Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR

MENGAJAR PADA KELAS V SDN SUMBERSARI I


Albitar Septian S
1
Imam Suyitno
2
Dwi Saksomo
E-mail:
blakbitar@yahoo.com
Universitas Negeri Malang
Jln. Semarang no 5 Malang
ABSTRACT:
The purpose this reseach to know techer spech in studied in the
class. This reseach consist 3 steps that is preparing steps, agregate code steps,
and code analisis steps. Subject theis research is teacher speach in Sumbersari I
elementary scool at studied iteracted in cless. This research clasificate teacher
speach in 3 sesion that is speach at start lesson, extend lesson, and the ending
lesson. That is to analys spech act found and speach fungtion.
ABSTRAK:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk
tuturan guru dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif dengan instrumen peneliti, pedoman wawancara,
dan panduan catatan lapangan. Peneliti mengklasifikasikan tindak tutur guru ke
dalam 3 bagian yaitu tuturan mengawali pelajaran , menyampaikan pelajaran,
dan mengakhiri pelajaran. masing-masing dianalisis bentuk tindak tutur dan
fungsi uturannya. hasil dari penelitian ini guru lebih banyak menggunakan
tindak tutur asertif.
KATA KUNCI:
tuturan, interaksi guru, belajar, mengajar
Fungsi primer bahasa adalah alat
untuk menyampaikan pesan atau makna
dari penutur kepada mitra tutur. Makna dalam komunikasi tersebut diungkapkan
dengan kalimat. Kalimat- kalimat yang komunikatif ini terbagi dua kategori
berdasarkan maknanya, yakni: (1) kalimat perlakuan(
permormatifes
) dan (2)
kalimat penyata (costatives) (Arifin,
1996:135). Fungsi primer bahasa ini juga
berpengaruh Dalam interaksi belajar
mengajar. Interaksi belajar adalah
komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa
ketika
proses pembelajaran berlangsung. Interaksi
belajar ini terbentuk ketika guru atau
siswa ingin menyampaikan maksud ketika pembelajaran berlangsung. Jadi
dapat
kita simpulkan bahwa fungsi pimer bahasa di atas sangat penting ketika
interaksi
belajar mengajar.
Pada penelitian ini yang menjadi pokok penelitian adalah tuturan seorang
guru tentunya tuturan ketika interaksi belajar berlangsung. Tuturan guru dalam
penelitian ini lebih difokuskan lagi pada tuturan guru ketika menyampaikan
pelajaran kepada peserta didik atau da
lam kegiatan belajar mengajar. Tuturan
yang dilakukan oleh seorang guru akan menentukan mudah tidaknya materi itu
dicapai oleh siswa tuturan guru juga akan menjadi contoh bagi peserta didiknya.
1
Albitar Septian S adalah mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas
Negeri
malang(UM) .
2
Imam Suyitno dan Dwi Saksomo adalah dosen Sastra Indonesia di Fakultas Sastra
Universitas
Negeri Malang (UM).
Menurut Alwasilah (1985) ujaran (bahasa) tidak hanya berfungsi untuk
mengungkapkan unsur kognitif, unsur sikap pun ada dalam setiap bahasa, yaitu
unsur memperlihatkan maksut penutur, pikiran, kegiatan dan sebab
penuturannya.
Dari pernyataan ini, dapat kita artikan bahwa ujaran dalam hal ini tuturan
merupakan hal yang sangat penting untuk mengungkapkan maksud dari si
penutur.
Dalam peneltian ini peneliti memilih untuk menganalisis tindak tutur guru
pada siswa kelas V SD. Hal ini karena pada jenjang ini kemampuan berbahasa
siswa sudah cukup terlatih sehingga sudah dengan baik dapat memberikan
balikan
dari tuturan yang dilakukan guru dalam in
teraksi belajar mengajar. Penelitian ini
memilih SDN Sumbersari I untuk dijadikan lokasi penelitian yang menjadi
alasan
dipilihnya SDN Sumbersari I karena SD ini terletak di daerah perkotaan
sehingga
pemakaian Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar lebih tinggi
dibandingkan
bahasa daerah hal ini karena penelitian
ini adalah penelitian Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu (1) bagaimana
tuturan guru ketika mengawali pelajaran(2) bagaimana tuturan guru ketika
menyampaikan pelajaran dan (3)bagimana tuturan guru ketika mengakhiri
pelajaran. Masing-masing rumusan masalah tersebut akan dianalisis bentuk
tindak
tutur dan fungsinya, sedangkan tujuan dari penelitian ini (1) mendeskripsikan
tuturan guru ketika mengawali pelajaran
(2) mendeskripsikan tuturan guru ketika
mengakhiri pelajaran, dan (3) mendeskripsikan tuturan guru ketika mengakhiri
pelajaran.
Metode
Penelitian ini menggunkan desain penelitian deskriptif kualitatif. Oleh
karena itu data dari penelitian ini berupa tuturan guru yang ditranskripsikan ke
dalam tulisan, kemudian dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah.
Intrumen dari penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen
penelitian utama dengan dibantu (1) pedoman pengamatan dan (2) pedoman
wawancara. Intrumen penelitian ini
Data dalam penelitian ini adalah tuturan guru yang dicatat dan direkam.
Data tersebut berupa termasuk data verb
al yaitu data-data yang berupa kata-kata
yang diujarkan oleh guru SD kelas V. Da
ta verbal tersebut secara khusus yang
akan diteliti meliputi (1) wujud atau bentuk tindak tutur guru dalam membuka,
menyampaikan, dan mengakhiri plajaran (2) fungsi tindak tutur yang dituturkan
guru dalam membuka, menyampaikan, dan mengahiri pelajaran.
Sumber data yang digunakan dalam pe
nelitian ini adalah catatan atau
rekaman yang berisi kata-kata atau tutu
ran guru dalam interaksi belajar mengajar
dalam kelas V SD dan tindakan yang menyer
tai tuturan tersebut. Kata – kata atau
tuturan dan tindakan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman
video/
audio tapes, pengambilan foto atau film
. Pencatatan sumber data utama melalui
melalui wawancara atau pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan hadirnya
peneliti dalam kelas keti
ka KBM berlangsung. Wawancara dilakuakan oleh
peneliti dalam bentuk wawancara tidak terstruktur sebagai data penunjang yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakuakan dengan cara
merekam tuturan guru SD ketika proses pe
mbelajaran secara berkelanjutan sampai
ditemukan data yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah
tuturan guru dalam bentuk rekaman. Kemudian rekaman tersebut ditrasnkrip
dan
dianalisis dengan teori tindak tutur dan
dilakukan klasifikasi dan pemberian kode
berdasarkan waktu perekaman, dan tujuan penelitian.Peneliti menggunakan alat
bantu perekam berupa MP3 player merk Simbada dan Advance yang dilengkapi
fitur perekam dan mampu merekam selama 4 jam dengan kapasitas data 4GB.
Alat ini mempunyai kelebihan selain kapasi
tas data yang cukup besar, alat ini juga
mampu merekam dalam waktu yang cukup lama dengan kejelasan rekaman
yang
cukup akurat. Alat ini juga memiliki ukuran yang kecil, sehingga guru dapat
memasukkanya kedalam saku. Alat ini digunakan untuk merekam data verbal
berupa tuturan guru ketika proses.
Moleong (2010:248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerj
a dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain. Pada
penelitian
ini teknik analisis data dilakukan dalam tiga langkah yaitu (1) reduksi data
dengan
cara meringkas atau mereduksi data dari
data mentah berupa tuturan guru ke
dalam klasifikasi tuturannya (2)penyajian data, dilakukan dengan cara dan (3)
verifikasi atau penarikan kesimpulan. La
ngkah-langkah tersebut saling terkait dan
dilaksanakan selama dan setelah pengumpulan data berakhir.
Hasil
Dari analisis yang telah dilakukan terhadap tuturan guru SD kelas V SDN
Sumbersari I peneliti memaparkan tuturan yang dilakukan guru ke dalam tiga
bagaian yang merupakan tujuan dari penelitian ini yaitu (1)wujud tuturan guru
ketika Mengawali pelajaran (2) wujud tuturan guru ketika menyampaikan
pelajaran dan (3)wujud tuturan guru ketika
mengakhiri pelajaran. Adapun hasil
penelitian dapat diamati sebagai berikut.
Tuturan mengawali pelajaran
Pada tuturan guru ketika mengawali pelajaran didapati (1)penggunaan salam
sebagai tuturan awal yang dilakukan oleh guru, (2) pemberian bimbngan dan
pengarahan pada siswa, (3) penanyaa
n kabar dan mata pelajaran yang akan
dilakukan. Penggunaan salam di gunakan guru untuk menyapa para siswanya.
Hal
ini dapat diamati dari paparan data berikut ini.
Siswa
: Aslamualaikumwarohmatullahiwabarokatu
Guru
:[1]baik,aslamualaikumwarohmatullahiwabarokatu, [2]selamat siang
anak-anak?[3]Bagaimana kabarmu?
Siswa
: alhamdullillah luar biasa tetap semangat Allahuakbar yess
Dari paparan data di atas terlihat ba
hwa sebelum guru mengucapkan salam, siswa
dahulu yang mengucapkan salam . Ucapan salam dari guru terlihat ketika guru
sudah berada di kelas dan akan memulai pe
lajaran, akan tetapi dari paparan data
di atas terlihat bahwa tidak ada jawaban salam baik dari guru maupun dari siswa
yang ada dari paparan data di atas guru justru melanjutkan denan sapaan “
selamat
siang” dan menayakan kabar para siswanya pada hari itu. Kedua adalah
pemberian bimbingan dan pengarahan pada siswa. Pengarahan dan bimbingan
kepada siswa diberikan oleh guru kepada siswa sebagai bekal moral atau
pembiasaan tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswan tiap pagu hari,
mulai dari berdoa, sikap dalam kelas, dan ke
tertiban ketika berada di dalam kelas.
Ketiga adalah penayaan kabar dan mata
pelajaran pada siswa. Dalam proses
pembelajaran penanyaan kabar pada siswa dan Mata pelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh guru. Hal ini
juga
ditemukan pada tuturan guru SD kelas V SDN Sumbersari I. Guru juga
menyakan
kabar dan mata pelajaran yang akan dilaksanakan.
Tuturan Menyampaikan Pelajaran
Pada tuturan guru ketika menyampaikan pelajaran. Dari analisi terhadap
data yang telah diperoleh dari tutu
ran guru SD kelas V SDN Sumbersari I
diperoleh ada 7 macam tuturan guru dalam menyampaikan pelajaran (1)tuturan
untuk mengingatkan pelajaran yang sudah dibelajarkan, (2) tuturan tentang
pengungkapan tujuan pembelajaran oleh guru,(3) tuturan tentang ungkapan
menjelaskan materi pelajara
n, (4) tuturan berupa membimbing siswa, (5) tuturan
membacakan contoh soal, (6) tuturan membagi tugas pada siswa, dan(7) tuturan
membagi kelompok diskusi belajar.
Pertama adalah tuturan mengingatkan pelajaran yang sudah diberikan
dalam sebuah dalam menyampaikan pelajaran proses apersepsi atau
mengingatkan
kembali siswa terhadap materi atau pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengasah
daya ingat siswa sehingga tidak mudah lupa terhadapa materi yang sudah
dibelajarkan. Kedua adalah tuturan tentang pengungkapan tujuan pembelajaran
dengan dibacakan atau dituturkannya tujuan pembelajaran oleh guru, akan
menjadi jelas pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Ketiga
adalah
ungkapan menjelaskan materi pelajaran. Dalam menjelaskan pelajaran
ditemukan
bahwa guru menggunakan tuturan yang berhati-hati. Hal ini karena siswa yang
diajar oleh guru adalah siswa SD kelas V SD. Keempat adalah tuturan berupa
membimbing siswa. Dari hasil pengamatan bentuk bimbingan yang dilakukan
guru adalah guru menuntun siswanya untuk mengerjakan soal-soal yang
diberikan. Keenam adalah tuturan membacakan contoh soal . Dari hasil
pengamatan terhadap tuturan guru kelas
V SDN Sumbersari I ditemukan bahawa
tuturan guru ketika membacakan soal juga diikuti dengan penjelasan tentang
langkah penyelesaian soal tersebut. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa
mengerjakan soal tersebut sesuai dengan
urutan penyelesaian yang benar. Keenam
adalah tuturan membagikan tugas pada siswa. Membagikan tugas biasa
ditemukan
dalam proses pembelajaran, baik itu tugas kelompok maupun tugas individu.
Hal
ini juga ditemukan pada tuturan guru SD kelas V SDN Sumbersari I. Setelah
dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh didapati bahwa guru
memberikan
atau membagikan tugas secara berkelompok. Ketujuh adalah tuturan dalam
membagi kelompok pada diskusi. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran
bahwa dalam membagi kelompok guru mengunakan teknik berhitung untuk
mempermudah pembagian kelompok.
Tuturan Mengakhiri Pelajaran
Pada tuturan ketika mengakhiri pelaja
ran. Dari analisis terhadap tuturan
yang dilakukan guru ditemukan bahwa dalam mengakhiri pelajaran terdapat
tuturan (1) salam penutup, (2) pemberian PR atau tugas rumah, (3) penayaan
perasaan setelah pembelajaran,dan (4) penanyaan tentang apa yang diperoleh
siswa. Pertama adalah tuturan salam penutup. Salam adalah sapaan yang wajib
digunakan dalam mengawali sebuah pertemuan. Dari hasil pengamatan guru
menggunakan salam dalam agama Islam kemudian diikuti salam atau sapaan
dalam Bahasa Indonesia. Hal seperti ini umum kita jumpai penggunaan salam
yang diikuti sapaan dalam Bahasa Indonesia seperti “ selamat siang”. Kedua
tuturan pemberian PR atau tugas rumah. Dari hasil analisis ditemukan dalam
memberikan PR atau pekerjaan rumah guru mengunakan kalimat direktif
sebagai
sarana berujar. Keti
ga yaitu tuturan berupa penanyaan perasaan setelah mengikuti
pelajaran. Dalam mengakhiri pembelaj
aran menanyakan pada siswa tentang
perasaan yang dialami atau dirasakan se
telah mengikuti pelajaran adalah hal yang
penting, karena guru akan tahu perasaan si
swa setelah diberi materi pelajaran. Ke
empat adalah tuturan penanyaan tentang
apa yang diperoleh. Dalam mengakhiri
pembelajaran menanyakan pada siswa tentang perasaan yang dialami atau
dirasakan setelah mengikuti pelajaran adalah hal yang penting, karena guru
akan
tahu perasaan siswa setelah diberi materi pelajaran.
Dari hasil penelitian berupa tuturan guru di atas peneliti menemukan
bentuk tindak tutur guru berdasarkan fungsinya yaitu diperoleh bahwa dalam
mengawali pelajaran terdapat (1) tindak tutur representatif atau asertif , (2)
tindak
tutur ekspresif, (3) tindak tutur direk
tif, dan (4) tindak tutur komisif. Dalam
menyampaikan pelajaran peneliti menemukan (1) tindak representatif atau
asertif,
(2) Tindak tutur direktif, dan (3) Tindak
tutur ekspresif. Dalam mengakhiri
pelajaran peneliti menemukan (1) tindak tutu
r asertif, (2) Tindak tutur ekspresif,
dan (3) tindak tutur direktif.
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis wujud tuturan yang
digunakan oleh guru dalam mengawali, menyampaikan, dan mengakhiri
pelajaran. oleh karena itu pada bagian ini peneliti menggolongkan pembahasan
ke
dalam tiga bahasan tersebut.
Wujud Tuturan Guru Dalam Mengawali Pelajaran
Martutik (1995: 8) menyatakan bahwa sebuah pelajaran terdiri atas
beberapa transaksi (yang meliputi pembukaan, inti, dan penutup). Transaksi
terdiri
atas beberapa pertukaran yang terdiri atas inisisi, respon, dan balikan.
Berdasarkan
analisis yang dilakukan terhadap paparan data, ditemukan wujud tindak tutur
yang
dilakukan oleh guru kelas V SD Sumbersari I yang melipiti (1) tindak tutur
representatif atau asertif , (2) tindak tutur
ekspresif, (3) tindak tutur direktif, dan
(4) tindak tutur komisif .
Tuturan representatif atau asertif salah satunya ditemukan pada tuturan
guru berupa salam. Salam yang diujarkan oleh guru adalah salam dalam agama
islam. Fungsinya adalah untuk menyapa para siswanya selain itu juga sebagai
sarana pengakraban. Tuturan ini dikategorik
an ke dalam tuturan representatif atau
asertif karena memiliki ciri-ciri tuturan asertif yaitu memaparkan sesuatu apa
adanya atau
present
. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Chaer (2010:
29) yang menyatakan bahwa tindak tutur representatif atau biasa disebut asertif,
yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang
dikatakannya. Misalkan mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan. Dari
pendapat ini dapat kita lihat bahawa sebuah salam pada dasarnya adalah sebuah
kebenaran yang dikatakan oleh penutur. Penggunaan salam pada sebuah
pembelajaran bisa juga berfungsi sebaga
i sarana beretorika. Anwar (1984: 46)
menyatakan bahwa bahasa digunakan hanya untuk menyampaikan perasaan
atau
pikiran, untuk membahas suatu masalah, untuk membujuk, merayu, dan
sebagainya. Sejumput kata-kata dipakai untuk sekedar memecah kesunyian,
untuk
mempertahankan suasana baik, dan sebagainya. Penggunaan bahasa untuk
keperluan seperti ini dapat disebut penggunaan basa-basi.
