1. Pendahuluan
Blok endokrin dan metabolisme adalah blok yang mempelajari tentang sistem
endokrin dan proses metabolisme normal dalam tubuh. Kedua hal ini saling terkait
yakni proses metabolisme berjalan dengan normal jika sistem endokrin berfungsi
dengan baik, sementara sistem endokrin akan berfungsi dengan baik jika metabolisme
zat-zat gizi berlangsung dengan baik. Blok ini direncanakan dilaksanakan selama 5
minggu, dengan 4 minggu masa aktif dan 1 minggu ujian.
Dalam blok ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip ilmu biomedik yang berkaitan dengan sistem endokrin dan proses
metabolisme, mampu melakukan pemeriksaan laboratorium dasar yang terkait dengan
fungsi-fungsi sistem endokrin dan metabolisme, memperoleh keterampilan klinis
anamnesis dan pemeriksaan fisik khususnya regio kepala leher, memanfaatkan
informasi kesehatan yang terkait dengan praktek kedokteran, serta mawas diri dan
mengembangkan diri.
Blok ini akan dipelajari dengan mengunakan strategi kuliah kelas besar,
tutorial kelompok membahas serangkaian skenario, praktikum di laboratorium yang
sifatnya mempertegas konsep atau teori, praktek keterampilan klinis dan laboratoris,
praktek keterampilan komputer dan belajar mandiri. Blok ini akan erat kaitannya
dengan blok di fase kedua yaitu ketika membicarakan tentang keluhan yang terkait
sistem endokrin dan metabolisme ataupun blok-blok lain. Sebagai contoh blok yang
membahas keluhan kulit kuning maka akan menggunakan dasar-dasar metabolisme
porfirin di sini.
2. Tujuan Blok
1
3. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi kelenjar epififisis,
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biosintesis, sekresi dan
metabolisme hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme kerja biokimiawi
hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan efek fisiologis hormon-
hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis terhadap fungsi
fisiologis tubuh
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat,
lipid, protein, porfirin, purin dan pirimidin
8. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah, reduksi urin, protein
urin, dan fungsi empedu
9. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan gula darah, reduksi
urin, protein urin, dan fungi empedu
10. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur anatomi organ-organ sistem
endokrin
11. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik regio kepala
leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan
kelenjar saliva.
12. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan diet normal
13. Mahasiswa mampu mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi dan
database kesehatan dalam praktek kedokteran secara efisien, membuat situs
Web dan e-mail.
14. Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi
dan evidence dalam penanganan pasien.
3. Topik yang relevan
A. BIOLOGI
2
Embriologi kelenjar epifisis, hipofisis, hipotalamus, tiroid, paratiroid,
pankreas, adrenal
B. ANATOMI :
Struktur anatomi hipotalamus, kelenjar hipofisis
Struktur anatomi kelenjar tiroid
Struktur anatomi kelenjar paratiroid
Struktur anatomi kelenjar pancreas
Struktur anatomi kelenjar suprarenal termasuk vaskularisasi dan
inervasi
C. HISTOLOGI
Struktur histologi kelenjar hipofisis
Struktur histologi kelenjar tiroid
Struktur histologi kelenjar paratiroid
Struktur histologi kelenjar pancreas
Struktur histologi kelenjar suprarenal
D. BIOKIMIA
Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar hipofisis
Mekanisme kerja hormon kelenjar hipofisis
Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar tiroid
Mekanisme kerja hormon kelenjar tiroid
Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar paratiroid
Mekanisme kerja hormon kelenjar paratiroid
Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar pancreas
Mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas
Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar suprarenal
Mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme lipid
Metabolisme protein
Metabolisme purin pirimidin
Metabolisme porfirin
E. FISIOLOGI
3
Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis
Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar tiroid
Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar paratiroid terutama
terhadap konsentrasi kalsium
Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar pankreas
Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar suprarenal
F. TEKNOLOGI INFORMASI
Informasi dan database kesehatan
Web dan e-mail
4. Pohon Topik
Embriologi
kelenjar
endokrin
ENDOKRIN
METABOLISME
KARBOHIDRAT,
LIPID DAN
PROTEIN
METABOLISME
PURIN PIRIMIDIN
PORFIRIN
4
5. Metode Pembelajaran
1. Kuliah
Kuliah akan diberikan oleh masing-masing dosen yang berkompeten dengan
waktu maksimal 2 x 50 menit/kali pertemuan. Kuliah merupakan pengantar
dari materi-materi yang ada di dalam blok. Pada saat kuliah diharapkan terjadi
pembicaraan 2 arah antara mahasiswa dan dosen. Dosen diharapkan
menggunakan metode-metode perkuliahan efektif yang telah diperoleh pada
waktu pelatihan, sehingga dosen tidak mendominasi kelas. Pendalaman materi
akan diperoleh mahasiswa melalui tutorial dan belajar mandiri. Adapun materi
kuliah yang akan diberikan meliputi :
A. Anatomi : Struktur anatomi organ endokrin kelenjar hipofisis-
hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis.
B. Fisiologi :
1. Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis-hipotalamus
dan hormon tiroid
2. Efek fisiologis dan regulasi hormon pancreas
3. Efek fisiologis dan regulasi hormon adrenal dan suprarenal
4. Efek fisiologis dan regulasi hormon paratiroid dan kalsitonin
C. Biokimia:
1. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar hipofisis-hipotalamus
2. Biosintesis, sekresi metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar tiroid
3. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar pankreas
4. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar adrenal dan suprarenal
5. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar paratiroid dan kalsitonin
6. Metabolisme karbohidrat
7. Metabolisme lipid
5
8. Metabolisme protein
9. Metabolisme purin dan pirimidin
10. Metabolisme porfirin
2. Praktikum
Pada blok ini akan dilakukan kegiatan praktikum yang bertujuan (1)
memperkuat teori yang diberikan dan atau (2) melatih keterampilan untuk
pemeriksaan parameter-parameter yang ada dalam sistem endokrin dan
metabolisme. Praktikum akan dilangsungkan di laboratorium terkait dengan
waktu maksimal 3 x 50 menit/kalipraktikum melalui praktek langsung maupun
hanya demonstrasi. Materi praktikum yang harus diikuti mahasiswa meliputi :
A. Anatomi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis.
B. Histologi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis.
C. Biokimia : Pemeriksaan gula darah, protein urin dan reduksi urin (untuk
melatih keterampilan melakukan pemeriksaan parameter tersebut),
fungsi empedu
D. Biologi : Demo tentang embriologi kelenjar endokrin kelenjar
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis.
E. IT : Mencari informasi dan data base kesehatan, membuat situs
Web dan e-mail
6
3. Praktek Keterampilan
Praktek keterampilan meliputi komunikasi, keterampilan pemeriksaan klinik,
keterampilan komputer, keterampilan mengambil keputusan berdasarkan data
evidence base untuk kepentingan pasien. Praktek keterampilan ini dilakukan di
laboratorium keterampilan (Skill Lab) dan laboratorium komputer dengan
waktu maksimal 3 x 50 menit/kali praktek.
Materi keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa pada blok ini meliputi :
A. Anamnesis regio kepala leher.
B. Pemeriksaan fisik regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea,
inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva.
C. Menyusun program diet normal
4. Tutorial BBM
Pada blok ini akan dilakukan tutorial setiap minggu untuk membahas 1
skenario/minggu. Tutorial ditujukan untuk melatih mahasiswa menganalisa
permasalahan dan membahas permasalahan tersebut berdasarkan teori-teori
yang dapat diperoleh dari kuliah, buku teks, dan jurnal-jurnal ilmiah.
Mahasiswa akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan 1 orang
tutor/kelompok. Satu skenario akan didiskusikan dalam 2 kali tutorial/minggu.
Metode yang digunakan dalam tutorial adalah seven jumps yaitu tutorial
pertama untuk langkah 1-5 dan tutorial kedua untuk langkah ke 7. Di antara
tutorial 1 dengan 2 ada jeda waktu yang digunakan mahasiswa untuk belajar
mandiri mencari penjelasan terkait sasaran belajar yang telah ditetapkan pada
tutorial pertama.
Skenario yang akan didiskusikan :
Skenario 1 : Mengapa ada benjolan dileherku...?
Skenario 2 : Kok loyo Mas.....?
Skenario 3 : Takut ada anjing....!
Skenario 4 : Mengapa kencingku bau tidak enak....?
5. Mandiri
Strategi belajar penting lainnya yang digunakan pada blok ini adalah belajar
mandiri. Tujuan dari belajar mandiri adalah memperdalam materi yang
diberikan pada saat perkuliahan, mencari penjelasan untuk menjawab sasaran
7
belajar yang ditetapkan pada saat tutorial, mempelajari materi-materi yang
tidak diberikan pada saat perkuliahan namun terkait dengan tujuan blok serta
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Untuk belajar mandiri
disediakan waktu 3 x 50 menit setiap harinya dan harus benar-benar digunakan
oleh mahasiswa. Belajar mandiri dapat dilakukan di perpustakaan, di ruang
internet, di rumah dan tempat lain baik secara perorangan maupun kelompok.
6. Sistem Penilaian
A. Bentuk ujian
Ujian teori dalam bentuk ujian tulis sedangkan praktek keterampilan dalam
bentuk ujian praktek (OSCE).
B. Bentuk soal
Soal ujian teori dibuat dengan tipe Multiple Choice Question (MCQ). Soal
dibuat berdasarkan cetak biru yang telah ditetapkan dengan mengacu pada
standar pembuatan soal.
C. Komponen Penilaian
Semua kegiatan dalam komponen penilaian ini harus ditempuh oleh
mahasiswa. Untuk memberikan nilai akhir pada blok ini ada beberapa
komponen penilaian yaitu :
1. Sumatif (memiliki prosentase dalam nilai akhir) terdiri atas:
a. Ujian tulis : 30 %
b. OSCE : Keterampilan klinik dan laboratorium : 30 %
Keterampilan TI : 10%
c. Tutorial : dinilai dari knowledge mahasiswa (20%)
d. Mandiri : dinilai dari tugas-tugas mandiri yang dikerjakan 10%
2. Formatif (tidak memiliki prosentase dalam nilai akhir namun dapat menjadi
prasyarat mengikuti ujian tulis), terdiri atas :
a. Tutorial meliputi nilai kehadiran dan keaktifan. Kehadiran tutorial
<100% tanpa alasan jelas tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis.
b. Praktikum: menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis. Apabila nilai ujian
praktikum di bagian < 60 maka tidak diperkenankan mengikuti ujian
tulis sampai dinyatakan bebas oleh bagian
c. Etika : menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis dan OSCE
D. Standar Penilaian
8
Pada blok ini menggunakan standar penilaian yang telah ditetapkan oleh
Fakultas (tabel 1)
Tabel 1. Standar penilaian yang digunakan pada blok Sistem Endokrin dan
Metabolisme
Nilai Angka Nilai Huruf Konversi IP
≥ 80 A 4
75,00 - 79,99 B+ 3,5
70,00 - 74,99 B 3
65,00 - 69,99 C+ 2,5
60,00 - 64,99 C 2
55,00 - 59,99 D+ 1,5
50,00 - 54,99 D 1
<50,00 E 0
9
biokimiawi hormon-
hormon yang
disekresikan oleh
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
efek fisiologis 20 20
hormon-hormon yang
disekresikan oleh
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
terhadap fungsi
fisiologis tubuh
Embriologi kelenjar- 10
kelenjar endokrin
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
metabolisme 25 25
karbohidrat, lipid,
protein, porfirin,
purin dan pirimidin
interpretasikan hasil 5 5
pemeriksaan gula
darah, reduksi urin,
protein urin, dan fungi
empedu.
TOTAL 100 5 5 20 60 10
7. TIM BLOK :
- dr. Ida Yuliana (Koordinator)
- dr. Edyson, M.Kes
- dr. Asnawati
- dr. Rahmiati, M.Kes
8. Kontributor
- Bagian Anatomi
- Bagian Fisiologi
- Bagian Biokimia
10
- Bagian Histologi
- Bagian Biologi
- TI
- MEU
10. Rererensi
1. Gardner et al. 1963. Anatomy: A regional study of human structure. 2nd ed.
WB.Saunders, Philadelphia.
2. Williams, PT et al., 1989. Gray’s Anatomy 37th ed. Churchill Livingston, London.
4. Murray RK, Granner DK, Mates PA, Rodwell VW. Biokimia Harper, Edisi ke-24.
Alih bahasa: Hartono A, Santoso AH, editor. Jakarta: EGC, 1999:199-210
5. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. Alih bahasa: Pendit BU, Suyono J, Sadikin V, Mandera LI,
editor. Jakarta: EGC, 2000
11
6. Mc Gilvery RW, Goldstein GW. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional, Edisi
Ketiga. Alih bahasa: Sumarno TM (koordinator), Suryohusodo P, editor. Surabaya:
Airlangga University, 1996
8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 10th Edition. Philadelphia:
WB Saunders, 2000
10. Fox IS. Human Physiology 6th Edition. Iowa: WB Communication, 1999
11. Vander AJ, Sherman JH, Luciano DS. Human Physiology 8th Edition. Newyork:
McGraw-Hill Book co, 2001
12. Despopoulus A, Silbernagi S. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi keempat.
Alih bahasa: Handoyo Y. Jakarta: Hipokrates, 2000
12
11. Jadwal Kegiatan
MINGGU I
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 Overview Blok 4 Kuliah Biologi : Kuliah Histologi Kuliah Biokimia : -
09.00-10.00 Embriologi Endokrin oleh Biosintesis, sekresi,
Kelenjar endokrin dr.Syamsul Arifin metabolisme dan
(tiroid,hipofise/hipot Struktur histologis mekanisme kerja
alamus, adrenal, & Pancreas, tiroid, hormon hipofisis
BBM S1/T1 pankreas paratiroid, hipofisis, dan tiroid BBM S1/T2 MKDU
adrenal
Pemberian tugas
kuliah Histologi
10.00-11.00 - -
11.00-12.00 - Praktikum Histologi Kuliah Fisiologi -
12.00-13.00 Kuliah Anatomi Praktikum Biologi Organ Endokrin Efek hormon - Belajar mandiri
struktur anatomi (tim dosen) (tim dosen) hipofisis dan
kelenjar-kelenjar hormon tiroid
endokrin oleh dr. Pemberian tugas
Didik : kuliah Fisiologi
13.00-14.00 (tiroid,hipofise/hipot Belajar mandiri Belajar mandiri -
alamus, adrenal, &
pankreas
Pemberian tugas
kuliah Anatomi
14.00-15.00 Belajar mandiri Praktikum Anatomi
15.00-16.00 Organ Endokrin -
16.00-17.00 - - (tim dosen) -
13
KULIAH HISTOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM PRAKTIKUM : 9 JAM
KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM TOTAL JAM/MINGGU : 38 JAM
KULIAH BIOLOGI : 2 X 50 MENIT/2 JAM
MINGGU II
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah Biokimia oleh Kuliah Biokimia : Kuliah Fisiologi -
09.00-10.00 Drs. Eko Suhartono, biosintesis, sekresi, Endokrin
M.Si metabolisme dan Mekanisme kerja
Metabolisme mekanisme kerja hormon kelenjar
karbohidrat hormon kelenjar pankreas
pankreas
Pemberian tugas Pemberian tugas
kuliah Biokimia kuliah Fisiologi
14
MINGGU III
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah biokimia: Kuliah fisiologi: efek Kuliah Biokimia : - MKDU
09.00-10.00 BBM S3/T1 biosintesis, sekresi, fisiologis hormon Metabolisme Lipid BBM S3/T2
metablisme dan suprarenal
mekanisme kerja
hormon suprarenal
10.00-11.00 - - -
11.00-12.00 - - Kuliah Biokimia : - -
12.00-13.00 Praktek keterampilan Praktikum IT desain metabolisme porfirin Praktek keterampilan - -
13.00-14.00 Pemeriksaan fisik : web site & email - Pemeriksaan fisik : - -
14.00-15.00 regio kepala leher, regio kepala leher, Simulasi Praktek
pemeriksaan tiroid, pemeriksaan tiroid, menyusun diet
palpasi trachea, palpasi trachea, normal
inspeksi oral, dan inspeksi oral, dan
pemeriksaan kelenjar pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 1) saliva (SHIFT 1)
15.00-16.00 Praktek keterampilan Belajar mandiri Belajar mandiri Praktek keterampilan Belajar mandiri
16.00-17.00 Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :
17.00-18.00 regio kepala leher, regio kepala leher,
pemeriksaan tiroid, pemeriksaan tiroid,
palpasi trachea, palpasi trachea,
inspeksi oral, dan inspeksi oral, dan -
