Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA (LEPROSY)

DENGAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA


DI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO

Naskah Publikasi

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun oleh :

AMALIATUS SOLIKHAH

J210141039

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
0
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA


Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
1
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KUSTA


(LEPROSY) DENGAN PERAWATAN DIRI PADA
PPENDERITA KUSTA DI WILAYAH KABUPATEN
SUKOHARJO

Amaliatus Solikhah*, Agus Sudaryanto S. Kep., Ns., M.Kes**.,


Vinami Yulian, S. Kep., Ns., M.Sc**
*Mahasiswa keperawatan FIK UMS
**Dosen Keperawatan FIK UMS

ABSTRAK
Kusta merupakan salah satu dari 17 penyakit tropis yang masih terabaikan
dengan angka kejadiannya yang masih tinggi. Penyakit ini umumnya akan
menyerang kulit dan system saraf. Keterlibatan dan kerusakan saraf dapat
menimbulkan cacat dan kelumpuhan pada tangan, kaki dan mata. Penderita
harus mengerti bahwa pengobatan MDT dapat membunuh kuman kusta, tetapi
cacat mata, tangan atau kaki yang terlanjur terjadi akan tetap ada seumur hidup,
sehingga harus melakukan perawatan diri dengan rajin agar cacatnya tidak
bertambah berat. prinsip perawatan diri pada dasarnya adalah 3M, yaitu
Memeriksa mata, tangan, dan kaki secara teratur, melindungi mata, tangan, dan
kaki dari trauma fisik, Merawat diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kusta (Leprosy) dengan
perawatan diri pada penderita kusta di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah semua penderita kusta
yang tercatat di masing-masing wilayah kerja Puskesmas se-kabupaten
Sukoharjo yaitu sebanyak 37 responden dengan menggunakan total sampling.
Analisis data menggunakan uji Spearman Rank (Rho) dengan taraf signifikasi (α
= 0,05) didapatkan p value 0,001 (p <0,05) sehingga Ho ditotal dan Ha diterima.
Simpulan yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kusta
(Leprosy) dengan perawatan diri pada penderita kusta di wilayah Kabupaten
Sukoharjo. Didapat nilai koefisien korelasi (r) 0,715 yang menunjukan kekuatan
hubungan yang kuat.

Kata kunci: Pengetahuan, Kusta, Perawatan Diri.

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
2
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL ABOUT


LEPROSY AND SELF CARE IN LEPROSY PATIENTS IN
SUKOHARJO DISTRICT
Amaliatus Solikhah*, Agus Sudaryanto S. Kep., Ns., M.Kes**.,
Vinami Yulian, S. Kep., Ns., M.Sc**
*Nursing students FIK UMS
**Lecturer in Nursing FIK UMS

ABSTRACT
Leprosy is one of 17 tropical disease which are still ignored tropical diseases
that ignored with incidence rates that are still high. The disease generally will
attack skin and nervous system. The involvement and nerve damage can cause
disability and paralysis of the hands, feet and eyes. Patients should understand
that the treatment of MDT can kill leprosy bacteria, but defects eye, hand or feet
which already occurred will remain there for the rest of life, so it would take care
of themselves diligently so that his disability did not get worse. The principle of
self-care are essentially in 3 steps, step 1 is checking eyes, hands, and feet
regularly, step 2 is protect the eyes, hands, and feet from physical trauma, and
step 3 is taking care of themselves. The purpose of this research are to
determine the relationship between the level of knowledge about leprosy with
self-care in patients with leprosy in Sukoharjo district. Type of this research is
quantitative. The method used is analytic with cross sectional approach. The
subjects of the research were all leprosy patients which listed at each region work
of all Community Health Center of Sukoharjo districts as many 37 respondents
using total sampling. Data analysis used Spearman Rank (Rho) with significance
level (α = 0.05) was obtained p value of 0.001 (p <0.05) that totaled Ho and Ha
accepted. The conclusions that there is a correlation between the levels of
knowledge about leprosy with self-care in patients with leprosy in Sukoharjo
district. Obtained a correlation coefficient (r) 0.715 which indicates the strength of
a strong connection.

Keywords: Knowledge, Leprosy, Self Care.

