Anda di halaman 1dari 4

Yunita Liana

150405001
Konservasi Lahan dan Air

EROSI
A. Pengertian Erosi
Erosi adalah pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air dan angin. Ada beberapa
definisi, antara lain pengikisan dan penorekan bahan-bahan yang disebabkan oleh air,
angin dan cairan gletser.
B. Jenis-jenis Erosi
a) Erosi Air
Erosi air dimulai dari jatuhnya air hujan. Air hujan tersebut tidak mampu
memecahkan agregat (bahan-bahan mineral yang tidak bergerak seperti batu kerikil dan
debu) dan menghempaskan partikel-partikel bersama percikan air hujan.
Adapun bentuk atau tipe erosinya sebagai berikut :
a. Erosi percikan yang terjadi karena percikan air hujan yang kemudian mengalir
menuruni lereng-lereng secra terus menerus.
b. Erosi permukaan yang terjadi karena aliran air yang mengalir secara terus
menerus.
c. Erosi parit yaitu aliran erosi berbentuk parit-parit.
b)Erosi angin
Erosi angin terjadi di daerah berpasir, mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
Proses pengikisan bantuan yang dilakukan oleh angin disebut deflasi. Proses erosi ini
hanya terjadi di daerah yang kering, misalnya : padang pasir dan pantai berpasir.
c)Erosi Gletser
Erosi gletser disebut juga extarasi gletser atau es. Terdapat di daerah kutub dan
puncak-puncak gunung tinggi seperti Gunung Himalaya, Alpen, Rocky Mountain,
pegunungan Jaya Wijaya.
d)Erosi Abrasi
Erosi abrasi menyebabkan terbentuknya cliff. Cliff adalah lereng dengan dinding
bagian atas menggantung karena dinding bagian bawah telah terkikis oleh gelombang air
laut.
C.Faktor Penyebab Erosi Tanah
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah iklim, tanah,
topografi, vegetasi, dan campur tangan manusia.
a. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi tanah adalah hujan.
Tenaga yang dimiliki oleh butir-butir hujan mengikis permukaan tanah, kemudian
menghayutkan melalui aliran permukaan. Tingkat erosi tanah yang dihasilkan
bergantung pada jumlah dan intensitas curah hujan.
b. Tanah
Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah sebagai berikut:
a) Tekstur tanah, yaitu perbandingan antara jenis liat, lempung, dan pasir.
b) Struktur tanah, yaitu susunan butir-butir tanah yang terdiri dariTiat,
lempung, dan pasir.
c) Infiltrasi, yaitu proses masuknya atau meresapnya air ke dalam tanah
melalui permukaan tanah secara vertikal.
d) Kandungan bahan organik, yaitu banyaknya bahan organik dan humus
sehingga menentukan struktur tanah dan daya tahan air tanah.
c. Topografi
Topografi adalah bentuk kemiringan dan panjang lereng yang dapat
menentukan laju aliran air di permukaan. Pada lahan datar percikan a ir
melemparkan partikel tanah ke segala arah, sedangkan pada lahan miring partikel
tanah banyak yang terlempar ke arah bawah sesuai dengan kemiringan lereng.
d. Vegetasi
Vegetasi penutup lahan antara lain berfungsi menahan jatuhnya air hujan
langsung ke tanah dan menahan kecepatan aliran permukaan.
e. Campur Tangan Manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengelola hutan dan
mengolah lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, terutama terjadinya
erosi. Penebangan hutan secara liar merupakan contoh yang sangat umum hingga
saat ini.
D. Akibat Erosi
a) Erosi air mengakibatkan terseretnya tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Membawa tanah dari daerah asalnya ke tempat yang lain, dn
juga bisa mengakibatkan frakmega atau hancuran batuan.
b) Erosi angin mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
c) Erosi gletser mengakibatkan terjadinya longsor es slju dari bukit atau gunung salju.
d) Erosi abrasi mengakibatkan terjadinya cilff (lereng dengan dinding bagian atas
menggunung karena dinding bagian bawah tanah terkikis oleh gelombang air laut).
E. Cara Penanggulangan Erosi
1). Salah satu sistem pengendalian erosi secara mekanis adalah barisan gulud yang
dilengkapi rumput penguat gulud dan saluran air di bagian lereng atas. Sistem itu
bermanfaat untuk mengurangi laju limpasan permukaan dan meningkatkan resapan air ke
dalam tanah. Hal ini dapat diterapkan pada tanah dengan infiltrasi/permeabilitas
tinggi dan tanah-tanah yang agak dangkal dengan lereng 10 sampai 30 derajat.
2). Teras Bangku/teras siring. Dibuat dengan cara memotong lereng dan
meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga. Teras
siring bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. Cara ini diterapkan
pada lahan dengan lereng 10 hingga 40derajat, tanah dengan solum dalam (> 60 cm),
tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun
bagi tanaman seperti aluminium dan besi.
2. Rorak Adalah lubang atau penampang yang dibuat memotong lereng yang
berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan. Lubang ini
bermanfaat untuk:
a) Memperbesar peresapan air ke dalam tanah;
b) Memperlambat limpasan air pada saluran peresapan; dan
c) Sebagai pengumpul tanah yang erosi sehingga sedimen tanah lebih mudah
dikembalikan ke bidang olah.
Ukuran rorak sangat bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya
limpasan permukaan. Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 1-2 m, lebar 0,25-
0,50 m dan dalam 0,20-0,30 m. Atau, panjang 1- 2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5
m. Jarak antar- rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas
dengan rorak di bawahnya 3-5 m.
Selain rorak ada cara yang lain untuk membantu peresapan air ke dalam tanah, yaitu
dengan tehnik biopori. Biopori juga dapat membantu penyuburan tanah, karena di dalam
lubang itu dimasukkan sampah organik.
3. Embung merupakan bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen
limpasan air permukaan dan air hujan. Bangunan ini bermanfaat untuk menyediakan air
pada musim kemarau. Agar pengisian dan pendistribusian air lebih cepat dan mudah,
embung hendaknya dibangun dekat dengan saluran air dan pada lahan dengan kemiringan
5 hingga 30 derajat. Tanah-tanah bertekstur liat atau lempung sangat cocok untuk
pembuatan embung.
4. Mulsa adalah bahan- bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau
digunakan untuk menutup permukaan tanah.
Bermanfaat untuk mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari
pukulan langsung butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah.
5. Dam Parit adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit
dengan tujuan menampung aliran air permukaan sehingga dapat digunakan untuk
mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi,
dan sedimentasi.
Keunggulan dam parit adalah:
a) Menampung air dalam volume besar akibat terbendungnya aliran air di
saluran/parit.
b) Tidak menggunakan areal/lahan pertanian yang produktif.
c) Mampu mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri di seluruh daerah
aliran sungai (DAS).
d) Menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi dan
hilangnya lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi.
e) Memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah
DAS, sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.
f) Biaya pembuatan lebih murah, sehingga dapat dijangkau petani.

Anda mungkin juga menyukai