186 334 1 SM PDF
186 334 1 SM PDF
2 ISSN 1979-8911
ABSTRAK
Kemampuan larva Hermetia illucens untuk hidup dalam sampah organik, mengindikasikan
bahwa larva tersebut dapat memanfaatkan sampah tersebut sebagai pakan. Dalam saluran
pencernaannya larva tersebut mengeluarkan enzim pencernaan untuk mengkonversi
sampah organik menjadi protein dan lemak tubuh. Aktivitas enzim organisme dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
suhu optimum aktivitas enzim amilase, lipase dan protease dari usus larva H. illucens
yang diberi pakan jerami padi. metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental
dengan memberikan faktor variasi suhu (30 ℃, 35 ℃, 40 ℃, 4 5℃, dan 50 ℃). Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan aktivitas enzim amilase, lipase, dan protease
pada setiap suhu yang berbeda. Aktivitas enzim amilase pada variasi suhu secara berturut-
turut 0,30 U/mL, 0,39 U/mL, 0,42 U/mL, 0,30 U/mL, 0,28 U/mL. Aktivitas enzim amilase
optimum pada suhu 40 ℃ yaitu 0,42 U/mL. Aktivitas enzim lipase pada variasi suhu
secara berturut-turut yaitu 0,22 U/mL, 0,24 U/mL, 0,41 U/mL, 0,32 U/mL dan 0,21 U/mL.
Aktivitas enzim lipase optimum pada suhu 40 ℃ yaitu 0,41 U/mL. Aktivitas enzim
protease pada variase suhu secara berturut-turut yaitu 0,57 U/mL, 0,67 U/mL, 0,87 U/mL,
0,96 U/mL, 0,77 U/mL. Aktivitas enzim protease optimum pada suhu 45 ℃ yaitu 0,96
U/mL.
Kemampuan larva Hermetia illucens organik atau pada kotoran hewan ternak.
18
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
biokatalisator yang berfungsi sebagai organ pada hewan dan tanaman yang
dilakukan “Uji Aktivitas Enzim Amilase, pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh.
Lipase, Dan Protease dari Ekstrak Usus Enzim berfungsi sebagai katalisator,
sebagai penghasil enzim amilase, lipase, 2000). Suatu enzim dapat mempercepat
dan protease serta pendegradasi limbah reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
menjadi asam amino, amilase mengubah memeprkecil energi aktivasi suatu reaksi
pati menjadi maltosa, dan lipase kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
mengubah lemak menjadi asam lemak Dalam raksi tersebut enzim mengubah
dan gliserol. (Kim, dkk., 2011). senyawa yang slanjutnya disebut substrat
Enzim merupakan sekelompok protein menjadi suatu senyawa yang baru yaitu
yang mengatur dan menjalankan produk, namun enzim tidak ikut berubah
19
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
enzim akan semakin meningkat dengan dan peptidase (Frazier dan Westhoff,
optimum tercapai. Setelah itu kenaikan Enzim lipase adalah enzim yang bekerja
suhu lebih lanjut akan menyebabkan untuk menghidrolisis lemak dan minyak.
sumber mikroorganisme, tanaman, dan menjadi asam lemak dan gliserol yang
dakan dipercah oleh amilase pada ikatan Enzim lipase ini dapat memecah ikatan
menjadi asam amino. Enzim proteoitik dkk., 1977; St-Hilaire dkk., 2007).
20
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
illucens cukup tinggi, yaitu sekitar 40%. sangat tinggi sehingga menjadi kendala
melaporkan hal yang serupa, bahwa mengatasi masalah tersebut (Hem dkk.,
kandungan protein yang tinggi pada larva 2008). Pakan ikan alternatif ini bisa
lalat black soldier dapat digunakan didapatkan dengan harga yang relatif
sebagai pakan ternak atau ikan. murah dan efisien. Larva atau magot
Hasil lain pada tubuh larva serangga memiliki kandungan protein mencapai
adalah protein. Serangga memiliki 42%, lemak 35%, dan kadar air hanya
kandungan protein tinggi yang dapat 8% (Sheppard dkk., 1994). Tujuan dari
sama dengan protein pada tepung ikan protease yang diisolasi dari usus larva
(Chiou dkk., 1982; Moreki dkk., 2012). H.illucens, dan 2) mengetahui suhu
Larva serangga dapat dijadikan sumber optimum enzim amilase, lipase, dan
pengganti pada pakan ikan dan ternak Ekstrak usus larva H.illucens
lainnya. Menurut Hem (2008) dalam Bahan utama yang digunakan adalah
dimana biaya pelet ikan dan bahan Bandung. Bahan kimia yang digunakan
seperti tepung ikan, minyak ikan, kedelai meliputi bahan proses ekstraksi dan
21
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
lipase, dan protease. Parameter yang diuji kemudian ditambahkan reagen DNS 1,5
o
adalah suhu inkubasi pada lima taraf (30 ml dan diinkubasi pada suhu 37 C
o
C, 35 oC, 40 oC, 45 oC, dan 50 oC). selama 5 menit, lalu didinginkan dengan
Sebanyak 200 ekor larva dibedah pada air mengalir, kemudian dilakukan
kemudian ususnya dipisahkan dan panjang gelombang 540 nm. Uji amilase
(PBS) pH 7,2 dalam suhu 4 oC. Usus 1% sebanyak 1 ml pada ekstrak enzim
kecepatan 14.000 rpm selama 10 menit. 40°C, 45°C, dan 50°C selama 10 menit.
enzim kasar untuk dilakukan uji aktivitas diinkubasi pada suhu 37 oC selama 5
22
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
63,38 ; 95,04 ; 126,72 ; 158,84 (x 10-2 atas diambil sebanyak 4 mL, kemudian
dincerkan dengan Heksana sampai 10 lipase diukur pada suhu inkubasi yang
mL. Campuran selanjutnya diambil 4 mL bervariasi yaitu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC,
715 nm. Penentuan aktivitas lipase ; Kwon dan Rhee, 1986). Untuk larutan
Kwon dan Rhee, yaitu substrat yang untuk sampel, tanpa penambahan larutan
digunakan dalam metode ini adalah enzim karena larutan enzim diganti
23
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
M) pH 8,0, 0,20 mL asam khlorida 0,05 lipase pada suhu yang berbeda. Amilase
M dan 0,20 mL ekstrak enzim protease memiliki aktivitas pada suhu 30 °C, 35
(ekstrak usus larva Hermetia illucens) °C, 40 °C, 45 °C, dan 50 °C, secara
Kemudian diinkubasi pada watterbath unit/mL, 0.30 unit/mL, 0.27 unit/mL, dan
dengan variasi suhu yang ditetapkan 0.13 unit/mL (Gambar 1), aktivitas enzim
yaitu : yaitu 30 oC, 35 oC, 40 oC, 45 oC, amilase optimum pada suhu 40 o
C
o
dan 50 C selama 10 menit, lalu dengan aktivitas enzim 0,30 unit/mL.
karbonat 0,4 M dan pereaksi Folin 2), aktivitas lipase optimum pada suhu 40
Ciocalteu’s 1ml dan biarkan selama 20 °C yaitu 0,8248 unit/mL. Aktivitas enzim
menit kemudian dibaca absorbansinya protease pada suhu 30 °C, 35 °C, 40 °C,
pada panjang gelombang 578 nm. 45 °C, dan 50 °C, secara berturut-turut
ekstrak kasar usus larva mempunyai protease optimum pada suhu 45 °C yaitu
24
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
0.45
0.3
0.305 0.305
0.25 0.278
0.2
0.15
0.1
30 35 40 45 50
Suhu (°C)
0.45
0.4
0.4132
0.35
aktivitas Enzim Lipase
0.31988
0.3
Unit/mL
0.25 0.24385
0.2 0.2238
0.2152
0.15
0.1
0.05
0
30 35 40 45 50
Suhu (°C)
25
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
1.2
1.1
1
Berdasarkan grafik di atas, suhu yaitu 0,22 U/mL, 0,24 U/mL, 0,41 U/mL,
berpengaruh terhadap aktivitas enzim 0,32 U/mL dan 0,21 U/mL. Pada suhu 40
amilase, lipase dan protease. Aktivitas ℃ enzim lipase mencapai suhu optimum
enzim amilase dari ekastrak usus larva H. untuk menghidrolisis substrat dengan nilai
illucens yang diinkubasi pada variasi suhu aktivitas mencapai 0,41 U/mL. Aktivitas
30℃, 35℃, 40 ℃, 45℃, dan 50 ℃ secara enzim proteasae dari ekstrak usus larva H.
berturut-turut yaitu 0,30 U/mL, 0,39 illucens yang diinkubasi pada variasi suhu
U/mL, 0,42 U/mL, 0,30 U/mL, 0,28 U/mL. 30℃, 35℃, 40 ℃, 45℃, dan 50 ℃ secara
Pada suhu 40 ℃ enzim amilase mencapai berturut-turut yaitu 0,57 U/mL, 0,67
suhu optimum untuk menghidrolisis U/mL, 0,87 U/mL, 0,96 U/mL, 0,77 U/mL.
substrat dengan nilai aktivitas mencapai Pada suhu 45 ℃ enzim protease mencapai
0,42 U/mL. Aktivitas enzim lipase dari suhu optimum untuk menghidrolisis
ekstrak usus larva H. illucens yang substrat dengan nilai aktivitas 0,96 U/mL.
26
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
Pada suhu rendah aktivitas enzim amilase optimumnya dan menyebabkan akktivitas
tidak optimal karena energi yang diserap enzim berkurang (Lehninger, 1982).
enzim akan mengalami denaturasi yaitu mlekul yang bereaksi. Sebaliknya, suhu
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2007). Menurut energi aktivasi terlalu besar, sehingga
Sebayang (2010), struktur tertier enzim memecah ikatan sekunder pada konformasi
yang terdiri dari ikatan hidrofobik jika enzim dan sisi aktifnya. Hal ini
Penurunan aktivitas enzim setelah suhu 35 ℃, aktivitas enzim pada serangga akan
optimum terjadi karena pada suhu yang sangat lambat dikarenakan kurangnya
paling tinggi dari suhu optimum, protein energi untuk terjadinya reaksi, sedangkan
dapat terdenaturasi, selain itu substrat juga jika di atas suhu 50 ℃, enzim akan
sehingga dalam memasuki sisi aktif tidak bergantung pada batas toleransi suhu
seleluasa seperti pada keadaan suhu serangga untuk bertahan hidup dan
27
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
1998). Pada serangga pentatomid, atas. Hal tersebut diduga nutrisi yang
Cyclopelta siccifolia, aktivitas optimum terdapat pada jerami padi lebih rendah dari
℃ (Neveed, dkk., 2007), sedangkan pada perkembangan larva lebih lama. Namun
illucens dipelihara pada media dengan Enzim amilase, lipase, dan protease dari
kisaran suhu 33 ℃ - 38 ℃, dengan usia ekstrak kasar usus larva Hermetia illucens
katif makan hingga 28 hari. yang diberi pakan jerami padi, memiliki
Suhu dan kualitas media pertumbuhan nilai aktivitas yang berbeda pada variasi
berpengaruh terhadap waktu suhu (30, 35, 40, 45, 50) ℃. Aktivitas
menyatakan bahwa larva H. illucens ℃ yaitu 0,42 U/mL, Aktivitas enzim lipase
dengan media pertumbuhan gandum pada optimum pada suhu 40 ℃ yaitu 0,41
Usia larva pada penelitian ini sedikit lebih Adedire, C.O. dan Balougn, R.A. 1992.
28
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
Aiyer, P.V. 2005. Amylases And Their Finke, D. M. 2003. Gut Loading To
Florida: Weinheim Deefield. Hem, S., Toure, S., Sabla, C., Legendre,
Chapman, R.F. 1998. The Insect: Stucture Kernel Meal For Aquaculture:
Protein Reared With Swine Kim, W., Bae, S., Park, K., Lee, S., Choi,
Manure. Natl. Sci. Council Mo. W., Han, S., Koh, Y., 2011.
29
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
Jakarta
30
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
Limited. England
41.
Curculionidae). Journal Of
31
Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911
Black Soldier Fly. Bioresource Yu, G., He, P., Shao, L., And Lee, D.
Hardy, R.W., Sealey, W., 2007. Yuneta, R. 2009. Pengaruh Suhu Pada
38, 59-67.
32