV.26 Matriks Strategi Penyediaan RTH Jalur Rel Kereta Api Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Potensi sempadan rel kereta api Kepadatan bangunan
yang besar karena Kota Bandung yang tidak teratur
memiliki sempadan rel kerata api Luasan sempadan yang
membentang dari timur hingga semakin berkurang
barat sepanjang 25 km. Pengalihfungsian
Penghijauan sempadan rel kereta sempadan menjadi
api yang dilakukan oleh berbagai lahan terbangun
pihak seperti Pemerintah Kota Pemanfaatan yang
Bandung, institusi pendidikan, merusak sumberdaya
swasta, dan masyarakat alam yang ada
Fungsi yang sudah sesuai dengan Masih terdapat
rencana pemukiman yang
jaraknya terlalu dekat
dengan jalur rel kereta
api.
Keterbatasan
pemerintah dalam
pengelolaan wilayah
ini.
Kurangnya koordinasi
antar instansi dan dana
pemeliharaan
Eksternal
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Peningkatan a. Mempertahankan lahan hijau a. Peningkatan
kerjasama antara yang masih berfungsi sebagai kualitas dan kuantitas
pihak-pihak terkait sempadan rel kereta api. RTH sempadan rel kereta
dalam pengelolaan b. Menertibkan bangunan maupun api.
RTH ini. perumahan disekitar sempadan b. Pengembalian
Sosialisasi tentang terutama di daerah dekat pusat fungsi lahan
dampak lingkungan Kota Bandung
127
Tabel IV.28 Matriks Strategi Penyediaan RTH Jalur Hijau SUTET Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Keberadaaan jaringan yang Banyaknya lahan
melewati beberapa wilayah di terbangun yang menempati
Kota Bandung, terutama di sempadan SUTET,
bandung bagian selatan yang terutama di wilayah
dekat dengan jalan tol. kecamatan buah batu,
Fungsi yang sudah sesuai bojongloa kidul.
dengan rencana yang Pengalihfungsian lahan.
128
Tabel IV.30 Matriks Strategi Penyediaan RTH Kawasan Konservasi Kota Bandung
Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Kondisi topografi Kota Bandung Penataan lahan kawasan
yang bergelombang (kemiringan yang kurang optimal
tinggi) berpotensi sebagai lahan dan tidak terawat
RTH Kawasan Konservasi, dengan baik.
contohnya seperti Kawasan Banyaknya terjadi
Bandung Utara (KBU), dan pengalihfungsian lahan
kawasan Dago Atas. terutama di Kawasan
Masih terdapat Kawasan KBU.
Konservasi di pusat kota yaitu Pengalihfungsian lahan
Hutan Babakan Siliwangi menjadi lahan
Fungsi yang sudah sesuai dengan terbangun.
rencana yang ditetapkan. Kurang optimalnya
fungsi kawasan hijau
dan bentang alam.
Keterbatasan pemerintah
dalam pengelolaan dan
pengendalian kawasan
ini.
Sebagian besar lahan
dikelola oleh masyarakat
yang masih kurang
menyadari bahaya
lingkungan yang
disebabkan oleh
penggunaan sumberdaya
yang tidak terkontrol.
Eksternal
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
Peningkatan a. Mempertahankan kawasan a. Meningkatkan
kerjasama dan konservasi yang ada. penataan dan
koordinasi antara b. Menindak tegas masyarakat atau penanganan masalah
pengelola RTH. kelompok tertentu yang kawasan konservasi
Peningkatan melakukan pelanggaran dalam b. Sosialisasi pentingnya
kesadaran akan hal pengalihfungsian lahan menjaga RTH dalam
pentingnya RTH ini. Kawasan Konservasi di Kota upaya pencegahan
Bandung, contohnya Hutan bahaya
Babakan Siliwangi, dsb
c. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan Kawasan
Konservasi.
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Pengalihfungsian a. Pengendalian terhadap a. Peningkatan kinerja
130
lahan menjadi lahan sumberdaya yang ada untuk dan koordinasi yang
terbangun. meningkatkan fungsi RTH dan baik antar berbagai
Masyarakat yang mencegah bencana pihak
kurang menyadari b. Peningkatan kesadaran
bahaya lingkungan. masyarakat akan bahaya
lingkungan.
Sumber : Hasil Analisis, 2013