Leave a comment
A. Pendahuluan
Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk
keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta
pengambilan keputusan lainnya.
B. Pemantapan Mutu
Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision and accuracy
atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.
Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi maka
seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan,
pengambilan contoh uji, penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil uji laboratorium
ke pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi
pemasok. Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil pemeriksaan pada
akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengerjaan ulang dan klaim dari
jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.
C. Mutu di Laboratorium
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu,
menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap proses, mulai
dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasl uji.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan kesalahan
semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes,
1997)
4. Ketepatan
Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya
(assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar
rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam rentang
nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat
dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai
kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan
terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat.
10 (x) Sepuluh kontrol berturut pada 1 sisi diatas atau dibawah nilai mean, merupakan
“ketentuan penolakan” yang mencerminkan kesalahan sistematik.
https://arieinfoinworld.wordpress.com/2012/10/22/pemantapan-mutu-laboratorium-kesehatan/
PEMANTAPAN MUTU
I. PENDAHULUAN
Mutu di bidang pendidikan manajemen laboratorium meliputi input, proses, output, dan outcome.
Pendidikan pada manajemen laboratorium dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan
manajemen laboratorium dinyatakan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan). Output pendidikan manajemen laboratorium
dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan non akademik siswa tinggi.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium mempunyai arti keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan. Agar diperoleh
sistem manajemen yang baik yang di latar belakangi oleh sumber daya manusia yang professional dan
bertanggung jawab. Kegiatan mutu meliputi kegiatan pemantapan mutu internal dan kegiatan
pemantapan mutu eksternal.
II. PEMBAHASAN
A. Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Program pengendalian dan pemantapan mutu internal meliputi semua upaya yang dilakukan secara
mandiri untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dapat dipercaya dan
diandalkan.
Upaya yang dilakukan untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan dapat dipercaya antara lain:
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak luar untuk memantau
ketepatan hasil pemeriksaan. Contohnya laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan narkotika harus
mengikuti program nasional Pemantapan Mutu Eksternal Toksiologi Obat (PNPMETO) dan PME khusus
HIV yang diselenggarakan oleh pemeriksaan/organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah.
Program pengendalian dan pemantapan mutu eksternal penyelenggaraannya hampir sama dengan
program internal. Hanya dalam hal ini pihak penyelenggaraannya bukan prodia tetapi badan / lembaga
pemantapan mutu resmi yang ada dalam negeri (Nasional) dan dari luar negeri (Internasional).
Lima faktor yang mempengaruhi mutu eksternal hasil pemeriksaan menurut manajemen prodia, yaitu:
1. Peralatan yang baik
2. Metode pemeriksaan yang memenuhi kriteria diagnosa dini.
3. Reagensia /bahan kimia untuk menganalisa yang bermutu.
4. Analisis yang professional dan bertanggung jawab; dan
5. Manajemen laboratorium yang berorientasi pada mutu hasil pemeriksaan
Pemilihan peralatan, metode pemeriksaan dan reagensia dilakukan oleh bagian pengembang
pemeriksaan (PPM) prodia melalui suatu uji evaluasi. Oleh karena itu, mutu reagensia yang digunakan
sebagai bahan dasar pemeriksaan sangat berpengaruh pada mutu hasil pemeriksaan,
Untuk proses kalibrasi eksternal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
- Sistem manajemen mutu laboratorium kalibrasi, bisa dilihat dari perolehan sertifikat akreditasi
laboratorium. Apakah laboratorium tersebut sudah terakreditasi atau belum.
- Scope dan kemampuan laboratorium kalibrasi itu sendiri, apakah mampu mengkalibrasi alat ukur yang
akan dikalibrasi.
- Selanjutnya mengenai cost and delivery.
III. KESIMPULAN
Pengawasan untuk peningkatan mutu merupakan konsep mutu dari teknik dan kegiatan operasional
yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pemantapan mutu. Penjaminan mutu sebelum diproses,
sedang diproses dan setelah diproses merupakan kegiatan terencana dan sistematis yang diterapkan
dalam system manajemen mutu untuk meyakinkan bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan
mutu. Jadi, Quality assurance (QA) secara konsisten menghasilkan produk sesuai standar khusus atau
mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan benar sejak awal hingga akhir.
IV. PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna tercapainya
kesempurnaan.
http://ariffadholi.blogspot.co.id/2009/10/pemantapan-mutu-laboratorium.html
PEMANTAPAN MUTU
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini
terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan
mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan.
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan paska
analitik.
pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas reagen,
uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji ketelitian dan
PME adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik oleh
pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan
pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik
pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta
sebenarnya. Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk
3. Verifikasi
Verifikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-analitik, analitik sampai dengan pasca-
analitik. Setiap tahapan tersebut harus dipastikan selalu berpedoman pada mutu sesuai dengan
4. Validasi hasil
pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan.
5. Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan
yang dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan audit
eksternal.
Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang
titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi.
Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain di luar laboratorium
atau pemakai jasa laboratorium terhadap pelayanan dan mutu laboratorium. Pertemuan antara
kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah satu bentuk dari audit eksternal.
Pendidikan dan pelatihan bagi tanaga laboratorium sangat penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan laboratorium melalui pendidikan formal, pelatihan teknis, seminar, workshop,
simposium, dsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan dipantau
pelaksanaannya.
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi
klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan
didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang
diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien.
laboratorium. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal yang dibuat
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga merupakan
1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya dengan
urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya
6. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.
9. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit, misalnya
leukemia, diabetes.
11. Memonitor terapi, misalnya tes HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.
12. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.
15. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil pemeriksaan
16. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan perkosaan.
Oleh karena itu laboratorium klinik menempati kedudukan sentral dalam pelayanan
kesehatan. Karena kedudukan yang penting itulah maka tanggung jawab laboratorium klinik
responsibility).
Dinamika Globalisasi
Usaha pelayanan kesehatan saat ini baru dalam keadaan transformasi yang cepat untuk
memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat yang meningkat terus menerus. Selain
pentingnya peran dan kedudukan laboratorium klinik dalam upaya pelayanan kesehatan,
terdapat faktor lain yang mengharuskan setiap laboratorium berkomitmen terhadap penjaminan
laboratorium serta pesatnya arus informasi, tingkat pendidikan masyarakat yang semakin maju,
dan adanya peraturan perundang-undangan dan hukum kesehatan telah mendorong tingginya
akurat, sensitif, spesifik, cepat, tidak mahal dan dapat membedakan orang normal dari
abnormal.
Teliti atau presisi adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir sama pada
pemeriksaan yang berulang-ulang dengan metode yang sama. Namun teliti belum tentu akurat.
Tepat atau akurat adalah kemampuan untuk mendapatkan nilai yang sama atau
mendekati nilai biologis yang sebenarnya (true value), tetapi untuk dapat mencapainya mungkin
Sensitif adalah kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil yang diperiksa.
Secara teoritis tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena nilai normalnya sangat
rendah misalnya enzim dan hormon, atau tinggi misalnya darah samar, dalam klinik lebih dipilih
Contoh :
Guaiac tes untuk menentukan darah samar dalam feses lebih dipilih daripada benzidin atau
orthotoluidin tes yang lebih sensitive. Dalam keadaan normal kedua tes terakhir dapat positif
karena + 3cc darah samar terdapat dalam faeses, sedangkan tes pertama positif dalam
Tes KED dan CRP sensitive untuk perubahan abnormal tetapi tidak spesifik untuk penyakit
tertentu.
Spesifik adalah kemampuan mendeteksi substansi pada penyakit yang diperiksa dan
tidak dipengaruhi oleh substansi yang lain dalam sampel tersebut, misalnya TPHA (Treponema
Palidum Haemaglutination Test). Secara teoritis spesifisitas sebaiknya 100% hingga tidak ada
Pewarnaan Ziehl Nelson sputum, biakan Lowenstein Jensen dan PCR untuk tbc paru
spesitifitasnya 100% tetapi sensitifitasnya misalnya berturut-turut adalah 70%, 100% dan 98%.
Tes yang baik adalah bila sensitivitas dan spesitifitasnya 100% atau mendekati 100%.
Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang lama dan lekas diketahui oleh dokter yang
merawat.
