Albitar Septian S 1 Imam Suyitno 2 Dwi Saksomo E-mail: blakbitar@yahoo.com Universitas Negeri Malang Jln. Semarang no 5 Malang ABSTRACT: The purpose this reseach to know techer spech in studied in the class. This reseach consist 3 steps that is preparing steps, agregate code steps, and code analisis steps. Subject theis research is teacher speach in Sumbersari I elementary scool at studied iteracted in cless. This research clasificate teacher speach in 3 sesion that is speach at start lesson, extend lesson, and the ending lesson. That is to analys spech act found and speach fungtion. ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk tuturan guru dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan instrumen peneliti, pedoman wawancara, dan panduan catatan lapangan. Peneliti mengklasifikasikan tindak tutur guru ke dalam 3 bagian yaitu tuturan mengawali pelajaran , menyampaikan pelajaran, dan mengakhiri pelajaran. masing-masing dianalisis bentuk tindak tutur dan fungsi uturannya. hasil dari penelitian ini guru lebih banyak menggunakan tindak tutur asertif. KATA KUNCI: tuturan, interaksi guru, belajar, mengajar Fungsi primer bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan atau makna dari penutur kepada mitra tutur. Makna dalam komunikasi tersebut diungkapkan dengan kalimat. Kalimat- kalimat yang komunikatif ini terbagi dua kategori berdasarkan maknanya, yakni: (1) kalimat perlakuan( permormatifes ) dan (2) kalimat penyata (costatives) (Arifin, 1996:135). Fungsi primer bahasa ini juga berpengaruh Dalam interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar adalah komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Interaksi belajar ini terbentuk ketika guru atau siswa ingin menyampaikan maksud ketika pembelajaran berlangsung. Jadi dapat kita simpulkan bahwa fungsi pimer bahasa di atas sangat penting ketika interaksi belajar mengajar. Pada penelitian ini yang menjadi pokok penelitian adalah tuturan seorang guru tentunya tuturan ketika interaksi belajar berlangsung. Tuturan guru dalam penelitian ini lebih difokuskan lagi pada tuturan guru ketika menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau da lam kegiatan belajar mengajar. Tuturan yang dilakukan oleh seorang guru akan menentukan mudah tidaknya materi itu dicapai oleh siswa tuturan guru juga akan menjadi contoh bagi peserta didiknya. 1 Albitar Septian S adalah mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri malang(UM) . 2 Imam Suyitno dan Dwi Saksomo adalah dosen Sastra Indonesia di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM). Menurut Alwasilah (1985) ujaran (bahasa) tidak hanya berfungsi untuk mengungkapkan unsur kognitif, unsur sikap pun ada dalam setiap bahasa, yaitu unsur memperlihatkan maksut penutur, pikiran, kegiatan dan sebab penuturannya. Dari pernyataan ini, dapat kita artikan bahwa ujaran dalam hal ini tuturan merupakan hal yang sangat penting untuk mengungkapkan maksud dari si penutur. Dalam peneltian ini peneliti memilih untuk menganalisis tindak tutur guru pada siswa kelas V SD. Hal ini karena pada jenjang ini kemampuan berbahasa siswa sudah cukup terlatih sehingga sudah dengan baik dapat memberikan balikan dari tuturan yang dilakukan guru dalam in teraksi belajar mengajar. Penelitian ini memilih SDN Sumbersari I untuk dijadikan lokasi penelitian yang menjadi alasan dipilihnya SDN Sumbersari I karena SD ini terletak di daerah perkotaan sehingga pemakaian Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar lebih tinggi dibandingkan bahasa daerah hal ini karena penelitian ini adalah penelitian Bahasa Indonesia Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu (1) bagaimana tuturan guru ketika mengawali pelajaran(2) bagaimana tuturan guru ketika menyampaikan pelajaran dan (3)bagimana tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran. Masing-masing rumusan masalah tersebut akan dianalisis bentuk tindak tutur dan fungsinya, sedangkan tujuan dari penelitian ini (1) mendeskripsikan tuturan guru ketika mengawali pelajaran (2) mendeskripsikan tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran, dan (3) mendeskripsikan tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran. Metode Penelitian ini menggunkan desain penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karena itu data dari penelitian ini berupa tuturan guru yang ditranskripsikan ke dalam tulisan, kemudian dideskripsikan sesuai dengan rumusan masalah. Intrumen dari penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian utama dengan dibantu (1) pedoman pengamatan dan (2) pedoman wawancara. Intrumen penelitian ini Data dalam penelitian ini adalah tuturan guru yang dicatat dan direkam. Data tersebut berupa termasuk data verb al yaitu data-data yang berupa kata-kata yang diujarkan oleh guru SD kelas V. Da ta verbal tersebut secara khusus yang akan diteliti meliputi (1) wujud atau bentuk tindak tutur guru dalam membuka, menyampaikan, dan mengakhiri plajaran (2) fungsi tindak tutur yang dituturkan guru dalam membuka, menyampaikan, dan mengahiri pelajaran. Sumber data yang digunakan dalam pe nelitian ini adalah catatan atau rekaman yang berisi kata-kata atau tutu ran guru dalam interaksi belajar mengajar dalam kelas V SD dan tindakan yang menyer tai tuturan tersebut. Kata – kata atau tuturan dan tindakan dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes, pengambilan foto atau film . Pencatatan sumber data utama melalui melalui wawancara atau pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan hadirnya peneliti dalam kelas keti ka KBM berlangsung. Wawancara dilakuakan oleh peneliti dalam bentuk wawancara tidak terstruktur sebagai data penunjang yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakuakan dengan cara merekam tuturan guru SD ketika proses pe mbelajaran secara berkelanjutan sampai ditemukan data yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah tuturan guru dalam bentuk rekaman. Kemudian rekaman tersebut ditrasnkrip dan dianalisis dengan teori tindak tutur dan dilakukan klasifikasi dan pemberian kode berdasarkan waktu perekaman, dan tujuan penelitian.Peneliti menggunakan alat bantu perekam berupa MP3 player merk Simbada dan Advance yang dilengkapi fitur perekam dan mampu merekam selama 4 jam dengan kapasitas data 4GB. Alat ini mempunyai kelebihan selain kapasi tas data yang cukup besar, alat ini juga mampu merekam dalam waktu yang cukup lama dengan kejelasan rekaman yang cukup akurat. Alat ini juga memiliki ukuran yang kecil, sehingga guru dapat memasukkanya kedalam saku. Alat ini digunakan untuk merekam data verbal berupa tuturan guru ketika proses. Moleong (2010:248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerj a dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain. Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dalam tiga langkah yaitu (1) reduksi data dengan cara meringkas atau mereduksi data dari data mentah berupa tuturan guru ke dalam klasifikasi tuturannya (2)penyajian data, dilakukan dengan cara dan (3) verifikasi atau penarikan kesimpulan. La ngkah-langkah tersebut saling terkait dan dilaksanakan selama dan setelah pengumpulan data berakhir. Hasil Dari analisis yang telah dilakukan terhadap tuturan guru SD kelas V SDN Sumbersari I peneliti memaparkan tuturan yang dilakukan guru ke dalam tiga bagaian yang merupakan tujuan dari penelitian ini yaitu (1)wujud tuturan guru ketika Mengawali pelajaran (2) wujud tuturan guru ketika menyampaikan pelajaran dan (3)wujud tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran. Adapun hasil penelitian dapat diamati sebagai berikut. Tuturan mengawali pelajaran Pada tuturan guru ketika mengawali pelajaran didapati (1)penggunaan salam sebagai tuturan awal yang dilakukan oleh guru, (2) pemberian bimbngan dan pengarahan pada siswa, (3) penanyaa n kabar dan mata pelajaran yang akan dilakukan. Penggunaan salam di gunakan guru untuk menyapa para siswanya. Hal ini dapat diamati dari paparan data berikut ini. Siswa : Aslamualaikumwarohmatullahiwabarokatu Guru :[1]baik,aslamualaikumwarohmatullahiwabarokatu, [2]selamat siang anak-anak?[3]Bagaimana kabarmu? Siswa : alhamdullillah luar biasa tetap semangat Allahuakbar yess Dari paparan data di atas terlihat ba hwa sebelum guru mengucapkan salam, siswa dahulu yang mengucapkan salam . Ucapan salam dari guru terlihat ketika guru sudah berada di kelas dan akan memulai pe lajaran, akan tetapi dari paparan data di atas terlihat bahwa tidak ada jawaban salam baik dari guru maupun dari siswa yang ada dari paparan data di atas guru justru melanjutkan denan sapaan “ selamat siang” dan menayakan kabar para siswanya pada hari itu. Kedua adalah pemberian bimbingan dan pengarahan pada siswa. Pengarahan dan bimbingan kepada siswa diberikan oleh guru kepada siswa sebagai bekal moral atau pembiasaan tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswan tiap pagu hari, mulai dari berdoa, sikap dalam kelas, dan ke tertiban ketika berada di dalam kelas. Ketiga adalah penayaan kabar dan mata pelajaran pada siswa. Dalam proses pembelajaran penanyaan kabar pada siswa dan Mata pelajaran yang akan dilaksanakan pada saat itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh guru. Hal ini juga ditemukan pada tuturan guru SD kelas V SDN Sumbersari I. Guru juga menyakan kabar dan mata pelajaran yang akan dilaksanakan. Tuturan Menyampaikan Pelajaran Pada tuturan guru ketika menyampaikan pelajaran. Dari analisi terhadap data yang telah diperoleh dari tutu ran guru SD kelas V SDN Sumbersari I diperoleh ada 7 macam tuturan guru dalam menyampaikan pelajaran (1)tuturan untuk mengingatkan pelajaran yang sudah dibelajarkan, (2) tuturan tentang pengungkapan tujuan pembelajaran oleh guru,(3) tuturan tentang ungkapan menjelaskan materi pelajara n, (4) tuturan berupa membimbing siswa, (5) tuturan membacakan contoh soal, (6) tuturan membagi tugas pada siswa, dan(7) tuturan membagi kelompok diskusi belajar. Pertama adalah tuturan mengingatkan pelajaran yang sudah diberikan dalam sebuah dalam menyampaikan pelajaran proses apersepsi atau mengingatkan kembali siswa terhadap materi atau pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengasah daya ingat siswa sehingga tidak mudah lupa terhadapa materi yang sudah dibelajarkan. Kedua adalah tuturan tentang pengungkapan tujuan pembelajaran dengan dibacakan atau dituturkannya tujuan pembelajaran oleh guru, akan menjadi jelas pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Ketiga adalah ungkapan menjelaskan materi pelajaran. Dalam menjelaskan pelajaran ditemukan bahwa guru menggunakan tuturan yang berhati-hati. Hal ini karena siswa yang diajar oleh guru adalah siswa SD kelas V SD. Keempat adalah tuturan berupa membimbing siswa. Dari hasil pengamatan bentuk bimbingan yang dilakukan guru adalah guru menuntun siswanya untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan. Keenam adalah tuturan membacakan contoh soal . Dari hasil pengamatan terhadap tuturan guru kelas V SDN Sumbersari I ditemukan bahawa tuturan guru ketika membacakan soal juga diikuti dengan penjelasan tentang langkah penyelesaian soal tersebut. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa mengerjakan soal tersebut sesuai dengan urutan penyelesaian yang benar. Keenam adalah tuturan membagikan tugas pada siswa. Membagikan tugas biasa ditemukan dalam proses pembelajaran, baik itu tugas kelompok maupun tugas individu. Hal ini juga ditemukan pada tuturan guru SD kelas V SDN Sumbersari I. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh didapati bahwa guru memberikan atau membagikan tugas secara berkelompok. Ketujuh adalah tuturan dalam membagi kelompok pada diskusi. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa dalam membagi kelompok guru mengunakan teknik berhitung untuk mempermudah pembagian kelompok. Tuturan Mengakhiri Pelajaran Pada tuturan ketika mengakhiri pelaja ran. Dari analisis terhadap tuturan yang dilakukan guru ditemukan bahwa dalam mengakhiri pelajaran terdapat tuturan (1) salam penutup, (2) pemberian PR atau tugas rumah, (3) penayaan perasaan setelah pembelajaran,dan (4) penanyaan tentang apa yang diperoleh siswa. Pertama adalah tuturan salam penutup. Salam adalah sapaan yang wajib digunakan dalam mengawali sebuah pertemuan. Dari hasil pengamatan guru menggunakan salam dalam agama Islam kemudian diikuti salam atau sapaan dalam Bahasa Indonesia. Hal seperti ini umum kita jumpai penggunaan salam yang diikuti sapaan dalam Bahasa Indonesia seperti “ selamat siang”. Kedua tuturan pemberian PR atau tugas rumah. Dari hasil analisis ditemukan dalam memberikan PR atau pekerjaan rumah guru mengunakan kalimat direktif sebagai sarana berujar. Keti ga yaitu tuturan berupa penanyaan perasaan setelah mengikuti pelajaran. Dalam mengakhiri pembelaj aran menanyakan pada siswa tentang perasaan yang dialami atau dirasakan se telah mengikuti pelajaran adalah hal yang penting, karena guru akan tahu perasaan si swa setelah diberi materi pelajaran. Ke empat adalah tuturan penanyaan tentang apa yang diperoleh. Dalam mengakhiri pembelajaran menanyakan pada siswa tentang perasaan yang dialami atau dirasakan setelah mengikuti pelajaran adalah hal yang penting, karena guru akan tahu perasaan siswa setelah diberi materi pelajaran. Dari hasil penelitian berupa tuturan guru di atas peneliti menemukan bentuk tindak tutur guru berdasarkan fungsinya yaitu diperoleh bahwa dalam mengawali pelajaran terdapat (1) tindak tutur representatif atau asertif , (2) tindak tutur ekspresif, (3) tindak tutur direk tif, dan (4) tindak tutur komisif. Dalam menyampaikan pelajaran peneliti menemukan (1) tindak representatif atau asertif, (2) Tindak tutur direktif, dan (3) Tindak tutur ekspresif. Dalam mengakhiri pelajaran peneliti menemukan (1) tindak tutu r asertif, (2) Tindak tutur ekspresif, dan (3) tindak tutur direktif. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis wujud tuturan yang digunakan oleh guru dalam mengawali, menyampaikan, dan mengakhiri pelajaran. oleh karena itu pada bagian ini peneliti menggolongkan pembahasan ke dalam tiga bahasan tersebut. Wujud Tuturan Guru Dalam Mengawali Pelajaran Martutik (1995: 8) menyatakan bahwa sebuah pelajaran terdiri atas beberapa transaksi (yang meliputi pembukaan, inti, dan penutup). Transaksi terdiri atas beberapa pertukaran yang terdiri atas inisisi, respon, dan balikan. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap paparan data, ditemukan wujud tindak tutur yang dilakukan oleh guru kelas V SD Sumbersari I yang melipiti (1) tindak tutur representatif atau asertif , (2) tindak tutur ekspresif, (3) tindak tutur direktif, dan (4) tindak tutur komisif . Tuturan representatif atau asertif salah satunya ditemukan pada tuturan guru berupa salam. Salam yang diujarkan oleh guru adalah salam dalam agama islam. Fungsinya adalah untuk menyapa para siswanya selain itu juga sebagai sarana pengakraban. Tuturan ini dikategorik an ke dalam tuturan representatif atau asertif karena memiliki ciri-ciri tuturan asertif yaitu memaparkan sesuatu apa adanya atau present . Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Chaer (2010: 29) yang menyatakan bahwa tindak tutur representatif atau biasa disebut asertif, yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Misalkan mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan. Dari pendapat ini dapat kita lihat bahawa sebuah salam pada dasarnya adalah sebuah kebenaran yang dikatakan oleh penutur. Penggunaan salam pada sebuah pembelajaran bisa juga berfungsi sebaga i sarana beretorika. Anwar (1984: 46) menyatakan bahwa bahasa digunakan hanya untuk menyampaikan perasaan atau pikiran, untuk membahas suatu masalah, untuk membujuk, merayu, dan sebagainya. Sejumput kata-kata dipakai untuk sekedar memecah kesunyian, untuk mempertahankan suasana baik, dan sebagainya. Penggunaan bahasa untuk keperluan seperti ini dapat disebut penggunaan basa-basi. Tuturan ekspresif guru dalam mengawali pelajaran. Dari hasil analisis terhadap paparan data ditemukan adanya tindak tutur ekspresif guru ketika mengawali pelajaran. tindak ekspresif ditemukan ketika guru menayakan mata pelajaran dan kabar pada siswa. Guru memberikan pujian ketika siswa menjawap pertanyaan dari guru. Tuturan ini digolongkan pada tuturan ekspresif karena tuturan tersebut membangkitkan perasaan dan sikap penutur yaitu dengan memberikan pujian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saksomo (2001) yang berpendapat bahwa tindak ekspresif yaitutindak tutur yang fungsinya untuk membangkitkan perasaan dan sikap, misalnya dengan meminta maaf, terima kasih dan sebagainya. Tuturan direktif guru dalam mengawali pelajaran. Dari hasil analisis terhadap data ditemukan adanya tuturan direktif guru ketika mengawali pelajaran. tuturan direktif guru ini ditemukan pada tuturan pemberian bimbingan dan pengarahan pada siswa. Tuturan direktif tersebut mendorong mitra tutur melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pengertian tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Suparno (1994 : 13) yang menyatakan bahwa tindak direktif merupakan tindak berbahasa yang mendorong mitra tutur untuk melakukan ( tidak melakukan ) sesuatu. Tuturan komisif guru dalam mengawali pelajaran. Adanya tindak tutur komisif pada tuturan yang digunakan oleh guru ditemukan ketika guru memberikan pengarahan pada siswa. Guru memberikan sebuah pernyataan janji pada siswa bahwa guru akan berusaha hadir di sekolah jam 6 tiap harinya. Menurut Saksomo (2001: 17) Tindak tutur komisif berfungsi mendorong pembicara melakukan sesuatu, misalnya berjanji, bersumpah, dan sebagainya. Dalam tuturan guru pembicara atau guru melakukan sebuah janji pada siswanya. Hal inilah yang menandai bahwa ini merupakan tuturan komisif. Wujud Tuturan Guru dalam Menyampaikan Pelajaran Dari analisis data yang telah dilakukan terhadap tutran guru dalam menyampaikan pelajaran di SDN Sumber Sari I ditemukan adanya tindak tutur ilokusi berbentuk (1) Representatif atau aser tif (2) Tindak tutur direktif (3) Tindak tutur ekspresif. Tindak tutur representa tif guru ketika menyampaikan pelajaran. Adanya tuturan representatif ditemukan hampir pada semua bentuk tuturan guru. hal ini karena tindak representatif adalah tindak yang mengatakan sesuatu itu apa adanya, jadi sebuah tindak yang menyatakan sebuah kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chaer (2010:29) yang menyatakan bahawa Representatif (disebut juga asertif), yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Tuturan direktif guru dalam menyampaikan pelajaran. Dalam menyampaikan sebuah pelajaran tindak tutur direktif juga banyak ditemukan pada tuturan yang dilakukan oleh guru. Hal ini karena guru ingin memberikan sebuah perintah untuk mengetahui kemampuan siswanya dan perintah adalah salah satu fungsi dari tuturan direktif. Dan ciri untama dari tindak direktif adalah mendorong lawan tutur melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Saksomo (2001: 17) yang menyatakan bahwa tindak direktif yaitu tindak tutur yang fungsinya mendorong penaggap tutur melakukan sesuatu, misalnya dengan memohon, mendesak, dan sebagaiya. Tuturan ekspresif guru dalam menyampaikan pelajaran. tindak tutur ekspresif ditemukan pada tuturan guru kebanyakan adalah berupa bentuk pujian yang ingin diberikan pada siswanya ketika siswanya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chaer (2010: 83) yang menjelaskan bahw a tuturan dengan fungsi menyatakan selamat atas keberhasilan lawan tutur atau ucapan duka atas musibah yang menimpa lawan tutur dilakukan dengan kalimat bermodus deklaratif yang santun yang menaati atau mematuhi maxim-maxim Leech atau pedoman kesantuna dari Pranowo didukung oleh penggunaan kata yang santun. Wujud Tuturan Guru dalam Mengakhiri Pelajaran Dari hasil pengamatan terhadap tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran ditemukan beberapa tindak tutur guru berbentuk(1) asertif dengan fungsi menyatakan, (2) ekspresif dengan fungsi memuji, dan (3) direktif dengan fungsi menyuruh. Sama halnya dengan tuturan pada mengawali dan menyampaikan pelajaran, pada tuturan guru ketika mengakhiri pelajaran juga ada tindak tutur seperti yang diuraikan pada 2 bagian di atas. Tiga tindak tutur ini hampir selalu ada baik dalam mengawali pelajaran, menyampaikan pelajaran, maupun mengakhiri sebauah pelajaran. Kesimpulan dan Saran Simpulan Dari paparan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa dalam pembelajaran di kelas V baik dalam mengawali pela jaran, menyampaikan pelajaran, maupun dalam mengakhiri pelajaran ditemukan adan ya tindak tutur berupa (1) tindak tutur representatif atau asertif, (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur ekspresif, (4) tindak tutur komisif. Dari keempat tindak tutur ini penggunaan tindak tutur representatif paling banyak ditemukan. Hal ini karena guru lebih banyak ingin menyatakan maksudnya dan menyampaikan sesuatu secara apa adanya atau mengikat pada kebenaran ujaran yang diujarkan. Ke dua adalah tuturan direktif yang sering digunakan oleh guru. Guru ingin mengaetahui kemampuan siswa yang dimiliki, maka guru menggunkan sebuah perintah dan perintah merupakan salah satu fungsi dari tindak tutur direkt if. Pada tuturan ekspresif dan komisif tidak terlalu banyak ditemukan pada tutu ran guru dalam interaksi belajar di kelas V SDN Sumbersari I. Saran Jika dikaji dari uraian di atas ma ka saran dari peneliti sebagai berikut. a) Bagi pembelajaran linguistik Berdasarkan analisis terhadap data ditemukan bahwa tindak tutur asertif dan direktif banyak digunakan oleh guru SD kelas V SDN Sumbersari I. oleh karena itu, diharapakan dengan adanya penelitian ini dapat membantu pembelajaran linguistik. Hal ini karena tuturan adalah salah satu bagian dari ilmu bahasa oleh karena itu peneliti menyarankan bagi yang ingin mempelajari bentuk- bentuk tuturan khususnya tuturan guru penelitian ini dapat dijadikan masukan. b) Bagi peneliti Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ditemukan bahwa dalam tuturan Guru SD terdapat tuturan yang bervariasi baik ketika mengawali, menyampaikan, maupun mengakhiri pelajaran. oleh karena itu, bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa disarankan agar memperdalam teori analisis tindak tutur yang nantinya akan mempermudah atau membantu dalam melakukan analisis terhadap tuturan yang akan diteliti c) Bagi pembaca Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam tuturan guru SD terdapat beragam jenis tuturan yang memiliki fungsi sendiri-sendiri sesuai dengan konteks tuturannya. Oleh karena itu, Bagi pembaca yang ingin memahami penelitian ini disarankan agar membaca dengan seksama penelitian ini untuk dapat memahami penelitian ini, karena dalam peelitian ini melibatkan konteks tuturan yang ak an menjelaskan alur pembicaraan atau alur tuturan yang ada di dalamnya, sehingga akan diketahui bentuk tuturan dan fungsinya. Daftar Rujukan Alwasilah, Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa . Bandung:Angkasa Arifin, Bustanul.1996. Pengantar Analisis Wacana . Malang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang. Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Martutik.1995. Analisis Wacana Interaktif . Malang. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang. Moleong,J Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saksomo, Dwi. 2001. Pragmatik . Malang : Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. Suparno. 1994. Bahan Ajar Analisis Wacana . Tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang.