Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohiim.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Makalah tentang “PENGUKURAN DEBIT ALIRAN AIR, CURAH HUJAN

DAN ALIRAN UDARA ” ini dengan baik.

Dalam menyusun Makalah ini penulis menngucapkan terimakasih kepada

Bapak dan Ibu selaku Dosen yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Makalah ini.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Amin yarabbala`lamin.

Padang, 10 Oktober 2016

Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran
sungai. Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat
dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu
satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume
per waktu. Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu
DAS.
Satuan debit adalah meter kubik per detik (m3 /s). Satuan ini merupakan
satuan baku yang digunakan dalam system satuan SI. Debit aliran dapat dijadikan
sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumberdaya air permukaan.
Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan debit andalan
dalam pembuatan irigasi dan drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam
pembuatan irigasi dan drainase karena debit andalan merupakan debit
maksimum yang dapat digunakan untuk irigasi. Apabila kita tidak mengetahui
debi andalan aliran irigasi maka kita tidak dapat mengoptimalkan pemakaian air.

B. Tujuan

Tujuan mengukur debit aliran air, curah hujan dan aliran udara adalah:
1. Untuk mengetahui prosedur yang benar dalam mengukur debit aliran air, curah
hujan,dan aliran udara.

C. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini dalah megetuhui batasan seberapa besar debit aliran air, curah
hujan,dan aliran udara yang masih aman bagi kehidupan manusia pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegukuran Debit Aliran Air

Ada beberapa metode dalam pengukuran debit air suatu sungai atau sumber air di
dalam kawasan, mulai dari metode yang cukup sederhana (menggunakan alat-alat
sederhana) sampai dengan menggunakan metode yang cukup rumit dan mahal
(menggunakan alat manual dan automatik).
Bagi petugas di lapangan (petugas resort/pejabat fungsional), metode pengukuran
debit air secara sederhana dapat membantu mempermudah pengambilan data debit air
suatu sumber mata air yang ada di dalam kawasan. Karena seperti diketahui bersama,
terkadang petugas lapangan tidak cukup dilengkapi dengan alat-alat pengukuran debit air.
Akan tetapi dengan segala keterbatasan tersebut petugas lapangan tetap dapat melakukan
pengukuran dan data tersebut tetap valid. Berikut ini uraian metode pengukuran secara
secara sederhana beserta cara perhitungannya :

 Pengukuran debit air dengan Metode Tampung

Metoda ini dilakukan untuk pengukuran sumber mata air yang tidak menyebar dan
bisa dibentuk menjadi sebuah terjunan (pancuran).

Alat yang diperlukan dalam pengukuran debit dengan metoda ini:


No Nama Alat Gambar Fungsi
1 BOTOL Untuk menampung
sampel
2 Stop watch Untuk menghitung
durai debit.

3 Alat tulis Untuk mencatat

1. Alat tampung dapat menggunakan botol air mineral untuk volume 1,5 liter atau alat
tampung lain seperti ember/baskom yang telah diketahui volumenya.
2. Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/handphone) yang dilengkapi
dengan stop watch.
3. Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan.

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:


1. Siapkan alat tampung yang sudah diketahui volumenya.
2. Bentuk aliran sebagai pancuran atau terjunan (untuk memudahkan pengukuran,
aliran air sumber dapat dibendung kemudian aliran air disalurkan menggunakan
bambu, potongan pipa, dll)
3. Diperlukan 3 (tiga) orang untuk melakukan pengukuran. Satu orang untuk
memegang alat tamping, satu orang bertugas mengoperasikan stop watch, dan orang
ketiga melakukan pencatatan.
4. Proses dimulai dengan aba-aba dari orang pemegang stop watch pada saat
penampungan air dimulai, dan selesai ketika alat tampung sudah terisi penuh. Waktu
yang diperlukan mulai dari awal penampungan air sampai terisi penuh dicatat (T)
dalam form pengukuran. Pengukuran dilakukan 5(lima) kali (untuk mengoreksi hasil
pengukuran), dan hasil pengukuran dirata-ratakan untuk mendapatkan nila T rata-
rata.

Blanko pencatatan hasil pengukuran debit air dengan Metoda Tampung

Tanggal Pengukuran :
Nama Sumber Air :
Lokasi Sumber air (Koordinat/Blok/Zona) :
Resort/Seksi Wilayah/Bidang PTN Wilayah :

1. Perhitungan waktu pengukuran


Volume alat tampung = --- liter (Volume alat penampung harus tetap dan sudah
diketahui, jika belum diketahui harus diukur terlebih dahulu).
Waktu rata-rata merupakan hasil pembagian antara Jumlah total waktu pengukuran
dengan jumlah pengulangan pengukuran.