Tidak mahal dan tidak sulit, artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak laboratorium dan
Pada umumnya untuk tes saring diperlukan tes yang sensitif, cepat dan tidak mahal,
sedangkan untuk diagnosis pasti diperlukan tes spesifik yang biasanya lebih mahal. Ketepatan
dalam pemanfaatan tes laboratorium untuk mendapatkan diagnosis akurat dan cepat serta
jaminan kualitas hasil pemeriksan laboratorium akan menghemat pembiayaan, baik untuk
normal berdasarkan umur dan jenis kelamin, dan dokter menginterpretasi hasil tersebut lebih
jauh dengan melihat faktor spesifik lain (mis. diet, aktivitas fisik, kehamilan, dan pengobatan)
Hasil pemeriksan laboratorium dapat mengalami variasi dan bila variasi ini besar (lebih
dari 2 SD), maka dianggap menyimpang. Penyebab variasi hasil pemeriksaan laboratorium
1. Pengambilan spesimen, seperti : antikoagulan, variasi fisiologis pasien (puasa dan tidak puasa,
umur, jenis kelamin, latihan fisik, pengobatan, kehamilan, konsumsi tembakau, dsb), cara
dsb. Perubahan bisa terjadi di dalam laboratorium atau selama pengiriman ke laboratorium.
3. Personel. Faktor personel yang dapat menimbulkan variasi yang besar pada hasil laboratorium
misalnya :
o Kesalahan administrasi, tertukar dengan pasien lain, kesalahan menyalin pada formulir hasil
o Suhu tidak sesuai dengan suhu yang dianjurkan untuk penentuan tes.
o Reagensia yang tidak baik, tidak murni, rusak atau kadaluwarsa. Bahan standard kurang baik
5. Kesalahan sistematis (systematic error), yaitu berkaitan dengan metode pemeriksan (alat,
reagensia, dsb)
6. Kesalahan acak (random error). Variasi hasil yang tidak dapat dihindarkan apabila dilakukan
pemeriksaan berturut-turut pada sampel yang sama walaupun prosedur pemeriksaan dilakukan
dengan cermat.
Manajemen Mutu
Laboratorium klinik bagaikan sebuah industri, dimana sampel yang diterima merupakan
bahan bakunya, sedangkan hasil pemeriksaan yang dikeluarkan merupakan produk yang
dihasilkan. Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan harus dapat dijamin mutunya. Untuk
sebagai berikut :
bertumpu pada Total Quality Management (TQM) dan Continous Quality Improvement (CQI)
Program kontrol dalam laboratorium (intralab) atau Pemantapan Mutu Internal (PMI) ialah
program pemantapan mutu, pengecekan dengan nilai baku, penggunaan metode, alat, reagen
dan prosedur yang benar untuk melihat ketelitian, keakuratan, sensitifitas dan spesitifitas
pemantapan mutu yang dikoordinasikan oleh Depkes atau perkumpulan profesi misalnya PDS-
Hasil yang baik juga menunjukkan mutu laboratorium tersebut baik, termasuk semua yang
berkaitan dengan tes yaitu dokter, teknisi, metode, reagensia, peralatan dan sarana lainnya. Di
pihak lain, mutu laboratorium klinik yang baik menunjukkan kepercayaan dokter terhadap hasil
o Penerapan manajemen mutu pelayanan laboratorium, seperti akreditasi, ISO 9001 (Quality
Management System), ISO 15189 yang merupakan perpaduan ISO 9001 dengan ISO/IEC
bermutu diperlukan strategi dan perencanaan manajemen mutu yang didasari Quality
Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium,
perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan
laboratorium. Standar acuan ini digunakan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya
Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca
menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan QA
adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih
o Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), STAT atau cyto, pelaporan hasil,
pemeliharaan alat
o Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis.
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki
berujung pada Continous Quality Improvement (CQI), menjamin pelayanan berstandar tinggi
dan terwujudnya kepuasan pelanggan. Hal ini membutuhkan komitmen pimpinan (Top
Management).
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu
tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam
pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%.
Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan
spesimen.
PERSIAPAN PASIEN
bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus
dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan
atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai
dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien
akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil
laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil
laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang
dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat
diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan
fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol,
rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi,
pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap
beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien
berikut :
Volume mencukupi
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk,
harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai
diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan
juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila
pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi,
dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.
1. Peralatan
bersih, kering
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume
spesimen
2. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang
Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan,
seperti :
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau vena
basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas luka,
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri brachialis
Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian tepi
atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang dipilih untuk
atau pucat.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang
4. Waktu Pengambilan
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah puasa
10-12 jam
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai
o Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel
o Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen
tumpah.
o Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti berikut :
Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak terjadi hemolisis.
Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel ke dalam media dilakukan
Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru.
Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan.
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka,
Untuk mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan lebih sempurna :
Mulut uretra dibersihkan dengan sabun dan kemudian membilasnya sampai bersih.
Penderita wanita harus lebih dulu membersihkan labia minora, lalu harus merenggangkannya
Perempuan yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak secret vagina, sebaiknya
Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah spesimen didapat dan keterangan
Sampel tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat diperlukan, sampel tinja juga
Masukkan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun,
dapat ditutup rapat, dapat dibuka dengan mudah dan bermulut lebar.
o Menampung spesimen dahakPenting untuk mendapatkan sekret bronkial dan bukan ludah atau
sekret hidung.
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka,
mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk pewarnaan BTA, jangan gunakan wadah yang
mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan
Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan air, bila mungkin gosok gigi
Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk tegak
Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian keluarkan nafas bersamaan
dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai dahak keluar.
Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara mendekatkan wadah ke
mulut.
Amati keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak kental purulen
Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara dan secepatnya dikirim ke
laboratorium.
o pH menurun, hemokonsentrasi
o PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke dalam sirkulasi
darah
menurun
3. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
o kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun pada semua
jenis infus
6. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH, fosfatase
asam total
IDENTIFIKASI SPESIMEN
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya
harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau
nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat
merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada
3. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan bahwa
o Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit.
o Perkembangbiakan bakteri
Unsur-unsur yang berbentuk dalam urine (sediment), terutama sel-sel eritrosit, lekosit, sel epitel
Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan pemeriksaan
Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat menghilang.Apabila
akan ditunda pengirimannya dalam waktu yang lama spesimen harus disimpan dalam
khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat dan mudah
dibawa.
PENANGANAN SPESIMEN
Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
PENYIMPANAN SPESIMEN
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke
laboratorium lain
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC
Selalu ada beberapa orang yang terlibat dalam proses pra-analitik, yaitu pasien, dokter,
semua berbagi tanggung jawab terhadap mutu bahan spesimen dan harus memahami
dokter laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi langsung, telepon, atau
media lainnya. Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat pedoman atau semacam SOP
mengenai pengumpulan spesimen untuk penggunaan oleh bagian lain. Pedoman tersebut
harus ditinjau ulang oleh supervisor laboratorium. Laboratorium juga perlu menetapkan
prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur untuk manajemen spesimen (penerimaan
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada
spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat lajunya pembangunan, semakin besar pula
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak
pelayanan Rumah Sakit yang memadV ai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan
semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh
laboratorium klinik Rumah Sakit sangat perlu untuk menerapkan sebuah standar mutu untuk
UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK
dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit.
Berkaitan dengan pengukuran mutu pelayanan kesehatan tersebut, menurut
Donabedian ada 3 variabel yang dapat digunakan untuk mengukur mutu, yaitu :
1. Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi, organisasi, informasi
dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu
pula. Hubungan input dengan mutu adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
2. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen (pasien /
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, laboratorium klinik yang terdapat dalam seluruh
Rumah Sakit perlu dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat. Salah
satu pendekatan mutu yang digunakan adalah Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Magement, TQM).
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003) konsep TQM pada mulanya dipelopori oleh W.
Edward Deming, seorang doktor di bidang statistik yang diilhami oleh manajemen Jepang yang
selalu konsisten terhadap kualitas terhadap produk-produk dan layananannya. TQM adalah
suatu pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini untuk memperbaiki
otputnya, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksi. Total mempunyai konotasi
seluruh sistem, yaitu seluruh proses, seluruh pegawai, termasuk pemakai produk dan jasa juga
management berarti proses komunikasi vertikal dan horizontal, top-down dan bottom-up, guna
(1997) adalah menggunakan konsep dari Creech, yaitu suatu pendekatan manajemen yang
merupakan suatu sistem yang mempunyai struktur yang mampu menciptakan partisipasi
menyeluruh dari seluruh jajaran organisasi dalam merencanakan dan menerapkan proses
Terdapat lima pilar Manajemen Mutu Terpadu, yaitu kepemimpinan, proses, organisasi,
komitmen, produk dan service. Manajemen mutu terpadu berfokus pada peningkatan proses.
Proses adalah transformasi dari input, dengan menggunakan mesin peralatan, perlengkapan
metoda dan SDM untuk menghasilkan produk atau jasa bagi pelanggan.
Menurut Pusorowati (2004), mutu pada hakekatnya adalah tingkat kesempurnaan suatu
produk atau jasa. Sedangkan mutu pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit diartikan
masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan
kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur, proses dan outcome
secara obyektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menilai mutu dan kewajaran
meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien, dokter dan pemakai jasa laboratorium lainnya),
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan laboratorium, dan efisiensi penggunaan
Cakupan kegiatan peningkatan mutu meliputi seluruh kegiatan teknis laboratorium dan
laboratorium meliputi seluruh kegiatan pra-analitik, analitik dan pasca-analitik. Kegiatan yang
keuangan, dan pelayanan hasil pemeriksaan. Sedangkan kegiatan yang bersifat manajerial
meliputi pemberdayaan sumber daya yang ada, termasuk di dalamnya adalah penatalaksanaan
kualitas (quality control), Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
berkelanjutan. Program ini dilakukan baik untuk Pranata Laboratorium maupun tenaga
administrasi.
kuesioner.
2. Pendekatan pemecahan masalah
Langkah pertama dalam siklus ini adalah identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan
bagian sangat penting dari seluruh proses siklus karena akan menentukan kegiatan-kegiatan
o Terdapat penyimpangan antara hasil yang dicapai (output) dengan standar yang adab.
Pendekatan pemecahan masalah ini dapat dilakukan melalui kegiatan Gugus Kendali
Mutu (GKM) atau dengan program Problem Solving for a Better Hospital (PSBH) yang tengah
digalakkan oleh Manajemen Rumah Sakit. Pendekatan kegiatan PSBH mirip dengan GKM.
http://herdianaakhyar.blogspot.co.id/2012/10/pemantapan-mutu_5523.html
PRA INSTRUMENTASI PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diposkan oleh Wawan dwi lukman kriswanto di 21.6.10
PRA INSTRUMENTASI
Dr.Petrus Hendra Gunadi SpPK
RSUD Pasar Rebo Jakarta timur
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan
2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel
3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan
Pra instrumentasi :
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini
karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
2. Persiapan penderita
3. Persiapan alat yang akan dipakai
4. Cara pengambilan sampel
5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke
dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting,
membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien.
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan,
umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan
pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun
dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan
jangka panjang.
2. Persiapan penderita
2.1. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume
plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel /
ul darah.
2.2. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe,
vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang
adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan
mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah
tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.
Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang
akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya
tidak merasa asing atau menjadi obyek.
3. Persiapan alat
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga
tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien
atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu
tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil
bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena
vena akan konstriksi.
Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah
adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi
pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat
pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak
di daerah infus yang terpasang / sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah
lipat paha (arteri femoralis ) atau daerah pergelangan tangan ( arteri radialis ). Untuk kapiler
umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak
daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini.
Yang harus dilakukan :
- Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya
memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya ( lunas )
- Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
- Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
- Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
- Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah,
harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis.
Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.
Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium.
Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa,
peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang
ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan
terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan
waktu.
Tabel berikut menggambarkan batasan waktu maksimum yang diijinkan :
Untuk itu sebagai pegangan selalu berprinsip bahan laboratorium harus selalu segar < 1 jam
harus sudah tiba di laboratorium
http://laboratoriumbpn.blogspot.co.id/2010/06/pra-instrumentasi-pemeriksaan.html
PEMANTAPAN MUTU PRA-ANALITIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Posted by Riswanto on Sunday, July 11, 2010
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis
invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu :
skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit.
Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra
analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu
hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan
proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan
laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra
laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman
spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
PERSIAPAN PASIEN
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien.
Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang
akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien.
Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi
pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan
menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan
akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat
mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf
laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek
posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis
kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel
tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya
hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.
PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Volume mencukupi
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk,
steril (untuk kultur kuman)
Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas pasien harus ditulis
dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan
klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil
spesimen.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai
obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila pasien telah mengkonsumsi
obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus
disertakan pada lembar hasil laboratorium.
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
bersih, kering
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume spesimen
2. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Jenis
antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Volume
darah yang ditambahkan juga harus tepat.
Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan, seperti :
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau vena basilic).
Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas luka, hematoma,
oedema, canula, fistula
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri brachialis
(lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian tepi atau
pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang dipilih untuk
pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti sianosis atau
pucat.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang mengalami infeksi,
kecuali darah dan cairan otak.
4. Waktu Pengambilan
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah puasa 10-12
jam
PENGAMBILAN SPESIMEN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai
dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.
2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
o Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
o Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah
spesimen tumpah.
o Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti berikut
:
Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak
terjadi hemolisis.
Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel ke dalam
media dilakukan dengan cara aseptik
Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru.
Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan lembut
perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keras-keras agar tidak hemolisis.
o Menampung spesimen urin
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun,
mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar
Sebaiknya pasien diinstruksikan membuang urine yang mula-mula keluar
sebelum mengumpulkan urine untuk diperiksa.
Untuk mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan lebih
sempurna :
Mulut uretra dibersihkan dengan sabun dan kemudian membilasnya
sampai bersih.
Penderita wanita harus lebih dulu membersihkan labia minora, lalu
harus merenggangkannya pada waktu kencing.
Perempuan yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak secret
vagina, sebaiknya memasukkan tampon sebelum mengumpulkan specimen.
Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah spesimen didapat
dan keterangan tentang pemeriksaan harus jelas dicantumkan.
o Menampung spesimen tinja
Sampel tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat diperlukan,
sampel tinja juga dapat diperoleh dari pemeriksaan colok dubur.
Masukkan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi
oleh bahan apapun, dapat ditutup rapat, dapat dibuka dengan mudah dan
bermulut lebar.
o Menampung spesimen dahakPenting untuk mendapatkan sekret bronkial dan bukan
ludah atau sekret hidung.
Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun,
mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk pewarnaan BTA,
jangan gunakan wadah yang mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini
dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan asam dan dapat menyulitkan
penafsiran.
Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan air, bila
mungkin gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas
dulu.
Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk tegak
Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian keluarkan
nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai dahak
keluar.
Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara
mendekatkan wadah ke mulut.
Amati keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak
kental purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml )
Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara dan
secepatnya dikirim ke laboratorium.
IDENTIFIKASI SPESIMEN
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena merupakan
hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian
identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal
pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir
permintaan laboratorium.
PENANGANAN SPESIMEN
Identifikasi dan registrasi spesimen
Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
PENYIMPANAN SPESIMEN
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke
laboratorium lain
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut
sempurna. Hindari terjadinya busa.
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -
120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma atau
serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
Komunikasi antara dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter
laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi langsung, telepon, atau media lainnya.
Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat pedoman atau semacam SOP mengenai pengumpulan
spesimen untuk penggunaan oleh bagian lain. Pedoman tersebut harus ditinjau ulang oleh supervisor
laboratorium. Laboratorium juga perlu menetapkan prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur
untuk manajemen spesimen (penerimaan atau penolakan spesimen).
http://labkesehatan.blogspot.co.id/2010/07/pemantapan-mutu-pra-analitik.html
BIDANG IMUNOSEROLOGI
1. Tes Mantoux / PPD 5 TU
2. Tes Kehamilan (PPT)
3. Widal Slide
4. TPHA
5. DHF Ig.G
6. DHF Ig.M
7. HbsAg Stik
8. HbsAg Elisa
9. Anti HBs Rapid SD
10. Anti HCV Rapid
11. Anti HCV Elisa
12. Anti HIV Rapid
13. Anti HIV Elisa
14. VDRL
15. Anti TB
16. NS 1 (Uji Ag DHF)
17. TSH
18. FT3
19. FT4
20. T3
21. T4