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
3
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

PENDAHULUAN Kusta yang disebut juga


Penyakit kusta merupakan salah Leprosy adalah penyakit menular
satu dari 17 penyakit tropis yang yang disebabkan oleh bakteri.
masih terabaikan dengan angka Penyakit ini umumnya akan
kejadiannya yang masih tinggi menyerang kulit dan sistem saraf,
(World Health Organization (WHO), Hal ini berlangsung perlahan-lahan
2013). Tahun 2012 angka kejadian dengan masa inkubasi rata-rata 3
penyakit kusta di dunia terdeteksi tahun. Kusta dapat menyerang laki-
181.941 orang. Dari lima wilayah laki maupun perempuan pada
WHO, Asia Tenggara merupakan semua umur (WHO, 2005).
wilayah yang menduduki tingkat Gejala singkat penyakit ini
pertama, yaitu dengan jumlah diawali adanya lesi dengan bercak
penderita kusta sebanyak 117.147 putih bersisik halus pada bagian
orang (WHO, 2012). tubuh yang kemudian akan
Indonesia merupakan salah satu membesar dan meluas, jika saraf
wilayah Asia Tenggara yang tepi sudah terkena maka penderita
menempati urutan ke tiga dunia akan mengalami permasalahan
dengan angka kejadian 23.169 berupa gangguan pada fungsi
penderita, sementara India motorik, sensori, dan otonom (
menempati pringkat pertama dan Siregar, 2015).
diikuti Brazil sebagai pringkat kedua Akibat yang ditimbulkan oleh
(WHO, 2012). adanya gangguan saraf tepi pada
Dalam upaya pengendalian penderita kusta, akan
penyakit kusta digunakan dua mengakibatkan masalah diantaranya
indikator utama yaitu angka adalah mutilasi absobsi, kekakuan
penemuan kasus baru atau New pada jari, kulit kering dan pecah-
Case Detection Rate (NCDR), dan pecah, infeksi (Depkes RI, 2006).
angka cacat tingkat II (Kemenkes RI, Masalah-masalah yang dialami oleh
2013). penderita kusta tersebut dapat
Pembagian kasus baru atau dicegah dengan perawatan diri yang
NCDR dikelompokkan dalam 2 tipe benar (WHO, 2000).
yaitu tipe Pusibasillary (PB) dan Perawatan diri merupakan salah
Multibacillary (MB) (Kemenkes RI, satu upaya pencegahan terjadinya
2013). kecacatan pada penderita kusta
Tahun 2012 di Indonesia yang belum mengalami cacat. Akan
tercatat NCDR 8,3 per 100.000 tetapi penderita kusta yang sudah
penduduk dengan pembagian NCDR mengalami kecacatan harus
tipe MB dan tipe PB. Di wilayah mengerti bahwa pengobatan MDT
Jawa Tengah pada tahun 2014, hanya dapat membunuh kuman
dilaporkan kasus baru tipe MB kusta. Kecacatan pada mata, tangan
sebanyak 1.252 kasus, dan tipe PB dan kaki yang terlanjur terjadi akan
sebanyak 207 kasus (Dinkes Jateng, tetap ada seumur hidup, sehingga
2015). penderit harus melakukan
Sedangkan data yang diperoleh perawatan diri dengan rajin agar
dari Dinkes Jawa tengah (2015) di cacat yang sudah ada tidak
wilayah Sukoharjo pada bulan bertambah berat (Depkes RI, 2006).
Januari-Mei 2015 ditemukan jumlah faktor-faktor yang
penderita kusta sebesar 37 kasus. mempengaruhi perawatan diri pada

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
4
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

penderita kusta adalah gangguan pada fungsi motorik,


pengetahuan, pendapatan, peran sensori, dan otonom.
petugas kesehatan dan peran Berdasarkan fenomena
keluarga (Yuniar, 2006). tersebut, penulis tertarik untuk
Pengetahuan adalah hasil dari melakukan penelitian tentang
tahu yang terjadi melalui proses “Hubungan Tingkat Pengetahuan
sensoris khususnya mata dan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan
telinga terhadap obyek tertentu Perawatan Diri Pada Penderita
(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan Kusta Di Wilayah Kabupaten
merupakan domain yang sangat Sukoharjo”.
penting untuk terbentuknya perilaku Tujuan Penelitian
terbuka (overt behavior). Mengetahui hubungan antara
Dari hasil wawancara dengan tingkat pengetahuan tentang kusta
lima penderita kusta yang berada di (Leprosy) dengan perawatan diri
wilayah Kabupaten Sukoharjo pada penderita kusta di wilayah
mengatakan bahwa saat pertama kabupaten Sukoharjo.
kali penderita terdiagnosis kusta,
pada saat itu juga petugas langsung TINJAUAN PUSTAKA
memberikan penyuluhan tentang Kusta (Leprosy)
pengobatan MDT yang harus dijalani Kusta yang disebut juga
oleh penderita untuk membunuh Leprosy adalah penyakit menular
kuman-kuman kusta tersebut dan yang disebabkan oleh bakteri.
mencegah terjadinya kecacatan. Penyakit ini umumnya akan
Hasil dari wawancara terhadap menyerang kulit dan system saraf,
lima orang penderita kusta hal ini berlangsung perlahan-lahan
didapatkan hanya satu orang yang dengan masa inkubasi rata-rata 3
mengatakan sudah mendapatakan tahun. Kusta dapat menyerang laki-
penyuluahan tentang perawatan diri laki maupun perempuan pada
dari petugas kesehatan, sedangkan semua umur (WHO, 2005).
empat penderita lainnya Penyakit kusta yang disebabkan
mengatakan bahwa belum pernah oleh Mycobacterium Lepra adalah
mendapatkan penyuluhan tentang penyakit yang menyerang saraf tepi
perawatan diri dari petugas (perifer) dan kulit. Keterlibatan dan
kesehatan. kerusakan saraf dapat menimbulkan
Hasil studi pendahuluan yang cacat dan kelumpuhan tangan, kaki
dilakukan di wilayah kabupaten dan wajah (Irianto, 2014).
Sukoharjo dengan metode Menurut Dinkes Jateng (2013)
wawancara terhadap lima penderita manifestasi dari penyakit kusta
kusta terdapat dua orang adalah Kelainan kulit/lesi yang dapat
mengetahui tentang perawatan diri, berbentuk bercak keputihan
tetapi hanya satu orang yang (hypopigmentasi) atau kemerahan
melakukan perawatan diri, dan tiga (erithematous) dan mati rasa
orang tidak mengetahui tentang (anaesthesia). Adapun gangguan-
perawatan diri. Dari empat orang gangguan fungsi saraf tepi berupa
yang tidak melakukan perawatan diri gangguan fungsi sensori (hilangnya
tersebut dikhawatirkan tidak sensasi raba), Gangguan fungsi
memperhatikan perubahan fisik yang motorik (kelemahan otot (parese)
terjadi pada dirinya sehingga dapat atau kelumpuhan (paralise)).
menimbulkan permasalahan berupa Gangguan fungsi otonom (kulit
kering), ditemukannya