 Waktu
T rata-rata = --------
n
dimana :
T rata-rata = Waktu rata-rata (detik)
Ʃ Waktu = Total Waktu Pengukuran
n = Pengulangan Pengukuran

2. Penghitungan debit air


Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A)
saluran/aliran dengan kecepatan (v) aliran air.

Q = A.V
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)

 Pengukuran debit air dengan Metoda Apung

Metoda ini menggunakan alat bantu suatu benda ringan (terapung) untuk mengetahui
kecepatan air yang diukur dalam satu aliran terbuka. Biasanya dilakukan pada sumber air
yang membentuk aliran yang seragam (uniform).
Pengukuran dilakukan oleh 3(tiga) orang yang masing- masing bertugas sebagai
pelepas pengapung di titik awal, pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu
perjalanan alat pengapung dari awal sampai titik akhir.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda terapung dari suatu titik
tertentu (start) kemudian dibiarkan mengalir mengikuti kecepatan aliran sampai batas titik
tertentu (finish), sehingga diketahui waktu tempuh yang diperlukan benda terapung
tersebut pada bentang jarak yang ditentukan tersebut.

Alat-alat yang diperlukan dalam pengukuran debit air dengan Metoda Apung:
1. Bola pingpong atau bisa diganti dengan benda lain yang ringan (gabus, kayu kering, dll)
2. Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/hand phone) yang dilengkapi dengan
stop watch
3. Alat ukur panjang (meteran atau tali plastic yang kemudian diukur panjangnya dengan
meteran).

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:


1. Pilih bagian aliran yang tenang dan seragam, hindari aliran yang memiliki pusaran air.
2. Tentukan dulu panjang saluran/lintasan (P) sungainya dan batasi titik awal (start) dan
akhirnya (finish). (catat dalam form pengukuran).
3. Bersihkan bagian aliran tersebut dan bentuklah menjadi aliran yang lurus dengan
penampang aliran yang memiliki kedalaman yang relatif sama .
4. Bagilah panjang saluran/lintasan menjadi beberapa bagian (misal 5 bagian/titik), ukur
lebar sungai (L) pada titik-titik tersebut; dan ukur juga kedalamannya (H) pada bagian
tepi kanan, tepi kiri dan tengah aliran. Kemudian hitung masing-masing rata-ratanya.
(catat dalam formulir pengukuran)
5. Hitung luas penampang (A) rata-rata seperti dalam formulir pengukuran.
6. Gunakan benda apung (bola pingpong, kayu kering, gabus, dll) yang dapat mengalir
mengikuti aliran air dan tidak terpengaruh angin.
7. Lepaskan benda terapung pada titik awal lintasan (start) bersamaan dengan menekan
stop watch (tanda start) dan tekan kembali stop watch (tanda stop) pada titik akhir
lintasan (finish) dan hitung waktunya (T).
8. Ulangi pengukuran waktu tempuh 5 kali ulangan.
9. Catat waktu tempuh benda apung dan hitung waktu rata-ratanya.
10. Hitung kecepatannya (V) menggunakan variabel luas penampang rata-rata (A) dan
waktu rata-rata (T) sesuai rumus.
11. Hitung Debit air (Q) yang mengalirnya sesuai rumus

Blanko pencatatan hasil pengukuran debit air dengan Metoda Apung

Tanggal Pengukuran :
Nama Sumber Air :
Lokasi Sumber air (Koordinat/Blok/Zona) :
Resort/Seksi Wilayah/Bidang PTN Wilayah :

1. Perhitungan Luas Penampang


Luas penampang (A) merupakan hasil perkalian antara Lebar rata-rata (L) saluran/aliran
dengan Kedalaman rata-rata (H) saluran/aliran air.

A = L rata-rata x H rata-rata

dimana :
A = Luas Penampang (m2)
L rata-rata = Lebar rata-rata (meter)
H rata-rata = Kedalaman rata-rata (meter)
2. Penghitungan Kecepatan (v)
Kecepatan (v) adalah hasil pembagian antara panjang saluran/aliran (P) dibagi dengan
waktu rata-rata (T rata-rata).

P
V = ------------
T rata-rata
dimana :
V = Kecepatan (meter/detik)
P = Panjang saluran (meter)
T rata-rata = Waktu rata-rata (detik)

3. Penghitungan debit air


Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A)
saluran/aliran dengan kecepatan (v) aliran air.

Q = A.V
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)

B. Pegukuran Curah Hujan

curah hujan adalah: jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode
tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak
terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi..

Satuan Curah Hujan adalah mm, inch.terdapat beberapa cara mengukur curah
hujan:
1. Alat pengukur Curah Hujan manual :

- Menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung


dibagi luas penampang/mulut penakar. Mengukur CH harian (mm), diukur 1 kali
pada pagi hari.

- Alat yang digunakan yaitu Observatorium/ombrometer dengan tinggi 120 cm,


luas mulut penakar 100 cm2
- Akhirnya didapatkan Tinggi CH = Volume / luas mulut penakar (Contoh :
terukur 200 ml atau 200 cc maka CH = 200 cm3 / 100 cm2 = 2 cm = 20 mm)

2. Alat pengukur Curah Hujan otomatis dgn menggunakan prinsip :


- Pelampung
- Timbangan
- Jungkitan

Contoh alat pengukur: Hellman dan Tipping-bucket gauge

Keuntungan alat ukur otomatis :


- Lebih teliti
- Dapat mengetahui waktu kejadian dan intensitas hujan
- Periode pencatatan lebih dari sehari dengan kertas pias
biasanya alat pengukur otomatis ini dipadukan dengan kertas pias sehingga
bisa mendapatkan tinggi curah hujan setiap jamnya (intensitas).
-
3. Sensor pasif (satelit) : menduga potensi hujan berdasarkan klasifikasi awan yang
dilakukan dengan analisis cluster. Analisis mengunakan range temperature dan nilai
kecerahan kanal 1 dan 2 dari NOAA HRPT data
.
4. Sensor aktif (radar) : menduga intensitas hujan dengan memancarkan radiasi
gelombang mikro dengan panjang gelombang > 1 cm. Butir hujan, kristal es dan
hailstones memancarkan balik radiasi yg dipancarkan sensor radar
Semakin besar radiasi balik terukur, semakin besar hujan yang terjadi.
C. Pegukuran Aliran Udara
Alat-Alat Pengukur Aliran Udara :
1. Ambient Gas Sampler RAC-5
Sistem 5- Gas Sampler tes untuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida
(NO2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), aldehid alifatik (R-CHO) dan polutan
lainnya yang ada pereaksi kimia sesuai (menyerap solusi). Alat serbaguna ini dapat
digunakan secara akurat sampel gas tunggal atau sampai dengan lima gas yang
berbeda secara bersamaan. Desain Sederhana, kemudahan perakitan dan komponen
modular izin perubahan konfigurasi mudah dalam sampling kereta untuk memenuhi
persyaratan sampling variabel.
Sistem 5-Gas dapat digunakan hampir di mana saja bahwa kekuatan garis tersedia
dan digunakan untuk surveilans daerah, survei tanaman perimeter dan pemantauan
kualitas udara interior atau evaluasi. RAC 5-Gas Sampler dilengkapi lengkap di
tempat penampungan semua cuaca-portabel dan siap-untuk-beroperasi (reagen tidak
termasuk). Desain mandiri termasuk kabinet berat-gauge baja dengan tutup dikunci
berengsel, dua kompartemen yang terpisah dan finish enamel tahan cuaca dipanggang
yang cocok untuk penggunaan di bawah sebagian besar kondisi iklim. Kereta
sampling preassembled lengkap dan perakitan pemanas termostatik-dikendalikan
dipasang dalam kompartemen terisolasi, sistem pompa vakum, gauge vakum dan
kotak persimpangan listrik dipasang di kompartemen kedua, yang telah louver pada
tiga sisinya untuk pembuangan panas. Kabel listrik 3-kawat disediakan sebagai
standar.
Dalam operasi, pompa vakum menarik udara ambien di melalui perisai hujan
berbentuk kerucut dan tabung inlet (perisai hujan terbalik untuk mencegah presipitasi
dari memasuki perangkat sampling). Partikel entrained di sampel udara terjebak dalam
udara beofre membran-jenis filter memasuki inlet manifold. Inlet The manifold
kemudian membagi aliran udara menjadi lima volume yang sama yang mengalir
melalui pipa ke Teflon bubblers. Bubbler Masing-masing memiliki topi 2-lubang
dengan tabung bubbler gelas standar, baik terbatas atau fritted, pada port inlet. Sampel
udara melewati tabung ini ke 50ml reagen (menyerap solusi) yang terdapat dalam
bubbler masing-masing. Alat Sampling Udara Ambient ( Air Sampler Ambient )
Impinger

