Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN

PENGEMASAN PANGAN

Disusun Oleh :

1. Ade Rut Febimesria P23131116001


2. Fauzan Muhammad P23131116015
3. Risti Nofitasari P23131116030

Dosen Pembimbing :

Muntikah, S.P., M.Pd.

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN


JAKARTA II
Jurusan Gizi
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penyusunan makalah yang berjudul ”Pengemasan
Pangan” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pangan yang
dibimbing oleh Muntikah, S.P., M.Pd. Selama penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari dan mohon maaf dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis agar dapat memperbaiki
kekurangannya. Penulis berharap makalah yang berjudul “Pengemasan Pangan” dapat
memberikan informasi yang berguna bagi mahasiswa serta bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Jakarta, 18 Februari 2018

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................... 4
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
2. 1 PENGERTIAN DAN TUJUAN .............................................................................................................. 5
2.2 FUNGSI DAN PERANAN BAHAN PENGEMAS ..................................................................................... 5
2. 3 SYARAT-SYARAT KEMASAN YANG BAIK ........................................................................................... 6
2. 4 JENIS – JENIS KEMASAN ................................................................................................................... 8
2.5 BAHAN – BAHAN KEMASAN .............................................................................................................. 9
2.6 PENENTUAN DAYA AWET BAHAN PANGAN YANG DIKEMAS ......................................................... 11
2.7 METODE PENGEMASAN .................................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 13
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................... 13

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi
siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah
atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta
gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Pengemasan tidak hanya pembungkusan , pewadahan, ataupun pengepakan. Peran
penting pengemasan adalah melindungi, mencegah, ataupun mengurangi kerusakan bahan
pangan yang ada di dalamnya. Selain itu, pengemasan pangan juga berperan agar suatu hasil
pengolahan atau produk industri mempunyai karakteristik bentuk dan ukuran yang
memudahkan untuk disimpan, diangkut, dan didistribusikan. Aspek yang sama pentingnya
adalah aspek kemasan mempengaruhi keberhasilan suatu produk pangan dapat diterima
dengan baik oleh konsumennya. Kemasan berpengaruh besar bagi aspek promosi produknya.
Karena itu, kemasan harus dirancang sebaik mungkin dari penetapan bentuk, warna,
pelabelan, dan dekorasi pada kemasan sehingga kemasan dapat berfungsi sebagai perangsang
daya tarik pembeli.
1. 2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan tujuan dari pengemasan pangan?
2. Apa fungsi dan peranan bahan pengemas?
3. Bagaimana syarat-syarat kemasan yang baik?
4. Apa saja jenis-jenis kemasan?
5. Apa saja bahan-bahan kemasan?
6. Bagaimana daya awet bahan pangan yang dikemas?
7. Bagaimana metode pengemasan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan pengemasan pangan
2. Untuk mengetahui fungsi dan peranan bahan pengemas
3. Untuk mengetahui syarat-syarat kemasan yang baik
4. Untuk mengetahui jenis dan bahan kemasan
5. Untuk mengetahui daya awet pangan yang dikemas
6. Untuk mengetahui metode pengemasan

4
BAB II PEMBAHASAN

2. 1 PENGERTIAN DAN TUJUAN


Pengertian
Kemasan menurut soehardi sigit, kemasan adalah wadah, tempat, isi atau yang sejenisnya
yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, kain, karton atau meterial lainnya
yang membungkus atau mengemas suatu produk yang dilakukan oleh produsen atau pemasar
untuk disampaikan kepada konsumen.
Kemudian kegiatan dalam pembungkus atau kemasan disebut pembungkusan atau
pengemasan. Pengertian pembungkusan atau pengemasan menurut William J. Stanson,
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas umum dalam perencaraan barang atau produk yang
melibatkan penentuan dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
Dengan demikian, pembungkusan/pengemasan adalah suatu aktivitas atau kegiatan umum
dalam perencanaan barang untuk menempatkan barang tersebut ke dalam wadah atau tempat
yang memerlukan akan penentuan desaindan pembuatan kemasan dapat berasal dari berbagai
macam bahan yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen.
Tujuan
• Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.
• Menyelamatkan produksi bahan pangan yang melimpah.
• Mencegah rusaknya zat gizi bahan pangan.
• Menjaga dan menjamin kesehatan dan keamanan bahan pangan.
• Memudahkan distribusi/pengangkutan dan menyimpan bahan pangan.
• Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.
• Meningkatkan daya tarik dari produk bahan pangan
2.2 FUNGSI DAN PERANAN BAHAN PENGEMAS
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap bahan
pangan yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan dapat sampai ketangan
konsumen dengan baik ( Mushollaeni, 2009 ) Menurut Erliza dan Sutedja ( 1987 ) bahan
kemasan harus mempunyai syarat – syarat yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang
dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat – syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan,
kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi,
kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus
memenuhi syarat – syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis mempunyai
syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropics atau daerah
dingin.demikian juga untuk daerah yang kelembapan tinggi dan daerah kering.

