ANGGOTA KELOMPOK
AKUNTANSI 2015
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam keadaan siap pakai atau
dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva
tetap mempunyai sifat relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan pengelolaan perusahaan
secara normal. Aktiva tetap akan megalami penurunan nilai akibat pemakaian dan harus
dibebankan secara tepat dengan cara melakukan penyusutan dengan metode yang tepat.
Penyusutan adalah proses alokasi sebagian harta perolehan aktiva menjadi biaya, penyusutan
berlaku sebagai pengurang dalam menentukan atau menghitung laba suatu perusahaan yang
bersangkutan.
Perhitungan beban penyusutan sangat penting bagi perusahaan karena pengakuan
beban penyusutan setiap tahun dapat digunakan sebagai alokasi perusahaan untuk membeli
aktiva baru jika masa manfaat aktiva lama telah habis. Perusahaan harus mampu menerapkan
metode penyusutan yang tepat pada aktiva tertentu, metode penyusutan yang berbeda akan
menghasilkan biaya penyusutan yang berbeda sehingga akan mempengaruhi harga pokok
penjualan dan beban usaha yang akan mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh
perusahaan. Kesalahan dalam menghitung biaya penyusutan yang mungkin disebabkan oleh
kesalahan dalam menentukan harga perolehan, kesalahan dalam menaksir umur ekonomis, atau
penyusutan sebagai periode yang dihitung dalam satu tahun penuh dapat menyebabkan laba
perusahaan bisa menjadi lebih kecil dan bisa pula sebaliknya. Oleh karena itu metode
penyusutan harus ditentukan secara tepat agar biaya penyusutan yang dibebankan dapat
mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada neraca.
Menurut Musnandar dalam Kholmi (2011), menyatakan bahwa “yang melatar belakangi
diperlukan SAK ETAP ini karena PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang
mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standard) terlalu kompleks jika untuk
diterapkan oleh perusahaan kecil menengah 2 (UKM) di Indonesia.” Oleh Karena itu, SAK-
ETAP dianggap cocok untuk karakter bisnis UMKM khususnya di Indonesia. Memang pada
mulanya SAK-ETAP diusulkan untuk mengikuti “IFRS for SMEs” (Small Medium Enterprise)
, namun setelah dikaji ternyata tidak sederhana bagi perusahaan kecil menengah di Indonesia.
Standar Akuntansi keuangan yang mengacu pada IFRS dikelompokkan menjadi 2 (dua)
yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan
Standar Akuntansi Keuangan Umum (SAK Umum).
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ruang lingkup pada aset tetap?
2. Bagaimana pengakuan dan penghentian pengakuan aset tetap?
3. Bagaimana pengukuran aset tetap menurut SAK-ETAP?
4. Bagaimana penyusutan dan pengurangan nilai pada aset tetap?
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP
Diterapkan untuk akuntansi atas aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Aset tidak berwujud tidak termasuk hak atas mineral dan cadangan mineral, misalnya
minyak, gas alam dan sumber daya yang tidak dapat diperbarui lainnya.
PENGAKUAN
Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan pengakuan aset tetap.
Oleh karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap
jika:
a. kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas; dan
b. pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara
terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Biaya-biaya berikut ini bukan merupakan biaya perolehan aset tetap dan harus diakui
sebagai beban ketika terjadi:
a. biaya pembukaan fasilitas baru;
b. biaya pengenalan produk atau jasa baru (termasuk biaya aktivitas iklan dan
promosi);
c. biaya penyelenggaran bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru
(termasuk biaya pelatihan staf);
d. biaya administrasi dan overhead umum lainnya.
Pendapatan dan beban yang terkait dengan kegiatan insidental selama masa konstruksi
atau pengembangan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi jika operasional tersebut
tidak diperlukan untuk membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi operasi yang
dimaksud.
Pertukaran Aset
Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi
aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai
wajar,kecuali
a. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
b. nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur
secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat
aset yang diserahkan.
PENYUSUTAN
Beban penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi, kecuali mensyaratkan biaya
tersebut merupakan bagian biaya perolehan suatu aset. Misalnya, penyusutan aset tetap
manufaktur termasuk biaya persediaan
Metode Penyusutan
Suatu entitas harus memilih metode penyusutan yang mencerminkan ekspektasi dalam
pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode penyusutan yang
mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo
menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit produksi (sum of the
unit of production method).
Jika terdapat suatu indikasi bahwa telah terjadi perubahan signifikan sejak tanggal
pelaporan tahunan sebelumnya dalam pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan
aset, maka entitas harus menelaah ulang metode penyusutan saat ini dan (jika ekspektasi
sekarang berbeda) mengubah metode penyusutan untuk mencerminkan pola yang baru.
Entitas harus memperlakukan perubahan metode penyusutan sebagai perubahan
estimasi akuntansi
PENURUNAN NILAI
Pengakuan dan Pengukuran Penurunan Nilai
Entitas harus menentukan apakah aset tetap telah mengalami penurunan nilai dan (jika
terjadi penurunan nilai) bagaimana mengakui dan mengukur kerugian penurunan nilai.
Kapan dan bagaimana entitas mengkaji-ulang jumlah tercatat aset, bagaimana
menentukan jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset, kapan mengakui kerugian
penurunan nilai atau pemulihannya.
PENGHENTIAN-PENGAKUAN
Entitas harus menghentikan-pengakuan aset tetap pada saat:
a. dilepaskan; atau
b. ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan aset
tetap dalam laporan laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya Keuntungan
tersebut tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Dalam penentuan tanggal pelepasan aset tetap, entitas harus menerapkan kriteria yang
ada untuk pengakuan pendapatan dari penjualan barang. Sewa diterapkan untuk
pelepasan melalui jual dan sewa-balik.
Entitas harus menentukan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap dengan menghitung perbedaan antara hasil penjualan neto (jika
ada) dan jumlah tercatatnya.
PENGUNGKAPAN
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
a. dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto;
b. metode penyusutan yang digunakan;
c. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi
kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
e. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
i. penambahan;
ii. pelepasan;
iii. kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan
laba rugi sesuai dengan Penurunan Nilai Aset;
iv. penyusutan;
v. perubahan lainnya.
Entitas juga harus mengungkapkan:
a. keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang
dijaminkan untuk utang;
b. jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.
PENUTUP
KESIMPULAN
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Aset tidak berwujud tidak termasuk
hak atas mineral dan cadangan mineral, misalnya minyak, gas alam dan sumber daya
yang tidak dapat diperbarui lainnya.
eprints.polsri.ac.id/550/2/BAB%20I.pdf
https://www.google.com/search?client=opera&hs=HCQ&q=sak+etap+download&sa=
X&ved=0ahUKEwji-
8fiyOTZAhVKsY8KHXQUBssQ1QII2AEoAA&biw=1366&bih=668
https://tsetyaernawati.wordpress.com/2012/04/05/rangkuman-isi-sak-etap/
http://keuanganlsm.com/perbedaan-sak-etap-dengan-psak/