PENDAHULUAN
Trauma ureter akibat kekerasan dari luar sangat jarang terjadi, meliputi
kurang dari 4% kasus trauma tembus dan kurang dari 1% trauma tumpul. Secara
keseluruhan, trauma ureter terjadi kurang dari 1% dari seluruh trauma sistem
dengan trauma ureter juga menderita trauma ginjal, dan 5% diantaranya menderita
trauma buli1
Trauma ureter disebabkan oleh trauma tajam dan trauma tumpul , dari
Trauma tajam ureter disebabkan luka tembak atau tusuk. Cedera ureter
umumnya tidak bediri sendiri sering disertai cedera organ lain seperti kolon,
tinggi yang diterima di seluruh tubuhnya. Besarnya energi tersebut berakibat pada
terjadinya trauma lain, yang umumnya juga jarang terjadi, seperti fraktur pada
itu, ditemukannya trauma semacam ini pada penderita dengan trauma tumpul
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder atau pipa yang
dari pelvis renalis yang berjalan dari hillus ginjal menuju distal dan kemudian
bermuara pada kandung kemih. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa disebelah
kanan dan kiri yang menghubungkan ginjal kanan dan kiri dengan kandung
sekitar 0,5 cm dan diameter maksimal sekitar 1,7 cm yang berada didekat
kandung kemih.4
2
2.2 Fisiologi
peristaltik tiap lima menit sekali untuk mendorong air kemih. Gerakan
limfe sensorik.4
3
2.3 Definisi
endoskopik. 5
dilindungi oleh tulang dan otot, sehingga cidera ureter karena trauma
atau instrumen medis lainnya. Luka tusuk dan tembak juga dapat juga
dinding ureter atau pemasukan zat asam atau alkali yang terlalu keras
2.4 Etiologi
b. Iatrogenik
c. Tindakan endoscopic
4
Kausa lain :
1. Eksternal trauma :
2. Internal trauma :
– Ureteral catheterization
– Endourologi :
– RPG
– Ureteroskop
– Stenting ureter
2.5 Patofisiologi
urine dapat timbul urinom, fistel uretro-kutan melalui luka atau tanda
5
2.6 Manifestasi klinis
melalui luka atau tanda rangsang peritoneum bila urin masuk ke rongga
anuria.
2.7 Diagnostik
6
kreatinin dan ureum dari cairan fistel dapat memastikan apakah
pelviokaliks.
7
Pemeriksaan Diagnostik
2.8 Penatalaksanaan
untuk menilai ada tidaknya cerdera ureter serta cedera ikutan lain.
anatomosis bila disertai cedera usus. Untuk cedera ureter bagian atas
atau transuretro-ureterostomi.
8
Bila cedera sudah diketahui selama pembedahan ,dilakukan
rekonstruksi segera seperti pada trauma tajam. Bila cedera baru diketahui
2.9 Komplikasi
trauma.
Fistula ureter
Infeksi retroperitonial
9
Angka kematian pasien dengan trauma ureter juga cukup tinggi,
dan hal ini biasanya berkaitan dengan beratnya trauma penyerta yang
2.10 Prognosis
pasien.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
abdomen dengan adanya trauma deselerasi cepat, serta pada kasus trauma
intestinal.
gambar yang delayed, sehingga turunnya kontras pada ureter dapat diikuti
rekonstruksi
11