pemeriksaan kelenjar pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 2) saliva (SHIFT 2)
15
JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM KMBD II : 9 JAM
KULIAH BIOKIMIA : 6 X 50 MENIT/ 6 JAM BELAJAR MANDIRI : 9 JAM
KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM TOTAL JAM / MINGGU : 37 JAM
PRAKTIKUM IT : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM
TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM
MINGGU IV
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah biokimia : Kuliah biokimia : Kuliah fisiologi : - MKDU
09.00-10.00 BBM S4/T1 metabolisme asam biosintesis, sekresi, efek hormon BBM S4/T2
amino dan protein metabolisme dan paratiroid dan
mekanisme kerja kalsitonin
hormon paratiroid
dan kalsitonin
10.00-11.00 - - -
11.00-12.00 - - - Kuliah biokimia : -
12.00-13.00 Responsi Praktek latihan Ujian praktikum metabolisme purin
keterampilan klinik mengambil biologi pirimidin
pemeriksaan fisik keputusan yang tepat
regio kepala leher berdasarkan
(shift 1) informasi dan
evidence (role play)
13.00-14.00 - - -
14.00-15.00 - Ujian praktikum Ujian praktikum
15.00-16.00 Responsi Belajar mandiri Belajar mandiri histologi anatomi
16.00-17.00 keterampilan klinik -
17.00-18.00 pemeriksaan fisik
regio kepala leher
(shift 1)
16
PRAKTIKUM IT (REVIEW) : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM
PRAKTIKUM LAB (REVIEW) : 9 X 50 MENIT/9 JAM
TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM
SKILL LAB : 6 JAM
BELAJAR MANDIRI : 6 JAM
TOTAL JAM / MINGGU : 40 JAM
MINGGU V
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 DISKUSI PANEL Ujian Praktikum OSCE -
09.00-10.00 TEMU PAKAR Biokimia
10.00-11.00 (jika diminta oleh Pemeriksaan gula UJIAN TEORI
mahasiswa) darah, protein urin, BLOK MKDU
reduksi urin
Tim dosen Biokimia
11.00-12.00 - - - - -
12.00-13.00 - - - -
13.00-14.00 - - - -
14.00-15.00 - - - -
15.00-16.00 - - - - -
16.00-17.00 - - - - -
17.00-18.00 - - - - - -
17
18
12. EVALUASI BLOK
Keberhasilan proses pembelajaran blok ini akan dilihat berdasarkan indikator
pada tabel 3.
Tabel 3. Indikator keberhasilan blok
Indikator Alat ukur Target
Kehadiran mahasiswa DHMD Kuliah > 80%
Tutorial, praktikum, skill
lab : 100%
Kehadiran tutor dan Daftar hadir dosen 100%
instruktur
Tingkat kelulusan DPNA 100%
Kualitas kelulusan DPNA IP Blok >2,75
BAB II
19
MODUL SKENARIO DAN DASAR TEORI
Skenario 1.
20
?
Benjolan di leher
Anatomi,
Histologi kelenjar Kelenjar Tiroid
Tiroid
Biokimia :
Biosintesis, sekresi, metabolisme Gizi : fungsi
dan mekanisme aksi hormon iodium
tiroid
21
Fisiologi : efek fisiologis dan regulasi
Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3)
22
B. Gambaran Histologis kelenjar tiroid
Secara histoanatomi kelenjar tiroid :
Berada di leher anterior larynx, terdiri 2 lobus di hubungkan oleh isthmus.
Tersusun atas folikel-folikel thyroid (Gambar 52)
- Dibatasi epitel simplex cuboideum
- Dikelilingi oleh membrana basalis yang tipis & jaringan ikat retikuler
- Sel folikel (ukuran 50 um – 1 mm), pipih ( tak aktif), kolumner (aktif)
Diantara sel folikel ditemukan sel parafolikuler=sel C (ukurannya lebih besar
dari sel folikuler)
23
Gambar 1. Struktur follikel glandula thyroidea
HISTOGENESIS
Kelenjar tiroid berkembang mulai minggu ke –4 kehidupan fetal dengan
membentuk endoderm di medial.
HISTOFISIOLOGI
Sel folikel tiroid mensekresi hormon tiroksin, yang berfungsi :
- meningkatkan ratio basal metabolisme
- meningkatkan absorpsi KH dari usus
- Pertumbuhan badan
- Perkembangan sistem saraf (fetal)
Sel parafolikuler mensekresi calsitonin, yang berfungsi : untuk menurunkan
calsium darah dengan menghambat reabsorpsi oleh tulang.
C. Biokimiawi Hormon
Di dalam tubuh manusia dijumpai 2 macam kelenjar, masing-masing
sebagai (1) kelenjar eksokrin, yang mengeluarkan sekretnya melalui suatu saluran
dan (2) kelenjar endokrin, yang mengeluarkan sekretnya langsung dicurahkan ke
dalam sirkulasi darah. Sekret dari kelenjar endokrin ini yang dinamakan hormon.
Tempat hormon bekerja dinamakan sel target, yang dapat berupa sel jaringan
tubuh tertentu atau sel dari suatu kelenjar lainnya.
Mekanisme kerja hormon. Pada umumnya cara kerja hormon dapat
berupa :
1. menginduksi sintesis enzim transkripsi-transiasi pada tingkat inti
24
2. merangsang sintesis enzim pada tingkat ribosom
3. mempengaruhi aktivitas enzim secara langsung
4. berhubungan dengan transportasi spesifik zat yang melintas
membran
5. meningkatkan aktivitas adenilat siklase membran
Terdapat 5 faktor pengatur kerja hormon didalam tubuh yakni :
1. kecepatan sintesis dan sekresi hormon oleh dan dari kelenjar
pembentuknya
2. sistem transpor spesifik yang ada dalam plasma darah
3. reseptor spesifik yang ada dalam sitosol dan membran sel target
4. kadang-kadang memerlukan perubahan ke dalam bentuk yang lebih aktif
5. degradasi terakhir terutama yang berlangsung di hati atau ginjal
Kelenjar Tiroid. Kelenjar ini mensekresi hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dankeduanya terikat pada tiroglobulin didalam kelenjar.
Struktur tiroglobulin merupakan suatu protein dengan BM kira-kira 670.000 yang
berbentuk koloid dan memberi warna merah apabila diberikan pewarnaan
spesifik.
Biosintesis hormon kelenjar tiroid. Secara garis besar, sintesis hormon
kelenjar tiroid berlangsung dalam 4 tahapan reaksi yaitu :
1. uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid
2. oksidasi iodida serta iodinasi gugus tirosil molekul tiroglobulin
3. perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil dalam
molekul tiroglobulin
4. pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah
Uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid. Iodium darah berbentuk iodida dan
jumlahnya sangat sedikit (0,2 - 0,4 ug%), namun kelenjar tiroid memiliki
kemampuan melakukan penyerapan serta pemekatan melalui proses transport
aktif, sehingga kadar iodida di dalam kelenjar mencapai 20-50 kali kadar iodida di
dalam. Untuk itu diperlukan keutuhan sel serta energi atas pengaruh TSH dan
dapat dihambat oleh tiosianat, perkhlorat dan garam-garam iodida.
25
Oksidasi iodida dan iodinasi gugus tirosil tiroglobulin di kelenjar tiroid.
Iodida yang diserap secepatnya dioksidasi melalui reaksi yang dikatalisis oleh
enzim peroksidase yang dipengaruhi oleh TSH. Reaksi oksidasi ini dihambat oleh
senyawa tiourea, aminobenzena dan imiazol. Secepatnya iodium yang terbentuk
diikatkan pada gugus tirosil tiroglobulin, pada umumnya pada C-3 dan
terbentuklah mono iodium tirosin (MIT), selanjutnya pada C-5 terbentuklah di-
iodium tirosin (DIT).
Perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil molekul
tiroglobulin di kelenjar tiroid. Selanjutnya terjadi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T3 dan penggabungan 2 DIT membentuk T4 berlangsung melalui
reaksi enzimatis. Di kelenjar tiroid dijumpai :
1. MIT 20 -30%
2. DIT 30 - 45%
3. T4 25%
4. T3 hanya sedikit
Pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah. T3 dan T4 yang terikat pada
tiroglobulin dalam kelenjar tiroid, pembebasannya memerlukan enzim proteolitik
yang distimulasi oleh TSH dan hawa dingin. Tiroglobulin adalah protein dengan
BM kira-kira 670.000 yang terdiri atas 5000 asam amino dan 3-5 asam aminonya
ini terpakai untuk T3 dan T4. Setiap hari kira-kira 75ug T4dan 25 ug T3 ke dalam
darah, namun T3 hanya sedikit yang terikat sehingga T3 awal kerjanya lebih cepat
dan lama kerjanya lebih pendek dibandingkan dengan T4.
Metabolisme dan ekskresi hormon tiroid. Ekskresi hormon tiroid
berlangsung sangat lambat dan waktu paruh tiroksin lamanya 6-7 hari. Lebih
banyak hormon tiroid yang terikat protein,misalnya pada keadaan dimana kadar
estrogen meningkat, maka berakibat ekskresinya lebih lambat. Sebaliknya bila
hormon tiroid yang terikat pada protein jumlahnya lebih sedikit, maka berakibat
ekskresinya cepat.
Degradasi hormon tiroid. Hormon tiroid didegradasi terutama di hepar
melalui reaksi konjugasi, deioidinasi, deaminasi, dekarboksilasi. Hasil degradasi
26
hormon tiroid berupa tetrac (tetraiodotiroasetat) dan triac (triiodo tiroasetat).
Keduanya dikeluarkan melalui urin dan saluran pencernaan.
Mekanisme kerja hormon tiroid. Hormon tiroid terikat pada reseptor
spesifik dengan afinitas yang tinggi dalam nukelus sel sasaran. T3 terikat dengan
afinitas kurang lebih sepuluh kali afinitas T4 yang secara proporsional memiliki
aktivias biologik yang lebih besar. Hormon tiroid terikat pada tempat dengan
afinitas yang rendah di dalam sitoplasma, tetapi protein pada tempat ini
tampaknya bukan merupakan protein yang sama seperti protein reseptor nukleus
sel. Pengikatan sitoplasmik ini mungkin berfungsi untuk mempertahankan
hormon tiroid agar tetap berada dalam “lingkungan di sebelahnya”.
Efek utama T3/T4 adalah untuk menggalakkan sintesis protein secara
umum dan menghasilkan keseimbngan nitrogen yang positif. Hormon tiroid
menginduksi atau merepresi protein dengan meningkatkan atau menurunkan
transkripsi gen. Dalam hal ini T3/T4, faktor yang bekerja trans berupa kompleks
hormon-reseptor yang agaknya selalu berada di dalam nukleus. Unsur respons-
hormon DNA yang bekerja cis dan mengikat kompleks ini terdiiria atas rangkaian
inti AGGTCAnnnnnnAGGTCA.
Hormon T3 dan glukokortikoid menggalakkan transkripsi gen hormon
pertumbuhan, sehingga lebih banyak gen pertumbuhan yang diproduksi. Hormon
tiroid dikenal sebagai modulator penting yang mengatur proses tumbuh kembang.
Hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Pada manusia,
kadar glukosa puasa tampak naik di antara pasien hipertiroid dan menurun di
antara pasien hipotiroid. Namun, pasien hipertiroid menggunakan glukosa dengan
kecepatan yang normal atau meningkat, sedangkan pasien hipotiroid
memperlihatkan penurunan kemampuan menggunakan glukosa. Disamping itu,
pasien hipertiroid mempunyai kepekaan terhadap insulin yang jauh lebih rendah
bila dibandingkan dengan orang normal atau penderita hipertiorid.
27
D. Hubungan antara kebutuhan iodium dengan hormon tiroid.
Pada orang dewasa, 70% sampai 80% iodium terkonsentrasi dalam
kelenjar tiroid. Iod diperlukan untuk sintesis hormon tiroid yang mengandung iod.
Hormon tiroksin diperlukan dalam pengendalian pertumbuhan dan pengaturan
metabolisme basal. Makanan normal biasanya menyediakan cukup iod yaitu
sekitar 100ug. Kebutuhan iod tertinggi terjadi selama masa remaja dan kehamilan.
Kekurangan iodium mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid yang dikenal
sebagai gondok (goiter).
28
efek peningkatan konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan efek
penyimpanan.
4. Efek simpatomimetik: Efek yang serupa dengan yang dihasilkan oleh
system saraf simpatis. Hormone tiroid meningkatkan ketanggapan sel
sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Hormone tiroid
diperkirakan menimbulkan efek permisif ini dengan menyebabkan
proliferasi reseptor katekolamin di sel sasaran.
5. Efek pada sistem kardiovaskuler: melalui efeknya pada peningkatan
ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam darah, hormone tiroid
meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi jantung, sehingga curah
jantung meningkat. Selain itu sebagai respon terhadap beban panas yang
ditimbulkan oleh efek kalorigenik hormone tiroid, terjadi vasodilatasi
perifer untuk menyalurkan kelebihan panas tersebut ke permukaan tubuh
untuk dieleminasi ke lingkungan.
6. Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf. Hormone tiroid penting
untuk pertumbuhan yang normal. Efek hormone tiroid dalam mendorong
pertumbuhan tampaknya merupakan efek sekunder dari efeknya pada
hormone pertumbuhan. Hormone tiroid tidak saja merangsang sekresi
hormone pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek hormone pertumbuhan
pada sintesis protein structural baru dan pada pertumbuhan rangka. Anak
yang mengalami defisiensi tiroid gangguan pertumbuhan, yang reversible
jika anak tersebut diberi hormone tiroid pengganti. Namun tidak seperti
hormone pertumbuhan, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan
pertumbuhan berlebihan.
Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal system
saraf, terutama SSP, suatu efek yang terganggu pada anak yang mengidap
defisiensi tiroid sejak lahir. Hormon tiroid juga sangat penting untuk
aktifitas normal SSP pada orang dewasa. Kadar hormon tiroid yang
abnormal berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Selain itu, kecepatan
saraf perifer menghantarkan impuls berkaitan secara langsung dengan
ketersediaan hormon tiroid.
29
Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan
oleh umpan-balik negative antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara
penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh hipotalamus.
Thyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropic tiroid dari hipofisis
anterior, adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir
semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang
oleh TSH.
Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan balik negative, menghambat
sekresi TSH, sementara thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus
memicu sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-
tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior.
30
3. Menjelaskan hormon-hormon yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat dan lipid (insulin dan glukagon)
4. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar yang mensekresi hormon insulin
dan glukagon (Anatomi).
5. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar yang mensekresi hormon
insulin dan glukagon (histologi).
6. Menjelaskan biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja
hormon insulin dan glukagon (Biokimia)
7. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon insulin dan glukagon
(Fisiologi)
Skenario 2
31
KEBUTUHAN
ENERGI
METABOLISME
HORMON YANG ENERGI
BERPENGARUH (KARBOHIDRAT DAN
LIPID)
32
A. Metabolisme Karbohidrat
Glikolisis adalah proses pembentukan asetil KoA dan atau laktat yang
berasal dari glukosa yang disertai dengan pembentukan ATP. Glikolisis dapat
berlangsung secara aerob dan anaerob. Secara aerob : produk akhir adalah piruvat
yang kemudian dioksidasi menjadi asetil koA, sementara secara anaerob : piruvat
yang terbentuk akan direduksi menjadi laktat.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama dalam
tubuh hewan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hepar (sampai 6%) dan otot
(1%). Glikogen berfungsi menjadi sumber heksosa yang tersedia bagi proses
glikolisis dalam otot. Glikogen hepar berhubungand engan simpanan dan
pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Glikogen
disintesis dari glukosa dan prekursor lainnya lewat lintasan glikogenesis.
Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan yang terpisah yang dikenal sebagai
glikogenolisis.
Glikogenolisis menyebabkan pembentukan glukosa dalam hepar dan
pembentukan laktat dalam otot yang masing-masing terjadi akibat adanya atau
tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatase
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup
senua mekanisme dan lintasan yang bertanggungjawab atas pengubahan senyawa
non karbohidrat menjadi glukosa dan glikogen. Substrat utama : asam amino
glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Terjadi terutama di hepar dan ginjal
karena memiliki komplemen lengkap enzim yang dibutuhkan. Sel hepar yang
dapat dilewati glukosa dengan bebas merupakan sarana utama untuk mengatur
konsentrasi glukosa darah karena sel tersebut mengandung enzim glukokinase
dengan nilai Km yang tingi, yang secara spesifik disesuaikan dengan fungsi
pengeluaran glukosa sesudah makan.
Insulin disekresikan sebagai respons langsung terhadap hiperglikemia;
hormon ini akan membantu hepar untuk menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen dan mempermudah pengambilan glukosa oleh jaringan ekstrahepatik.
Glukagon disekresikan sebagai respon terhadap hipoglikemia dan mengaktifkan
33
glikogenolisis serta glukoneogenesis dalam hepar yang menyebabkan pelepasan
glukosa dalam darah.
B. Anatomi Pankreas
C. Histologi Páncreas
Insula pancreatica merupakan bangunan serupa sel endokrin (endocrinocytus)
yang tersebar di seluruh páncreas. Setiap insula mengandung 4 jenis sel
penghasil hormon peptida yaitu :
a. Sel Alfa = Alpha Cell = Endocrinocytus Alpha
34
Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan kadar gula yang
rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin.
d. Sel F = PP Cell
Sel ini mensekresi polipeptida pancreatica yang menghambat pars
eksokrin páncreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini menyebabkan
relaksasi vesica fellea dan mengurangi sekresi empedu
35
meningkatkan pertumbuhan (insulin)
36
Hormon Glukagon
Efek utama glukagon terhadap metabolisme glukosa:
Pemecahan glikogen hati (glikogenolisis) ® meningkatkan glukosa
darah (hormon hiperglikemik)
Meningkatkan proses glukoneogenesis dalam hati
Efek lain glukagon (bila meningkat di atas nilai normalnya):
Mengaktifkan lipase lemak ® m persediaan asam lemak ® sumber
energi
Menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati
Stimulus utama sekresi glukagon: turunnya kadar gula darah Þ waktu puasa,
kelaparan, dan antara 2 waktu makan
37
Sasaran Belajar Skenario 3
1. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar suprarenalis /cortex (Anatomi).
2. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar suprarenalis (Histologi)
3. Menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar
suprarenal (Biokimia)
4. menjelaskan mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal (Biokimia)
5. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon-hormon yang
disekresikan oleh kelenjar suprarenalis yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan epinefrin (Fisiologi)
Taakuutt…Ada Anjing….!!!!!
KETAKUTAN
HORMON KELENJAR
ADRENAL/
SUPRARENALIS
Fisiologi :
mekanisme kerja
kortisol,
kortikosteron,
aldosterone, dan
Anatomi, Biosintesis, sekresi,
epinefrin
Histologi kelenjar metabolisme dan
Adrenal/ mekanisme kerja
Suprarenalis hormone kelenjar
38
adrenan/suprarenal
JANTUNG BERDEBAR,
BERKERINGAT, NAFAS
TERENGAH-ENGAH
METABOLISME TUBUH
A. Anatomi kelenjar adrenal/suprarenalis
39
B. Histologis Glandula Adrenalis = Glandula Suprarenalis
Membentuk topi yang terdapat di atas ren (ginjal). Kelenjar ini terbagi-bagi
menurut asalnya , struktur, dan fungsinya menjadi dua bagian pokok, ialah :
- Korteks adrenal
- Medula adrenal
a. Korteks Adrenal
Sel kelenjar ini memiliki struktur khas sebagai sel penghasil hormon
steroid. Korteks adrenal dibagi menjadi 3 lapis yaitu : zona glomerulosa,
zona fasciculata dan zona reticularis. Masing-masing zona menghasilkan
hormon. Zona glomerulosa memproduksi hormon mineralokortikoid
(aldosteron) yang berperan dalam respon terhadap stimulus angiotensin II
dan mengatur keseimbangan air dan elekrolit. Zona fasciculata
memproduksi glukokortikoid (kortisol dan kortikosteron) yang mengatur
metabolisme karbohidrat. Sedangkan zona reticularis memproduksi
glukokortikoid dan androgen adrenal.
b. Medulla adrenal
Tersusun oleh dua jenis sel utama yaitu sel kromafin dan sel ganglion.
Sel kromafin merupakan modifikasi neuron postganglion simpatis yang
kehilangan axon dan dendritnya. Sel ini bernukleus besar, granula sekretorik yang
berisi katekolamin (epinefrin atau norepinefrin). Katekolamin berfungsi
menaikkan kadar glukosa darah dengann cara menstimulasi glikogenolisis dalam
hepar dan menaikkan aliran darah ke jantung. Epinefrin menyebabkan denyut
jantung naik dan dilatasi pembuluh darah yang dibutuhkan organ untuk
menghindari stress; dilatasi bronchiolus dan kontraksi pembuluh darah organ
40
untuk bereaksi terhadap stress. Fungsi norepinefrin adalah kontraksi pembuluh
darah organ yang tidak penting, menaikkan resisten si perifer.
C. FISIOLOGI HORMON KORTEKS ADRENAL
1. MINERALOKORTIKOID
Hormon mineralokortikoid utama adalah Aldosteron:
Fungsi:
Fungsi utama: mengatur transport Na+ dan K+ pada ginjal dan
organ lainnya (kandung empedu, usus, kelenjar keringat, kelenjar
liur)
Meningkatkan kadar sodium dan menurunkan kadar potasium
plasma: menukar potasium dengan sodium yang diresorbsi di
tubulus.
Empat faktor yang berperan dalam pengaturan aldosteron:
p konsentrasi ion kalium: m sekresi
p aktivitas SRAA: m sekresi
p konsentrasi sodium: sangat sedikit m¯ sekresi aldosteron
ACTH: mempunyai efek kecil
Sistem Renin - Angiotensin – Aldosteron (SRAA):
Perdarahan; sodium (Na) rendah ® tekanan darah turun ®
apparatus juxtaglomerularis ® sekresi renin ® konversi
angiotensinogen hati menjadi angiotensin I ® hepar: konversi
angiotensin I menjadi angiotensin II:
Menyebabkan vasokonstriksi
Merangsang sekresi aldosteron ® meningkatkan reabsorbsi
natrium di ginjal, sehingga natrium tubuh meningkat dan
meningkatkan air, volume dan tekanan darah
2. MINERALOKORTIKOID
Hormon glukokortikoid utama : Kortisol (hidrokortison)
Efek:
41
1. Metabolisme karbohidrat & asam amino: meningkatkan
konsentrasi gula darah (“diabetes steroid”), di mana diperlukan
asam amino yang disediakan oleh katabolisme protein.
2. Jantung & sirkulasi: memperkuat kerja jantung dan menyebabkan
vasokonstriksi perifer melalui penguatan efek katekolamin.
3. Pada lambung: meningkatkan produksi asam lambung
4. Ginjal: memperlambat ekskresi air dan mempertahankan GFR.
Pada dosis tinggi berefek seperti aldosteron
5. Pada dosis lebih tinggi: berefek anti inflamasi & anti alergi,
sebagian karena penghambatan sintesis protein & pembentukan
limfosit, sebagian karena penghambatan pelepasan histamin, dan
stabilisasi lisosom.
Pengaturan Sekresi Kortisol
Kebanyakan kortisol bekerja sebagai respons tubuh terhadap stres
Sekresi kortisol terjadi pada siang hari, sekresi paling tinggi pagi hari dan
terendah sore hari
Sekresi kortisol hampir seluruhnya diatur oleh ACTH.
Pengaturan umpan balik negatif:
Hipotalamus: CRH ® hipofisis: ACTH ® korteks adrenal: kortisol
® menghambat produksi CRH – ACTH
Implikasi praktis pada pasien dengan terapi kortikosteroid
menahun: pelepasan ACTH tertekan. Jika steroid dihentikan
dengan tiba-tiba, pasien dapat mengalami insufisiensi adrenal
42
Sasaran belajar skenario 4
1. Menjelaskan fungsi protein dan kalsium bagi tubuh (Gizi)
2. Menjelaskan sintesis asam-asam amino (Biokimia)
3. Menjelaskan anabolisme protein (Biomikia)
4. Menjelaskan katabolisme protein dan nitrogen asam amino
(Biokimia)
5. Menjelaskan konversi asam amino menjadi produk khusus
(Biokimia)
6. Efek fisiologi dan regulasi hormon-hormon pertumbuhan dan
kalsium (fisiologi)
43
PROBLEM TREE
ANABOLISME
KATABOLISME
PROTEIN
EKSKRESI HORMON-HORMON
METABOLIT PERTUMBUHAN
PROTEIN MELALUI
URIN
PERTUMBUHAN
TULANG, OTAK
44
Pertanyaan yang harus muncul dalam skenario :
1. Zat apa yang terkandung dalam telur dan susu?
2. Bagaimana zat itu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan?
3. Apa yang terjadi pada zat itu ketika berada dalam tubuh manusia?
4. Mengapa urine itu berbau khas?
5. Zat apa yang terkandung pada urine sehingga menimbulkan bau tersebut?
6. Bagaimana zat itu sampai ada dalam urine?
45
– Pertumbuhan rangka
• Mempengaruhi metabolisme, efek dasar:
– Meningkatkan kecepatan sintesis protein
– Menurunkan kecepatan penggunaan KH
– Meningkatkan mobilisasi lemak & menggunakan lemak untuk energi
Pengaturan Sekresi Hormon Pertumbuhan
• Sekresi GH berkaitan dengan keadaan nutrisi dan stres, misal: (1) Kelaparan,
(2) hipoglikemi atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah, (3)
latihan, (4) ketegangan, (5) trauma.
• Sekresi GH terjadi berkala, interval tiap 4 jam. Sekresi meningkat pada 2 jam
pertama tidur lelap
• Konsentrasi normal dalam plasma:
– dewasa: 1,6 – 3 ng/ml
– anak/remaja: 6 ng/ml
Hormon Paratiroid
Bekerja pada:
Jaringan tulang: stimulasi osteoklas, matriks tulang dicerna & kalsium
dibebaskan, kalsium ditukarkan dengan plasma.
Ginjal: menaikkan reabsorbsi kalsium dari tubulus distalis renalis,
meningkatkan ekskresi fosfat (fosfaturik)
46
Usus kecil: menaikkan efek vitamin D pada mukosa intestinum ® ↑
absorbsi kalsium
Kalsitonin
Disekresi oleh kelenjar tiroid
Sekresi dipicu oleh: kenaikan kalsium plasma
Mereduksi kadar kalsium dengan menurunkan resorbsi tulang melalui
aktivitas osteoklas dan menstimulasi fungsi osteoblas.
Penting untuk:
Pertumbuhan anak: pertumbuhan tulang membutuhkan inhibisi
resorbsi tulang & menstimulasi deposisi tulang
Selama kehamilan & laktasi: melindungi pengeroposan tulang ibu
karena kerja parathormon
47