USG
a. Definisi
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu alat diagnostik noninvasive dengan
menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz (20 kilohertz)
untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh. Tetapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran) hanya gelombang suara dengan
frekuensi 1-10Mhz.
b. Prinsip Kerja Ultrasonografi
Menurut snelius ada beberapa konsep dasar tentang gelombang suara, diman.a
gelombang yang datang akan dapat mengalami beberapa kejadian, yaitu:
Gelombang yang datang tegak lurus dengan bidang tertentu maka akan
dipantulkan tegak lurus pula, tetapi bila membentuk sudut tertentu (Sudut
datang), akan dipantulkan dengan besar sudut keluar sama dengan sudut
datang
Dalam bidang yang berlapis, gelombang akan diteruskan (dihambat).
Semakin dalam lapisan, intensitas gelombang makin kecil, sehingga untuk
mendapatkan intensitas yang stabil/tetap diperlukan amplifikasi tiap
lapisan.
Gelombang akan dibiaskan/dihambat dengan sudut bias tertentu.
Gelombang dapat dihambat 100%. Apabila gelombang mengenai
benda/organ keras, maka gelombang dihambat 100% sehingga pada
permukaan benda akan tampak lengkung (arch sign) dan memberi
gambaran posterior acoustic shadow pada bagian belakang benda
tersebut.
c. Terminologi pada USG
1. Putih (hyperechoic/hyperechoigenic) : tulang, otot padat
2. Abu-abu (hypoechoic) : hepar, otak, uterus, ren
3. Hitam (anechoic/anechoigenic) : cairan dan sejenisnya.
Sumbernya: Malueka, R.G, 2008, Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia
Press: Yogyakarta. Hal 167-169.
d. Display Mode’s (buku radiologi diagnostic hitam)
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
i. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada
osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang
diterima transducer ( Untuk mendeteksi objek yang diam, dan probe dalam
keadaan diam).
ii. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan
garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua
dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan (Untuk
deteksi objek diam, dan probe digunakan dengan bergerak.
Memperlihatkan semua jaringan yang dilewati oleh scan ultrasound. Jika
diamati dengan cepat akan terlihat secara real time).
iii. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ
yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya
(Untuk objek bergerak dan probe bergerak (Contoh: scanning jantung).
Hasilnya berupa garis gelombang biasanya untuk ultrasound).
Sumber : Staf Pengajar Subdivisi Radiodiagnostik Radiologi FK UI.
Radiologi Diagnostik. Ekayuda I, editor. Jakarta: Badan Penerbit FK UI;
2011. 15-22 hal.
e. Gambaran USG pada Osteoarthritis
USG memberikan gambaran dasar secara konvensional untuk penilaian perubahan
muskuloskeletal pada osteoarthritis. Pemindaian dengan USG memungkinkan
untuk mendeteksi kelaianan tulang rawan (kartilago), synovial dan subchondral
bone. Sejauh ini USG terbukti sangat sensitive untuk mendetaksi kelainan
jaringan lunak pada osteoarthritis lutut, proliferasi sinovial dan cairan sinovial.
Posisi yang paling sensitif untuk mendeteksi cairan di sendi lutut pada fleksi 30
derajat.
Gambar 1 : Teknik pemindaian USG untuk mendeteksi perubahan kartilago pada sendi lutut. Area
femoral medial, lateral serta intercondylar (sulkus) diarahkan dari proksimal ke distal.
Indikasi, kelebihan dan kelemahan USG dalam menilai osteoarthritis di lutut:
1. Indikasi
- Untuk menguatkan diagnosis klinis
- Mendeteksi tulang rawan
- Mendeteksi osteofit , erosi dan kelaianan kortikal lainnya.
- Mengidetifikasi kelainan struktur
- Sebagai alternatif untuk mendeteksi nyeri pada pasien dengan atau tanpa
diagnosis (seperti: anserine bursitis dan iliotibial band syndrome).
- Memantau perkembagan kerusakan struktur.
- Mengevaluasi eksaserbasi rasa sakit.
- Mendeteksi efusi sendi
- Mendeteksi hipertrofi sinovial
2. Kelebihan
- Aman, tidak ada kontraindikasi
- tidak ada paparan radiasi
- Non-invasive
- Tersedia secara luas
- Biaya operasional rendah
- Peralatan portable ( prosedur di samping tempat tidur )
- Diterima baik oleh pasien
- Sedikit memakan waktu
- Dapat diulang bebrapa kali
- Penilaian multiregional dan multistruktural
- Penialain dinamis
- Penilaian kontralateral mudah dilakukan.
3. Kelemahan
- Bergantung pada operator
- Acoustic windwos yang terbatas
- Evaluasi parsial pada meniscus
- Evaluasi parsial pada kartilagi femoralis
- Evaluasi terbatas pada ligamentum cruciatum
- Tidak dapat memvisualisasikan sendi patelofemoral
- Tidak sepenuhnya validasi pada OA lutut
- Kurangnya standar dalam penetapan patologi pada OA.
Sumber: Pineda, C. Diaz-Hernandez, C. Pena, A., 2011, The Place of
Ultrasonography in knee joint osteoarthritis: an update. Future Medicine. Hal.635-
642.
Gambar 2: Gambaran longitudinal USG pada medial joint line. A, letak posisi probe. B, gambaran
USG normal pada lutut menunjukkan distal femur (f), proksimal tibia (t), triangular outline pada
meniscus medial (m) dan gambaran echo menunjukkan ligamentum kolateral medial (mcl). C,
gambaran USG menunjukkan ekstruksi meniscus medial (m). D, gambaran USG pada lutut OA
menunjukkan ekstruksi meniscus medial (m) dengan displacement ligamentum kolateral medial (anak
panah) dan osteofit (*) yang jelas pada proksimal dan distal garis sendi.
Perubahan awal pada tulang pada penderita OA ditandai dengan gambaran hyperechoic pada
perlekatan kapsul sendi menuju kartilago margin tulang, yang akhirnya membentuk osteofit pada
gambaran radiografi. Pada OA stadium lanjut osteofit dapat telihat jelas. Gambaran USG dalam
penilaian osteofit pada sendi tibiofemoral lebih sensitif dibandingkan gambaran radiografi.
Penilain derajat osteofit pada gambar 3: minimal (A), ringan (B), sedang (C) dan berat (D).
Sumber: Pineda, C. Diaz-Hernandez, C. Pena, A., 2011, The Place of Ultrasonography in
knee joint osteoarthritis: an update. Future Medicine. Hal.635-642.
Gambar 4: Gambaran USG pada kartilago yang degeneratif derajat 0,1,2a,2b dan 3.
Pada gambar 4 penentuan derajat gambaran USG pada kartilago: derajat 0 jika menunjukkan
gambaran anekoik yang jelas diantara gambaran hiperekoik di anterior dan superior. Derajat 1
menunjukkan kehilangan hubungan antar tulang yang normal atau peningkatan ekogenitas tulang
rawan. Derajat 2a ialah penambahan dari tanda yang sebelumnya, penipisan lokal (<50%) pada
kartilago. Derajat 2b menunjukkan penipisan kartilago lebih dari 50% sampai kurang dari 100%.
Derajat 3 mencakup 100% kehilangan jaringan kartilago.
Gambar 5: a. Kelainan pada gambaran ultrasonografi osteoarthritis di jari b. Gambaran palmar
menunjukkan efusi intrakapsular dan osteofit. C. Gambaran midsagittal menunjukkan dorsal
osteofit (anak panah) dengan efusi cairan di dorsal dan penebalan synovial dengan gambaran
Doppler (kepala anak panah).