KISTA OVARIUM
Pembimbing:
dr. Susilawati Iriana Dewi, Sp.OG
Disusun Oleh:
Ayulita Kusdiana Dewi
290911792013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan referat yang berjudul
“KISTA OVARIUM”.
Adapun referat ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik
Kandungan dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang dilaksanakan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr. Susi, SpOG yang telah
membimbing dalam penyelesaian referat ini serta pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung membantu dalam penyusunan referat ini.
Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan referat ini saya mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap referat ini
bermanfaat bagi pembacanya.
3
PEMBAHASAN
Kista adalah kantong yang berisi cairan atau neoplasma yang bersifat jinak, dan
dapat menjadi keganasan, kista yang berada di ovarium disebut dengan kista ovarium.
Penyebab kista ovarium secara umum disebabkan oleh gangguan pembentukan hormon
pada hipotalamus, hipofisis, dan indung telur itu sendiri.
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011). Kista ovarium adalah
suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen,
2005).
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 23.400
orang, dan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini
disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis sehingga 60-70% pasien datang
pada stadium lanjut. ( Kemenkes, 2015).
ETIOLOGI
Penyebab kista ovarium adalah terjadinya gangguan bentukan hormon pada
hipitolamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Sedangkan kista indung telur timbul
dari Folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
4
b. Fator Hormonal
Penggunaan hormon estrogen pada terapi gejala menopause berhubungan dengan
peningkatan resiko insiden maupun tingkat moralitas kista ovarium. Beberapa literatur
menunjukan penggunaan terapi sulit hormon jangka panjang (>5-10 tahun)
mengakibatkan peningkatan resiko 1,5-2,0 kali lipat. Peningkatan resiko secara
spesifik terlihat pada wanita pengguna hormon estrogen tanpa disertai progesteron.
Peningkatan berat badan juga memungkinkan terjadinya peningkatan resiko terjangkit
penyakit ini.
c. Faktor Genetik
Pada umumnya kista ovarium bersifat sporadik/tidak beraturan. Pada familial/
hubungan keluarga dan herediter/keturunan dilaporkan hanya 5-10%. Riwayat
keluarga merupakan faktor penting dalam memasukan apakah seorang wanita untuk
mengidap kista ovarium, resiko pada wanita ini akan meningkat menjadi 7%.
d. Faktor Lingkungan
Pada sebuah penelitian disebutkan diet wanita pengidap kanker ovarium dapat
ditemukan pada pola diet berat, hal ini kemungkinan berhubungan dengan tingginya
angka insiden kista ovarium.
1. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berevolusi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel. Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan
dan biasanya berukuran sedikit lebih besar (3-8 cm) dari folikel pra-ovulasi (2,3 cm).
Kista ini terjadi karena kegagalan proses ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan
intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada beberapa keadaan kegagalan ovulasi juga
dapat terjadi secara artifisial di mana gonadotropin diberikan secara berlebihan untuk
menginduksi ovulasi.
5
Kista ini tidak memiliki gejala yang spesifik, ada yang menghubungkan kista folikel
dengan gangguan menstruasi (pepanjangan interval antarmenstruasi atau pemendekan
siklus). Penemuan kista folikel umumnya dilakukan melalui pemeriksaan USG
transvaginal atau pencitraan MRI.
Tatalaksana kista folikel dapat dilakukan pungsi langsung pada dinding kista
menggunakaan peralatan laparoskopi.
a. Kista Granulosa
Kista granulosa merupakan pembesaran non-neoplastik ovarium. Setelah
ovulasi, dinding sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada tahap terbentuknya
vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah rongga membentuk korpus
hemoragikum.
Resorbsi darah di ruangan ini menyebabkan terbentuknya kista kospus luteum.
Kista lutein yang persisten dapat menimbulkan nyeri lokal dan tegang dinding perut
yang juga disertai amenorea atau menstruasi terlambat yang menyerupai gambaran
kehamilan ektopik. Kista lutein juga dapat menyebabkan torsi ovarium sehingga
6
menimbulkan nyeri hebat atau perdarahan intraperitoneal yang membutuhkan
tindakan pembedahan segera.
b. Kista Teka
Kista jenis ini tidak pernah mencapai ukuran yang besar. Umumnya bilateral dan
berisi cairan jernih kekuningan, kista teka seringkali dijumpai bersamaan dengan
ovarium polikistik, mola hidatidosa, korio karsinoma, terapi hCG dan klomifen
sitrat.
Tidak banyak keluhan yang ditimbulkan oleh kista ini. Pada umumnya tidak
diperlukan tindakan bedah untuk mengenai kista ini karena kista dapat menghilang
secara spontan setelah evakuasi mola, terapi korio karsinoma, dan penghentian
stimulasi ovulasi dengan klomifen. Walaupun demikian, apabila terjadi ruptur kista
dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum maka diperlukan tindakan
laparotomi segera.
3. Ovarium Polikistik
Penyakit ovarium polikistik dengan pertumbuhan polikistik ovarium kedua
ovarium, amenorea sekunder atau oligomenorea, dan infertilitas. Sekitar 50% pasien
mengalami hirsutisme dan obesitas. Gangguan ini terjadi pada perempuan berusia 15-
30 tahun.
7
Walaupun mengalami pembesaran ovarium juga mengalami proses sklerotika yang
menyebabkan permukannya berwarna putih tanpa identasi seperti Mutiara sehingga
disebut sebagai ovarium kerang. Ditemukan banyak folikel berisi cairan di bawah
dinding fibrosa korteks yang mengalami penebalan. Teka interna terlihat kekuningan
karena mengalami luteinisasi, sebagian stroma juga mengalami hal yang sama.
Riwayat menarke dan haid yang normal kemudian berubah menjadi episode
amenorea yang semakin lama. Pembesaran ovarium dapat dipalpasi pada sekitar 50%.
Terjadi peningkatan 17-ketosteroid dan LH tetapi tidak ditemukan fase lonjakan FH
(LH surge) yang akan menjelaskan mengapa tidak terjadi ekskresi estrogen, FSH, dan
ACTH masih dalam batas normal. Pemeriksaan yang dapat diandalkan adalah USG
dan laparoskopi.
Terapi dapat diberikan klomifen sitrat 50-100 mg per hari untuk 507 hari per siklus.
Beberapa praktisi juga menambahkan hCG untuk memperkuat efek pengobatan.
Karena endometrium lebih banyak terpapar oleh estrogen, maka dianjurkan juga untuk
memberikan progesteron (LNG, desogestrel, CPA).
8
5. Kista Endometrium
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat. endometriosis karena
berisi darah coklat-kemerahan.
Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid
dan nyeri senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut
peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya
keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput
perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput
perut, sehingga mudah terserang penyakit.
Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid, seperti diketahui, saat
haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang
memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput
perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat
penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.
9
6. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, sering kali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,
serosum dan berwarna kuning.
10
9. Kista Endometroid
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endrometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan denga tubuhnya lapisan endrometrium setiap
bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitasi.
11
Asites dan hidrotoraks merupakan paket dari sindroma Meg’s dan tanpa kedua ini maka
tumor yang berasal dari jaringan ikat ovarium murni disebut sebagai fibroma ovarii.
Hampir semua tumor padat ovarium diindikasikan untuk diangkat, termasuk
fibroma. Pengangkatan biasanya diikuti dengan menghilangnya hidrotoraks dan asites.
Terapi untuk fibroma ovarii adalah eksisi.
12
2) Perputaran tungkai
- Tumor bertangkai sering terjadi perputaran tungkai, yang menimbulkan
nyeri abdomen. Perputaran tungkai nyeri mendadak menimbulkan nyeri
abdomen.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat dari tumor-tumor itu.
- USG
Dengan pemeriksaan ini dapat ditemukan letak dan batas tumor apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing, apakah kistik atau solid, dan
dapat dibedakan pula antara cairan antara rongga perut yang bebas dan yang tidak.
13
DAFTAR PUSTAKA
14