Teknik analisa udara dengan impinger pada hakekatnya terdiri dari beberapa langkah
yakni:
1. Menarik udara contoh dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang
berisi larutan penangkap.
2. Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.
3. Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang
dipompa dan hasil pengukuran dari ( 2) . Peralatan impinger secara
keseluruhan terdiri dari :
1. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi.
Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer
2. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan
penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.
3. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air untuk
melindungi pompa dari korosi.
2. Mass Air Flow Meter – Nexflow.
Stream Air Flow Meter Dari NEXFLOW, merupakan Innovasi yang radikal dari
desain alat ukur aliran udara konvensional, dengan menghadirkan kemudahan
instalasi, biaya rendah dan akurat dari probe dalam aliran udara. Udara flow meter
pada pipa dan masukan probe ke dalam pipa melalui lubang bor. Biaya rendah dari
meteran aliran udara membuatnya ideal untuk instalasi pada titik-titik sepanjang
sistem distribusi udara untuk memonitor udara bertekanan yang berharga dan sistem
operasinya.
X-Stream Air Flow Meter dipasang pada pipa, dengan dua probe yang dimasukan
ke dalam pipa melalui 3 / 16 " lubang bor ini akan langsung terpasang baik pada pipa;
. Tidak ada pemotongan atau mengelas diperlukan untuk instalasi. Karena setiap X-
Stream Air Flow meter dibuat dan dikalibrasi untuk ukuran tertentu dari pipa,
tampilan digital menunjukkan aliran udara secara langsung, tanpa setup atau
penyesuaian.
X-Stream Air Flow meter mengukur aliran udara dengan mempertahankan satu
probe lebih hangat dari yang lain. Cara kerja Ini menghitung kecepatan massa dari
jumlah panas yang dibutuhkan dan kemudian menghitung aliran udara terhadapluasan
pipa. Satuan yang digunakanadalah SCFM, ditampilkan pada layar besar dengan 4
digit; output 4-20 mA dan dapat dilakukan remote display, serta akuisisi dan
pengolahan data. satuan Metrik merupakan feature opsional.
3. Gas Sampler Rac-3
RAC 3-Gas Sampler adalah sistem basah-kimia yang sampel udara ambien
sampai tiga gas polutan yang berbeda secara bersamaan dan fitur sistem
thermoelectric untuk menjamin akurasi maksimum untuk sampling SO2.
3-Gas Sampler tes untuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2),
hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), aldehid alifatik (R-CHO) dan gas polutan
lainnya yang ada pereaksi sesuai (menyerap solusi). Sampler ini dapat digunakan
hampir di mana saja bahwa kekuatan line tersedia untuk melayani kebutuhan gas
beragam luas sampling.
Dalam konfigurasi dasar, sistem 3-Gas dirancang untuk mengumpulkan contoh
SO2, NO2 dan gas (opsional) secara bersamaan ketiga. Komponen Modular izin
perubahan konfigurasi mudah dalam sampling kereta - kecuali untuk pengaturan SO2
(Stasiun 1) - untuk memenuhi berbagai kebutuhan sampling.

4. Portable Gas Sampler


Sampling beberapa jenis gas berbahaya ini dimungkinkan dengan menggunakan
impinger. Sampling udara ambien dengan menggunakan kantong sampling (Option)
dan Sampling debu (partikulat dll materi) dengan menggunakan penahan filter
(Standar aksesori) yang baik. PCXR8 Personal Air Sampling Pump
Universal Pompa PCXR8KD Dengan timer yang dikendalikan komputer, pompa
udara PCXR8 sampling membuat intermiten sampling kenyataan. Pengguna
sekarang dapat memperpanjang waktu sampling bahan kimia dengan metode analisis
yang menentukan volume udara rendah. Dengan sampling sebentar-sebentar selama
periode yang diinginkan, kebutuhan volume udara dipelihara dan TWA benar
tercapai. Pengguna mengambil contoh yang lebih sedikit dan menghemat biaya
analitis.
Untuk mencapai hal ini, pengguna cukup memasukkan waktu sampling yang
lebih besar dari run time pompa. Komputer kemudian kontrol on / off bersepeda
pompa sehingga sampel diambil sebentar-sebentar selama periode sampling yang
diinginkan. TWA tes berkisar antara 8 jam sampai 7 hari dalam durasi yang
mungkin, tergantung pada jenis sampel yang dikumpulkan. Kanomax, Ambient
Quality Monitor AQM 60 60 AQM memantau mengisi kesenjangan antara
stasiunmonitoring referensi lengkap dan samplers difusi sederhana.Aplikasi yang
umum termasuk lalu lintas atau pemantauan pinggir jalan, pengukuran kualitasudara
perkotaan dan pemantauanfenceline sumber polusi udara. AQM60 ini
menggunakanproprietary Analytic GSS Teknologi untuk memberikan kinerja yang
tinggi dalam paket biaya yang fleksibel efektif. 60 AQM monitor yang bijaksana,
sangat kompak, dan mengirimkan data pengukuran yang tepat untuk berbagai
polutanambien termasuk O3, NO2, CO, SO2, CO2, VOC, ditambahPM10 dan
parameter lingkunganseperti suhu, kelembaban,kecepatan angin dan arah ,
kebisingan dan sensor meteorologilainnya. Data disimpan secara internal dan juga
tersedia secara real time melalui modem GSM, radio daya rendah, internet dan
pilihan komunikasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai