Anda di halaman 1dari 14

1.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
a. PEKERJAAN ATAP METAL
Pekerjaan atap metal pada proyek dilakasanan pada lantai 2 dengan volume 236,52 m2
dan pada lantai 4 dengan volume 191,5 m2
i. METODOLOGI
1. Penyambungan penutup atap seng adalah sekurang kurangnya satu
setengah gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak ada
kelihatan cahaya dari bawah.
2. Pemasangan skrup pada lengkungan atas dari seng genteng metal roof.
3. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh
material penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner
pada masa pelaksanaan konstruksi.
5. Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type
Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material.
6. Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara
Pemasangan dan Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh
Tenaga Ahli Pabrik sebelum pekerjaan pemasangan atap dimulai.
7. Setiap lembaran material atap yang didatangkan kelokasi pekerjaan
harus dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak
melengkung lapisan aluminium sengnya.
8. Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung
digunakan. Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan
langsung dengan tanah.
b. PEKERJAAN FLASHING
Pekerjaan flashing ini berfungsi sebagai talang datar agar air tidak masuk ke pertemuan
dua dinding tersebut. Pada proyek pekerjaan flashing berada di lantai 2 dengan volume
32,4m2 dan atap lantai 4 dengan volume 31,6m2.
i. METODOLOGI
1. Satukan bagian samping dengan permukaan bawah dan pinggir
gelombang onduline
2. Lipat dan paku pada posisi tsb
3. Satukan bagian listplang dengan lembar onduline
4. Satukan bagian lisplang samping dengan lembar onduline
5. Susun dan paku bagian samping onduline
6. Satukan bagian listplang samping dengan atap onduline yang telah
selesai
7. Susun dengan plat metal, kemudian tumpuk dengan paku pada posisi tsb.
c. PEKERJAAN INSULASI ATAP
Pekerjaan insulasi ini bertujuan untuk meredam panas dan suara, pada proyek
diaplikasikan pada atap lantai 2 dengan volume 236,52 m2 dan pada atap lantai 4 dengan
volume 191,5 m2
i. METODOLOGI
1. Periksa lebar rangka reng pada atap bangunan anda. Hitung luasnya dan
perkirakan kebutuhan foil.
2. otong alumunium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki.
Alumunium foil dapat dipasang mengikuti bidang vertikal mengikuti
bidang, untuk sambungan antara aluminium foil dapat menggunakan
metalized tape (isolasi aluminium foil). Penggunaan metalized tape tidak
perlu menutupi semua sambungan, tapi dapat digunakan hanya
dibeberapa titik saja.
3. Bentangkan alumunium foil di atas rangka atap baja hendak dipasang.
Untuk single side, sisi aluminium menghadap atas, dan sisi karung/kertas
menghadap bawah.
4. Tarik erat dan jepit alumunium foil dengan menggunakan reng atau klip
penjepit atap metal, sekrup atau paku antara foil dengan penjepit
diatasnya (jika menggunakan kaso foil dapat dipakukan pada kaso
dibeberapa titik saja).
5. Bentangkan alumunium foil pada sisi samping bidang yang sudah
terpasang dan lakukan cara yang sama dengan di atas.
2. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI 1
a. PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan pasangan dinding bata dilaksanakan setelah pekerjaan sloff beton. Pasangan
dinding berfungsi Sebagai pembagi atau penyekat antara ruangan satu dengan yang
lainnya yang di rencanakan .setelah pemasangan dinding selesai di lanjutkan,pekerjaan
plesteran dinding supaya dinding terlihat rapi dan mempunyai permukaan rata.
i. Bahan:
1. Menggunakan Batu Bata yang di ajukan terlebih dahulu kepada direksi
atau pengawas lapangan. Pada proyek menggunakan bata ringan dengan
volume 548,8 m2
2. Adukan; Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata, dengan komposisi adukan adalah 1 pc: 5
pasir ditambah kapur untuk dinding biasa, dan untuk pasangan bata
kedap air komposisi adukan adalah 1 pc: 3 ps
3. Beton Bertulang; Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding
bata, untuk sloof, kolom praktis dan ring balok
ii. Langkah Kerja:
1. Mempersiapkan Bahan-bahan yang digunakan danperalatan yang
dibutuhkan beserta kelengkapannya.
2. Membuat acuan vertikal dan horizontal menggunakan benang yang
dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak lurus
3. Batu bata yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air
4. Diberikan angkur untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada
kolom
5. Dipasang bertahap dengan menggunakan adukan sebagai spesinya
sesuai persyaratannya. Untuk dinding yang kedap air menggunakan
adukan 1 : 2 dan untuk pasangan bata merah yang lainnya menggunakan
adukan 1 : 5.
b. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

Pekerjaan pelsteran dengan volume 1,097.60m2 dan pekerjaan acian dengan volume
960.32m2, dengan metodologi sebagi berikut:

i. Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran
dan acian.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
4. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-
unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dll.
ii. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian
1. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
2. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.
3. Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
4. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
5. Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
6. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan
alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
7. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
8. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
9. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering
(cukup umur).
10. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan
menggunakan kertas gosok.
c. PEKERJAAN DINDING PARTISI
Keunggulan dinding partisi adalah ringan dan praktis dalam pemasangan, karena selain
bisa di pasang dan dibongkar dengan cepat, dinding partisi tidak membebani struktur,
sehingga tidak diperlukan perhitungan beban tambahan. Pada pengerjaannya, dinding
partisi yang digunakan adalah Dinding Partisi Gypsum 12mm dua muka Rangka Metal
Furing yang tingginya 400 cm.
i. METODOLOGI
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding
partisi gypsum.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger,
unting-unting, gerinda, gergaji, bor screw driver, kape, ampelas, cutter,
selang air, dll.
6. Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan
menandai (marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan
dinding partisi gypsum.
7. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.
8. Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking
dengan jarak rangka 60x60 cm.
9. Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
10. Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan
menggunakan sekrup gypsum.
11. Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan
pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal. Setelah instalasi mekanikal
dan elektrikal terpasang baru lembaran gypsum board sisi berikutnya
dipasang.
12. Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
13. Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound
kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan
permukaan yang rata/flat.
14. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan
ampelas agar permukaan rata.
15. Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.
d. PEKERJAAN FINISHING DINDING
i. PEMASANGAN GRANIT
Pasangan Granit untuk dinding Lobby Lift hall dengan volume 15m2.
1. METODOLOGI
Pemasangan granit sistem kering atau dry system merupakan sistem
pemasangan granit yang biasa diterapkan untuk dinding interior dan
eksterior dengan ketinggian yang sedang. Berikut ini adalah metode
pemasangannya secara terperinci.
· Pertama – tama, granit yang memiliki ketebalan yang telah
ditentukan, dibersihlah terlebih dahulu dari kotoran – kotoran.
Setelah itu, semua sisinya dicoating .
· Granit mendapatkan proses pengeboran yakni proses yang
diperlukan untuk menempatkan pin dan bracket.
· Selanjutnya, dinding diberi marking atau ditandai baik untuk as
bangunan, ketinggian, dan posisi keluar masuk dinding dari
ruangan.
· Setelah itu, akan dilakukan proses pemasangan steel frame di
posisi yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran atau
dimensi granit yang akan dipasang (primary bracket).
· Tahap berikutnya adalah memasang plat dan bracket siku pada
bagian steel frame yang telah terpasang dengan benar
(secondary bracket).
· Jika primary dan secondary bracket sudah berhasil terpasang
dengan benar, granit pun sudah dapat dipasang dan
selanjutnya pin disambungkan ke ubin granit dengan
secondary bracket.
· Setelah itu dilakukan penyetelan agar permukaan dinding
granit di sisi kiri, kanan, atas, dan bawah dipastikan sudha
benar. Ketika semua sudah benar, maka primary dan
secondary bracket sudah dapat dimatikan dengan melakukan
pengelasan di antara dua bracket tadi.
· Tahap terakhir adalah menutup nut di antara granit dengan
menggunakan sealent.
ii. PEMASANGAN DINDING KERAMIK
Pasangan Keramik ukuran 20 x 40 cm untuk dinding Toilet dengan volume 78M2
1. Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit sebelum
digunakan. (Bila tidak diberi air maka air dalam adukan semen akan
terserap oleh keramik. Dan adukan semen akan menyusut sehingga
menyisakan ruang kosong serta membuat keramik tidak menempel
dengan baik. Setelah sekian waktu kemungkinan keramik bisa terlepas
dari tempatnya.)
2. Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan dipasang
keramik.
3. Lalu biarkan sebentar, supaya agak mengering. Usahakan agar adukan
semen dan pasirnya jangan terlalu encer agar dapat menempel dengan
baik pada dinding.
4. Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air pada
bagian belakangnya.
5. Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik.
6. Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu karet agar
permukaannya sejajar dengan tali atau keramik disebelahnya.
7. Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik.
8. Lalu tekan/pukul dengan palu karet sehingga keramik menjepit spacer
tersebut.
9. Cek kembali apakah permukaannya sudah rata dengan bagian atas,
bawah atau sampingnya.
10. Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang kosong.
11. iarkan untuk beberapa waktu,agar adukan semen mengering dan
keramik diam pada tempatnya ketika paku tahanan dicabut.
12. Untuk pemasangan keramik berikutnya prosesnya mengulang kembali
dari atas.
13. pastikan bagian samping atau bawah keramik sebelumnya bersih dari
gumpalan atau sisa-sisa semen. Agar tidak ada yang mengganjal diantara
kedua keramik dan besarnya nat bisa disesuaikan atau disamaratakan.
iii. PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding bagian dalam dengan cat Interior dengan volume 78 m2 dan
pengecatan dinding partisi dengan cat interior dengan volume 196,4m2.
1. BAHAN
· Merupakan cat yang bermerk dan produksi pabrik
· Cat Dasar, cat pelapis dan cat penutup merupakan hasil dari
pabrik yang sama
· Kuas, roll dan peralatan mengecat yang dibutuhkan.
2. METODOLOGI
· Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar
terhindar dari ceceran cat
· Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok
· Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari
debu yang menempel
· Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang
dikeluarkan dar pabrik yang sama
· Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan
permukaan cat dengan warna yang merata.
e. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela (Pabrikan) Type:
 P 1 sebanyak 2 unit
 P 2 sebanyak 6 unit
 P 3 sebanyak 6 unit
 P 4 sebanyak 2 unit
 P 7 sebanyak 6 unit
 P 8 sebanyak 4 unit
 PT 3 sebanyak 5 unit
 PB 1 sebanyak 2 unit
 PDB 1 sebanyak 3 unit
 PD 1 sebanyak 2 unit
 PD 2 sebanyak 1 unit
 PJ 1 sebanyak 1 unit
 J 1 sebanyak 1 unit
 J 2 sebanyak 2 unit
 J 3 sebanyak 3 unit
 J 4 sebanyak 1 unit
 BV 1 sebanyak 8 unit
 BV 2 sebanyak 1 unit
i. PEMASANGAN KUSEN PINTU
1. METODOLOGI
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;
· Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau
· Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
· Pasang angker pada kusen secukupnya.
· Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu
2 meter dari tinggi bouwplank.
· Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
· Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
· Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
· Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
· Bersihkan tempat sekelilingnya.
ii. PEMASANGAN KUSEN JENDELA
1. METODOLOGI
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;
· Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
· Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
· Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
· Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
· Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
· Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan
pertolongan unting-unting.
· Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
· Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada
keadaan yang benar.
· Bersihkan tempat sekelilingnya.
iii. PEMASANGAN DAUN PINTU
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang
tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke
kiri atau ke kanan.
Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan
bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.
Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen
pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas
lantai.
1. METODOLOGI
Cara Pemasangan
· Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
· Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
· Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu
tinggi).
· Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai
masuk dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah
lebar maupun kearah tinggi.
· Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada
tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah
30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2
engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
· Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai
baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen
pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun
pintu.
· Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
· Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan
memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai
pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
· Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
· Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan
cara melepaskan pen.
· Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup
dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.
iv. PEMASANGAN DAUN JENDELA
Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun
jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar
pada engsel, berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau berputar ertikal (ke
atas dan ke bawah).
Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati
engan tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekat dengan sponing pada kusen jendela.
Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun
kearah tinggi.
5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada
bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi
(untuk putaran vertikal).
6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela
tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.
9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara
melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen.
v. PEMASANGAN KACA
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra
hati-hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang
penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela.
Konstruksi pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan
dengan bermacam-macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka
daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca.
1. METODOLOGI
Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai
berikut;
· Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada
bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya
minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada
lantai yang datar.
· Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
· Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar
karton atau kain untuk memegang kaca.
· Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat
sisi daun pintu/jendela.
· Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
· Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang
sedang dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada
permukaan kaca karena gerakan martil.
f. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan plafond yang dikerjakan adalah:
Pekerjaan Plafond Gypsum Tile 60x60 T =12mm dengan letak lingkup pekerjaan pada :
 R. Kasie & r. Staff pkn
 Gudang
 R.kasie & r. Staff piutang negara
 Gudang
 R. Staff pelayanan lelang
 Gudang

Dan Pekerjaan Plafond Gypsum Board T = 12mm dengan Rangka Hollow.


• R. Kasie & r. Staff pkn
• Gudang
• R.kasie & r. Staff piutang negara
• Gudang
• R. Staff pelayanan lelang
• Gudang
• Pantry
• R. Kontrol m.e
• R. Konsult 1
• R. Konsult 2
• Selasar
• R. Lelang
• Gudang
• Skr lelang bendahara
• R. Lelang elektronik
• R. Menyusui
• Lobby lift & hall reception

Pekerjaan Plafond Gypsum Board Water Resistant T = 9mm Rangka Hollow pada:

 TOILET WANITA
 TOILET PRIA

i. METODOLOGI
Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond
gypsum dan GRC.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list
gypsum, hollow, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter,
selang dan air.

Pengerjaan

1. Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan


dibantu menggunakan selang air.
2. Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan
ke dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
3. Pasang rangka hollow
4. Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah
pemasangan rangka hollow pada bagian tepi untuk memperoleh titik
tetap plofond.
5. Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat
beton dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan
antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.
6. Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
7. Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling)
dengan menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa
dimatikan.
8. Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta
instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC
dapat mulai dipasang.
9. Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
10. Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar,
sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan
lembaran gypsum dan GRC.
11. Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan
GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
12. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal
30 cm.
13. Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling
permukaan plafond.
14. Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape
dan di compound kemudian digosok dengan ampelas untuk
mendapatkan permukaan yang rata/flat.
15. Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan
ampelas halus.
16. Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list
plafond gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan
antara dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound
jenis casting + lem.
g. PEKERJAAN FINISHING LANTAI
i. PEKERJAAN PEMASANGAN GRANITO
Letak Pekerjaan yang memakai pasangan Granito 60 x 60 cm adalah :
• R. Kasie & r. Staff pkn
• Gudang
• R.kasie & r. Staff piutang negara
• Gudang
• R. Staff pelayanan lelang
• Gudang
• Pantry
• R. Kontrol m.e
• R. Konsult 1
• R. Konsult 2
• Selasar
• R. Lelang
• Gudang
• Skr lelang bendahara
• R. Lelang elektronik
• R. Menyusui
• Lobby lift & hall reception
• R. Panel
• Tangga darurat
• Tangga putar

Letak Pekerjaan yang memakai Pasangan keramik Lantai ukuran 40 x 40 cm


adalah :

 TOILET WANITA
 TOILET PRIA
ii. METODOLOGI
1. Jika telah menentukan ukuran dan jumlah kebutuhan granit untuk lantai
rumah, serta kebutuhan pasir dan semen sebagai perekatnya, langkah
selanjutnya adalah mengukur dan menentukan ketinggian lantai granit.
2. Jika kusen dan pintu rumah telah dipasang, maka kita akan menyesuaikan
ketinggian lantai dengan patokan tinggi pintu bagian bawah. Ukur berapa
ketinggian untuk menentukan titik dasar dan tandai dengan pensil pada
bagian sudut tembok/dinding.
3. Misalnya kita tentukan ketinggian 0,5 meter.
4. Gunakan selang timbang untuk menentukan ketinggian yang sama pada
setiap sudut dinding, tandai dengan pensil.
5. Gunakan paku atau besi behel panjang dan tancapkan pada setiap sudut,
kemudian pasang benang dengan patokan 0,5 meter tadi dari bagian
yang ditandai dengan pensil.
6. Menentukan garis tengah ruangan bagian depan dan bagi menjadi dua
untuk menentukan sudut atau siku ruangan.
7. Sebelum memasang lantai granit, sebaiknya buat dulu meja kerja yang
telah di-cek ketinggiannya dengan waterpass atau selang timbang dan
rata, sehingga akan memudahkan kita ketika akan memasang granit.
8. Siapkan perekat yang terdiri dari adonan semen dan pasir dengan
perbandingan 1:3. Adonan tidak boleh terlalu basah, agar tidak turun saat
lantai kering, dan juga tidak boleh kering sehingga lantai akan kopong.
9. Siapkan juga acian kental sebagai lem untuk dipoles dibagian bawah
granit.
10. Pasang granit dimulai dari tengah ruangan, dengan arah memanjang
kemudian dilanjutkan baris berikutnya dengan arah pinggir deket
tembok.
11. Perbedaan dengan cara pasang keramik, pasang granit tidak perlu
direndam air.
12. Setelah selesai, bersihkan semua kotoran dan sisa adukan yang
menempel pada granit. Biarkan selama beberapa hari kemudian di isi nat.
13. Jika proses pemasangan granit telah selesai, lakukan pengepelan dan
pembersihan sehingga akan menghasilkan lantai granit yang mengkilap.
Bila perlu gunakan cairan untuk memoles granit yang dapat diperoleh di
toko material bangunan.
iii. PEKERJAAN SANITASI DAN FITIING
Pekerjaan mencakupi :
 Wastafel TIPE LW642CJ 4 buah
 Closet duduk Tipe CW420J 5 buah
 Shower Spray THX20NB 5 buah
 Urinal Tipe U57M 3 buah
 Penyekat Urinal Tipe A100 3 buah
 Cermin Tipe TX 719 4 buah
 Tissue Holder Tipe TX720ACRB 5 buah
 Tempat Sabun TS125R 5 buah
 Floor drain 5 buah
 Kitchen Zink (Bak Cuci Piring) 1 buah
1. METODOLOGI
 Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik
penempatan dan elevasi ketinggian alat sanitair.
 Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya
dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau
pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah
terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut
tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
 Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
 Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah
terpasang sesuai dengan gambar kerja.
 Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu
menggunakan seal tape.
 Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
 Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
 Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat
sanitair.

Anda mungkin juga menyukai