Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kambing merupakan salah satu komoditas ternak yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Ternak ini banyak dipelihara di pedesaan,karena telah diketahui kemampuannya
beradaptasi dengan lingkungannya yang sederhana, miskin pakan, dan dapat lebih efisien dalam
mengubah pakan yang berkualitas rendah menjadi air susu dan daging. Disamping itu kambing
mempunyai kemmpuan reproduksi relative tinggi dan tahan terhadap serangan penyakit.
Populasi ternak kambing dengan berbagai jenis yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2002
berjumlah 2.974.917 ekor.Populasi ternak kambing tersebut tersebar dibeberapa kabupaten di
Jawa Tengah.Kambing PE ( peranakan ettawa ) pada umumnya pada jumlah populasi yang
relatife lebih kecil, Karenajumlah peternak yang memilih memelihara ternak kambing PE masih
belum banyak. Disisi lain, masih sedikitnya peternak memelihara PE dikarenakan beberapa hal,
antara lain : Bibit kambing etawa harganya relative lebih mahal, bibitnya sulit diperoleh dan
terbatasnya populasi.
Ternak kambing khususnya kambing Peranakan Ettawa (PE), merupakan salah satu
sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi
yang tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing
memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan gizi
yang perlu segera dipenuhi.
Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah semudah yang kita bayangkan.
Banyak hal yang menjadi masalah dalam perkembanganya, beberapa masalah tersebut
adalahPemeliharaan yang masih bersifat tradisional, Terbatasnya ketersediaan bakalan yang
merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu proses produksi, Keterbatasan fasilitas yang
menimbulkan efek langsung pada proses produksiManajemen pakan yang kurang baik.
B. Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang
Adapun tujuan dan kegunaan Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui cara pemeliharaan kambing PE
b. Mengetahui cara pemberian pakan
c. Mengetahui cara pengendalian penyakit
2. Kegunaan
Adapun kegunaan dalam pelaksanaan praktek kerja lapang yaitu
a. Mampu merasakan dan menganalisa masalah-masalah yang ada pada usaha peternakan kambing
PE, yang pada gilirannya mampu menerapkan strategi yang tepat untuk pemecahannya serta
memberi tambahan informasi dan wawasan ilmu pengetahuan di bidang peternakan.
b. Mahasiswa memiliki pengalaman praktis dalam kegiatan pengelolaan peternakan kambing PE
sebagai bekal kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Perkandangan
Sistem perkandangan di Instalasi Perbibitan Rakyat ( IPR ) adalah sistem perkandangan
kelompok. Kandang merupakan salah satu unsur tata laksana yang harus mendapatkan perhatian
yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak positif baik bagi ternak itu sendiri
maupun bagi peternak. Perkembangan ternak akan optimal karena mempunyai tempat tinggal
yang nyaman dan bersih. Pada akhirnya ternak bisa terhindar dari penyakit karena sanitasi
kandang yang baik.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah suhu, cahaya,
ventilasi dan kelembaban. Artinya kandang cukup mendapat cahaya matahari, mempunyai
ventilasi yang baik dan mendapatkan udara segar yang cukup.
Bahan-bahan pembuat kandang yaitu lantai, dinding dan tempat pakan harus terbuat
dari bahan yang mudah didapat dan tahan lama.Penempatan kandang cukup jauh dari rumah
penduduk, sehingga kontaminasi dengan kandang semakin kecil.Ukuran kandang untuk masing-
masing status fisiologis kambing juga harus diperhatikan.
Untuk kandang kambing yang sedang beranak ukurannya 120 cm x 120 cm/ekor;
kandang induk ukurannya 100 cm x 125 cm/ekor; kandang anak ukurannya 100 cm x 125
cm/ekor; kandang pejantan ukurannya 110 cm x 125 cm/ekor dan untuk kandang dara ukurannya
100 cm x 125 cm/ekor.Untuk kambing yang sakit dibuatkan kandang terpisah agar penyakitnya
tidak menular.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Perbibitan
Rakyat adalah tatalaksana pemeliharaan ternaknya sudah dilaksanakan dengan baik.Hal ini dapat
dilihat dari beberapa aspek diantaranya pengadaan pakan, pengelolaan ternak, pertambahan
bobot badan harian, sanitasi, pengendalian penyakit dan sistem perkandangannya.
B. Saran
Perlu adanya recording yang lebih jelas agar diketahui data tentang induk ternak,
kebuntingan, dan perkawinannya.Selain itu, limbah padat dan cair perlu dikelola dengan baik,
agar menambah penghasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J dan D.H. Blade. 1998. Ilmu Petemakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
(Diterjemahkan oleh: B. Srigandono ).
Devendra, C. Dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB, Bandung
Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.Cetakan kesatu. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Jurgens. M. H. 1993. Animal Feeding and Nutrition.Seventh Edition. Kendall/ Hunt Publishing Company,
Dubuque.
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke -V. Penerbit PT Penebar
Swadaya, Jakarta.
Mulyono, S dan B. Sarwono. 2005. Penggemukan Kambing Potong. Cetakan kedua. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Murtidjo, B.A. 2001. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke – VIII. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sodiq, A. 2002.Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Cetakan Pertama. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Williamson, G dan W.J.A. Payne.1993. Pengantar Ilmu Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta (diterjemahkan oleh S.G.N. D Darmaja).