Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan


baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah
terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat
penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran
infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi
dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.

Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan


mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang
bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan


yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai
macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti
untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat
menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses
penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan
dan mencegah terjadinya infeksi.

Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah


tulisan yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan
desinfeksi dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam
keseharian dunia keperawatan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

2. Bagaimana macam-macam sterilisasi

3. Bagaimana macam-macam desinfeksi

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi


2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Sterilisasi
3. Bagaimana Macam-Macam Desinfeksi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pegertian Sterilisasi dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,


bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang apatogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab


penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.

B. Macam-Macam Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


mekanik, fisik dan kimiawi:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22


mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misal nya larutan enzim dan antibiotik

2. Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

3
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung)

Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat


: jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun
terbatas penggunaanya.

a) Keuntungannya :
- Alat tetap kering
- Peralatan Sederhana
- Kondisi Emergentie
- Mikroorgsnisme akan hancur semuanya
b) Kerugiannya
- Kontrol sulit dilakukan
- Merusak alat
- Keterbatasan pada jenis barang yang disterilkan

c) Hal yang perlu diperhatikan

- Posisi Mengarah keatas, jangan terbalik

- Pada bagian api paling panas, titik api lama waktu


kontak 30 detik

4
2) Panas Kering:

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi


panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2
jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang
digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan
ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna. Contohnya : alat bedah, baju OCA, kain kasha

Jika sudah di sterilisasikan diikat di beri kain dan di


beri tanda.

5
3) Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang


mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini
supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah
Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak
terbunu h dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl.
Botulinum

4) Uap air panas bertekanan

Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan


tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi

6
koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik
digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah
distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila
selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih
maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu
dan tekanan dalam autoklaf

· 5) Penyinaran Dengan Sinar UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses


sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang
menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan
disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:

a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat


b. Asorbsi as. NukleatàDaya kerja
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7
nm

7
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia

a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

1) Rongga (space)
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman
biasanya bersifat sangat mudah menguap
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan
setelah berkontak dengan disinfekstan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia

1) Jenis bahan yang digunakan


2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat Kuman
4) pH
5) Suhu

c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

1) Alkohol
a) Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran
sel rusak
b) Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim
tdk aktif
2) Halogen

a) Mengoksidasi protein kuman

3) Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit

8
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4) Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5) Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak
membran sel menurunkan tegangan permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu
desinfektan
6) Gas Etilen Oksida
a) Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

C. Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab


penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau


menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi
digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai
antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-


alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena
dapat menghambat proses disinfeksi.

1. Macam-macam desinfektan yang digunakan :

a. Alkohol

9
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk
mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol
untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap
tanpa meninggalkan efek sisa.

b. Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang


populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk
kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat
yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian
diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker,
kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit,
sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

c. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang


digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai
antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin
glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak

10
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga
mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit
dan salivary mucus.

d. Senyawa Halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan


melepaskan ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat
menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh
bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

e. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat


digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh
karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian
besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.

f. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi


dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah
terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan


atau benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik,
hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.

beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya


infeksi Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi
mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik


dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

12
B. Saran

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan


menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun
mengendalikan infeksi.

Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz,Srikandi.1992 Microbiologi pangan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Hadioetomo , R.S. 1985. Mikrobiologi dasar dalam Praktek. PT. Gramedia.Jakarta

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan

Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,


EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba


Medika

Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

13

Anda mungkin juga menyukai