Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat bangsa Indonesia yang memiliki berbagai suku bangsa yang


beragam diperlukan persamaan pandangan dan persamaan persepsi dalam
melihat persoalan bangsa serta bagaimana cara memecahkannya. Proklamasi
yang dipeoleh denngan perjuangan yang melelahkan harus dipertahankan
hingga tetes darah penghabisan. Pancasila dan UUD 1945 sebagai instrumen
merajut persatuan san kesatuan bangsa untuk menggapai masa depan yang lebih
baik, sejahtera, dan adil adalah sudah final dan harga mati. Berdasarkan tujuan
untuk memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa disegala bidang demi
menjaga kelangsungan hidup.

Kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bermartabat dengan mewujudkan


cita-cita dan tujuan nasional. Pemahaman dan pelaksanaan wawasan nusantara
yang lebih baik dalam ranah kehidupan pribadi maupun kolektif serta dalam
wilayah publik sangat menentukan keelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dibutuhkan kesadaran warga negara dan penyelanggara negara yang memadai
didalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab. Di tengah tekanan
berbagai masalah yang menghimpit bangsa. Hal ini merupakan bagian integral
yang menjamin eksitensi bangsa dan negara dalam mewujudkan cita-cita
nasional sekaligus manifestasi cita-cita leluhur kita, dengan tetap menghargai
kebhinekaan itu sebagai anugerah Tuhan dan aset bangsa.
Selanjutnya wawasan nusantara dalam konteks geo politik Indonesia yang
bernilai strategis dengan terus membangun sinegri kekuatan bangsa hendaknya
mempertimbangkan dinamika perkembangan global yang dapat menggerus rasa
nasionalisme serta mendangkalkan rasa cinta tanah air Indonesia. Untuk itu
perlu memahami teori-teori geo politik dan paham kekuasaan.

1.2 Ruang Lingkup

1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara dan geopolitik ?

2. Apa saja tantangan implementasi wawasan nusantara ?

3. Apa saja aspek-aspek dan unsur-unsur wawasan nusantara


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Geopolitik

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik.Geo berarti bumi dan politik
berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri dan teia artinya urusan.Secara spesifik, geopolitik merupakan
metode analisis kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan,
dan memperkirakan perilaku politik internasional dalam variabel geografi.
Variabel geografi tersebut umumnya mengarah pada: lokasi geografis negara
atau negara yang dipertanyakan, ukuran negara yang terlibat, iklim wilayah
tempat negara tersebut berada, topografi wilayah, demografi, sumber daya
alam, dan perkembangan teknologi. Secara tradisional, istilah ini lebih
digunakan pada dampak geografi terhadap politik, namun pemakaiannya telah
berubah dalam satu abad terakhir untuk mencakup konotasi yang lebih luas

2.2 Teori Geopolitik

Istilah geopolitik awalnya sebagai ilmu bumi politik kemudian berkembang


menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri
khas negara. Teori geopolitik kemudian berkembang menjadi konsepsi
wawasan nasional. Oleh karena itu, geopolitik selalu mengacu pada wawasan
nasional.
1. Teori Geopolitik “Frederich Ratzel” Bahwa Negara itu seperti
organisme hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh
sekelompok masyarakat.
2. Teori Geopolitik “Rudolf Kjellen” Negara adalah satuan politik yang
menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual.
Dengan kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar
negaranya dapat swasembada

3. Teori Geopolitik “Karl Haushofer” Untuk menjadi jaya, suatu bangsa


harus mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa
pada hakekatnya dunia dapat dibagi atas empat kawasan benua ( Pan
Region) dan dipimpin oleh negara unggul.

4. Teori Geopolitik “Alfred Thayer Mahan” Bahwa konsepsi geopolitik


dapat dibentuk dengan memperhatikan serta mempertahankan sumber
daya laut, termasuk akses kelaut.

5. Teori Geopolitik Guilio Douhet dan William Mitchel Kedua orang ini
mencita-citakan berdinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan
bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta
kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.

2.2. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.


Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti
memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.

Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak anatara dua unsur.
Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu
benua Asia dan Australia dan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan
Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai
pengganti nama Indonesia.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam. Atau cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
menganai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayahh dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah


keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan.
Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

2.2.1 Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara


adalah sebagai berikut :

Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :

a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan


terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan,
kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan
perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera.
Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia justru melawan
bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu
ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.

b. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis


wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah
Hindia Belanda ini masih terpisah0pisah berdasarkan ketentuan
Ordonansi 1939 dimana laut territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3
(tiga) mil. Dengan adanya ordonansi tersebut , laut atau perairan yang
ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah,
hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan
tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yang
merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut
kita membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa
yang bersatu. Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai
wilayah yang utuh tidak lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian
setelah Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda
mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai Deklarasi
Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi tersebut
menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili
melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi
1939. Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun
1960 tenatang perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta


perairan pedalaman Indonesia

2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut

3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang


terletak pada sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara


dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU
mengenai perairan Indonesia diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996
tentang Perairan Indonesia

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional.


Melalui perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30
April menerima “ The United Nation Convention On The Law Of the
Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut
Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan
(Archipelago State).

2.2.2 Aspek Geografis dan Sosial Budaya

Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara


bangsa dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.
Keunikan wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu
memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .
Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :

1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim

2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)

3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa

4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim

5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik


dan Mediterania

6. Wilayah subur dan dapat dihuni

7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam

8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang


beragam

9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868


juta jiwa

2.2.3 Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional

Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang wikayahnya


sebagai ruang hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk
memperluas wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan
nasional Indonesia adalah bangaimanan menjadikan bangsa dan wilayah negara
Indonesia senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan
turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional
Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional
dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau
yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan
pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan
Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia
sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar
laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang
menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap
bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya,
dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang
merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan
dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan
tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah
diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.

2.3 Asas, Arah Pandang, dan Tujuan Wawasan Nusantara

2.3.1 Asas Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan ketentuan atau kaidah-kaidah dasar


yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap
taat dan setianya komponen atau unsur pembentuk bangsa (suku, bangsa,
golongan dll) terhadap kesepakatan atau komitmen bersama. Jika asas Wawasan
Nusantara diabaikan maka berarti cerai berainya bangsa dan negara Indonesia.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari :

1. Kepentingan yang sama.


2. Keadilan.
3. Kejujuran.

4. Solidaritas.

5. Kerjasama.

6. Kesetiaan.

2.3.2 Arah Pandang Wawasan Nusantara

Arah pandang wawasan nusantara meliputi :

1. Arah Pandang Ke Dalam. Bertujuan menjamin perwujudan persatuan


kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah dan
aspek sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti, bangsa
Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa
dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan
kesatuan dalam kebinekaan.
2. Arah Pandang Ke Luar. Bertujuan menjamin kepentingan nasional
dalam pergaulan dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling
menghormati.

3. Arah pandang keluar mengandung arti, bangsa Indonesia dalam semua


aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk mengamankan
kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan demi tercapainya
tujuan nasional.
2.3.3 Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan Wawasan Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebinekaan


yang mengandung arti :

1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi


posisi, dan potensi georafi, serta kebinekaan budaya
2. Pedoman pola tindak dan pola pikir kebijakasanaan nasional
3. Hakikat wawasan nusantara : persatuan dan nkesatuan dalam
kebinekaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan fungsi-fungsi wawasan nusantara


sebagai berikut :
1. Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran, paham dan
semangat kebangsaan Indonesia.
2. Menanamkan dan memupukan kecintaan pada tanah air
indonesia sehingga rela berkorban untuk membelanya.
3. Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang hak,
kewajiban, dan tanggung jawab warga negara yang bangga pada
negara Indonesia.
4. Mengembangkan kehidupan bersama yang multikultural dan
plural berdasarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
5. Mengembangkan keberadaan masyarakat madani sebagai
pengembangan kekuasaan pemerintah.

2.4 Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Indonesia merupakan suatu negeri


yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang bila dilihat dari segi
geografis, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di
dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan
negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di
sebelah tenggara benua Asia, membentang sepanjang 3,5 juta mil, atau
sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta memiliki tak
kurang dari 13.662 pulau.

Jika dilihat sekilas, hal tersebut merupakan suatu kebanggaan dan kekayaan,
yang tidak ada tandingannya lagi di dunia ini. Tapi bila dipikirkan lebih jauh,
hal ini merupakan suatu kerugian tersendiri bagi bangsa dan negara Indonesia.
Indonesia terlihat seperti pecahan-pecahan yang berserakan. Dan sebagai
13.000 pecahan yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil, Indonesia dapat dikatakan
sebagai sebuah negara yang amat sulit untuk dapat dipersatukan.

Maka, untuk mempersatukan Bangsa Indonesia, diperlukan sebuah konsep


Geopolitik yang benar-benar cocok digunakan oleh negara. Sebelum menuju
pembahasan tentang konsep geopolitik Indonesia, kita akan membahas terlebih
dahulu tentang kondisi serta keadaan Indonesia ditinjau dari segi geografisnya.

Ada beberapa jenis kondisi geografis bangsa Indonesia. Yaitu kondisi fisis, serta
kondisi Indonesia ditinjau dari lokasinya.

1. Kondisi Fisis Indonesia:


a. Letak geografis;

b. Posisi Silang;

c. Iklim;

d. Sumber-Sumber Daya Alam;

e. Faktor-Faktor Sosial Politik


2. Lokasi Fisikal Indonesia; Keberadaan pada lokasi ini adalah faktor
geopolitik utama yang mempengaruhi perpolitikan di Indonesia.
Berdasarkan kondisi fisikal, negara Indonesia berada pada dua benua
yang dihuni oleh berbagai bangsa yang memiliki karakteristik masing-
masing, yaitu benua Asia dan Australia. Selain itu, Indonesia pun berada
di antara dua samudera yang menjadi jalur perhubungan berbagai
bangsa, yaitu Samudera Pasifik dan Hindia.

Lokasi fisikal Indonesia, menyebabkan negara ini menjadi suatu daerah


Bufferzone, atau daerah penyangga. Hal ini bisa dilihat pada aspek-aspek di
bawah ini:

1. Politik; Indonesia berada di antara dua sistem politik yang berbeda,


yaitu demokrasi Australia dan demokrasi Asia Selatan;
2. Ekonomi; Indonesia berada di antara sistem ekonomi liberal Australia
dan sistem ekonomi sentral Asia;

3. Ideologi; Indonesia berada di antara ideologi kapitalisme di Selatan dan


komunis di sebelah utara;

4. Sistem Pertahanan; Indonesia berada di ntara sistem pertahanan maritim


di selatan, dan sistem pertahanan kontinental di utara.

Selain menjadi daerah Bufferzone, Indonesia pun memperoleh beberapa


keuntungan disebabkan kondisinya yang silang tersebut. Antara lain:

1. Berpotensi menjadi jalur perdagangan Internasional;


2. Dapat lebih memainkan peranan politisnya dalam percaturan politik
Internasional;
3. Lebih aman dan terlindung dari serangan-serangan negara kontinental.

2.5 Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan


Nasional

Sasaran implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional adalah


menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam
rangka menghadapi, menyikapi, menangani berbagai permasalahan menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh dalam
bidang :

Politik, menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.

Ekonomi, menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin


pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil
dan merata.

Sos-Bud, menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan


menerima serta menghormati : segala bentuk perbedaan (kebhinekaan) sebagai
kenyataan yang hidup disekitarnya dan sekaligus sebagai karunia Tuhan.

Han-Kam, menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang


lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara
Indonesia.
Pemasyarakatan (sosialisasi) dari Wawasan Nusantara dibagi menjadi dalam :

1. Menurut sifat atau cara penyampaiannya, dapat dilaksanakan sebagai


berikut:

a. Langsung, yang terdiri dari Ceramah, Diskusi atau Dialog, Tatap


Muka.

b. Tidak Langsung, yang terdiri dari Media Elektronik, Media


cetak.

2. Menurut metode penyampaiannya berupa :

a. Ketauladanan

Melalui metode penularan ketauladanan dalam sikap perilaku


sehari-hari kepada lingkungannya terutama dengan memberikan
contoh-contoh berfikir, bersikap dan bertindak mementingkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
atau golongan sehingga menimbulkan semangat kebangsaan
yang selalu cinta tanah air

b. Edukasi

Melalui metode pendekatan

Formal, pendidikan umum atau pembentukan, dimulai dari


tingkat TK (Taman Kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi,
pendidikan karir disemua strata dan bidang profesi dan
penataran atau kursus-kursus, dsb.
Informal, dapat dilaksanakan di lingkungan rumah atau keluarga,
di lingkungan pemukiman, di lingkungan pekerjaan dan dalam
lingkungan organisasi kemasyarakatan.

Komunikasi. Melalui metode komunikasi tujuan yang ingin


dicapai dari pemasyarakatan (sosialisasi) dari Wawasan
Nusantara adalah : tercapainya hubungan komunikasi (timbal
balik) secara baik akan mampu menciptakan iklim/suasana yang
saling menghargai, menghormati, mawas diri dan tenggang rasa
sehingga terjadi kesatuan bahasa dan tujuan tentang Wawasan
Nusantara.

Integrasi. Melalui metode integrasi tujuan yang ingin dicapai


dari pemasyarakatan (sosialisasi) Wawasan Nusantara adalah :
terjalinnya persatuan dan kesatuan. Pengertian serta pemahaman
tentang Wawasan Nusantara yang mampu memantapkan untuk
membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia
pada saat ini maupun di masa yang akan datang, kesadaran
mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan
nasional yang didasari Wawasan Nusantara.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek penting
dalam Wawasan Nasional dan Geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara bangsa
Indonesia didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilkan konsepsi wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara
merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Setiap bangsa di
dunia memiliki cara pandang terhadap prinsip-prinsip kebangsaan dan tanah
airnya masing-masing yang kemudian disebut sebagai wawasan kebangsaan.
Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar
kebangsan itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jati diri sesuai dengan
nilai-nilai dasar yang dianutnya.

3.2 SARAN

Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara kita


perlu mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga
negara serta hubungan warga negara dengan negara, sehingga kita memiliki
kesadaran sebagai warga Negara Indonesia. Selain itu untuk terwujudnya
keberhasilan dari implementasi ini diperlukan sosialisasi dengan program yang
teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara
Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9434546/Makalah_PKN-
Geopolitik_dan_Wawasan_Nusantara (24 Mei 2016)

https://zafiqhizaf.wordpress.com/2013/06/03/implementasi-wawasan-
nusantara-dalam-kehidupan-nasional (24 Mei 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia (24 Mei 2016)


https://www.academia.edu/6725652/MAKALAH_-
_Geopolitik_dan_Wawasan_Nusantara (24 Mei 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara (24 Mei 2016)

Anda mungkin juga menyukai