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
5
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Mycobacterium Lepra pada diteliti secara bersamaan


pemeriksaan bakteriologis. (Notoatmojo,2010).

Perawatan Diri Populasi dan Sampel


Perawatan diri adalah sebagai Populasi dalam penelitian ini
wujud prilaku seseorang dalam adalah seluruh penderita kusta yang
menjaga kehidupan, kesehatan, tercatat di wilayah kerja Puskesmas
perkembangan dan kehidupan se-kabupaten Sukoharjo pada bulan
disekitarnya (Baker & Denyes, Januari-Mei 2015 yaitu sebesar 37
2008). penderita. Pengambilan sampel
Penderita kusta harus mengerti mengunakan teknik Total Sampling,
bahwa pengobatan MDT dapat dimana jumlah sampel sama dengan
membunuh kuman kusta, tetapi populasi sehingga didapat jumlah
cacat mata, tangan atau kaki yang sampel sebesar 37 responden.
terlanjur terjadi akan tetapi ada
seumur hidup, sehingga harus Instrumen Penelitian
melakukan perawatan diri dengan Instrumen dalam pengumpulan
rajin agar cacatnya tidak bertambah data yaitu kuesioner pengetahuan
berat (Depkes RI, 2006). tentang kusta (Leprosy) dan
Menurut Depkes RI (2006) prinsip perawatan diri pada penderita kusta.
pencegahan bertambahnya cacat
pada dasarnya adalah 3M, yaitu: Analisa Data
Memeriksa mata, tangan, dan kaki Analisa data yang dilakukan
secara teratur. Melindungi mata, adalah analisa deskriptif (Univariat)
tangan, dan kaki dari trauma fisik. dengan tabel distribusi frekuensi dan
Merawat diri. analisis Bivariat dengan uji koefisien
korelasi Spearman Rank (Rho).
Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari HASIL PENELITIAN
tahu yang terjadi melalui proses Penelitian ini dilakukan
sensoris khususnya mata dan untuk mengetahui hubungan
telinga terhadap obyek tertentu tingkat pengetahuan tentang
(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan kusta (Leprosy) dengan
merupakan domain yang sangat
perawatan diri pada penderita
penting untuk terbentuknya perilaku
terbuka (overt behavior). Perilaku kusta di wilayah kabupaten
yang didasari pengetahuan Sukoharjo. Sampel dalam
umumnya bersifat langgeng penelitian ini sebanyak 37
(Sunaryo, 2014). responden. Akan tetapi, hanya
35 responden yang telah
METODE PENELITIAN memenuhi kriteria sampel
Rancangan Penelitian dengan keterangan 1 penderita
Penelitian ini termasuk dalam kusta yang berada di wilayah
jenis penelitian kuantitatif dengan kerja Puskesmas Kartasura
pendekatan cross sectional yang menolak menjadi responden dan
digunakan untuk meneliti suatu 1 penderita kusta yang berada di
kejadian pada waktu yang
wilayah kerja Puskesmas
bersamaan. Sehingga variabel
dependen dan variabel independen Mojolaban meninggal dunia.
Sehingga 2 penderita kusta

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
6
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

tersebut tidak bisa dijadikan Tabel 3 menunjukkan bahwa


sebagai responden karena tidak mayoritas responden memiliki
memenuhi kriteria sampel dalam perawatan diri yang kurang (62,9%).
penelitian ini.
Tabel 1. Distribusi karakteristik Tabel 4. Tabel hubungan
responden. pengetahuan dengan perawatan diri.
Karakteristik Frekuensi Presentase Pengetahuan Efikasi Diri
(%) kurang Cukup Baik
1. Umur n % n % n %
21-30 th 11 31,4% Kurang 15 93,3 1 6,3 0 0
31-40 th 14 40% Cukup 7 50 7 50 0 0
41-50 th 10 28,6% Baik 0 0 1 30 4 80
2. jenis kelamin Total 27 62,9 9 25,7 4 11,4
Laki-laki 17 48,6%
Perempuan 18 51,4% Tabel 4 menunjukkan bahwa
3. pendidikan penderita kusta memiliki
Tidak tamat 6 17,14% pengetahuan kurang dengan
SD 18 51,43% perawatan diri kurang sebanyak 15
SMP 6 17,14% responden (93,3%), yang memiliki
SMA 4 11,43% pengetahuan cukup dengan
Perguruan 1 2,86%
perawatan diri kurang sebanyak 7
Tinggi
responden (50%), dan yang memiliki
pengetahuan baik dengan
Tabel 1 menunjukkan bahwa
perawatan diri kurang sebanyak 0
mayoritas responden perempuan
responden (0%).
(51,4%), berusia direntang 31-40
tahun (40%), pendidikan SD
Tabel 5. Hasil analisis hubungan
(51,43%).
pengetahuan dengan efikasi diri
Hubungan p-value Correlation
Tabel 2. Distribusi frekuensi Coefficient
pengetahuan. Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi Present dengan 0,001 0,715
ase (%) perawatan diri
Kurang 16 45,7%
Cukup 14 40% Tabel 5 menunjukkan nilai p
Baik 5 14,3%
0,001 < α = 0,05 yang menunjukkan
Total 35 100%
bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan perawatan diri
Tabel 2 menunjukkan bahwa
pada penderita kusta di wilayah
mayoritas responden memiliki
Kabupaten Sukoharjo. Nilai koefisien
pengetahuan yang kurang (45,7%).
korelasi Spearman sebesar 0,715
menunjukkan kekuatan hubungan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
yang kuat.
perawatan diri.
Efikasi diri Frekuensi Prosent
ase (%)
Kurang 22 62,9% PEMBAHASAN
Cukup 9 25,7% Karakteristik Responden
Tinggi 4 11,4% Berdasarkan hasil penelitian tabel
Total 35 100% 1 menunjukan bahwa presentase
terbesar kelompok umur responden
berada direntang 31-40 tahun yaitu

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
7
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

sebesar 14 orang. Angka kejadian kelamin tidak memiliki pengaruh


penyakit ini meningkat sesuai umur terhadap kejadian kusta. hasil
dengan puncak pada umur 10-20 penelitian ini sejalan dengan
tahun kemudian menurun (Vinay, penelitian Muharray (2014) yang
2009; Johnson, 2007). menunjukan bahwa jenis kelamin
Prevalensinya juga meningkat
sesuai dengan puncak umur 30-50
bukan merupakan faktor
tahun dan kemudian secara terjadinya kusta.
perlahan-lahan menurun (Depkes, Dilihat pada tabel 1 menunjukan
2006). Penderita kusta yang berada
Berbeda dengan hal tersebut, diwilayah kabupaten Sukoharjo
didapatkan pula bahwa prevalensi sebagian besar berada pada tingkat
kusta justru lebih tinggi terjadi pada pendidikan SD dengan jumlah 18
umur 18 tahun kebawah. Faktor orang (51,43%). Pendidikan
umur sangat berkitan dengan sistem merupakan faktor yang
imun pada anak yang belum mempengaruhi proses belajar
berkembang dengan baik. Kontak seseorang, semakin tinggi
sekali saja atau beberapa kali pendidikan seseorang maka
dengan penderita kusta semakin mudah orang tersebut
memungkinkan untuk tertular menerima informasi yang dapat
penyakit tersebut (Kumar dkk, 2005). diperoleh dari orang lain maupun
Pada dasarnya kusta dapat media massa (Riyanto & Budiman ,
menyerang pada semua umur 2013).
(WHO, 2005).
Pengetahuan
Untuk beberapa penyakit
Hasil penelitian ini menunjukan
umur memegang perana penting bahwa tingkat pengetahuan tentang
dalam kaitannya dengan kejadian kusta (Leprosy) pada penderita
dan penyebaran suatu penyakit. kusta di wilayah Kabupaten
Karena umur dapat Sukoharjo sebagian besar dalam
mempengaruhi tingkat imunitas kategori kurang yaitu sebanyak 16
atau kekebalan seseorang. orang (45,7%).
Penyakit kusta jarang ditemukan
pada bayi (Muharry, 2014). Rendahnya tingkat
Dilihat pada tabel 1 menunjukan pengetahuan responden tentang
jumlah responden laki-laki dan kusta, menyebabkan
perempuaan tidak memiliki ketidaktahuan akan akibat yang
perbedaan yang terlalu signifikan. mungkin terjadi dari kusta seperti
Hal tersebut menunjukan bahwa terjadinya mutilasi absobsi,
angka kejadian kusta pada laki-laki kekakuan pada jari, infeksi, kulit
dan perempuan memiliki distribusi
kering dan pecah-pecah.
yang hampir sama, karena pada
prinsipnya kusta dapat menyerang Rendahnya tingkat
laki-laki maupun perempuan (WHO, Pengetahuan yang dimiliki
2005). responden juga berakibat pada
Hasil penelitian ini rendahnya kesadaran responden
menunjukan jumlah laki-laki untuk melakukan perawatan diri,
sebanyak 17 orang dan hal tersebut dibuktikan dari hasil
perempuan 18 orang, hal penelitian pada tabel 3 yang
tersebut menunjukan bahwa jenis menunjukan bahwa sebagian