5
Menurut julianti dan Nurmiah (2006 ), fungsi paling mendasardari pengemas adalah
untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan – kerusakan, sehingga lebih mudah
disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi dai bahan pengemas adalah,
1. Sebagai wadah misalnya wadah atau tempat penyimpanan atau distribusi produk dari
pabrik ke pengguna.
2. Sebagai protector, pengemas harus melindungi produk yang dikemas yang dapat
terjadi selamat transportasi dan distribusi.
3. Sebagai media komunikasi, pengemas harus mengidentifikasikan produk dan asal
usulnya, sebagai informasi bagi konsumen bagaimana pengumuman dan
penyimpanan produk juga dapat memuat informasi yang diperlukan misalkan info
nutrisi.
4. Dapat menurunkan biaya produksi, pengemasan yang baik akan mempermudah
penanganan distribusi dan pemasaran, sehingga menurunkan biaya pekerja yang
tinggi.
Pengemas harus mempertahankan produk agar tetap bersih dan memberikan
perlindungan terhadap kontaminasi dan pencemaran lainnya.kemasan harus memberikan
perlindungan pada makanan terhadap kerusakan fisik, air, udara dan sinar harus berfungsi
secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan, serta harus mempunyai ukuran,
bentuk, berat yang memudahkan bagi proses selanjutnya dan harus memberikan informasi
dan daya tarik bagi konsumen. ( Syarief,et al., 1989)
2. 3 SYARAT-SYARAT KEMASAN YANG BAIK
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pembungkus tidak hanya sebagai
bungkus tapi lebih luas dari pada itu. Dan apabila kita dapat memenuhi syarat-syarat tersebut
maka konsumen atau calon konsumen lebih puas sehingga kelancaran dari penjualan barang-
barang akan lebih lancar. Syarat-syarat pembungkus yang baik yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai Tempat
Syarat ini adalah syarat yang paling utama dan telah banyak diketahui sehinggga bukan
sebuah permasalahan lagi. Misalkan kita menjual minuman maka sudah tentu kita memilih
pembungkusnya adalah botol dari gelas ataupun plastik dan bukan dari ketas yang tidak dapat
berfungsi sebagai tempat untuk minuman.
b. Menarik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka setiap perusahaan hendaknya dapat membuat
pembungkus yang menarik. Dengan pembungkus yang menarik tersebut dapat diharapkan
orang akan tertarik untuk mencobanya sehingga akhirnya dapat diharapkan menjadi
langganan. Oleh karena itu, sayang sekali jika suatu barang yang pembungkusnya menrik tapi
barang tersebut kurang berkualitas, pasti akan mengecewakan konsumen. Ada juga orang
yang berpendapat bahwa yang menarik hanya barang-barang yang kita ingin mencobanya
kita harus beli misalnya kembang gula, makanan dan minuman dalam kaleng dan lain-lain.
Sedangkan bagi barang-barang yang kita dapat mengetahui kualitasnya tanpa kita
membelinya yaitu misalnya kaca mata, sepatu dan lain-lain. Ada orang yang berpendapat
bahwa masalah keindahan pembungkus tidak perlu diperhatikan. Tapi itu adalah pendapat
yang salah, pembungkus yang menarik itu tetap penting meskipun itu barang-barang yang

6
terbuka sebelum dibeli misalnya kaca mata. Sebab dengan pembungkus yang indah dan
menarik akan menimbulkan kesan bahwa kualitas barangnya adalah baik juga. Yang disebut
dengan indah dan menarik disini adala kombinasi bahan, bentuk, komposisi warna, gambar,
tulisan dal lain-lain.

c. Dapat Melindungi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kualitas suatu barang sangat besar pengaruhnya
terhadap kelancaran penjualan. Oleh karena itu, maka perlu pembungkus yang dapat
melindungi baik pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan maupun dalam peredaran
di pasaran. Bila pembungkus mampu melindungi barang-barang akan lebih terjamin
kualitasnya, sehingga kelancaran penjualan dapat ditingkatkan. Misalnya seperti barang-
barang elektronik seperti TV, kulkas yang mudah rusak, sehingga harus dibuatkan
pembungkus sedemikian rupa sehingga dalam pengagkutan, kualitas barang dapat
dipertahankan dan tetap terjamin. Untuk obat-obatan yang peka terhadap sinar matahari
biasanya biasanya ditempatkan pada botol-botol yang gelasnya berwarna gelap. Apabila kita
tidak memperhatikan masalah tersebut, maka kualitas barang-barang kita tidak akan terjamin
kualitanya sehingg hal tersebut akan mempengaruhi dalam kelancaran penjualan.
d. Praktis
Apabila perusahan mampu membuat pembungkus yang praktis maka dengan sendirinya
konsumen akan lebih puas. Maksud praktis disini adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan
ditutup kembali, ringan dan sebagainya. Contohnya yaitu pembungkus rokok yang mudah
ditaruh dalam saku baju maupun celana.Apabila kita merasa pembungkus yang kita buat
kurang praktis maka kita harus membuat yang lebih praktis.
e. Menimbulkan Harga diri
Biasanya pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri
yang baik. Meskipun demikian kita harus memperhatikan masalah ini. Hal-hal yang terutama
untuk barang-barang yang dapat dipakai untuk kado misalnya biskuit tertentu, yang
tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi orang yang membeli biskut tersebut akan naik
harga dirinya. Sebab jika kita rasakan isinya, tak jauh beda dengan yang lain-lain. Pada toko-
toko pengecer pada umumnya pembungkus pengruhnya untuk menambah harga diri banyak
yang diabaikan. Misalnya membungkus barang dengan kertas koran yang sudah kumal,
sehingga menimbulakan rasa malu bagi yang membawanya dan kejadian tersebut jelas akan
memperlambat kelancaran penjualan.
f. Ketepatan Ukuran
Ukuran pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan berhubungan erat dengan
harga suatu barang. Di negara yang sudah maju seperti Amerika, maka ukuran-ukuran yang
besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara yang baru berkembang seperti Indonesia pada
umunya daya belinya kebanyakan rendah, sehingga perlu diperhatikan pembungkus dengan
ukuran yang terjangkau dengan daya beli sebagaian besar masyarakan adalah ukuran mini.
Misalnya perusahaan bumbu masak, shampo dan lain-lain. Telah mengintrodusir cara ini
sehingga dengan demikian penduduk yang berpenghasilan rendah dapat pula ikut

7
membelinya, meskipun sebenarnya dengan ukuran mini tersebut dapat menimbulkan jatuhnya
harga menjadi lebih mahal.
g. Pengangkutan
Dalam membuat dan menentukan pembungkus pada suatu barang, harus pula diperhatikan
pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan. Misalnya pembungkus persegi seperti rokok,
susu balita dan lain-lain, akan dapat menghemat biaya pengangkutan. Dengan penghematan
terhadap ongkos pengangkutan maka perusahaan akan mampu menjual dengan harga yang
lebih rendah dari saingannya atau dengan harga jual yang sama dengan perusahaan akan
mampu meningkatkan kualitas dari barang prosuksinya. Dengan tindakan ini dapat
diharapkan kelancaran penjualan dapat lebih ditingkatkan.
Dari penjelasan tentang syarat-syaran pembungkus di atas timbul pertanyaan-pertanyaan
manakah yang harus di pentingkan dari beberapa syarat tersebut. Hal ini perlu dipersoalkan
sebab dalam prakteknya sulit bagi perusahaan unutk dapat memenuhi semua syarat-syarat
tersebut secara sempurna. Bahkan di dalam memenuhi syarat-syarat tersebut kadang-kadang
terjadi kontradiksi atau pertentangan. Misalnya dalam usaha pembungkus yang menghemat
ongkos angkutan dapat menyebabkan keindahan dari barang tersebut menjadi berkurang.
Oleh karena itu, sebaiknya semua perusahan mampu memperhatikan semua masalah dalam
keseimbangan yang baik dan menitik beratkan pada syarat-syarat yang di anggap paling
penting sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2. 4 JENIS – JENIS KEMASAN
1. KEMASAN PRIMER
Berdasarkan jenisnya, kemasan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Kemasan Primer, 2.
Kemasan Sekunder, dan 3. Kemasan Tersier. Disebut kemasan primer karena
kemasan ini langsung bersinggungan dengan produknya. Contoh kemasan primer
adalah botol, tube, dan tutupnya. Sering juga label atau kotaknya kadang-kadang juga
disebut kemasan primer meskipun tidak kontak langsung dengan produknya.
Kemasan primer sangat penting dari segi fungsinya, yaitu untuk melindungi
(protection), mengawetkan (preservation), komunikasi ke pelanggan
(communication), dan termasuk fungsi artistik supaya konsumen yang melihat tertarik
untuk membeli.

2. KEMASAN SEKUNDER
Kemasan sekunder diperlukan untuk melindungi kemasan primer selama dalam
penyimpanan di gudang, saat transportasi, dan saat didistribusikan ke pelanggan partai
besar maupun pelanggan eceran. Kemasan sekunder juga untuk mengantisipasi moda
transportasi serta kondisi jalan pada sistem distribusinya.
Sesuai dengan fungsinya untuk melindungi kemasan primer, kemasan sekunder dapat
berbentuk tatakan (tray), pembungkus (wrapper), pengikat (binder), dan dapat terbuat
dari bahan karton, plastik, tali, film pembungkus (wrapper) serta karton atau kardus
(corrugated outer) disebut sebagai secondary packaging atau supporting
packaging (kemasan penunjang).
Baik kemasan sekunder maupun kemasan penunjang berfungsi menjamin supaya
kemasan primer sampai ke tangan konsumen selalu dalam keadaan baik. Karena itu,
kemasan sekunder harus didesain sedemikian rupa agar kemasan primernya selalu

8
aman, tidak berdebu, tidak terkelupas, tidak rusak, patah, penyok, dan tidak berubah
warna.
Kemasan sekunder merupakan satu kesatuan dengan kemasan primer. Pada produk
yang kemasan primernya menggunakan bahan flexible, sering kali diperlukan
kemasan sekunder yang lebih kuat untuk melindungi produk maupun kemasan
primernya. Contoh: kemasan primer polybag, stand-up pouch, dan sachet yang tidak
mempunyai kekuatan untuk melindungi diri dari kekuatan luar. Karenanya, mereka
memerlukan bantuan kemasan sekunder selama penyimpanan transportasi dari pabrik,
distributor, toko, hingga sampai ke tangan konsumen.

3. KEMASAN TERSIER
Tertiary packaging atau sering juga disebut dengan transport packaging adalah
kemasan yang digunakan untuk menggabungkan seluruh kemasan sekunder untuk
memudahkan proses transportasi dan mencegah kerusakan produk. Contoh dari
kemasan tersier adalah palet (kayu, cardboard, plastic) dan shrink wrap yang
digunakan untuk memudahkan proses transportasi dan melindungi sekumpulan
produk yang sudah dikemas dalam kemasan sekunder (kardus).
2.5 BAHAN – BAHAN KEMASAN
Menurut Syarief (1989), bila diperhatikan dipasaran maka untuk produk yang berbeda
umumnya jenis bahan pengemas yang digunakan berbeda pula, meskipun adapula jenis
produk yang sama maka jenis bahan pengemas yang digunakanbisa lebih dari satu jenis,
sebagai contoh : produk susu bubuk, ada yang dikemas langsung dari alumanium foil
kemudian dikemas didalam kardus. Contoh lain produk keripik atau chips, produk ini ada
yang dikemas di kantong plastic adapula yang dikemas di alumanium foil. Bahan pengemas
digolongkan menjadi empat yaitu :
1. Keramik, yang termasuk dalam kelompok ini adalah bahan – bahan dari gelas dan
keramik.
2. Logam, termasuk plat/lempengan timah (tinplate), alumanium.
3. Bahan alami (dari tanaman) seperti kayu,serat tanaman dan karet.
4. Plastic.
 Aluminium
Contoh aluminium yang fleksibel adalah aluminium foil. Aluminium foil merupakan
lembaran logam aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan < 0,15 mm.
Sifat-sifat dari aluminium yaitu hermetic, fleksibel tidak tembus cahaya sehingga dapat
digunakan untuk bahan yang berlemak, berminyak dan bahan-bahan yang peka terhadap
cahaya seperti margarine dan yoghurt.
 Keramik
Umumnya bahan pengemas keramik merupakan bahan pengemas tertua, biasanya berupa
botol, guci, pot dan vas bunga. Pada fermentasiuntuk pembuatan kecap dan touco biasanya
menggunakan wadah yang terbuat dari tanah lempung.

9
 Gelas
Wadah atau bahan pengemas dari gelas biasa digunakan untuk mengemas bahan cair
seperti parfum, bahan kosmetik ( pembersih wajah ), susu dan lain – lain. Pengemasan
menggunakan bahan gelas mempunyai keuntungan yaitu bersifat inert terhadap bahan kimia,
jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari dalam, tahan panas dan murah harganya.

 Logam
Bahan kemasan logam yang dimaksud adalah bahan logam yang menggunakan bahan
tembaga, perak dan emasatau campuran dari bahan – bahan tersebut. Karena emas relative
mahal maka digunakanbahan dari timah, seng, kuningan dan besi tahan karat ( steiless steel ).
Bahan kemasan dari steiless steel banyak digunakan dalam industry pangan karena bahan ini
hamper tidak bereaksi dengan bahan pangan.
Keuntungan wadah kaleng untuk bahan makanan dan minuman adalah mempunyai kekuatan
mekanik yang tinggi, barrier (pelindung / penahan ) yang baik terhadap gas, uap air, jasad
renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetic, toksisitasnya relative
rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas dan tahan
terhadap perubahan – perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim ( Anonim, 2010 ).
 Kayu
Kayu pada umumnya digunakan untuk peti kemas karena dapat dibuat sesuai dengan
ukuran yang diinginkan. Disamping sebagai peti kemas, kayu juga digunakan sebagai wadah
atau kemasan telur, tomat, buah – buahan dan lain – lain.
Kelemahan dari penggunaan kayu sebagai pengemas adalah pengetahuan tentang struktur
kayu, perakitan masih lemah sehingga saat ini perakitan menggunakan kayu. Perakitan masih
dilakukan dengan cara yang sederhana dan jarang sekali melakukan pengematan terhadap
kandungan air pada kayu.
 Kertas atau Karton
Bahan pengemas kertas atau karton banyak digunakan sebagai bahan pengemas. Produk
bakery ( roti, kue, dan pasty ) biasanya dikemas dikertas atau dikarton. Karton jangan
digunakan langsung untuk pengemas akan tetapi sebelum dikemas didalam karton produk
dikemas terlebih dahulu dengan plastic. Penggunaan karton sebagai pengemas sekunder
adalah untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis atau fisis. Selain itu juga bertujuan
untuk mempermudah dalam pengangkutan atau transportasi dan penyimpanan ( Anonim,
2011 ).
 Plastik
Menurut Syarief et al (1989), berdasarkan ketahanan plastic terhadap perubahan suhu,
maka plastikdibagi menjadi dua yaitu :
1. Thermoplastic, bila plastic meleleh pada perubahan suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu, bersifatreversible ( dapat kembali kebentuk semula atau mengeras bila
didinginkan ).

10
2. Termoset atau termodursisabel, jenis plastic ini tidak dapat mengikuti perubahan suhu (
tidak reversible ). Sehingga bila pengerasantelah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali. Pemanasan dengan suhu tinggi tidak dapat melunakkan jenis plastic ini melainkan
akan menjadi arang dan terurai. Karena sifat thermoset yang demikian maka bahan ini banyak
digunakan sebagai tutup ketel.
Penggunaan dalam penemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis kemasan,
sedangkan kelemahan plastic adalah tidak tahan terhadap suhu panas, tidak hemetis ( plastic
masih bias ditembus udara melalui pori-pori plastic ) dan mudah terjadi pengembunan uap air
didalam kemasanketika suhu turun. Jenis plastic yang digunakan dalam pengemasan antara
lain : polietilen, cellophane, poliviniklorida, ( PVC ), polyester, poliamida, dan poli etilen
tereptalat ( PET ).
2.6 PENENTUAN DAYA AWET BAHAN PANGAN YANG DIKEMAS
Faktor-faktor utama:
 Sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme dimana bahan ini mengalami
kerusakan, misalnya kepekaan terhadap kelembaban dan oksigen, dan kemungkinan
terjadinya perubahan-perubahan kimia dan fisik di dalam bahan pangan.
 Ukuran bahan pengemas sehubungan dengan volumenya
 Kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban) dimana kemasan dibutuhkan untuk
melindungi selama pengangkutan dan sebelum digunakan.
 Ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas atmosfer dan, bau,
termasuk ketahanan dari tutup, penutupan dan lipatan.
 Pengaruh kadar air dan aktivitas air (water activity)
2.7 METODE PENGEMASAN
 Packing Vacuum
Packing vacuum atau pengemasan hampa udara adalah metode penyimpanan dan
penyajian suatu produk, bisa berupa makanan yang ditujukan untuk dijual atau untuk
menyimpan dalam jangka waktu lama karena oksigen didalannya tidak ada.
 Pengalengan makanan
Merupakan perlakuan pengawetan makanan, penyegelan dalam kaleng atau botol
steril dan didihkan pada wadah untuk membunuh atau melemahkan bakteri yang tersisa
dengan cara sterilisasi
 Cup sealer
Penutup gelas atau tutup cup yang dipasang dengan menggunakan mesin yang disebut
cup sealer. Biasanya digunakan untuk menutup gelas air mineral atau sari buah.
 Kemasan Tradisional

11
Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan
menggunakan daun pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren),
daun jambu air dan daun jati.
 Kemasan Flexible
Kemas fleksibel adalah suatu bentuk kemasan yang bersifat fleksibel yang dibentuk dari
aluminium foil, film plastik, selopan, film plastik berlapis logam aluminium (metalized film)
dan kertas dibuat satu lapis atau lebih dengan atau tanpa bahan thermoplastic maupun bahan
perekat lainnya sebagai pengikat ataupun pelapis konstruksi kemasan dapat berbentuk
lembaran, kantong, sachet maupun bentuk lainnya.

12
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kemasan menjadi salah satu faktor penting dalam industri makanan. Kemasan juga
salah satu sarana penarik perhatian konsumen karena berhadapan lamgsung dmegan
konsumen. Seiring dengan berkembangjya zaman dan meningkatnya persaingan, fungsi
kemasan yang dulunya sebgai wadah atau pelindung, berunah menjadi alat jual yang
memberikan dan menciptakan citra kepada produk yang dijualnya.
Kemasan merupakan salah satu bagian dari desain komunikasi visual yang menuntut
banyak pertimbangan dalam proses pembuatannya. Hal ini karena selain mempertimbangkan
faktor estetis dan fungsionalnya, seorang desainer komunikasi visual yang baik juga harus
memikirkan bagaimana kemasan yang didesain itu dapat menarik perhatian konsumen dan
memenangkan persaingan pasar. Akhirnya kemasan bagaikan “baju” yang dikenakan sebuah
produk dengan tujuan menarik konsumen yang akan membeli produk tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/2016/08/08/pang4227-pengemasan-pangan/
http://ans-teknologipangan.blogspot.co.id/2013/04/pengemasan-makanan_4.html
http://javanrey.blogspot.co.id/2014/01/pengemasan-bahan-pangan.html

14

Anda mungkin juga menyukai