Anda di halaman 1dari 5

Aprilia Dwi Pramesti

150405005
Konservasi Lahan dan Air
EROSI
A. PENGERTIAN EROSI
Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh media alami (air dan angin).
Tanah dan air merupakan sumber daya alam utama yang mempunyai pengaruh
besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah
dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya faktor-faktor penyebab erosi.
Keseimbangan alam mengakibatkan tanah dapat mengalami proses erosi atau pengikisan
secara sendirinya, erosi ini sering disebut dengan erosi geologi atau geological erosion.
Erosi jenis ini tidak berbahaya karena lajunya seimbang dengan pembentukan tanah di
tempat terjadinya erosi tersebut. Kehadiran manusia disadari atau tidak, mulai
meningkatkan laju erosi. Erosi ini dikenal sebagai erosi dipercepat atau accelerated
erosion. Menyadari akan bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh erosi, manusia telah
berusaha untuk mengendalikannya. Pengendaliannya di sini bukan berarti mencegah
erosi, tetapi mengurangi laju kehilangan tanah mendekati laju yang terjadi pada kondisi
alami.
Erosi adalah istilah yang digunakan bidang geologi untuk menggambarkan proses
pembentukan alur-alur atau parit-parit dan penghanyutan bahan-bahan padat oleh aliran
air. Erosi dan sedimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya kapasitas saluran atau
sungai akibat pengendapan material hasil erosi. Dengan berjalannya waktu, aliran air
terkonsentrasi ke dalam suatu lintasanlintasan yang agak dalam, dan mengangkut partikel
tanah dan diendapkan ke daerah di bawahnya yang mungkin berupa: sungai, waduk,
saluran irigasi, ataupun area pemukiman penduduk. Erosi permukaan (surficial erosion)
merupakan proses pelepasan dan pengangkutan partikel tanah secara individu oleh akibat
hujan, angin atau es. Erosi percikan (erosion splash) adalah erosi yang merupakan hasil
dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan
basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan
penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi
yang ditimbulkannya.
B. PROSES EROSI
Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia maka air merupakan
penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering
maka angin merupakan faktor penyebab utamanya. Erosi tanah yang disebabkan oleh air
meliputi 3 tahap (Suripin, 2004), yaitu:a. Tahap pelepasan
a. partikel tunggal dari massa tanah.
b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin.
c. Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk
mengangkut partikel.
Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada erosi
yang disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang
gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara. Karena gravitasi bumi, partikel
tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah
bawah searah lereng. Partikel-partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori
tanah. Percikan air hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada
lapisan permukaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi
tanah. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi
genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran permukaan. Aliran
permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel-pertikel yang terlepas baik
oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliran permukaan itu sendiri. Pada saat
energi aliran permukaan menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah yang
terlepas, maka partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara atau tetap
(Suripin, 2004).
Proses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang, yaitu
bagian lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang hanyut untuk
sementara dan pada hujan berikutnya endapan ini akan terangkut kembali menuju dataran
rendah atau sungai. Pengendapan akhir terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai
dan waduk. Pada daerah aliran sungai, partikel dan unsure hara yang larut dalam
aliran permukaan akan mengalir dan mengendap ke sungai\ dan waduk sehingga
menyebabkan pendangkalan. Besarnya erosi tergantung pada kuantitas suplai material
yang terlepas dan kapasitas media pengangkut. Jika media pengangkut mempunyai
kapasitas lebih besar dari suplai material yang terlepas, proses erosi dibatasi oleh
pelepasan (detachment limited). Sebaliknya jika kuantitas suplai materi melebihi
kapasitas, proses erosi dibatasi oleh kapasitas (capacity limited).
C. JENIS-JENIS EROSI
1. Erosi Percikan ( Splash Erosion )
Erosi hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah
dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan
kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta
kerusakan erosi yang ditimbulkannya.
2. Erosi Lembar ( Sheet Erosion )
Pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang
tanah.
3. Erosi Alur ( Rill Erosion )
Erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran
kecil, dimana pada bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan
tanah.
4. Erosi Parit ( Gully Erosion )
Kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila alur –alur menjadi semakin lebar dan
dalam yang membentuk parit dengan kedalaman yang dapat mencapai 1 –2,5 m atau
lebih.
5. Erosi Sungai/Saluran
Erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan
sediment di sepanjang dasar saluran. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel
hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.
6. Longsor (landslide)
Bentuk erosi yang pangankutan atau perpindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dan
dalam volume yang besar Proses.
D. PENYEBAB TERJADINYA EROSI
1. Iklim/CurahHujan
Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada satu areal tertentu,
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui:
a) Intensitas hujan adalah banyaknya hujan persatuan waktu. Dinyatakan dalam mm/jam
atau cm/jam
b) Jumlah hujan: banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau satu
tahun dsb.
c) Distribusi hujan: penyebaran waktu terjadinya hujan

Klasifikalasi
Intensitas hujan (mm/jam)
Kurangdari6,25 Rendah(gerimis)

6,25 –12,50 Sedang

12,50 –50,50 Lebat

SangatLebat
Lebihdari50,50
Klasifikasi Intensitas Hujan (dalam Kohnke dan Bertrand, 1959)
2. Relief/Topografi
Kemiringan dan panjang lereng merupakan 2 faktor yang paling berpengaruh
terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah
konfigurasi, keseragaman dan arah lereng.

Kemiringan Lereng
a) Kemiringan dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak
horizontal 100 meter mempunyai selisih tinggi 10 meter membentuk lereng 10
persen. Kecuraman lereng 100 persen sama dengan kecuraman 45 derajat.
b) Semakin curam lereng semakin memperbesar jumlah dan kecepatan aliran
permukaan sehingga memperbesar energi angkut air.
c) Dengan semakin miring lereng maka jumlah butir-butir tanah yang terpercik
kebawah oleh tumbukan butir hujan akan semakin banyak.
Yang mempengaruhi kemungkinan yang terjadi pada lereng adalah:
a. Panjang Lereng
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik di
mana air masuk kedalam saluran atau sungai, atau sampai kemiringan lereng berkurang
demikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah.
b. Konfigurasi Lereng
Lereng permukaan tanah berbentuk cembung (konvek) atau cekung (konkav). Erosi
lembar lebih besar terjadi pada permukaan lereng cembung dari pada permukaan cekung.
Sedangkan pada permukaan cekung cenderung terbentuk erosi alur atau parit.
c. Konfigurasi Lereng
Lereng permukaan tanah tidak selalu seragam kecuramannya. Sehingga
memungkinkan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.
d. Arah Lereng
Di belahan bumi bagian utara lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi
lebih besar daripada yang menghadap ke uatara. Tanah-tanah pada lereng yang
menghadap ke selatan sedikit kandungan organik dan lebih mudah terdispersi karena
pengaruh sinar matahari.
3. Vegetasi/tumbuh-tumbuhan
Pengaruh vegetasi terhadap erosi yaitu :
a) Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah sehingga
kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi, makin
efektif mencegah terjadinya erosi.
b) Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi.
c) Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi melalui vegetasi.
4. Tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah:
a) Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas
menahan air.
b) Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse
dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan.

5. Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik
atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan
pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya, penggundulan
hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena
dapat mempengaruhi banjir.
E. DAMPAK TERJADINYA EROSI
a) Kehilangan lapisantanah
b) Kehilangan unsurhara
c) Kemerosotan produktivitas tanah
d) Kerusakan bangunan konservasi& bangunan lain
e) Pelumpuran, pengangkalan
f) Tertimbunnya lahan lain
g) Kualitas air buruk
h) Kerusakan ekosistem perairan
i) Kehilangan nyawa& harta
j) Meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan.

Anda mungkin juga menyukai