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
8
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

besar responden tergolong tangan, 6 responden mengalami


kurang dalam melakukan penebalan kulit yang mati rasa di
perawatan diri yaitu sebanyak 22 area tangan, 6 responden
orang. mengalami penebalan kulit di
Pengetahuan merupakan area kaki, 2 responden mengalai
salah satu faktor dalam kekakuan pada sendi-sendi jari
pemenuhan perawatan diri pada tangan, 6 responden mengalami
penderita kusta, adapun faktor kulit kering dan pecah-pecah di
lain yang mempengaruhi area kaki, 1 orang mengalai
pemenuhan perawatan diri mutilasi absobsi pada jari tangan,
adalah budaya, nilai sosial pada dan 3 orang masih dalam kondisi
individu, serta persepsi terhadapa baik tanpa adanya kelainan fisik
perawatan diri. Perawatan diri yang ditimbulkan oleh kusta.
merupakan perilaku perawatan Kondisi yang dialami
diri sendiri yang dilakukan untuk responden tersebut bisa dicegah
mempertahankan kesehatan, dengan melakukan perawatan
baik secara fisik maupun diri. Perawatan diri merupakan
psikologis (isro’in dan upaya pencegahan terjadinya
Andarmoyo, 2012). kecacatan pada penderita kusta.
Pada dasarnya pengetahuan Responden harus mengetahui
merupakan salah satu faktor yang bahwa pengobatan yang mereka
mempengaruhi terjadinya perubahan jalanin hanya dapat membunuh
perilaku seseorang. Pengetahuan kuman kusta. Kecacatan pada
seseorang tentang kesehatan mata, tangan dan kaki yang
penting sebelum terjadinya perilaku
kesehatan, namun tindakan
terlanjur terjadi akan tetap ada
kesehatan yang diinginkan tidak seumur hidup, sehingga
terjadi kecuali seseorang memiliki penderita yang sudah mengalami
motivasi untuk bertindak atas kecacatan juga harus melakukan
pengetahuan yang dimilikinya perawatan diri dengan rajin agar
(Notoatmodjo, 2012). cacat yang sudah ada tidak
bertambah berat.
Perawatan Diri Rendahnya kesadaran
Hasil penelitian ini menunjukan penderita dalam melakukan
bahwa Perawatan diri pada perawatan diri disebabkan oleh
penderita kusta di wilayah
rendahnya pengetahuan
Kabupaten Sukoharjo sebagian
besar masuk dalam kategori kurang
responden tentang kusta.
yaitu sebanyak 22 orang (62,9%). Responden yang memiliki
Hasil ini juga dibuktikan dari pengetahuan yang rendah
kondisi pasien. tentang kusta, mengakibatkan
Pada saat penelitian, peneliti ketidaktahuan akan akibat buruk
menggunakan lembar observasi yang ditimbulkan oleh kusta
untuk mengkaji kondisi pasien. seperti cacat fisik. Hal tersebut
Dari hasil pengkajian ditemukan 7 menjadi faktor penyebab seorang
responden mengalami Ulcer penderita kusta tidak melakukan
tanpa adanya discharge, 4 perawatan diri (Kazeem, Adegun,
responden mengalami luka pada 2011).

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
9
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Hubungan antara Pengetahuan dengan pengetahuan


dengan Perawatan Diri (Notoatmodjo, 2007).
Hasil uji analisis menunjukan Literatur lain (Wibowo dan
adanya hubungan antara tingkat Wahyuni, 2013) meyebutkan bahwa
pengetahuan tantang kusta ada hubungan yang signifikan antara
(Leprosy) dengan perawatan diri tingkat pengetahuan tentang
pada penderita kusta di wilayah penyakit kusta dengan perilaku
Kabupaten Sukoharjo. Nilai p value personal hygiene pada penderita
yang didapatkan adalah 0,001 dan kusta di Puskesmas Padas
nilai koefisien korelasi (r) 0,715 yang kabupaten Ngawi. Hasil penelitian
menunjukan kekuatan hubungan tersebut menunjukan koefisisen
yang kuat. korelasi dengan parameter positif,
Dilihat pada tabel 4 menunjukan yang artinya semakin tinggi tingkat
sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang kusta maka
pengetahuan kurang dengan semakin baik pula personal hygiene
perawatan diri kurang yaitu pada penderita kusta.
sebanyak 15 orang (93,3%). Hasil Semakin tinggi pengetahuan
tersebut menunjukkan bahwa dan kemampuan berfikir seseorang
pengatahuan yang rendah tentang akan mendorong individu tersebut
penyakit kusta (Leprosy) untuk melakukan pola hidup sehat
mempengaruhi kesadaran penderita termasuk perilaku pencegahan
kusta dalam melakukan perawatan penyakit dan pemeliharaan
diri. kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini diketahui Hal tersebut juga berlaku pada
bahwa pengetahuan menjadi faktor penderita kusta, jika sesorang
bagi penderita kusta dalam memiliki pengetahuan yang baik
melakukan perawatan diri. tentang perawatan diri tentunya ia
Pengetahuan merupakan dasar bagi akan melakukan usaha-usaha
individu untuk menentukan sikap perawatan diri agar sakit kusta yang
dan perilakunya. Pengetahuan diderita tidak menimbulkan
sendiri dipengaruhi oleh pendidikan, kecacatan. Pengetahuan akan
pengalaman, pekerjaan, umur, membawa seseorang berfikir dan
lingkungan dan informasi (Riyanto & berperilaku yang tepat cara
Budiman, 2013). menghadapai kusta agar kusta tidak
Pemberian informasi yang menjadi parah (Fitriani, 2011).
mendalam tentang kusta oleh
petugas kesehatan sangat Keterbatasan Penelitian
penting dilakukan agar Penelitian ini hanya
pengetahuan responden memfokuskan pada tingkat
meningkat. Pengetahuan pengetahuan terhadap perawatan
merupakan domain yang sangat diri pada penderita kusta. Peneliti
tidak memperhatikan adanya faktor-
penting untuk terbentuknya faktor lain yang mempengaruhi
tindakan seseorang dan perilaku penderita kusta dalam melakukan
yang didasari dengan perawatan diri seperti peran
pengetahuan akan lebih keluarga, peran petugas kesehatan
langgeng atau dapat berjalan dan tingkat pendidikan.
dengan baik dibandingkan Alat ukur yang digunakan untuk
dengan yang tidak didasari penelitian ini hanya menggunakan
alat ukur berupa kuesioner tanpa

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
10
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

diikuti wawancara yang lebih 4. Bagi tenaga kesehatan


mendalam tentang pengetahuan Melakukan sosialisasi
tentang kusta dan perawatan diri tentang cara perawatan diri
pada penderita kusta. Sehingga terhadap penderita kusta dan
pendekatan terhadap permasalahan keluarga penderita untuk
kurang terungkap secara mencegah terjadi kecacatan
komperhensif. serta mencegah kecacatan yang
sudah ada agar tidak bertambah
SIMPULAN dan SARAN parah.
Simpulan 5. Bagi Institusi Pendidikan
1. Tingkat pengetahuan tentang Keperawatan
kusta (Leprosy) di wilayah Dapat dijadikan sebagai
kabupaten Sukoharjo sebagian tambahan pustaka dalam bidang
besar tergolong dalam kategori ilmu pengetahuan serta sebagai
kurang. tambahan refrensi bacaan
2. Perawatan diri pada penderita tentang pengetahuan tentang
kusta di wilayah kabupaten kusta (Leprosy) dan perawatan
Sukoharjo sebagian besar diri pada pemderita kusta.
tergolong dalam kategori kurang.
3. Ada hubungan yang signifikan DAFTAR PUSTAKA
antara tingkat pengetahuan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
tentang kusta (Leprosy) dengan Suatu Pendekatan Praktik.
perawatan diri pada penderita Jakarta: Rineka Cipta.
kusta di wilayah kabupaten Baker, L. & Denyes, M., J. (2008).
Predictors of Self-Care in
Sukoharjo..
Adolescents With Cystic Fibrosis:
A Test of Orem's Theories of Self-
Saran Care and Self-Care Deficit.
1. Bagi peneliti selanjutnya Journal Of Pediatric Nursing, Vol.
Dapat dijadikan bahan 23, 37-48.
referensi bagi peneliti lain yang Dahlan, M., S. (2012).Statistik Untuk
akan mengembangkan penelitian Kedokteran dan Kesehatan:
selanjutnya dan dapat dijadikan Deskriptif, Bivariat, Multivariat,
tolak ukur bagi peneliti yang akan Dilengkapi Dengan Menggunakan
meneliti variabel lain yang SPSS Edisi 5.Jakarta : Salemba
Medika.
berhubungan dengan perawatan
Dinkes Jateng. (2013). Profil Kesehatan
diri pada penderita kusta. Provensi Jawa Tengah.
2. Bagi penderita kusta www.dinsekjatengprov.go.id/.
Penderita kusta diharapkan Diakses tanggal 07 Mei 2015.
mampu melakukan perawatan diri
secara rutin setiap hari, dan cek- ___________. (2015). Buku Saku
up ke pelayanan kesehatan Kesehatan Tahun 2014.
sesuai anjuran yaitu setiap bulan. Semarang: Dinas Kesehatan
3. Bagi masyarakat Profensi Jawa Tengah.
Hasil penelitian ini Depkes RI. (2006). Buku Pedoman
Pemberantasan Penyakit Kusta.
diharapkan dapat memberikan
Jakarta: Direktorak Jendral
motivasi masyarakat untuk lebih Pengadilan Penyakit dan
aktif lagi dalam mengikuti Penyehatan Lingkungan.
kegiatan sosialisasi yang sering
diadakan oleh petugas
kesehatan.

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
11
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Djuanda, A. (2011), Ilmu Penyakit Kulit Semarang: Universitas Negri


dan Kelamin Edisi Kelima. Semarang
Jakarta: Fakultas Kedokteran Muharry, A. (2014). Faktor Resiko
Universitas Indonesia. Kejadian Kusta. Jurnal Kesehan
Fitriani, S.(2011). Promosi Kesehatan. Masyarakat, Vol. 9, No. 2, 174-
Yogyakarta: Graha Ilmu. 182.
Gidado, M., Obasanya, J, O., Adesigbe, Muhlisin, A. dan Irdawati. (2010). Teori
C., Huji, J., Tahir, D. (2010). Role Self Care Dari Orem Dan
of positive deviants among Pendekatan Dalam Praktek
Leprosy self-care groups in Keperawatan. Jurnal Berita Ilmu
Leprosy settlement, Zaria, Keperawatan, Vol. 2, No. 2, 97-
Nigeria. Journal of Community 100.
Medicine & Primary Health Care, Muttaqin, A. (2011). Asuhan
Vol. 22, No. 1/2. Keperawatan Gangguan System
Hidayat, A, A., (2008). Metode Integument. Jakarta: Salemba
Penelitian Keperawatan dan Medika.
Teknik Analisis Data. Jakarta: Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
Salemba Medika. Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.
___________. (2010). Metode Jakarta:
Penelitian Kesehatan Paradigma Rieneka Cipta.
Kuantitatif. Surabaya: Health ___________. (2010). Metodologi
Books Publishin. Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Irianto, K. (2014). Bakteriologi, Mikologi Rineka Cipta.
& Virology Panduan Medis & ___________. (2012). Promosi
Klinis. Jakarta: Alfabeta. Kesehatan dan Perilaku
Isro’in, L & Andarmoyo, S. (2012), Kesehatan. Jakarta: Rineka
Personal Hygiene Konsep, Proses Cipta.
Dan Aplikasi Dalam Praktik Nursalam. (2008). Konsep dan
Keperawatan: Graha Ilmu. Penerapan Metodologi Penelitian
Johnson. Christopher, M. (2007). Cutting Ilmu Keperawatan: Pedoman
Edge: A Common Polymorphism Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Impairs Cell Surface Trafficking Penelitian Keperawatan. Jakarta:
and Functional Responses of Salemba Medika.
TLR1 but Protects against ___________. (2014). Metode
Leprosy. The Journal of Penelitian Ilmu Keperawatan:
Immunology, Vol. 178, No. 12, Pendekatan Praktis. Jakarta:
7520-7524. Salemba Medika.
Kazeem, O and Adegun, T. (2011). Peters E.S, Eshiet A.L. (2006). Male-
Leprosy Stigma: Ironing out the Female (Sex) Diff erences in
creases. Lepr Rev. Vol. 82, 103- Leprosy Patients in South Eastern
108. Nigeria: Female Present Late for
Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Diagnosis and Treatment and
Indonesia. www.kemenkes.go.id. Have Higher Rates of Deformity.
Diakses tanggal 07 Mei 2015. Vol. 73, 262-267.
Kumar, A. Girdhar, A. Girdhar, B, K. Riyanto, A dan Budiman. (2013). Kapita
(2007). Prevalence of Leprosy in Selekta Kuesioner
Agra District. International Journal Pengetahuan dan Sikap Dalam
of Leprosy. Vol.78, 131-136. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Mahanani, N. (2011). Faktor-faktor yang Salemba Medika.
Berhubungan Dengan Perawatan Saogi S, F, Arsin, A, dan Wahiduddin.
Diri Kusta Pada Penderita Kusta (2013). Faktor Yang
di Puskesmas Kunduran Berhubungan Dengan
Kecamatan Kunduran Kabupaten Perawatan Diri Pada Penderita
Blora Tahun 2011. Skripsi. Kusta Di RS DR. Tadjuddin
Chalid Makasar.

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
12
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Siregar. (2015). Atlas Berwarna Saripati Diakses tanggal 21 November


Penyakit Kulit. Jakarta: EGC. 2015.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitia ___________. (2011). WHO Potential
Pendidikan Pendekatan effect of the World Health
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Organization’s 2011–2015 global
Bandung: Alfabeta. leprosy strategy on the
Sujarweni, V., Wiratna. (2014). prevalence of grade 2 disability: a
Metodologi Penelitian trend analysis. Bulletin of the
Keperawatan. Yogyakarta: World Health Organization.
Penerbit Gava Media. http://www.who.int/bulletin/volume
Sunaryo. (2014). Psikologi Untuk s/89/7/10-085662/en/ Diakses
Keperawatan. Jakarta: EGC. tanggal 20 juni 2015.
Sunyoto, D. (2011). Analisis Penelitian ___________. (2012). Global Leprosy
Kesehatan: Analisis Data Sutuation.
Penelitian dengan SPSS untuk http://www.who.int/wer/2012/wer8
Mahasiswa dan Praktisi 734.pdf?ua=1 Diakses tanggal 29
Kesehatan”. Yogyakarta: Nuha Mei 2015.
Medika. ___________. (2013). World Health
Susanto, T., Sahar, J., Permatasari, H. Assembly Adopts Resolution On
dan Putro Susilo E, P. (2013). All 17 Neglected tropical
Perawatan Klien Kusta Di diseases. Neglected tropical
Komunitas. Jakarta: CV. Trans diseases.
Info Media. http://www.who.int/neglected_dise
Susilowati, D., A. (2014). Analisa Faktor- ases/WHA_66_seventh_day_reso
Faktor Yang Berhubungan lution_adopted/en/# Diakses
Dengan Partisipasi Penderita tanggal 29 Mei 2015.
Kusta Dalam Kelompok Wibowo. E & Wahyuni. (2013).
Perawatan Diri Kusta (Kpd) Di Pengetahuan Penyakit Kusta
Kabupaten Brebes. (Skripsi). Meningkatkan Perilaku Personal
Universitas Negri Semarang. Hygiene Pada Penderita Kusta Di
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S. and Puskesmas Padas Kabupaten
Pradipta., E., A. (2014). Kapita Ngawi. Jurnal Ilmiah Rekam
selekta kedokteran, edisi ke-4. Medis dan Informatika Kesehatan.
Jakarta: Media Aesculaplus. Vol. 3, No. 2: 1-7
Vinay, K. (2009). Human Win, L, L., Shwe, S., Myint, K., Ishida,
Immunodeficiency Virus and Y., Tun, M, T., Mar, K, K., Min, T.,
Leprosy Coinfection in Pune, Min, P. and Khine, A, W. (2013).
India. J. Clin. Microbiol. Vol. 47, Factors Influencing Proper Plantar
No. 9, 2998-2999. Ulcer Care of Leprosy Patients:
WHO. (2005). Guide Eliminate Leprosy Experience from Mon-Ywa
as a Public Health Problem. Township of Disabilities Survey
http://www.who.int/lep/resources/ Project, Myanmar. Global Journal
Guide_Int_E.pdf?ua=1. Diakses of Dermatology & Venereology
tanggal 12 Juni 2015. Vol. 1, No. 2: 37-40.
___________. (2007). I can do it myself! Yuniar, E. (2006). Faktor-Faktor Yang
Tips for people affected by Berhubungan Dengan Perawatan
leprosy who want to prevent Diri Dalam Upaya Pencegahan
disability. Kecacatan Penderita Kusta Di
http://webcache.googleuserconten Puskesmas Kalinyamatan
t.com/search?q=cache:4OndQW Kabupaten Jepara. (Tesis).
Ue63IJ:www.searo.who.int/entity/ Semarang: University
global_leprosy_programme/public Diponegoro.
ations/prevention_disability.pdf%3 http://eprints.undip.ac.id/38171/
Fua%3D1+&cd=1&hl=en&ct=clnk. Diakses tanggal 29 Mei 2015.

Publikasi Ilmiah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kusta (Leprosy) Dengan Perawatan
13
Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo.

* Amaliatus Solikhah : Mahasiswa


S1 Keperawatan UMS. Jln A.Yani
Tromol Pos 1 Kartasura
** Agus Sudaryanto S. Kep., Ns.,
M.Kes. Dosen Keperawatan UMS
Jln A.Yani Tromol Pos 1 Kartasura
** Vinami Yulian, S. Kep., Ns., M.Sc.
Dosen Keperawatan UMS Jln A.Yani
Tromol Pos 1 Kartasura

Publikasi Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai