Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AHLAK

Disusun Oleh

JULVI RAHAYU

Dosen Pengampuh

SUHILMAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberikan waktu dan keempatan untuk
menyelesaikan makalah ahlak.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ahlak, Prodi
PGMI, Fakultas Tarbiyah, IAIN Bengkulu. Saya menulis makalah ini untuk
membantu mahasiswa supaya lebih memahami mata kuliah khususnya mengenai
ahlak.

Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak termasuk teman-teman


yang telah berpartisipasi dalam mencari bahan-bahan untuk menyusun tugas ini
sehingga memungkinkan terselesaikan makalah ini, meskipun banyak terdapat
kekurangan.

Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat


memberikan sumbangan pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh
karena itu, dengan terbuka dan senang hati saya menerima kritik dan saran dari
semua pihak.

Bengkulu, 03 november 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Mengenal Rasulullah SAW...................................................................... 2

1. Nabi Suci.............................................................................................. 2

2. Manusia Teladan.................................................................................. 2

B. Ahlak........................................................................................................ 4

1. Pengertian Ahlak.................................................................................. 4

2. Sumber Ahlak...................................................................................... 5

3. Tujuan Belajar Ahlak.......................................................................... 6

4. Hubungan Ahlak dengan Ilmu-ilmu yang Lainnya............................. 6

5. Ruang Lingkup Ahlak......................................................................... 9

a. Ahlak Kepada Allah........................................................................ 9

iii
b. Ahlak Kepada Rasulnya..................................................................9

c. Ahlak Pribadi................................................................................... 10

d. Ahlak Kepada Keluarga.................................................................. 10

e. Ahlak Kepada Masyarakat.............................................................. 10

f. Ahlak Kepada Negara..................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 12

B. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang menanamkan dasar


keimanan pada seseorang. Aqidah akhlak merupakan keadaan batin seseorang
yang menjadi sumber lahirnya suatu perbuatan. Oleh karena itu, dalam
menjalin suatu hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan akhlak
yang karimah. Karena akhlak ini tidak hanya dirasakan oleh manusia itu sendiri
dalam kehidupan, namun juga dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat
serta bernegara. Akhlak merupakan suatu hal yang membedakan antara
manusia yang satu dengan manusia lainnya, akhlak yang mulia adalah
perhiasan sesudah iman dan taat kepada Allah SWT dan dengan akhlak ini
maka terciptalah kemanusiaan manusia itu.
Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk membentuk keimanan
dan perkembangan perilaku dari setiap peserta didiknya, pembelajaran ini akan
berhasil dilaksanakan apabila ditunjang dengan penggunaan sarana-prasarana,
alat pembelajaran, media pembelajaran dan metode yang sesuai dengan situasi
dan kondisi peserta didik dan materi pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat dalam proses ini akan memudahkan kegiatan
penyampaian materi pembelajaran, apabila dirancang berdasarkan pendekatan
pembelajaran yang dipilih.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Rasulullah dikatakan nabi suci dan manusia teladan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan ahlak ?
3. Apa sajakah sumber ahlak ?
4. Apakah tujuan belajar ahlak ?
5. Bagaimanakah hubungan ahlak dengan ilmu-ilmu yang lain ?
6. Apa sajakah ruang lingkup ahlak ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Rasulullah
1. Nabi Suci

Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi Nabi dan menerima


wahyu dari Allah SWT, dia adalah seorang yang hanif berada dalam millah
(ajaran) agama nabi Ibrahim as sebagai Bapak dari para nabi. Beliau lahir
dan tinggal di tempat dimana dahulu Bapak para nabi itu membangun
Baitullah. Beliau mewarisi kesucian dan kelurusan agama yang dibawa oleh
kakeknya (Abdul Muththalib).

Rasulullah SAW sebelum menjadi nabi tidak pernah melakukan


hal-hal yang nantinya terlarang dan diharamkan dalam syariat yang
diturunkan kepadanya. Wajahnya belum pernah sujud kepada berhala,
perutnya belum pernah meminum khamar, lidahnya belum pernah
digunakan untuk membicarakan orang, mencaci atau hal yang dilarang.
Beliau pernah berdagang tapi tidak pernah terjebak sistem ribawi.

Bahkan ketika masih anak-anak, beliau pernah berniat menonton


hiburan malam dalam sebuah pesta, namun atas izin Allah SWT beliau tidak
jadi melakukannya lantaran tertidur dan hal itu berulang untuk esoknya.

Sehingga kalau pun dia tidak menjadi nabi, pastilah dia akan1
dikatakan sebagai orang suci yang shalih dan dicintai semua orang. Namun
dengan diangkat menjadi nabi, maka beliau menjadi pembawa paket risalah
yang berisi hukum dan aturan hidup manusia sedunia dan berlaku hingga
akhir masa. Karena tidak ada nabi sesudahnya.

1http.download_nabisuci.htm

2
2. ManusiaTeladan

Tidak ada teladan sebaik Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam .


Barangsiapa meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , niscaya
ia akan menjadi teladan Seribu lima ratus tahun yang silam, siapa yang tidak
mengenal sosok Abu Bakar, khalifah pertama pengganti Rasulullah sebagai
imam umatnya. Dialah pribadi paling mulia di antara umat Muhammad.
Siapa pula yang tidak mengenal Umar bin Khaththab, orang terbaik setelah
Abu Bakar. Demikian juga dengan Utsman bin ‘Affan, orang terbaik setelah
Umar, serta Ali bin Abu Thalib, yang merupakan orang terbaik setelah
Utsman.

Semuanya merupakan keutamaan Allah Subhanahu wa ta’ala , di


mana Ia telah memilih mereka menjadi orang-orang terbaik dari umat
Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam . Mereka menjadi teladan generasi
setelah mereka dikarenakan mereka menjadikan Rasulullah ShallAllahu
‘alaihi wassalam sebagai suri teladan dalam seluruh aspek kehidupannya.
Keberadaan Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wassalam di tengah-tengah
mereka, telah mewarnai kehidupan mereka yang penuh kemuliaan,
kebaikan, kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, kenyamanan, kejayaan,
dan sebagainya. Tidak hanya itu, mereka bahkan berada di akhir kehidupan
dan mengakhiri perjuangannya dengan keberhasilan yang gemilang, yaitu
membuka pintu segala kenikmatan yang ada di sisi Allah di dalam surga-
Nya.

Keteladanan Rasulullah telah dinobatkan sendiri oleh Allah di2


dalam Al Qur’an. Ini menunjukkan kesempurnaan Rasulullah dari semua

2http://download_manusia teladan.htm

3
sisi kemanusiaan yang tidak dimiliki oleh selainnya, dahulu maupun
sekarang.

B. Ahlak

1. Pengertian Ahlak
Secara Etimologis, ahlak adalah Bentuk jama’ dari khuluq yang
berarti: Budi Pekerti, Perangai, Tingkah Laku, Tabiat. Seakar dengan kata :
Khaliq (Pencipta), Makhluk (Yang di Ciptakan), Khuluq (Penciptaan). Dalam
KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut
para ahli, pengertian akhlak adalah sebagai berikut:

a. Menurut Imam Al-Ghazali

Ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan


perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memrlukan
pemikiran dan pertimbangan.

b. Menurut Ibrahim Anis

Ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan nya
lahirlah macam-macam perbuatan yang baik atau yang buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

c. Menurut Karim Zaidan

Ahlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam


jiwa, yang dengan sorotan dan tibangannya seseorang dapat menilai
perbuatannya, baik atau buruk, untuk kemudian melakukan atau
meninggalkannya.
Kesimpulan ahwa ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa3
manusia sehingga dia akan muncul secara spontan, Bila mana diperlukan,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak
memerlukan dorongan dari luar.

Contoh; Bila seseorang menyumbangdalam jumlah besar untuk


pembangunan mesjid, setelah mendapat dorongan dari seorang Ustadz
yang mengemukakan ayat-ayat atau hadis-hadis tentang keutamaan
membangun mesjid di dunia, maka orang tersebut belum bisa dikatakan
mempunyai sifat pemurah, karena kepemurahannya waktu itu lahir
setelah mendapat dorongan dari luar dan belum tentu muncul lagi pada
kesempatan lain, bisa jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tidak akan
menyumbang. Atau kalaupun menyumbang hanya dalam jumlah yang
sedikit. Tapi kalau tidak ada doronganpun dia tetap menyumbang kapan
dan dimana saja, barulah bisa dikatakan orang tersebut mempunyai sifat
pemurah.

Contoh lain, dalam menerima tamu, bila seseorang membeda-


bedakan tamu yang satu dengan yang lain, atau kadang kala ramah dan
kadang kala tidak, maka orang tersebut belum bisa dikatakan
mempunyai sifat memuliakan tamu, sebab seseorang yang mempunyai
ahlak memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamu dan tidak
akan membeda-bedakan orang yang mampu dengan orang yang tidak
mampu.

Jadi jelaslah bagi kita bahwa ahlak itu haruslah bersifat konstan,
spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan
pertimbangan serta dorongan dari luar.

3Yunahar IIyas, Kuliah Akhlaq. (Yogyakarta:LPPI UMY,1999). hlm. 1

4
Disamping istilah ahlak ada juga dikenal istilah etika dan
moral,4 ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk
sikap dan perbuatan manusia.

2. Sumber Ahlak

Yang dimaksud dengan sumber ahlak adalah: yang menjadi ukuran


baik dan buruk atau mulia atau tercela. Sumber Ahlak adalah Al-Quran dan
Al-Hadits (Sunnah).

3. Tujuan Belajar Ahlak

Salah satu dari tujuan dan faedah mempelajari akhlak dan Ilmu
Akhlak adalah dengan Ilmu Akhlak diharapkan manusia menyadari
bagaimana wajib mereka hidup, bukan bagaimana mereka hidup. Manusia
mampu menyelidiki gerak jiwanya, perkataan dan perbuatan apa yang
dibiasakannya, sampai mampu menemukan mana yang benar dan mana
yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Demikian pula dengan
Ilmu Akhlak, diharapkan manusia mampu menyelidiki aturan-aturan yang
menguasai perbuatannya dan menyelidiki tujuan akhir bagi dirinya.

4. Hubungan Ahlak dengan Ilmu-ilmu yang Lainnya

a. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Tasawuf

Pada ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf


menjadi tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki,
ketiga tasawuf amali. Ketiga tasawuf ini tujuannya sama yaitu

4Ibid. hlm. 2-3

5
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari
perbuatan tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Ketiga macam tasawuf ini memiliki perbedaan dalam hal pendekatan
yang digunakan.

Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf yaitu ketika 5


mempelajari Tasawuf teryata pula bahwa Al-Quran dan Al-Hadits
mementingkan ahlak. Al-Quran dan Hadits menekankan kejujuran,
persaudaraan, keadilan, tolong menolong, murah hati, pemaaf, sabar, baik
sangka, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikiran lurus,
nilai-nilai ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan
kedalam dirinya sejak kecil.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah


amat menonjol, karena tasawuf itu pada hakikatnya melakukan
serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, haji, dzikir dan lain sebagainya.
Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah. Ibadah yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat
hubungannya dengan ahlak.

b. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid adalah ilmu ushuluddin, ilmu pokok-pokok agama,


yakni menyangkut aqidah dan keimanan, ilmu tauhid dapat disebut juga
dengan ilmu kalam, yang merupakan disiplin ilmu keislaman yang
banyak mengedepankan pembicaraan tentang persolan-persoalan kalam
Tuhan. Pada ilmu kalam ditentukan pembahasan iman dan definisinya,
kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.
Sedangkan ahlak yang baik menurut pandangan islam haruslah berpijak
pada keimanan. Iman tidak sekedar cukup di simpan dalam hati,
5http://hubungan ilmu akhlak dengan ilmu yang lainnya.htm

6
melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata dan dalam
bentuk amal shaleh, barulah dikatakan iman itu sempurna, karena telah
dapat direalisir.

Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata rantai iman.


Sebagai contoh, malu (berbuat kejahatan) adalah salah satu dari akhlaqul
mahmudah. Nabi dalam salah satu hadits menegaskan bahwa “malu
adalah salah satu cabang dari keimanan”.

c. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)

Berbicara dalam hal relevansi dan hubungan ilmu ahlak dengan

ilmu psikologi sebenarnya merupakan bahasan yang sangat strategis.


Karena antara ahlak dengan ilmu psikologi memiliki hubungan yang
sangat kuat dimana, objek sasaran penyidikan psikologi adalah terletak
pada domain perasaan, khayal, paham, kemauan, ingatan, cinta dan
kenikmatan. Sedangkan ahlak sangat menghajatkan apa yang dibicarakan
oleh ilmu jiwa, bahkan ilmu jiwa adalah pendahuluan tertentu bagi ahlak.

d. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Sosiologi ( kemasyarakatan)

Hubungan antara ahlak dengan ilmu sosiologi agaknya sangat


signifikan karena ilmu ahlak membahas tentang berbagai prilaku manusia
yang ditimbulkan oleh kehendak, yang tidak dapat terlepas dari kajian
kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian ilmu sosiologi.
Demikianlah karena manusia tidak dapat hidup kecuali bermasyarakat
dan ia tetap menjadi anggota masyarakat. Bukan menjadi kekuasaan kita
untuk mengetahui keutamaan seseorang dengan tidak mengetahui
masyarakatnya, masyarakat mana yang dapat membantu keutamaan atau
merintanginya.
e. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Pendidikan

Antara ahlak dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan


yang sangat mendasar dalam hal teoritik dan pada tatanan praktisnya.
Sebab, dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
perubahan prilaku, ahlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar
siswa memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya.
Apabila siswa diberi pelajaran “ahlak”, pendidikan mengajarkan
bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap
sesamanya dan penciptanya (Tuhan).

f. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Filsafat

Etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat.


Banyakilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena
ilmu6 tersebut kian meluas dan berkembang dan akhirnya membentuk
disiplin ilmu itu sendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika,
dalam proses perkembangannya sekalian masih diakui sebagai bagian
dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai
identitas sendiri.

g. Hubungan Ilmu Ahlak dengan Ilmu Hukum

Pokok pembicaraan mengenai hubungan ahlak dengan ilmu


hukum adalah perbuatan manusia. Tujuannya mengatur perbuatan
manusia untuk kebahagiaannya. Ahlak memerintahkan untuk berbuat apa
yang berguna dan melarang berbuat segala apa yang mudlarat, sedang
ilmu hukum tidak, karena banyak perbuatan yang baik dan berguna tidak
diperintahkan oleh hukum, seperti berbuat baik kepada fakir miskin dan

6Yunahar IIyas, kuliah Akhlaq. (Yogyakarta:LPPI UMY,1999). hlm. 17

9
perlakuan baik antara suami istri. Demikian juga beberapa perbuatan
yang mendatangkan kemadlaratan tidak dicegah oleh hukum,
umpamanya dusta dan dengki. Ilmu hukum tidak mencampuri urusan ini
karena ilmu hukum tidak memerintahkan dan tidak melarang kecuali
dalam hal menjatuhkan hukuman kepada orang yang menyalahi perintah
dan larangannya.

5. Ruang Lingkup Ahlak

a. Ahlak Kepada Allah

1. Taqwa 5. Tawakkal

2. Cinta dan Ridho 6. Syukur

3. Ikhlas 7. Muraqabah

4. Khauf dan Raja’ 8. Taubat

b. Ahlak Kepada Rasulullah SAW

1. Mencintai dan Memuliakan Rasul

2. Mengikuti dan Mentaati Rasul

3. Mengucapkan Shalawat dan Salam

c. Ahlak Pribadi

1. Shiddiq 6. Syaja’ah

2. Amanah 7. Tawadhu

3. Istiqomah 8. Malu

4. Iffah 9. Sabar

5. Mujahadah 10. Pemaaf

d. Ahlak dalam Keluarga


1. Birrul walidain

2. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami, istri.

3. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak7

4. Silaturrahim dengan karib kerabat

e. Ahlak Kepada Masyarakat

1. Bertemu dan menerima tamu

2. Hubungan baik dengan tetangga

3. Hubungan baik dengan masyarakat

4. Pergaulan muda mudi

5. Ukhuwah islamiah

f. Ahlak Kepada Negara

1. Musyawarah

2. Menegakkan Keadilan

3. Amar ma’ruf nahi mungkar

4. Hubungan pemimpin dan yang dipimpin8

7Ibid. hlm. 65-221

10

8Ibid. hlm. 229-252

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi Nabi dan menerima


wahyu dari Allah SWT, dia adalah seorang yang hanif berada dalam millah
(ajaran) agama nabi Ibrahim as sebagai Bapak dari para nabi. Beliau lahir dan
tinggal di tempat dimana dahulu Bapak para nabi itu membangun Baitullah.
Beliau mewarisi kesucian dan kelurusan agama yang dibawa oleh kakeknya
(Abdul Muththalib).

Tidak ada teladan sebaik Rasulullah ShallAllahu ‘alaihiwassalam .


Barangsiapa meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , niscaya ia
akan menjadi teladan Seribu lima ratus tahun yang silam, siapa yang tidak
mengenal sosok Abu Bakar, khalifah pertama pengganti Rasulullah sebagai
imam umatnya.
Secara Etimologis, ahlak adalah Bentuk jama’ dari khuluq yang berarti:
Budi Pekerti, Perangai, Tingkah Laku, Tabiat. Seakar dengan kata : Khaliq
(Pencipta), Makhluk (Yang di Ciptakan), Khuluq (Penciptaan). Dalam KBBI,
akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.

Yang dimaksud dengan sumber ahlak adalah: yang menjadi ukuran


baik dan buruk atau mulia atau tercela. Sumber Ahlak adalah Al-Quran dan
Al-Hadits (Sunnah).

Salah satu dari tujuan dan faedah mempelajari akhlak dan Ilmu
Akhlak adalah dengan Ilmu Akhlak diharapkan manusia menyadari bagaimana
wajib mereka hidup, bukan bagaimana mereka hidup.

12

Hubungan Ahlak dengan Ilmu-ilmu yang Lainnya

1. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf

2. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tauhid

3. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu jiwa( psikologi)

4. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu sosiologi (kemasyarakatan)

5. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu pendidikan

6. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu filsafat

7. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu hukum

Ruang lingkup ahlak, ada 6 yaitu :

1. Ahlak kepada Allah

2. Ahlak kepada Rasulullah SAW


3. Ahlak Pribadi

4. Ahlak dalam Keluarga

5. Ahlak kepada Masyarakat

6. Ahlak kepada Negara

B. Saran

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima


kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak
lupa kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan.

13

DAFTAR PUSTAKA

IIyas, Yunahar.KuliahAkhlaq. Yogyakarta: LPPI UniversitasMuhammadiyah


Yogyakarta, 1999
14

Anda mungkin juga menyukai