Anda di halaman 1dari 6

» Pengetahuan Kesehatan » Apa itu E Coli? Penyebab, Gejala & Cara Mengatasinya?

Apa itu E Coli? Penyebab, Gejala & Cara Mengatasinya?

Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram
negatif.

Bakteri yang ditemukan oleh seorang bernama Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam
usus besar manusia.

Dan kebanyakan E. Coli tidaklah berbahaya, tetapi beberapanya seperti E. Coli tipe O157:H7,
dapat mengakibatkan hal buruk seperti keracunan makanan serius pada manusia. Sehingga dapat
menyebabkan diare.

Salah sumber bakteri ini yaitu seperti pada daging yang belum masak, contohnya daging
hamburger yang belum matang.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika, yang biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.

E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

E. coli sejenis bakteri yang juga umum ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri E.
coli kebanyakan tidak berbahaya. Meski begitu, sebagian di antaranya bisa menyebabkan
keracunan makanan dan infeksi serius.

Escherichia coli (E. Coli) yang mengacu pada sekelompok bakteri, biasanya ditemukan dalam
makanan dan air.
Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri E. coli timbul saat melepaskan racun yang dinamakan
"Shiga", yang kemudian membuat penderitanya sakit.

Adapun yang paling beresiko terkena serangan bakteri E. coli adalah Anak-anak, dan orang-
orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

Unicef: 1,8 juta orang minum air tercemar


bakteri E-coli
Hingga akhir 2015, ada 663 juta orang di dunia yang belum mendapatkan air minum dari sumber
yang lebih baik. Menurut Unicef, berdasarkan data pengujian teknologi menunjukkan bahwa
masih ada sekitar 1,8 juta orang yang minum air terkontaminasi bakteri e-coli. Demikian seperti
yang dilansir dari viva.co.id

"Ini menunjukkan, pada air yang diminum tersebut masih terdapat materi tinja atau feses.
Kondisi ini bahkan tetap terjadi di sumber air dengan pengolahan sanitasi yang lebih baik," tulis
Unicef

Lainnya, bahwa masih ada 2,4 miliar orang di dunua yang tidak memiliki toilet layak, dan ada 1
miliar orang buang air besar sembarangan. Akibat dari hal ini, mengakibatkan sumber air dengan
sanitasi bersih ikut tercemar.

"Kondisi musim panas dan musim hujan tetap menjadi mata pisau. Saat musim kering dan air
langka, maka masyarakat beralih menggunakan air tanah yang tidak aman. Sementara itu, saat
musim hujan, banjir yang menerjang akan merusak air dan fasilitas pengolahan tinja,
mengakibatkan feses menyebar dan mengakibatkan wabah kolera dan diare," tulis Unicef.

Peyebab bakteri masuk ke tubuh manusia.


Melalui makanan terkontaminasi.
Ini yang paling sering terjadi, seperti mengonsumsi daging giling yang tercemar bakteri E. coli
dari usus binatang, meminum susu yang mentah atau produk makanan mentah, seperti sayuran
bayam dan selada.

Melalui air yang terkontaminasi.


Kotoran manusia dan binatang dapat mencemari air tanah dan air yang ada di permukaan.
Rumah dengan sumur pribadi memiliki risiko lebih besar akan tercemar bakteri E. coli, hal itu
jika tidak memiliki sistem pembasmi bakteri.
Kolam renang ataupun danau yang terkontaminasi dengan kotoran dapat mengakibatkan
terjadinya infeksi dari bakteri E. coli.

Kontak langsung dari orang ke orang.


Orang yang lupa mencuci tangan setelah buang air besar, maka ini hal yang keterlaluan karena
dapat menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh orang lain atau juga makanan.

Kontak dengan binatang.


Ini sering terjadi pada orang yang memelihara hewan peliharaan, serta orang yang bekerja
dengan binatang, utamanya sapi, kambing dan domba, yang mmberikan resiko infeksi bakteri E.
coli.

Sehingga sangat disarankan pada orang-orang yang bekerja dengan binatang, atau berada di
lingkungan yang banyak binatang, harus rajin-rajin mencuci tangan hingga bersih.

E. coli secara umum tidak menyebabkan masalah bagi hewan, tapi ketika kotoran atau sumber air
dari hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, apabila sampai kontak dengan manusia maka infeksi
dapat kemungkinan terjadi.

Kebanyakan orang yang terinfeksi E. coli karena memakan makanan yang terkontaminasi,
seperti susu yang tidak dipasteurisasi, atau air yang tidak dimasak. Selain itu, daging mentah
juga dapat membawa E. coli.

Akan tetapi banyak orang yang berpikir bahwa daging mentah merupakan penyebab terbesar dari
E. coli, dan ini tidaklah benar.

Di dalam sebuah penelitian, ternyata diketahui bahwa sumber yang paling umum atau sering
menyebabkan seseorang terinfeksi E coli adalah makanan laut.

Bakteri E. coli sangat sulit dibunuh kecuali dengan memasak makanan sampai matang.

Gejala-gejala dari seseorang yang terkena


infeksi E. Coli
Gejala infeksi bakteri E. coli umumnya terlihat setelah 3-4 hari tubuh terserang bakteri, tetapi
tubuh akan mulai merasa sakit pada 1 hari hingga 1 minggu (terkadang lebih dari 1 minggu)
kemudian.

Berikut gejala-gejala yang terasa akibat tubuh terinfeksi E. coli:


1. Diare (dalam beberapa kasus yang jarang, bisa menyebabkan berdarah).
2. Perut terasa kram.
3. Kehilangan selera makan.
4. Rasa mualm bahkan bisa sampai muntah.
5. Tubuh terasa demam.
6. Kelelahan berlebih.

Gejala-gejala tersebut seringnya bertahan sekitar 1 minggu apabila tidak terjadi masalah
komplikasi, pada beberapa infeksi E. coli bisa memberikan resiko sangat berbahaya.

Umumnya, orang yang terkena infeksi E. coli berisiko mengalami masalah komplikasi, lebih
seringnya lagi terjadi pada anak-anak. Karena anak-anak lebih sulit bertahan menghadapi
masalah kehilangan banyak cairan dan darah (karena muntah dan diare yang dialami).

Salah satu komplikasi yang dinilai berbahaya, bahkan bisa berujung pada kematian, yaitu infeksi
E. coli berupa sindrom hemolitik uremik, dimana sel darah merah mengalami masalah serius,
serta beresiko mengalami gagal ginjal.

Pencegahan dan solusi...


Untuk mencegah bakteri E coli memberikan dampak buruk pada tubuh, maka sangat penting
mencuci tangan menggunakan sabun...

...seperti setelah menggunakan kamar kecil, setelah mengolah daging mentah, dan setelah
melakukan aktivitas lainnya yang berpotensi terkontaminasi.

Untuk membunuh E. coli dalam makanan, maka pastikan Anda memasak daging sampai matang.
Daging harus dimasak serendahnya sampai suhu 70 derajat Celsius.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan:


1. Cuci semua piring yang terkena kontak daging mentah menggunakan sabun antiseptik,
sehingga kebersihannya terjamin penuh.
2. Selalu cuci buah-buahan dan sayuran sebelum dikonsumsi, karena E. coli dapat menyebar
melalui buah-buahan segar dan sayuran
3. Mencuci tangan setelah menyentuh binatang.
4. Diisarankan tidak mengonsumsi susu mentah.
5. Orang yang sedang mengalami diare, sebisa mungkin jangan menyiapkan dan memasak
makanan, karna khawatir bakteri menyebar lewat makanan.
6. Jangan sampai meminum air dari kolam renang, apalagi tempat umum.
Bau mulut karena parasit dalam perut! Basmi mereka dengan makan...

Lemak perut akan hilang dalam beberapa hari jika sebelum tidur
Anda...

Cara mengatasi / mengobati


infeksi E. coli
Infeksi bakteri E. coli mengakibatkan infeksi pada saluran pencernaan,
penanganan menggunakan antibiotik dinilai banyak ahli kesehatan
adalah hal yang tiak tepat, hal itu karena justru memberikan masalah
komplikasi yang cukup tinggi resikonya.

Hal yang sangat disarankan adalah rajin mengkonsumsi banyak air


putih, tujuannya agar dapat menggantikan cairan yang hilang karena
masalah diare ataupun muntah-muntah yang dialami.

Kemudian, cukup penting untuk mengambil waktu istirahat yang


diperlukan tubuh, sehingga tubuh dapat kembali pulih dengan cepat.

Untuk mengatasi dehidrasi pada anak yang terkena penyakit diare, bisa
dengan menggunakan cairan oralit, yang bermanfaat untuk memulihkan
cairan di dalam tubuh. Manfaat lainnya untuk menggantikan sodium,
potasium, dan glukosa di dalam tubuh.

Hal yang penting diketahui, yaitu hindari memberikan obat-obatan anti-


diare, karena justru mengganggu sistem pencernaan, karena obat-obatan
anti-diare memberikan efek yang mencegah terbuangnya racun keluar
dari dalam tubuh.

Untuk mematikan 'e-coli' tidak cukup hanya


dengan merebus air dalam temperatur 100
derajat...
Dokter dari Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, Astrid Widajati
Sulistomo, menjelaskan bahwa bakteri "e-coli" pada air tanah masih
bisa hidup walaupun air sudah direbus terlebih dahulu. Demikian seperti
yang dilansir dari ANTARA Lampung

"Untuk mematikan 'e-coli' tidak cukup dengan merebus air dalam


temperatur 100 derajat, tetapi juga harus didiamkan selama 5-10 menit
karena bakteri memiliki pelindung saat suhu panas," kata Astrid.

Astrid menjelaskan bahwa bakteri penyebab diare memiliki lapisan


kristal yang mampu melindungi diri jika terkena panas, tetapi lapisan
tersebut dapat pecah dengan sendirinya setelah 5-10 menit.

Dengan begitu, air yang baru saja mendidih belum boleh langsung
diminum, walaupun sudah didinginkan dengan ditiup. Tetapi perlu
ditunggu, minimalnya (paling cepat) 10 menit, baru boleh diminum.

Kondisi buruk yang mengharuskan untuk


segera menemui dokter:
1. Sakit diare tidak membaik setelah lima hari pengoabatan
2. Diare yang disertai dengan demam.
3. Rasa mual bahkan muntah yang tidak hilang selama lebih dari
12 jam.
4. Tubuh merasa sangat haus yang tidak normal (padahal sudah
memenuhi kebutuhan cairan), dan tingkat kesadaran menurun.
5. Sakit perut tidak hilang setelah beberapa lama buang air besar.
6. Tinja bercampur dengan nanah atau darah.

Anda mungkin juga menyukai