Tuturan ekspresif guru dalam mengawali pelajaran. Dari hasil analisis
terhadap paparan data ditemukan adanya tindak tutur ekspresif guru ketika
mengawali pelajaran. tindak ekspresif ditemukan ketika guru menayakan mata
pelajaran dan kabar pada siswa. Guru memberikan pujian ketika siswa
menjawap
pertanyaan dari guru. Tuturan ini digolongkan pada tuturan ekspresif karena
tuturan tersebut membangkitkan perasaan dan sikap penutur yaitu dengan
memberikan pujian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Saksomo (2001) yang berpendapat bahwa tindak ekspresif yaitutindak tutur
yang
fungsinya untuk membangkitkan perasaan dan sikap, misalnya dengan meminta
maaf, terima kasih dan sebagainya.
Tuturan direktif guru dalam mengawali pelajaran. Dari hasil analisis
terhadap data ditemukan adanya tuturan direktif guru ketika mengawali
pelajaran.
tuturan direktif guru ini ditemukan pada tuturan pemberian bimbingan dan
pengarahan pada siswa. Tuturan direktif tersebut mendorong mitra tutur
melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pengertian tindak tutur direktif yang
dikemukakan oleh Suparno (1994 : 13) yang menyatakan bahwa tindak direktif
merupakan tindak berbahasa yang mendorong mitra tutur untuk melakukan
( tidak
melakukan ) sesuatu.
Tuturan komisif guru dalam mengawali pelajaran. Adanya tindak tutur
komisif pada tuturan yang digunakan oleh guru ditemukan ketika guru
memberikan pengarahan pada siswa. Guru memberikan sebuah pernyataan janji
pada siswa bahwa guru akan berusaha hadir di sekolah jam 6 tiap harinya.
Menurut Saksomo (2001: 17) Tindak tutur komisif berfungsi mendorong
pembicara melakukan sesuatu, misalnya berjanji, bersumpah, dan sebagainya.
Dalam tuturan guru pembicara atau guru melakukan sebuah janji pada
siswanya.
Hal inilah yang menandai bahwa ini merupakan tuturan komisif.
Wujud Tuturan Guru dalam Menyampaikan Pelajaran
Dari analisis data yang telah dilakukan terhadap tutran guru dalam
menyampaikan pelajaran di SDN Sumber Sari I ditemukan adanya tindak tutur
ilokusi berbentuk (1) Representatif atau aser
tif (2) Tindak tutur direktif (3) Tindak
tutur ekspresif. Tindak tutur representa
tif guru ketika menyampaikan pelajaran.
Adanya tuturan representatif ditemukan hampir pada semua bentuk tuturan
guru.
hal ini karena tindak representatif adalah tindak yang mengatakan sesuatu itu
apa
adanya, jadi sebuah tindak yang menyatakan sebuah kebenaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chaer (2010:29) yang menyatakan
bahawa Representatif (disebut juga asertif), yaitu tindak tutur yang mengikat
penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya.
Tuturan direktif guru dalam menyampaikan pelajaran. Dalam
menyampaikan sebuah pelajaran tindak tutur direktif juga banyak ditemukan
pada
tuturan yang dilakukan oleh guru. Hal ini karena guru ingin memberikan sebuah
perintah untuk mengetahui kemampuan siswanya dan perintah adalah salah satu
fungsi dari tuturan direktif. Dan ciri untama dari tindak direktif adalah
mendorong
lawan tutur melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Saksomo
(2001: 17) yang menyatakan bahwa tindak direktif yaitu tindak tutur yang
fungsinya mendorong penaggap tutur melakukan sesuatu, misalnya dengan
memohon, mendesak, dan sebagaiya.
Tuturan ekspresif guru dalam menyampaikan pelajaran. tindak tutur
ekspresif ditemukan pada tuturan guru kebanyakan adalah berupa bentuk pujian
yang ingin diberikan pada siswanya ketika siswanya dapat menjawab
pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh
Chaer (2010: 83) yang menjelaskan bahw
a tuturan dengan fungsi menyatakan
selamat atas keberhasilan lawan tutur atau ucapan duka atas musibah yang
menimpa lawan tutur dilakukan dengan kalimat bermodus deklaratif yang
santun
yang menaati atau mematuhi maxim-maxim Leech atau pedoman kesantuna
dari
Pranowo didukung oleh penggunaan kata yang santun.
Wujud Tuturan Guru dalam Mengakhiri Pelajaran
Dari hasil pengamatan terhadap tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran
ditemukan beberapa tindak tutur guru berbentuk(1) asertif dengan fungsi
menyatakan, (2) ekspresif dengan fungsi memuji, dan (3) direktif dengan fungsi
menyuruh. Sama halnya dengan tuturan pada mengawali dan menyampaikan
pelajaran, pada tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran juga ada tindak tutur
seperti yang diuraikan pada 2 bagian di atas. Tiga tindak tutur ini hampir selalu
ada baik dalam mengawali pelajaran, menyampaikan pelajaran, maupun
mengakhiri sebauah pelajaran.
Kesimpulan dan Saran
Simpulan
Dari paparan di atas, maka dapat di
simpulkan bahwa dalam pembelajaran
di kelas V baik dalam mengawali pela
jaran, menyampaikan pelajaran, maupun
dalam mengakhiri pelajaran ditemukan adan
ya tindak tutur berupa (1) tindak tutur
representatif atau asertif, (2) tindak tutur
direktif, (3) tindak tutur ekspresif, (4)
tindak tutur komisif. Dari keempat tindak tutur ini penggunaan tindak tutur
representatif paling banyak ditemukan.
Hal ini karena guru lebih banyak ingin
menyatakan maksudnya dan menyampaikan sesuatu secara apa adanya atau
mengikat pada kebenaran ujaran yang diujarkan. Ke dua adalah tuturan direktif
yang sering digunakan oleh guru. Guru ingin mengaetahui kemampuan siswa
yang dimiliki, maka guru menggunkan sebuah perintah dan perintah merupakan
salah satu fungsi dari tindak tutur direkt
if. Pada tuturan ekspresif dan komisif
tidak terlalu banyak ditemukan pada tutu
ran guru dalam interaksi belajar di kelas
V SDN Sumbersari I.
Saran
Jika dikaji dari uraian di atas ma
ka saran dari peneliti sebagai berikut.
a)
Bagi pembelajaran linguistik
Berdasarkan analisis terhadap data ditemukan bahwa tindak tutur asertif
dan direktif banyak digunakan oleh guru SD kelas V SDN Sumbersari I.
oleh karena itu, diharapakan dengan adanya penelitian ini dapat membantu
pembelajaran linguistik. Hal ini karena tuturan adalah salah satu bagian
dari ilmu bahasa oleh karena itu peneliti menyarankan bagi yang ingin
mempelajari bentuk- bentuk tuturan khususnya tuturan guru penelitian ini
dapat dijadikan masukan.
b)
Bagi peneliti
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa dalam tuturan
Guru SD terdapat tuturan yang bervariasi baik ketika mengawali,
menyampaikan, maupun mengakhiri pelajaran. oleh karena itu, bagi
peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa disarankan agar
memperdalam teori analisis tindak tutur yang nantinya akan
mempermudah atau membantu dalam melakukan analisis terhadap tuturan
yang akan diteliti
c)
Bagi pembaca
Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam tuturan guru
SD terdapat beragam jenis tuturan
yang memiliki fungsi sendiri-sendiri
sesuai dengan konteks tuturannya. Oleh karena itu, Bagi pembaca yang
ingin memahami penelitian ini disarankan agar membaca dengan seksama
penelitian ini untuk dapat memahami penelitian ini, karena dalam peelitian
ini melibatkan konteks tuturan yang ak
an menjelaskan alur pembicaraan
atau alur tuturan yang ada di dalamnya, sehingga akan diketahui bentuk
tuturan dan fungsinya.
Daftar Rujukan
Alwasilah, Chaedar. 1985.
Sosiologi Bahasa
. Bandung:Angkasa
Arifin, Bustanul.1996.
Pengantar Analisis Wacana
. Malang: Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang.
Anwar, Khaidir. 1984.
Fungsi dan Peranan Bahasa.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Chaer, Abdul. 2010.
Kesantunan Berbahasa.
Jakarta: Rineka Cipta.
Martutik.1995.
Analisis Wacana Interaktif
. Malang. Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan IKIP Malang.
Moleong,J Lexy. 2010.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Saksomo, Dwi. 2001.
Pragmatik
. Malang : Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Negeri Malang.
Suparno. 1994.
Bahan Ajar Analisis Wacana
. Tidak diterbitkan. Malang: IKIP
Malang.

Anda mungkin juga menyukai