Anda di halaman 1dari 95

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulR panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatnya sehingga mahasRwa SI Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah seminar dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. “ R” DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DENGAN DIAGNOSA MEDR SKIZO RRENIA PARANOID DI RUANG
WIJAYA KUSUMA RSJ. MENUR SURABAYA” sebagai salah satu syaratuntuk
memenuhi Praktek Keperawatan Jiwa Program Ners Universitas Muhammadiyah
Surabaya.

Dalam menyusun ini, penulR tidak lepas dari bantuan, arahan dan bimbingan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.PenulR menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah seminar ini sangat jauh dari kesempurnaan, baik
pengetahuan maupun pengalaman, tentunya penulRan makalah ini sangat banyak
kekurangan. Untuk ini penulR mengharapkan kritik dan saran dari semua pihakyang
bersi Rat membangun, sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulR berharap semoga makalah seminar ini dapat berman Raat bagi kita
semua.

Surabaya, Mei 2012

PenulR
DA RTAR RI

Sampul depan

Kata Pengantar 1

Da Rtar Ri2

BAB 1 PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Tujuan penulRan 3
1.3 Man Raat 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Skizo Rrenia


5

2.2 Halusinasi 9

2.2.1 Pengertian 9

2.2.2 Proses terjadinya masalah 10

2.2.3 Pohon Masalah 16

2.2.5 Masalah Keperawatan 17

2.2.6 Intervensi 18

2.2.6 Implementasi 19

2.2.7 Evaluasi 19

BAB 3 TINJAUAN KASUS 21

AnalRa Proses Interaksi 54

Strategi Pelaksanaan 80

BAB 4 PEMBAHASAN 91

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 93

DA RTAR PUSTAKA 94
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah penyakit non RRik, seyogyanya kedudukannya setara
dengan penyakit yang lain. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap
sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya
gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta in Ralensi baik secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produkti R dan
e RRien(Keliat, 2004). Salah satu bentuk gangguan jiwa yang sering dijumpai
adalah halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa yang dimana
klien mengalami perubahan persepsi sensori palsu berupa
suara,penglihatan.pengecapan.atau penghiduan.
Menurut data tanggal 16 April 2012 di ruang Wijaya kusuma Rumah Sakit
Jiwa Menur dari 47 klien yang menderita halusinasi mencapai 54%. Ini artinya
sebagian besar gangguan jiwa adalah halusinasi di Ruang Wijaya kusuma.
Halusinasi jika tidak di tangani secara dini akan berdampak pada diri
sendiri,orang lain dan lingkungan. Salah satu dari dampak itu adalah resiko tinggi
mencederai diri,orang lain dan lingkungan.
Gangguan jiwa dapat dRembuhkan apabila segera ditangani dengan cepat dan
tepat. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup untuk mengenali tanda
dan gejala gangguan jiwa secara dini dan perlu adanya pengetahuan yang tepat
tentang cara merawat (perawatan terapeutik) kepada pasien, sehingga gangguan
jiwa dapat teratasi. Untuk itu kelompok tertarik
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mahasRwa/i mampu mengetahui
asuhan keperawatan dengan masalah utama halusinasi.

Tujuan khusus:

1. Melakukan pengkajian
2. Menegakkan diagnosa keperawatan
3. Melakukan perencanaan
4. Melakukan implementasi
5. Melakukan evaluasi
C. Man Raat
Man Raat dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Bagi MahasRwa
Penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasRwa
tentang konsep dasar halusinasi dan skizo Rrenia , serta mengasah
kemampuan mahasRwa dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat
pada pasien, khususnya pada pasien dengan masalah halusinasi.
2. Bagi institusi RSJ. Menur Surabaya
Bagi RSJ. Menur Surabaya, penyusunan asuhan keperawatan yang telah
di aplikasikan kepada pasien yang telah tercatat dalam makalah ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai re Rerensi dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien jiwa yang ada di RSJ. Menur Surabaya.
LAPORAN PENDAHULUAN
SKIZOFRENIA

1. Konsep Dasar Skizofrenia

A. PENGERTIAN

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab


(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetic dan social budaya (Rusdi Maslin, 1997)

B. PENYEBAB
1. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan pada


saudara tiri 0,9–1,8 %, bagi saudara kandung 7 -15%, bagi anak dengan
salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40 – 68%, kembar dua telur
2-15% dan kembar satu telur 61-86% (Maramis, 2005).

2. Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubungan sering timbulnya skizofrenia


pada waktu bupertas, waktu kehamilan atau puerpurium, tetapi teori ini
tidak dapat dibuktikan.

3. Metabolisme

Teori ini dikemukakan atas dasar penderita skizofrenia tampak


pucat, tidak sehat, ujung extermitas agak sianosis, nafsu makan berkurang
dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik
konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan
pemberian obat halusinogenik.

4. Susunan syaraf pusat

Penyebab skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada


diensefalon atau korteks otak, tetapi kelaina patologis yang ditemukan
mungkin disebabkan oleh perubahan post mortem atau merupakan artetak
pada waktu membuat sediaan.

5. Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak dsebabkan oleh penyakit badania, sebab hingga


sekarang tidak ditemukan kelainan patologi atau fisiologi yang khas pada
ssp tetapi Meyer mengakui bahwa sesuatu konsitusi yang interior atau
penyakit badania dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Menurut
Meyer skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul diorganiasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut
menjauhkan diri dari kenyataan (otisme)

6. Teori Sigmund Freud

Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego yang dapat timbul karena


penyebab psikogenik ataupun somatic (2) superego dikesampingkan
sehingga tidak bertenaga lagi dalam yang berkuasa serta terjadi suatu
regresi ke fase narsisme dan (3) kehilangan kapasitas untuk pemindahan
(transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

7. Euger bleuler

Penggunaan istilah skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit


ini yaitu jiwa yang terpecah belah adanya keretakan atau disharmoni antara
proses berpikir, perasaan atau perbuatan. Bleuler membagi gejala
skizofrenia menjadi dua kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses
pikir, gangguan emosi, gangguan kemauan ) gejala sekunder (waham,
halusunasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

8. Teori lain

Skizofrenia sebagai suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh


bermacam – macam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah,
maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti luas otak,
arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

9. Ringkasan

Sampai sekarang belum diketahuai dasar penyebab skizofrenia


dapat dikatakan bahwa factor keturunan mempunyai pengaruh factor yang
mempercepat yang menjadikan manifestasi atau factor pencetus . seperti
penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan
skizofrenia walaupun pengaruhnya terhadap suatu penyakit skizofrenia
yang sudah ada tidak dapat disangkal (Maramis,2006).

C. PEMBAGIAN SKIZOFRENIA.

Kreapelin membagi skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala


utama antara lain :
1. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan , gangguan proses pikir
sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya
perlahan – lahan.

2. Skizofrenia Heberfrenik

Permulaannya perlahan – lahan atau subakut dan sering timbul pada


masa remaja atau usia antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah
gangguan proses berfikir, gangguan kemauan dan adanya depersenalisasi
khas atau double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism,
neologisme atau prilaku kekanak – kanakan sering terdapat, waham dan
halusinasi banyak sekali.

3. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali usia 15-30 tahun dan biasanya akut serta
sering didahului oleh stress emosional. Mungkin sering terjadi gaduh
gelisah katatonik atau stupor katatonik.

4. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok adalah waham primer disertai dengan


waham – waham se kunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti
ternyata adanya gangguan proses berpikir, gangguan afek emosi dan
kemauan.

5. Episode Skizofrenia Akut

Gejala skizofrenia timbul secara mendadak dan pasien seperti dalam


keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini
mungkin timbul perasaan seakan – akan dunia luar maupun dirinya sendiri
berubah, semua seakan –akan mempunyai arti yang khusus baginya.

6. Skizofrenia Residual

Keadaan skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak


jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah
beberapakali serangan skizofrenia.

7. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala skizofrenia terdapat gejala yang menonjol secara


bersamaan juga gejala depresi (skizodepresi) atau gejala mania (psiko-
manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi
mungkin timbul serangan lagi.

Konsep Dasar Skizofrenia Heberfrenik


1. Batasan
Salah satu tipe skizoprenia yang mempunyai ciri-ciri :
a. Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau (disorganized)
b. Tidak terdapat waham yang sistemik
c. Afek yang datar dan tak
2. Gejala Klinik
Gambaran utama skizofrenia tipe heberfrenik berupa :
 Inkoherensi yang jelas
 Afek datar tak serasi
 Sering disertai tertawa kecil atau senyum tak wajar
 Waham/halusinasi yang terpecah-pecah isi temanya tidak terorganisasi
sebagai suatu kesadaran, tidak ada waham sistemik yang jelas gambaran
penyerta yang sering dijumpai
 Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial
 Berbagai perilaku tanpa tujuan
2. Konsep Dasar Halusinasi

A. PENGERTIAN

Persepsi dide RinRikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai


rangsang itudRadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses
penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang
dari luar,dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan,
penciuman, pendengaran,pengecapan dan perabaan. Interpretasi (ta Rsir)
terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapatmengalami gangguan
sehingga terjadilah salah ta Rsir (mRsinterpretation). Salah ta Rsir tersebutterjadi
antara lain karena adanya keadaan a Rek yang luar biasa, seperti marah, takut,
excited(tercengang), sedih dan na Rsu yang memuncak sehingga terjadi
gangguan atau perubahan persepsi(Triwahono, 2004).
Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan
antararangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan,
sensasi somatik dengan impulsdan stimulus eksternal. Dengan maksud bahwa
manusia masih mempunyai kemampuan dalammembandingkan dan mengenal
mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yangmempunyai ego
yang sehat dapat membedakan antara Rantasi dan kenyataaan. Mereka dala

,/mmenggunakan proses pikir yang logR, membedakan dengan


pengalaman dan dapat memvalidasikanserta mengevaluasinya secara akurat
(Nasution, 2003).
Perubahan persepsi sensori ditandai oleh adanya halusinasi. Beberapa
pengertian mengenai halusinasi di bawah ini dikemukakan oleh beberapa ahli:
1. Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus)
mRalnyapenderitamendengar suara-suara, bRikan di telinganya padahal tidak ada sumber
dari suarabRikan itu (Hawari, 2001).
2. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indera (Raacs,
2002).
3. Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa
adanya
rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sRtem penginderaan dimana
terjadi pada saatkesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya
rangsangan tersebut terjadi padasaatklien dapat menerima rangsangan dari luar dan
dari dalam diri individu. Dengan kata lainklien berespon terhadap rangsangan yang
tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dantidak dapat dibuktikan (Nasution,
2003).
4. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikansesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangandari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimuluseksteren: persepsi palsu (MaramR, 2005).
5. Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa
melihat,mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada
sesuatu rangsangyang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2005).
6. Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).
7. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin,
barang,kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun
(MaramR,2005).
8. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkRar
dari suarasederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien
berespon terhadapsuara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai halusinasi di
atas,makan peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah persepsi klien
melalui pancaindera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.
Sedangkan halusinasipendengaran adalah kondRi dimana pasien mendengar suara,
terutamanya suara-suara orang yangsedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

Menurut Stuart (2007), Raktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:


1. Raktor predRposRi
a. BiologR
Abnormalitas perkembangan sRtem sara R yang berhubungan dengan
respon neurobiologRyang maladapti R baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yangberikut:
 Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih
luas dalamperkembangan skizo Rrenia. Lesi pada daerah Rrontal, temporal
dan limbik berhubungandengan perilaku psikotik.
 Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan
dengan terjadinya skizo Rrenia.
 Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yangsigni Rikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
klien dengan skizo Rrenia kronR,ditemukan pelebaran lateral ventrikel,
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil(cerebellum). Temuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
b. PsikologR
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondRipsikologR klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguanorientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
KondRi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:
kemRkinan, kon Rliksosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam)
dan kehidupan yang terRolasi dRertaRtress.
2. Raktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanyahubungan yang bermusuhan, tekanan, Rolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping
dapat mengindikasikan kemungkinankekambuhan (Keliat, 2006).Menurut Stuart
(2007), Raktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. BiologR
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
in Rormasi sertaabnormalitas pada mekanRme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuanuntuk secara selekti R menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untukmenentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. S/umber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
3. Tanda dan gejala halusinasi.
MenurutStuart & Laraia (2001), seseorang yang mengalami halusinasi biasanya
memperlihatkan gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
7. Peningkatan sRtem sara R otonom yang menunjukkan ansietas
mRalnya peningkatan nadi, perna Rasan dan tekanan darah.
8. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
10.Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
11.Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
12.Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
13.Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
14.Berkeringat banyak.
15.Tremor.
16.Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
17.Perilaku menyerang teror seperti panik.
18.Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
19.Kegiatan RRik yang mere Rleksikan Ri halusinasi seperti amuk dan
agitasi.
20.Menarik diri atau katatonik.
21.Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks.
22.Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.
4. Tahapan halusinasi
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 Rase menurut Stuart dan Laraia
(2001) dan setiap Rase memiliki karakterRtik yang berbeda, yaitu:
a. Rase I (Con Rorting Non Psikotik)
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba untuk ber Rokus pada pikiran yang menyenangkan
untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
b. Rase II (Condeming Non Psikotik)
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali
dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. DRini terjadi peningkatan tanda-tanda sRtem sara R otonom akibat
ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan
tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori,mulai merasakan kehilangan
kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita dan perhatian terhadap
lingkungan menurun.
c. Rase III ( Controling Psikotik)
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah
pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain,
berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada
dalam kondRi yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan
orang lain.
d. Rase IV (Conquering Psikotik)
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah
halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu
berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak dapat berhubungan secara nyata
dengan orang lain atau lingkungan. KondRi klien sangat membahayakan.

5. Rentang Respon

Respon Adapti R Respon Maladapti R

- Pikiran logR - Kadang proses - Gangguan


- Pikiran akurat berpikir proses berpikir
- Emosi terganggu - Halusinasi
terkontrol - Ilusi - Kerusakan
- Perilaku cocok - Emosi labil proses emosi
terorganRasi - Perilaku tidak - Perilaku tidak
- Hubungan biasa terorganRir
sosial - Menarik diri
harmonR.

 Pikiran LogR
Yaitu ide yang berjalan secara logR dan koheren.
 Persepsi Akurat
Yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului
oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada di
dalam maupun di luar dirinya.
 Emosi KonsRten
Yaitu mani Restasi perasaan yang konsRten atau a Rek keluar dRertai
banyak komponen RRiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
 Perilaku Sesuai
Perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah
masih dapat diterima oleh norma-norma social dan budaya umum yang berlaku.
 Hubungan Social HarmonR
Yaitu hubungan yang dinamR menyangkut hubungan antar individu dan
individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerjasama.

 Proses Pikir Kadang Terganggu (Ilusi)


Yaitu meni Restasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat pancaindra
yang memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu di otak kemudian
diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya.
 Emosi Berlebihan AtauKurang
Yaitu meni Restasi perasaan atau a Rek keluar berlebihan atau
kurang.
 Perilaku Tidak Sesuai atauBiasa
Yaitu perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaianmasalahnya tidak
diterima oleh norma - norma social atau budaya umum yang berlaku.
 Perilaku Aneh atau TidakBiasa
Perilaku individu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya
tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budayaumum yang berlaku.
 Menarik diri
Yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,menghindari
hubungan dengan orang lain.
 Rolasi sosial
Menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam berinteraksi.

Berdasarkan gambar diketahui bahwa halusinasi merupakan respon persepsi


paling maladapti R. Jika klien sehat, persepsinya akurat, mampu mengidenti Rikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan in Rormasi yang diterima melalui panca
indra (pendengaran, penglihatan,penghidu, pengecapan, dan perabaan), sedangkan
klien dengan halusinasi mempersepsikan suatustimulus panca indra walaupun
sebenarnya stimulus itu tidak ada.
6. Identi Rikasi Adanya Perilaku Halusinasi
1. Bentuk / jenR halusinasi.
- Menanyakan apakah klien mendengar,melihat, mencium bau, merasakan
perabaan di permukaan kulit, merasakan sesuatu pada indera pengecapan.
2. Ri Halusinasi
- Menanyakan suara apa yang didengar
- Apa bentuk bayangan yang dilihat
- Bau apa yang dicium
- Rasa apa yang dikecap
- Merasakan apa yang di permukaan tubuh
3. Waktu dan Rrekuensi Halusinasi
- Kapan pengalaman halusinasi itu muncul
- Bila dimungkinkan klien di minta menjelaskan kapan persR waktu
terjadinya halusinasi tersebut.
4. Situasi Pencetus Halusinasi
- Menanyakan pada klien perRtiwa dan kejadian yang dialami sebelum
halusinasi muncul.
- Mengobservasi apa yang diambil klien menjelang munculnya halusinasi.
5. Respon Klien
- Apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi.
- Apakah masih bRa mengontrol stimulus halusinasi / sudah tidak berdaya
lagi terhadap stimulus.
7. Macam-macam Halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran
Individu mendengar suara hewan, kejadian alamiah musik, manusia yang
membicarakan mengejek, memerintah, menertawakan, mengancam padahal
tidak ada suara di sekitarnya.
2. Halusinasi Penglihatan
Individu melihat pandangan orang, binatang / barang lain yang dikenalnya
sesuatu yang tidak berbentuk (Sinar, Kilatan / Cahaya) padahal tidak bRa.
3. Halusinasi Penciuman
Halusinasi ini jarang didapatkan, individu yang mengatakan mencium bau-
bauan seperti bunga, bau kemenyan yang tidak ada sumbernya.
4. Halusinasi Pengecapan
Biasanya terjadi dengan halusinasi bau/hirup. Individu merasa mengecap
suatu rasa di mulutnya.
5. Halusinasi Peraba
Individu merasa diraba, ditiup, dRinari, seperti ada ulat bergerak di bawah
kulitnya tanpa ada stimulus yang terlihat.
6. Halusinasi Kinestetik
Merasakan Rungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena dan arteri.
7. Halusinasi VRceral
Seperti ada rasa-rasa tertentu yang terjadi didalam/organ tubuhnya.
8. Halusinasi hipnogogik yaitu sensori persepsi yang bekerja salah tepat
sebelum tidur
9. Halusinasi hipnopompik yaitu sensori persepsi yang bekerja salah tepat setelah
bangun tidur.
C. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri Ggg pemeliharaan


sendiri.orang lain dan kesehatan
lingkungan

CP:Perubahan persepsi sensori ; Sindrom de RRit


halusinasi pendengaran perawatan diri

Toleransi aktivitas
Interaksi sosial kerusakan
menarik diri

HDR kronR
Ketidake Rekti Ran
penatalaksanaan program
terapeutik Koping individu tidak e Rekti R

Ketidake Rekti Ran koping


keluarga ketidakmampuan
keluarga merawat klien di rumah

Kurang Pengetahuan
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
 Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
 Kekerasan, resiko tinggi; mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
 Interaksi sosial, kerusakan; menarik diri
 Harga diri rendah kronR
 Intoleransi aktivitas
 Sindrom de RRit perawatan diri ; mandi / kebersihan, berpakaian /
berhias.
 Ketidake Rekti Ran penatalaksanaan program terapeutik.

2. Data yang Perlu Dikaji

a. Perubahan persepsi sensori, halusinasi pendengaran


DS : - Suara-suara itu selalu saya dengar dan mengganggu saya.
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyeluruh
untuk memukul, dsb.
- Suara-suara datang saat saya sedang sendiri
DO : - Klien bicara dan tertawa sendiri
- Klien tiba-tiba marah
- Ekspresi muka tegang dan mudah tersinggung
b. Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DS : - keluarga klien mengatakan klien bila marah membanting barang
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruh
untuk memukul, dsb.
DO : - Klien gelRah
- Klien terlihat marah-marah dengan memukul orang lain
- Bermusuhan, merusak, menyerang
c. Gangguan Interaksi Sosial: menarik diri
DS : - klien mengatakan malas untuk berinteraksi dengan orang lain
- keluarga klien mengatakan klien lebih banyak menyendiri
DO : - Klien menyendiri di suatu tempat
- Menghindar dari pergaulan dengan orang lain
- Tidak mampu memusatkan perhatian
- Selalu menunduk saat diajak bicara

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi perilaku kekerasan pada diri sendiri, orang lain, lingkungan
2. Perubahan persepsi sensori ; halusinasi pendengaran
3. Kerusakan Interaksi sosial ; menarik diri
R. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan : Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
DS : - Suara-suara itu selalu daya dengar dan mengganggu saya.
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyeluruh
untuk memukul, dsb.
- Suara-suara datang saat saya sedang sendiri
DO : - Klien bicara dan tertawa sendiri
- Klien tiba-tiba marah
- Ekspresi muka tegang dan mudah tersinggung
Diagnosa Pasien: Keluarga:
Keperawatan
SP 1 SP 1
PSP: Halusinasi a. Mengenal halusinasi: a. Mengidenti Rikasi masalah kel
- Ri dalam merawat pasien
- Rrekuensi b. Menjelaskan proses terjadinya
- Waktu terjadinya halusinasi.
- Situasi pencetus c. Menjelaskan cara merawat pasien
- Perasaan saat terjadi d. Bermain peran cara merawat
halusinasi e. RTL keluarga/jadual kel u/ merawat
b. Latih mengontrol halusinasi pasien
dengan cara:
- Menghardik
c. Memasukkan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP 2 SP 2
a. Evaluasi kegiatan yang lalu a. Evaluasi kemampuan kel (SP1)
(SP 1) b. Latih kelg merawat pasien
b. Melatih berbicara dengan c. RTL keluarga./jadual kel u/ merawat
orang lain saat halusinasi pasien
muncul
c. Masukkan Jadwal
SP 3
SP 3 d. Evaluasi kemampuan kel (SP2)
a. Evaluasi kegiatan yang lalu e. Latih kelg merawat pasien
(Sp1 & 2) f. RTL keluarga./jadual kel u/ merawat
b. Melatih kegiatan agar pasien
halusinasi tdk muncul
c. Masukkan jadwal.
SP 4
SP 4 a. Evaluasi kemampuan klg
a. Evaluasi jadwal pasien yang b. Evaluasi kemampuan pasien
lalu (SP 1, 2, 3) c. RTL kelg:
b. Menanyakan pengobatan - Rollow up
sebelumnya. - Rujukan.
c. Menjelaskan tentang
pengobatan (5 benar)
d. Melatih pasien minum obat
e. Masukkan jadwal.

G. IMPLEMENTASI
Menurut Keliat (2006), implementasi keperawatan dResuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah
utama yang aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum
melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai
dengan kondRi klien pada saat ini (here and now). Hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.

H. EVALUASI
Evaluasi menurut Keliat (2006) adalah proses yang berkelanjutan untuk
menilai e Rek dari tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi dilakukan terus
menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi
dapat dibagi menjadi dua jenR yaitu evaluasi proses atau Rormati R yang dilakukan
tiap selesai melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi hasil atau sumati R yang
dilakuk/an dengan membandingkan respons klien dengan tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP dengan
penjelasan sebagai berikut:
S : Respon subjekti R klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. Dapat
diukur dengan menanyakan pertanyaan sederhana terkait dengan tindakan keperawatan
seperti “coba Mas sebutkan kembali bagaimana cara mengontrol atau memutuskan
halusinasi yang benar?”.
O : Respon objekti R dari klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku klien pada saat tindakan dilakukan.
A : AnalRR ulang atas data subjekti R dan objekti R untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan
masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analRa pada respon klien yang
terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut perawat. Rencana tindak lanjut dapat
berupa:
a. Rencana diteruskan, jika masalah tidak berubah.
b. Rencana dimodi Rikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan tetapi
hasil belum memuaskan.
c. Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan
masalah yang ada serta diagnosa lama diberikan.

Hasil yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien dengan halusinasi


adalah:
a. Klien mampu memutuskan halusinasi dengan berbagai cara yang telah diajarkan.
b. Klien mampu mengetahui tentang halusinasinya.
c. Meminta bantuan atau partRipasi keluarga.
d. Mampu berhubungan dengan orang lain.
e. Menggunakan obat dengan benar.
f. Keluarga mampu mengidenti Rikasi gejala halusinasi.
g. Keluarga mampu merawat klien di rumah dan mengetahui tentang cara mengatasi
halusinasi serta dapat mendukung kegiatan-kegiatan klien.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

RUANG RAWAT: Wijaya kusuma TANGGAL DIRAWAT: 09-04-


2012

I. IDENTITAS KLIEN

InRial : Tn. “ R” (L) Tanggal Pengkajian : 16-04-2012

Umur : 28 tahun RM No. : 0410xx

In Rorman : Klien + RM

II. ALASAN MASUK


Marah-marah, memukul keluarga.
- Keluhan utama:
Klien mengatakan mendengar suara-suara orang yang mengejek dirinya.
III. RAKTOR PREDRPOSRI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimnasa lalu? Pernah
2. Pengobatan sebelumnya? Kurang berhasil
3. Pengalaman
Aniaya RRik ada (8 thn) bila klien tidak mau belajar dipukul
dengan sapu hingga sapu patah.
Aniaya seksual tidak ada
Penolakan tidak ada
Kekerasan dalam keluarga ada (8 thn) ayah sering memukuli klien,karena
klien anak yang bandel
Tindakan kriminal tidak ada
Jelaskan No. 1,2,3 :
- Sejak 9 tahun yang lalu (2003) klien menunjukkan gejala aneh, tanpa sebab
merasa ibunya ribut dengan orang lain, klien ingin melindungi ibunya
dengan menggunakan parang,bRa dihalangi ayahnya. Berobat ke
alternative, diberi obat warna kuning dan putih, pengobatan hanya 4 bulan
karena klien menolak minum obat.
- Tahun 2011 klien sering marah dan berantem dengan teman kerjanya,
sehingga klien di keluarkan dari tempat kerja.
- Tahun 2012, sejak bulan Rebruari klien sering marah sama keluarga bila
keuinginan tidak dituruti (makan/rokok)
- 4 hari sebelum MRS klien suka tertawa dan bicara sendiri, marah sampai
memukiul orang tua,memukul tiang lRtrik,menggali dengan menggunakan
linggR
Masalah Keperawatan :Resiko menciderai diri,orang lain dan
lingkungan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan waktu kecil sering di pukuli ayahnya,sehingga merasa
dendam dengan ayamhnya. dan kepalanya perna tersiram air keras sehingga
tidak bRa tumbuh rambut.
Masalah Keperawatan : Respon paska trauma

IV. RRIK
1. Tanda Vital : TD:110/80 mmHG N :86x/mnt
S: 36,2°C P: 18 x/mnt
2. Ukur : BB: 65kg TB: 170 cm
3. Keluhan RRik
Jelasakan : Pada pemeriksaan RRik tidak ditemukan kelainan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

V. PSRKOSOSIAL
1. Genogram
Klien mengatakan anak ketiga dari empat bersaudara, klien tinggal
bersama orang tuanya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri:
Klien mengatakan tidak menyukai kepalanya, karena tidak bRa
tumbuh rambut.
b. Identitas :
Klien mengatakan belum menikah, klien mengatakan sekolah
sampai kls 2 SD, klien seorang laki-laki yang tidak bekerja
c. Peran :
Klien mengatakan dirnya sebagai anak yang suka bekerja untuk
membantu orang tua. Di RSJ klien hanya diam , menonton TV dan tidur.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera pulang dan mencari kerja untuk
membantu orang tuanya.
e. Harga diri :
Klien mengatakan malu dengan kepalanya yang tidak tumbuh
rambut, shg selalu memakai topi.
Masalah Keperawatan:HDR kronR

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan guru ngajinya adalah orang yang berarti
dalam hidupnya.
b. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat :
Saat dirumah klien mudah marah sehingga sering berantem
dengan teman.Saat di RSJ dalam berinteraksi klien memilih-milih
teman, kadang tampak menyendiri.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Karena klien mudah marah, kadang temannya menolak saat di
panggil.
Masalah Keperawatan :Kerusakan interaksi sosial.
4. Spiritual
a. Nilai dari kenyakinan :
Klien mengatakan agamanya Rlam, merasa semua yang terjadi
adalah takdir.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan jarang sholat,selama di RSJ tidak pernah melakukan
sholat
Masalah Keperawatan : DRtres spiritual

GENOGRAM

X X X

X
28

keterangan :
= Laki-laki …… = Tinggal satu rumah

= Perempuan 28 = Umur klien

X = Meninggal = GarR penghubung

= Orang yang dekat dg klien

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
Penampilan rapi, bersih.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan :Mampu memulai pembicaraan
Klien mau berbicara dan menjawab pertanyaan dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik : Tenang
Menolak mengikuti kegiatan yang diarahkan (rehabilitasi)
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan :Sedih
Klien merasa sedih bila mengingat masa lalunya.
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
5. A Rek :Sesuai
Saat menceritakan masa lalu klien tampak murung.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi Selama Wawancara : kontak mata cukup
Saat wawancara klien mampu mempertahankan kontak mata.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi :Halusinasi pendengaran
Klien mengatakan mendengar suara anak kecil yang mengejek, saat
mendengar klien merasa jengkel dan ingin marah.Klien mengatakan bRikan
itu muncul saat sendiri dan akan tidur, saat halusinasi muncul klien tampak
bicara sendiri. Tahapan halusinasi klien pada Rase II
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
8. Proses Pikir :-
Klien dapat berkomunikasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Ri Pikir :-
Klien dapat memberi jawaban sesuai pertanyaan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran :
Klien mengatakan sudah seminggu lebih berada di RSJ Menur.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori :
Klien mampu mengingat kejadian masa lalu, dan kejadian baru saja
terjadi.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :


Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung sederhana
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian :
Perawat: maa R mas.apa masih sering dengar suara-suara bRikan gak?
Pasien: ya masih sih,tapi kadang. Mungkin itu Cuma pikiranku aja karena
lagi banyak yang aku pikirkan.
Perawat:menurut mas bRikan itu nyata gak?
Pasien: gak tau tapi gak wujudnya
Klien mengerti halusinasinya dan menurut klien hal itu sangat
mengganggu bagi dirinya. Klien mengatakan bahwa halusinasinya itu tidak
berwujud.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya Tilik Diri : menyadari penyakit yang diderita
Perawat: mas tau gak dRini tempat apa?
Pasien:(senyum )iya tau
Perawat:menurut mas kenapa dibawa kesini?
Pasien:aku pernah ada gangguan jiwa.
Klien tahu kalau saat ini dirinya dalam pengobatan.
Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir

VII. KEBUTUHAN PULANG


1. Kamampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan :
Klien mampu makan sendiri, ganti pakaian setelah mandi.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari :
a. Perawatan diri :
Klien mandi sendiri, ganti pakian setelah mandi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. NutrRi :
- Apakah anda puas dengan pola makan anda? Ya
- Apakah anda makan memRahkan diri? tidak
Jelaskan : klien makan di ruang makan bersama teman-temannya.
- Rrekuensi makan : 3 kali
- Rrekuensi udapan : 2 kali
- Na Rsu makan : meningkat
- Diet khusus : tidak ada
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

c. Tidur :
- Apakah ada masalah ? Ya
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? Tidak
- Apakah anda kebiasaan tidur siang? Tidak
- Apakah yang menolong anda untuk tidur? Tidak ada kebiasaan
ketika mau tidur.
- Waktu tidur malam : jam20.00WIB,waktu bangun jam 04.00 WIB.
- Terbangun saat tidur : Ya
- GelRah saat tidur : ya
- Penjelasan : Klien mengatakan kalau malam tidak bRa tidur.
Masalah Keperawatan : Gannguan pola Rtirahat dan tidur
3. Kemampuan klien dalam :
- MengantRipasi kebutuhan sendiri : Ya
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Ya
- Mengatur kebutuhan obat : Tidak minum obat
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ( Rollow up) : Ya

Penjelasan : klien bmerasa jenuh minum obat, sehingga perlu


pengawasan saat minum obat.

Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik ine Rekti R

4. Klien memiliki sRtem pendukung :


Klien kurang mendapat dukungan dari keluarga, keluarga jarang
menjenguk.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga ine Rekti R

5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau


hobi? Tidak, klien menolak bekerja karena dendam dengan ayahnya..
Masalah Keperawatan :Koping ine Rekti R

VIII. MEKANRME KOPING


1. Adapti R
- Bicara dengan orang lain
2. Maladapti R
- Marah
- Memukul
- Malas kerja
- Merokok

Masalah Keperawatan : Koping individu in e Rekti R

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesi Rik: klien kurang mendapat
dukungan dari orang tua dan keluarga.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesi Rik: klien orang yang ceria
dan mudah bergaul, saat sakit kontak mata klien kurang, klien sering
menyendiri.
 Masalah dengan pendidikan, spesi Rik: klien sekolah sampai kelas 2 SD.
 Masalah dengan pekerjaan, spesi Rik: klien tidak bekerja,saat bekerja klien
sering berantem dengan temannya.
 Masalah dengan perumahan, spesi Rik: klien tinggal dengan orang tua
kandungnya dan saudaranya..
 Masalah ekonomi, spesi Rik: segala kebutuhan klien di cukupi orang tua.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesi Rik: bila sakit berobat ke
puskesmas.
 Masalah lainnya, spesi Rik :
Masalah Keperawatan : Kurang dukungan sosial.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


 Raktor presipitasi.
 Obat-obatan: regimen terapeutik, tidak teratur minum obat.

Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang kesehatan


mental

XI. DATA LAIN-LAINmm


Hasil Laboratorium ( 31-04-2012)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
SGOT 14 /L L= ≤ 31
SGPT 10 /L L=≤ 31
BUN 11,2 mg/dl L= 4,4 – 23
Kreatinin 0,8 g/dl L = 0,6 – 1,2
Gula Darah Puasa 87 mg/dl L = 75 – 115
LED 20 – 45 mm/jam

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : R.20.0 (Skizo Rrenia Paranoid)
Terapi Medik : Chlorpromazine 100 mg 1 - 0 -1
Tri Rluopherazine 5 mg 1 - 0 –1

XIII. DA RTAR MASALAH KEPERAWATAN


 Resiko mencederai diri, orang lain dan llingkungan
 Respon pasca trauma
 Gangguan konsep diri : HDR
 Kerusakan interaksi social.
 DRtres spiritual
 Gangguan interaksi sosial
 Resiko cidera
 Perubahan proses pikir
 Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar
 Gangguan pola Rtirahat dan tidur
 Koping individu ine Rekti R.

ANALRA DATA SINTESA

NAMA : Tn. “ R” NIRM: 0410XX RUANGAN:WIJAYA


KUSUMA

No DATA MASALAH

01 DS:Klien mengatakan sering mendengar bRikan orang Perubahan persepsi


yang mngejek dirinya, suara itu membuat klien merasa halusinasi
jengkel dan ingin marah.. Klien mengatakan bRikan itu pendengaran
muncul saat dia sendiri dan akan tidur.

DO: Klien tampk bicara sendiri sambil memegang rokok,


kadang tersenyum sendiri
Klien cenderung tertutup dan menampakan wajah
sedih
Klien menjawab semua pertanyaan dengan lancar, tapi
menghindari kontak mata.

02 DS: Klien mengatakan mengatakan jengkel dengan suara- Resiko mencederai


suara yang di dengarnya,merasa ingin marah. diri, orang lain dan
DO: Saat halusinasi muncul klien tampak mondar- mandir lingkungan

03 DS: Klien mengatakan malu kepala tidak ditumbuhi Gangguan konsep diri:
rambut, karena pernah tersiram air keras waktu masih Harga diri rendah
kecil.
DO: Klien selalu pake topi,tidak pernah membuka topinya.

DS: Klien mengatakan sudah 2 minggu tidak pernah


04 dikunjungi Koping keluarga ine
DO: Bila ada keluarga klien lain dikunjungi, klien minta Rekti R
bareng pulang

05 DS: Klien mengatakan malas saat diajak ke tempat


rehabilitasi Gangguan interaksi
DO: Saat diajak ke rehabilitasi klien menolak, klien sosial
cenderung memilih-milih teman. menolak diajak
berinteraksi dengan smua klien.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Nama Klien: Tn. T DX. Medis : Skizofrenia

No. Reg :5125XX Ruangan : Puri Mitra

Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1 Perubahan SP 1 (PASIEN)
persepsi sensori: Klien dapat  Setelah 3x interaksi klien
halusinasi membina hubungan menunjukkan tanda – tanda 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
saling percaya percaya kepada perawat : komunikasi terapeutik :
pendengaran 
dengan perawat  Ekspresi wajah bersahabat. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Menunjukkan rasa senang.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
 Ada kontak mata. berkenalan
 Mau berjabat tangan.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang dsukai klien
 Mau menyebutkan nama.  Buat kontrak yang jelas
 Mau menjawab salam.  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
 Mau duduk berdampingan dengan  Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
perawat.  Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
 Bersedia mengungkapkan masalah  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
yang dihadapi.  Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

a. Mengenal
halusinasi:\  Setelah2x interaksi klien Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
- Isi menyebutkan :
- Frekuensi  Isi
- Waktu  Frekuensi Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (* dengar
;terjadinya  Waktu /lihat /penghidu /raba /kecap), jika menemukan klien yang sedang
- Situasi  Situasi dan kondisi yang halusinasi:
pencetus menimbulkan halusinasi  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/
lihat/ penghidu /raba/ kecap )
 Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :

 Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang,


sore, malam atau sering dan kadang – kadang )
- Perasaan saat Setelah 2x interaksi klien menyatakan Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
terjadi perasaan dan responnya saat
halusinasi mengalami halusinasi : Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasidan
 Marah beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
 Takut Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi
 Sedih perasaan tersebut.
 Senang Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien
 Cemas menikmati halusinasinya.
 Jengkel

b. Latih mengontrol
halusinasi dengan
cara:  Setelah 2x interaksi klien 1. Identifiikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika
- Menghardik menyebutkan tindakan yang terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
biasanya dilakukan untuk 2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
mengendalikan halusinasinya  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
 Setelah 2x interaksi klien  Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
menyebutkan cara baru tersebut
mengontrol halusinasi 3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
 Setelah 2x interaksi klien dapat :
memilih dan memperagakan cara  Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak
mengatasi halusinasi mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi
(dengar/lihat/penghidu/raba/kecap terjadi)
)  Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
 Setelah 2x interaksi klien menceritakan tentang halusinasinya.
melaksanakan cara yang telah  Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
dipilih untuk mengendalikan telah di susun.
halusinasinya  Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang
berhalusinasi.
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri
c. Memasukkan pujian
dalam jadwal  Setelah 3X pertemuan klien
kegiatan pasien mengikuti terapi aktivitas Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
kelompok stimulasi persepsi
SP 2:
a. Evaluasi kegiatan  Setelah 2x pertemuan diharapkan 1. Anjurkan klien untuk bicara dengan perawat saat halusinasi muncul
yang lalu (SP 1) klien mau berbicara dengan orang
b. Melatih berbicara lain bila terjadi halusinasi
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
c. Masukkan Jadwal
SP 3

a. Evaluasi
kegiatan yang  Setelah 3x pertemuan diharapkan 1. Anjurkan klien untuk mengisi kegiatan (menonton tv, membantu
lalu (Sp1 & 2) klien mau menyibukkan diri bersih-bersih dll) saat halusinasi muncul
b. Melatih dengan kegiatan saat halusinasi
kegiatan agar muncul
halusinasi tdk
muncul
c. Masukkan
jadwal.
m SP 4

a. Evaluasi jadwal 1. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan; 1. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping
pasien yang lalu o Manfaat minum obat obat yang dirasakan
(SP 1, 2, 3) o Kerugian tidak minum obat 2. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
b. Menanyakan o Nama,warna,dosis, efek terapi 3. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
pengobatan dan efek samping obat
sebelumnya. 2. Setelah 2x interaksi klien
c. Menjelaskan mendemontrasikan penggunaan obat dgn
tentang benar
pengobatan (5 3. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan
benar) akibat berhenti minum
d. Melatih pasien
minum obat
e. Masukkan
jadwal.

SP 1(keluarga)

a. Mengidentifikasi 1. Setelah 2x pertemuan keluarga, 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan
masalah kel keluarga menyatakan setuju untuk topik )
dalam merawat mengikuti pertemuan dengan perawat
pasien 2. Setelah 2x interaksi keluarga 2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/
b.Menjelaskan menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, kunjungan rumah)
proses terjadinya proses terjadinya halusinasi dan tindakan  Pengertian halusinasi
halusinasi. untuk mengendali kan halusinasi  Tanda dan gejala halusinasi
c. Menjelaskan cara  Proses terjadinya halusinasi
merawat pasien  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
d.Bermain peran halusinasi
cara merawat  Obat- obatan halusinasi
e. Libatkan  Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri
keluarga/jadual kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
kel u/ merawat bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
pasien mengatasi halusinasi )
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
SP 2 .

a.Evaluasi
kemampuan kel Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
(SP1)
b. Latih kelg - Menyenelesaikan tindakan yang
merawat pasien telah dilakukan.
c. Libatkan - Memperagakan cara merawat klien
keluarga./jadual kel
u/ merawat pasien

SP 3

a. Evaluasi
kemampuan kel Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
(SP2) - Menyebutkan tindakan yang akan
b. Latih kelg dilakukan
merawat pasien - Memperagakan cara merawat klien
c, Libatkan serta mampu membuat rencana
keluarga./jadual kel tindak lanjut
u/ merawat pasien
SP 4

a. Evaluasi
kemampuan klg Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
b. Evaluasi
kemampuan pasien - Menyebutkan tindakan yang sudah
c. Libatkan kelg: dilakukan
- follow up - Melaksanakan follow up rujukan
- Rujukan.

Keterangan :

* Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan/kekiri/kedepan seolah – olah ada teman bicara

* Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan

* Halusinasi penghidu : menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengengdus

* Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll

* Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah


POHON MASALAH

Resiko mencederai diri dan orang lain/ lingkungan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran (cp)

Rolasi sosial : menarik diri

HDR
,/IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA : Tn. “T” NIRM: 5125XX RUANGAN: PURI MITRA

TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T


23/03/15 Perubahan persepsi SP1: BHSP, mengenal halusinasi WID
Jam sensori halusinasi Rase Orientasi:
18.00 pendengaran. “Assalamualaikum bapak....” S : “Wa’alaikum salam mas”
O : Klien menjawab salam, tidak ada kontak mata.
“Perkenalkan nama saya P, senang dipanggil I. Saya S : Nama saya P,saya biasa dipanggil P
mahasRwi dari UNMUH Surabaya, Nama mas siapa? O : Klien menjawab,tidak ada kontak mata, mau
senang dipanggil siapa? berjabat tangan

Saya dinas di ruang Wijaya kusuma selama 3 minggu, akan S : Semalam tidur saya kurang, karena saya masih
merawat mas R. Hari ini saya dinas sore mulai pukul dengar suara-suara
13.00-20.00 WIB. Bagaimana perasaan mas R pagi ini? O ; Klien menjelaskan halusinasinya
apakah semalam tidurnya nyenyak?

Bagaimana kalau sekarang kita ngobrol sebentar tentang S : Ya


suara-suara itu, 30 menit saja , kita duduk di dekat ruang O : Klien mengikuti duduk di kursi dekat ruanh
perawatan perawatan
Rase Kerja: S :“ya mas I. Akhir-akhir ini saya sering mendengar
“Apakah selama ini mas R sering mendengar suara-suara suara yang mengejek-ejek saya dan menyuruh
yang tidak ada wujudnya? saya tadi juga melihat mas R kesana kemari, saya merasa jengkel dan ingin
bicara sendiri di depan jendela? sepertinya mas R tidak marah-marah mas”
suka mendengar suara itu?” O : Klien menceritakan halusinasinya,wajah terkesan
jengkel.
“apa yang di katakan suara itu?”
S :“ya pokoknya mengejek-ejek saya mas, kalau saya
dengar suara itu saya merasa ingin marah, suara itu
mengganggu saya. Kepala saya jadi terasa panas
mas, jantung saya jadi berdebar-debar setelah
dengar suara itu.”
O : Klien menceritakan isi halusinasinya

“Berapa kali suara itu muncul?” S :“biasanya sering”


“kapan yang paling sering bapak mendengar suara itu?” “ya waktu saya sendirian di kamar, tapi paling sering
siang hari ketika teman-teman tidur siang”
O : Klien menjelaskan frekuensi halusinasinya

Suara- suara tidak ada wujud itu namanya halusinasi S : ya

Rase Terminasi:
“Mas R sudah banyak bercerita, sekarang bagaimana S: Lebih tenang
perasaannya? setelah berbincang-bincang dengan saya O: Klien mengungkapkan perasaannya
barusan?”

Apa nama suara yang tidak ada wujud tadi?....bagus S : Halusinasi


O : Klien menjawab spontan

“Sekarang mas R istirahat dulu, besuk kita berbincang S : “iya mas, besok saja setelah tensi”
lagi disini, jam 15.00, 20 menit saja, saya akan mengajari “di meja depan kantor pak mantri ya mas?”
bagaimana kalau halusinasi itu datang lagi. “ ya mas saya mau masuk kamar dulu”
sampai jumpa besok pagi ya.. Assalamu’alaikum” “Wa’alaikum salam”

A : Sudah terbina hubungan saling percaya dengan


klien. klien mengenal halusinasi
m
P: SP 1 klien dipertahankan, dengan kriteria:
Melatih kemampuan klien mengenal halusinasi

20/08/14 SP 1:
Jam Rase Orientasi:
15.00 “Assalamu’alaikum.. mas R, apa masih ingat dengan S: “Wa’alaikum salam mas P”
saya?” O : Klien mau menjawab salam

“Bagaimana perasaan mas R hari ini?” S :“biasa aja mas”

“Apa mas R masih mendengar suara-suara itu lagi?” S :“Iya mas kemarin siang suara itu muncul lagi”
O : Klien menceritakan halusinasinya

“baiklah kalau begitu sesuai dengan janji kita kemarin, S :“iya mas, kita ngobrol disini aja ya?”
pagi ini saya akan kita akan ngobrol di tempat ini, saya O : Klien setuju
akan mengajari mas Rapa yang harus dilakukan bila suara-
suara tersebut muncul lagi.”

“iya mas, kita akan ngobrol selama 20 menit, bagaimana?” S :“iya, terserah mas saja”
O : Klien duduk di kursi dekat kantor perawat.
Rase Kerja:
“apakah mas R merasa terganggu dengan suara-suara itu?”
S :“Iya, saya jengkel mendengarnya, perasaan saya jadi
“Apa yang mas R lakukan ketika suara itu muncul?” tidak tenang. Ingin marah”

“Kalau mas R rasa itu mengganggu, kali ini saya akan S :“ya saya menyanyi dengan suara keras”
mengajarkan pada mas R bagaimana cara mengusir suara-
suara itu dengan cara menghardik halusinasi. Sekarang, S :“iya mas”
bisa mas R perhatikan saya...” O : Klien tampak memperhatikan
“kalau suara itu muncul katakan pada suara itu : Pergi.....
pergi.....!! saya tidak mau dengar...., kamu suara palsu!!!
Ucapkan itu berulang ulang samapi suara-suara itu hilang. S :“kalau suara itu muncul saya harus mengatakan
Baiklah, sekarang bapak tirukan saya..” :Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar...., kamu
suara palsu!!!”
“bagus sekali, coba sekali lagi...” O : klien menirukan

Rase Terminasi: S :“Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar...., kamu


“Bagaimana perasaan setelah latihan menghardik suara palsu!!!”
halusinasi dengan saya?”
S :“senang mas, dulu saya juga pernah di ajari tapi saya
sering lupa tidak menggunakan cara itu”
“Mulai sekarang kalau mas R mendengar suara-suara itu
lagi mas R harus melakukan latihan yang tadi secara
berulang-ulang sampai suara itu hilang” S :“iya mas akan saya coba” (sambil tertawa dan
mengulangi latihannya)
“Nah, besok saya akan ajarkan cara kedua untuk mencegah
suara-suara itu muncul kembali yaitu dengan cara
mengobrol dengan teman terdekat” S :“iya mas, kapan?”

“bagaimana kalau besok sore seperti tadi jam 15.00?


Setelah tensi di tempat ini?”
S :“Iya mas tapi jangan lama-lama ya?”
“iya, bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit saja?”

“baiklah, sampai jumpa lagi besok, Assalamu’alaikum..” S :“Ya besok saya kesini lagi ya mas”

S :“Wa’alaikum salam”

O: klien tampak tenang


klien kooperati R
A: Secara kogniti R, a Rekti R dan psikomotor, klien
mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasinya
P: SP 1 klien telah dilakukan.
melanjutkan ke SP 2 dengan kriteria :
- klien mampu melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang lain.
21/08/14 SP 2 : S:
Rase Orientasi:
Jam “Assalamualaikum mas R... “Wa’alaikum salam mas P”
15.00
“ Bagaimana perasaan mas R hari ini?” “saya agak ngantuk mas”

“kenapa pak apa sulit tidur?” “tidak kok mas, sudah biasa jam segini ngantuk”

Apa suara-suara yang didengar masih sering? “sudah berkurang kok mas”

“Mas R, suara yang mengejek itu. tidak nyata.. jadi tidak “sudah mas, yang kalau suara itu muncul katakan pada
usah di pikirkan, kalau mas R sulit tidur nanti suara-suara suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar....,
itu bisa muncul lagi dan mas R akan terganggu lagi” suara palsu!!!

“ Apakah mas R sudah memakai cara yang kemarin saya “iya mas”
ajarkan?”

”Bagus, katakan itu berulang-ulang ketika suara itu


muncul sampai suara itu tidak terdengar lagi.”

“boleh saja kalau R merasa nyaman dengan cara itu tapi “Ya”
menurut saya cara itu bRa menganggu teman R yang
sedang Rtirahat. Baiklah, sesuai janji kita kemarin, pagi
ini kita akan latihan cara mencegah halusinasi yang kedua
yaitu mengobrol dengan teman terdekat. Kita akan latihan
selama 15 menit dRini, bagaimana pak R?”

Rase Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah halusinasi adalah dengan
cara mengobrol dengan orang lain atau teman dekat mas R
di kamar. Apakah mas R punya teman dekat?”

” Bagus, jika mas R mulai mendengar suara-suara itu “cara menyusunnya bagaimana mas P?”
langsung saja mas R meminta tolong S atau T agar mau
berbincang-bincang dengan R. Contohnya begini “S
tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol dengan
saya”. Coba mas R lakukan seperti yang saya ajarkan
barusan!”

“oke, maa Rkan saya kalau terlalu cepat.. saya ulangi ya.. “S tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol
coba dengarkan lalu tirukan. Jika mas R mulai mendengar dengan saya.”
suara-suara itu langsung saja R meminta tolong S atau T
agar mau berbincang-bincang dengan R. Contohnya
begini : S tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol
dengan saya. Ayo mas R tirukan..”

“Ya, begitu bagus. Coba diulangi lagi..” “S tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol
dengan saya.”
“latihan ya mas R!”.
“Ya mas”
Rase Terminasi :
“Bagaimana perasaan R setelah latihan tadi?” “Senang, mudah-mudahan halusinasinya gak datng
lagi”
“ Jadi sudah 2 cara yang mas R pelajari untuk mencegah “Mengusir sama mencari teman ngobrol”
suara itu muncul. Coba sebutkan apa saja?”

“Bagus sekali R. Cobalah kedua cara ini kalau R “iya mas, besok saja ya?”
mendengar suara itu muncul. Besok kita akan belajar cara
yang ketiga yaitu melakukan aktivitas yang terjadwal.”

“Besok saja saya jelaskan, latihan kita untuk mencegah “terserah mas I saja”
halusinasi sampai sini saja, silahkan mas R untuk Rtirahat
atau mengobrol dengan temannya”

“besok pagi ketemu jam 09.00, mas R tidak keberatan ?


Mungkin hanya 20 menit, bagaimana?”

“besok , bagaimana kalau di depan jendela?” “Dikursi aja mas

“iya, terima kasih mas R. Assalamu’alaikum” “iya mas sama-sama. Wa’alaikum salam”

O:
-klien tampak mengantuk
-klien kurang kooperati R
-klien merasa tidak nyaman
-klien menolak untuk berdRkusi
A:
klien belum mampu mengontrol halusinasinya dengan
cara melakukan aktifitas yang terjadwal
P:
SP3 dipertahankan dengan kriteria:
- klien tidak akan melewatkan banyak waktu luang
sendiri, yang sering kali mencetuskan halusinasi,
sehingga klien dapat mengRi waktu luang dengan
aktifitas yang bermanfaat
22/08/14 SP 3: S:
Jam Rase Orientasi:
15.00 “Assalamualaikum mas R...” “Wa’alaikum salam”

“Bagaimana perasaan R hari ini?” “baik mas”.

“Apakah suara-suara itu masih sering muncul?” “sudah berkurang”

“bagus.. apakah mas R sudah menggunakan dua cara “sudah”


yang saya ajarkan kemarin?”
“iya mas”
“coba sebutkan?” “yang pertama kalau suara itu muncul katakan pada
suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar....,
kamu suara palsu!!! Yang kedua meminta tolong teman
untuk mengobrol “S tolong, saya mulai dengar suara,
ayo ngobrol sama saya”

“bagus sekali.. sesuai dengan janji saya sore ini kita akan “siap mas”
belajar cara ketiga yaitu dengan cara melakukan kegiatan
yang terjadwal, kita belajar selama 20 menit dRini?,
bagaimana mas R?”

Rase Kerja:
“Mas R, saya akan menjelaskan tentang cara ketiga yaitu “terserah mas”
dengan cara melakukan kegiatan yag terjadwal. Caranya,
pertama-tama kita akan menyusun jadwal kegiatan mas R “setuju mas”
bersama saya yatu kegiatan mas R mulai pagi sampai
malam hari. Kita akan menyusun jadwal kegiatan sesuai
dengan kegiatan sehari-hari yang di lakukan mas R dRini.
Kita juga bRa menambahkan kegiatan yang dRenangi mas
R seperti mengobrol, menonton TV atau menyanyi dalam
da Rtar kegiatan yang kita buat nanti, bagaiman mas R?”

“kita buat da Rtar kegiatan di kertas ini (sambil


menunjukkan kertas) lalu kita Ri dengan kegiatan mas R “Ya mas:
selama sehari penuh”

Rase Terminasi: “iya mas tidak apa-apa”


“Baiklah mas R, karena tempatnya yang tidak nyaman
digunakan untuk berdRkusi sebaiknya kita lanjutkan besok
pagi jam 9 saja di depan kantor perawat seperti biasanya,
bagaimna?”

“iya, bagaimana kalau 30 menit kita buat daftar kegiatan


harian?” “seperti biasanya saja”

“baiklah, kalau begitu silahkan melanjukan kegiatan.


Terima kasih.. sampai ketemu besok sore jam 15.00. “Wa’alaikum salam”
Assalamu’alikum” O:
-klien tampak tenang
-klien kooperati R
A:
klien belum mampu mengontrol halusinasinya dengan
cara melakukan akti Ritas yang trjadwal
P:
SP3 klien dipertahankan dengan kriteria:
- klien tidak akan melewatkan banyak waktu luang
sendiri, yang sering kali mencetuskan halusinasi,
sehingga klien dapat mengisi waktu luang dengan
aktifitas yang bermanfaat.
26/08/14 SP 3:
Jam Rase Orientasi: S:
15.00 “Assalamualaikum mas R,Bagaimana perasaan mas R “Wa’alaikum salam”
hari ini?” “baik mas”.
“Apakah suara itu masih sering muncul? “ “sudah berkurang”
“Apakah mas R sudah melakukan 2 cara yang sudah saya “sudah”
ajarkan?”

“ Apa saja, sebutkan?” “yang pertama kalau suara itu muncul katakan pada
suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar....,
“bagus!! Kita akan melanjutkan dRkusi tentang kegiatan kamu suara palsu!!! Yang kedua meminta tolong teman
bapak sehari-hari. Kita dRkusi dRini sekitar 30 menit, untuk mengobrol “S tolong, saya mulai dengar suara,
bagaimana? ayo ngobrol sama saya”

Rase Kerja:
“Sekarang sebutkan kegiatan sehari-hari pak R dan saya Mulai pagi jam 5 saya bangun pagi lalu mandi terus jam
yang akan memasukkannya pada da Rtar jadwal kegiatan enam saya minum obat dan setengah tujuh saya makan,
mas R mulai siang hari sampai malam hari?” lalu keluar kamar dan ganti baju, setelah itu saya ikut
senam pagi lalu lari-lari muter-muter ruangan. Habis itu
duduk menunggu antrian tensi sambil nonton TV. Lalu
mengobrol dengan mas I, setelah itu saya tidur sampai
pembagian snack terus masuk kamar. Jam setengah satu
saya makan bersama teman-teman saya lalu istirahat.
Sudah ya mas itu saja.”

“Menyanyi”
“apa kegiatan yang paling R sukai?”

“siap mas”
“baik lah saya masukkan kegiatan menyanyi dalam da
Rtar jadwal kegiatan mas R, tapi kalau menyanyi suaranya
yang enak, jangan terlalu keras nanti menganggu temannya
yang sedang Rtirahat”
“terserah mas”
“ok saya tulR di dalam da Rtar jadwal kegiatan mas R
(terlampir)

Rase Terminasi: “setuju mas”


“Bagaimana perasaan R setelah kita membuat da Rtar
jadwal kegiatan sehari-hari?”
“iya mas tidak apa-apa”
“lakukan jadwal yang sudah kita buat secara rutin ya mas
R, jadwal ini silahkan di simpan atau di tempelkan di dekat
tempat tidur R agar tidak lupa”

“sekarang sudah 3 cara yang saya ajarkan untuk mencegah “Hari sabtu dan minggu libur ya?”
suara-suara itu muncul. Besok pagi saya akan mengajarkan
cara keempat yaitu mencegah munculnya halusinasi
dengan cara minum obat secara teratur. Besok hari senin
kita bertemu dRini jam 9 pagi, bagaimana mas R?”

“baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum” “Wa’alaikumsalam”

O:
-klien tampak tenang
-klien kooperatif
A:
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara
melakukan akti Ritas yang terjadwal
P:
SP3 klien telah dilakukan.
Melanjutkan ke SP 4 dengan kriteria:
- klien mampu mengontrol halusinasi klien dan
27/08/14 SP 4:
Jam Rase Orientasi: S:
15.00 “Assalamualaikum mas R. Bagaimana perasaan mas R “wa’alaikumsalam, baik- baik saja mas”
hari ini?
“Apakah suara itu masih sering muncul? “ “tidak mas, saya sudah tidak mendengar suara itu
lagi,karena saya sudah punya teman ngobrol namanya
S dan jadwal kegiatan, jadi tidak ada waktu untuk
mendengar suara-suara itu lagi”

“bagus kalau begitu, pertahankan seperti itu ya R... “sudah mas”


Apakah mas R sudah melakukan 3 cara yang sudah saya “yang pertama kalau ada suara bilang gini..pergi saya
ajarkan?” tidak mau dengar, kamu suara palsu, yang kedua
mengajak mengobrol teman sekamar, yang ketiga
menulR jadwal kegiatan, yang keempat minum obat
tapi dari keempat cara itu saya lebih suka mengusir
suara itu dengan menyanyi mas”

“Apa jadwal kegiatan yang sudah dilakukan mas R sampai “saya jadi punya banyak kegiatan dan bRa mengobrol
sekarang? dengan S, saya juga bisa tidur nyenyak selama 3 hari
ini, suara-suara itu juga tidak muncul lagi. Saya ingin
cepat pulang ke rumah orang tua saya dan saya ingin
kerja lagi”

“Bagus!! Apakah pagi tadi sudah minum obat?”


“iya, saya sudah hafal obat-obatnya, yang orange
diminum pagi jam 06.00 dan malam jam 18.00, kalau
“ Baik, sesuai janji saya hari ini kita akan mendRkusikan yang biru pagi jam 06.00 dan malam jam 18.00”
tentang obat-obatan yang mas R minum. Kita akan dRkusi
selama 20 menit. DRini saja ya mas R?” “ya mas”

Rase Kerja:
“Mas R adakah bedanya setelah R minum obat secara
teratur? Apakah suara itu berkurang atau hilang?”
“ya”

“ya benar. Oleh karena itu minum obat itu sangat penting,
rupanya suara-suara yang mas R dengar dan mengganggu
mas R selama ini tidak muncul lagi kan?. Berapa obat yang “ya mas, dua macam”
R minum?”

“Warnanya apa saja?”

“baik, saya jelaskan. Ini yang warna orange (CPZ)di “Orange sama biru”
minum 2 kali sehari jam 06.00 pagi dan jam 18.00 sore,
gunanya untuk menghilangkan suara-suara itu, yang biru “Ya mas”
(T RP) juga di minum 2 kali sehari jam 06.00 dan 18.00,
gunanya biar mas R merasa tenang dan halusinasi yang
mengganggu selama ini bRa hilang. Kalau suara itu sudah
hilang obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan
ke dokter sebab kalau putus obat, mas R akan kambuh dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Nanti
kalau mRalnya obat mas R habR bRa kontrol ke dokter
untuk mendapatkan obat lagi. Mas R juga harus teliti
menggunakan obat-obat ini. Pastikan obat mas R benar.
Jangan sampai keliru dengan obat milik orang lain. Baca
nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya
dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan.
mas R juga harus perhatikan berapa jumlah sekali minum
dan harus cukup minum 10 gelas per hari”

“sekarang coba sebutkan ulang obatnya dan berapa kali di


minum?”

“bagus sekali, ternyata mas R pandai mengingat ya? “CPZ sama TPZ, 2x 1 tablet,diminum jam 6 pagi dan
Apakah jadwal minum obat sudah di masukkan pada da jam 6 malam”
Rtar jadwal kegiatan R?”
“Ya”
Rase Terminasi:
“Bagaimana perasaan R setelah kita berdRkusi tentang
obat?’

“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara- “Ya senang”
suara itu muncul?”

“coba sebutkan!” “Empat”

“yang pertama kalau ada suara bilang gini..pergi saya


tidak mau dengar, kamu suara palsu, yang kedua
“Bagus sekali mas R, Jangan lupa minum obat ya mas R, mengajak mengobrol teman sekamar, yang ketiga
minta ke perawat jika waktu minum obat telah tiba. Besok menulR jadwal kegiatan, yang keempat minum obat”
kita ketemu lagi jam 10.00 untuk mengulang lagi apa yang
sudah saya ajarkan.” “10 menit”
“mau berapa lama? 20 menit?”
“Baiklah, sampai jumpa besok. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam”.
O:
-klien tampak tenang
- klien kooperati R
A:
klian mampu mengontrol halusinansi klien dan
mengenal obat.

P:
SP4 klien dipertahankan dengan kriteria:
- klien mampu mengontrol halusinasi klien dan
mengenal obat.
28/08/14
Jam SP 4: S:
15.00 Rase Orientasi:
“Assalamu’alaikum mas R. Bagaimana perasaan mas R “wa’alaikumsalam, baik- baik saja mas”
hari ini?”

“Apakah suara itu masih muncul? “ “tidak mas, saya sudah tidak mendengar suara itu
lagi,karena saya sudah punya teman ngobrol namanya
S dan jadwal kegiatan, jadi tidak ada waktu untuk
mendengar suara-suara itu lagi”

“Bagus, apakah mas R sudah melakukan 4 cara yang “sudah mas”


sudah saya ajarkan?”
“yang pertama kalau ada suara bilang gini..pergi saya
“Coba sebutkan!” tidak mau dengar, kamu suara palsu, yang kedua
mengajak mengobrol teman sekamar, yang ketiga
menulis jadwal kegiatan, yang keempat minum obat ”
“Bagus, tidak apa-apa kalau mas R lebih nyaman dengan
menyanyi tapi R tidak boleh melupakan empat cara yang ”disini saja”
sudah saya ajarkan. Hari ini kita akan berdRkusi tentang 4
cara yang sudah saya ajarkan kemarin. Mau dimana?”

“Baiklah, mas R mau berapa lama?” “terserah mas saja”

“15 menit saja ya?” “oke”.

Rase Kerja:
“mas R apa keuntungan dari cara yang saya ajarkan “saya jadi punya banyak kegiatan dan bRa mengobrol
kemarin?” dengan T, saya juga bRa tidur nyenyak selama 3 hari
ini, suara-suara itu juga tidak muncul lagi. Saya ingin
cepat pulang ke rumah orang tua saya dan saya ingin
kerja di penggilingan tepung dekat rumah saya”

“ Bagus, kalau R punya keinginan yang baik seperti itu “iya, saya sudah ha Ral obat-obatnya, yang orange
dan perlu diingat R tidak boleh menyendiri di kamar lagi diminum pagi jam 06.00 dan malam jam 18.00, kalau
dan jangan sampai putus obat agar mas R tidak dibawa ke yang biru pagi jam 06.00 dan malam jam 18.00”
RSJ Menur lagi”

“Bagus sekali mas R, bisa menyebutkan obat-obatan yang “ya tapi tenggorokan saya mulai kering, apakah itu e
mas R minum,” Rek obat?”

“Iya mas R, itu efek obat makanya mas R harus minum “gitu ya mas”
banyak air putih agar tenggorokannya tidak terasa kering”

Rase Terminasi:
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita ngobrol tadi?” “senang mas”
“Mas R merasa lebih nyaman?” “ya”

“Ok,besok kita ketemu lagi, kita akan mendiskusikan “ya mas”


masalah mas R lagi. Besok jam 09.00?”

“baiklah mau dimana ketemu?” “disini saja”

“mau berapa lama?” “10 menit”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum” “Wa’alaikumsalam”.

O:
-klien tampak tenang
- klien kooperati R
A:
klien mampu mengontrol halusinansi klien dan
mengenal obat.
P:
SP4 klien dipertahankan dengan kriteria:
- klien mampu mengontrol halusinasi klien dan
mengenal obat.
I: Membina hubungan terapiutik dengan keluarga klien.
E: Klien belum pernah dikunjung keluarga sejak pindah
ruang Wijaya kusuma.
R:SP keluarga belum bisa dilakukan.
ANALYSA PROSES INTERAKSI

Nama MahasRwa : Widdya Puji Astuti

Tanggal : 19 Agustus 2014

Waktu : Pkl. 15.30 - 15.50 WIB (20 Menit)

Tempat : Ruang Wijaya kusuma RS Jiwa Menur

InRial Klien : Tn R

Interaksi ke : I ( Rase Perkenalan)

Lingkungan : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang

Deskripsi pasien : Penampilan rapi, baju seragam bangsal,klien merokok .

Tujuan : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
komunikasi
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALRA BERPUSAT ANALRA BERPUSAT RASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN

P : Selamat pagi Pak, boleh P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka K masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat pembuka untuk
saya duduk di sebelah percakapan dengan klien orang baru yang masuk ke memulai suatu percakapan sehingga dapat
Bapak ? K: Ekpresi datar dan berharap dengan lingkungannya terjalin rasa percaya.
sapaan sederhana P bRa
diterima oleh K.
K : pagi, silahkan. K: Ekpresi datar
P merasa senang ada
P: Memandang K tanggapan atas salam K ragu terhadap orang baru
walaupun belum
diekpresikan secara tulus

P : Wah, suasana pagi ini P : Memandang ke halaman P ingin memulai K memberikan respon Topik ringan akan memudahkan interaksi
tenang sekali ya Pak sambil melirik K percakapan dengan topik sepintas dan menunjukkan lebih lanjut
ringan sebelum masuk ke perhatian cukup terhadap P
K : Ikut melihat ke halaman lalu kondRi K
menghRap rokoknya dan
K : (diam) menunduk lagi

P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa
saya Puguh, saya menjulurkan tangan ke K diberikan penjelasan tanggapan secara ragu-ragu percaya klien terhadap perawat
mahasRwa praktek dRini tentang kedatangan P
yang akan merawat Bapak. K : Mengalihkan rokok ke tangan
kiri lalu tanpa memandang P
K : (diam) menerima uluran tangan P
P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan memudahkan
dan mendekatkan diri ke-K interaksi

K : Menoleh sebentar
P merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya
K : Menyebut nama dengan berkenalan formalitas belaka
menunduk dan menarik tangannya
K: R

P : Bapak senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat Nama panggilan merupakan nama akrab klien
dipanggil dengan nama apa dengan pasien nama yang dRukainya sehingga menciptakan rasa senang akan
K : Menoleh ke halaman adanya pengakuan atas namanya
K : Melihat ke arah P dan
K: R menjawab singkat lalu menunduk P senang walaupun K mulai tertarik dengan
lagi jawaban singkat perkenalan dengan P

P : Wah, kedengarannya P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K berpikir sejenak, Pujian berguna untuk mendekatkan perawat
enak kalau saya manggil tersenyum suasana mengngingat nama yang menjalin hubungan therapeutik dengan klien
Pak R dRukainya
K : Menunduk
K mulai merasa bahwa P
K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan datang untuk membantu K
K : Iya mendapatkan respon
P : Memperhatikan K

P : Bapak asalnya dari P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana membantu menjalin
mana Pak R? membangun keakraban ingat kedekatan dengan klien
K : Menunduk dan berpikir dengan topik sederhana
K senang karena ingat
daerah asalnya dan kembali
K : Menoleh ke P dan tersenyum P senang karena K membayangkan daerah
lalu menunduk lagi memberi respon asalnya tersebut
K : surabaya
P : Memperhatikan K

P : Wah, dekat juga ya. P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan apakah klien kronR
Bapak R sudah berapa tersenyum umum pasien mengingat atau akut
lama dRini?
K : MenghRap rokok dan
melemparkannya karena sudah
habR

K : Bicara tanpa menoleh P P khawatir kalau K membayangkan keadaan


K : 1 hari. pertanyaan membuat K yang telah lama dijalaninya
P : Memandang K tersinggung

P : Sejak tanggal berapa P : Menunjukkan perhatian P berharap dapat K berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat dikaji dengan
Bapak dRini ? memperoleh data lama menanyakan data-data pasien yang sederhana
K : Menunduk sambil memandang rawat secara lebih pasti
kakinya sambil mengkaji daya ingat
K : Yach18 Agustus K : Masih menunduk pasien
K menjawab dengan
P : Memperhatikan P senang karena mendapat sekedarnya
respon dari K

P : Sekarang Bapak R P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya ingat klien
umurnya berapa? ingat
K : Menoleh ke halaman dan
terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan K menjawab sesuai dengan
menunduk lagi sudah dapat dijawab jelas daya ingat yang
K : Em…50 tahun oleh K dimilikinya
P : Tersenyum

P : Pak R ingat nggak, P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar pasien
kenapa pak R dirawat pertanyaan tsb sangat spesi dirawat di RS Jiwa
dRini K : Menunduk Rik dan takut menyinggung
K : Menoleh ke P dan menepuk- pasien
nepuk kepalanya P lega karena K tidak
K : mukuli orang dan K menjawab ragu-ragu
tersinggung
marah-marah.

P : Pak R pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja karena
alasan pasien dirawat adanya stimulus tertentu
K : Menunduk

K : Menoleh ke halaman lalu


menunjuk-nunjuk P kaget, dan sadar kalau
K : pernah pasien mengalami K mengalami halusinasi
P : Memperhatikan respon pasien halusinasi dengar dengar

P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena K melihat P dan mencoba Dengan diam therapeutik, klien merasa
belum menemukan menceritakannya pada P didengarkan dan bercerita tentang keadaannya
K : Memandang ke halaman pertanyaan yang tepat
K : Menunjuk ke halaman dan untuk K
nyerocos
K : Saya dengar suara P : Memperhatikan P menemukan adanya K teringat kondRi
anak-anak yang mengjek halusinasi dengar keluarganya
saya

P : Bapak R sudah P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data K membayangkan keadaan Halusinasi kemungkinan terjadi karena
berkeluarga? yang terkait kata-katanya keluarganya menarik diri
K : Memandang kosong ke tadi
halaman K menikmati waham yang
P menemukan adanya dirasakannya
K : Belum K : Menunduk sambil nyerocos halusinasi yang kuat
P : Memperhatikan

P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan K membayangkan ank- Diam therapeutik akan membantu pasien
harapan pasien akan lebih anaknya mengungkapkan perasaannya pada perawat
K : Menunduk terbuka tetang dirinya
K : BerbRik pada P dengan nada
sedih
K : Suara itu selalu datang P menemukan adanya
P : Mendengarkan dengan serius halusinasi K sedih tentang ayahnya

P : Pak R, kegiatan bapak P : Menepuk bahu K P mencoba mengkaji apa K teralih karena pertanyaan Pengalihan agar klien tidak larut dalam waham
sehari-hari ngapain saja yang dilakukan saat baru dan halusinasinya
Pak ? K : Menoleh P halusinasi datang

K : Mandi, makan K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena


ehm…ya itu. pasien bRa beralih K bingung tentang yang
P : Memperhatikan respon K dilakukannya sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan
lebih dalam lebih banyak data terkait masalah klien
K : Menunduk

K tiduran K : Menoleh P K merasa dirinya harus


P menemukan respon saat rajin belajar
P : Memperhatikan halusinasi muncul

P : Bapak R betah tinggal P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K K masih terbawa oleh Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham
di sini?Suasananya enak dari waham waham dan halusinasinya pada Rase interaksi ini
ya! K : menunduk
P senang karena dapat K berusaha menjawab
K : Betah. K : Ikut melihat halaman mengalihkan perhatian sekenanya
P : memperhatikan pasien

P : Tentunya keluarga P : Memandang K sambil P ingin mengkaji K berusaha mengingat Keluarga merupakan support sRtem bagi klien
Bapak R belum tersenyum keterlibatan keluarga keluarganya sehingga harus dikaji keterlibatannya
menjenguk kesini. terhadap perawatan K
K : Menoleh P
P senang mendapatkan
K : Menunduk lagi jawaban K K ingat terhadap
K : Belum pernah datang keluarganya
P : Memperhatikan respon K

P : Kalau Pak R suka P : Memandang K P mengkaji hubungan K K mengingat hubungannya Berada di lingkungan keluarga akan membuat
pulang juga ya? dengan keluarganya dengan keluarga klien melihat realitas menyenangkan atau
K : Menunduk malahan stressor
K : Ya, tolong telp adik P senang mendapatkan K senang membayangkan
saya ya K : Menoleh P dan tersenyum jawaban sesuai pertanyaan pulang
P : Memperhatikan
P : Kalau di rumah, P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji K mengingat aktivitasnya Aktivitas di rumah merupakan data pantas
ngapain aja Pak R tersenyum aktivitas K di rumah di rumah tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga

K : Menoleh P lalu melihat ke


halaman

K : Memandang P
K : Yah ngluyur jalan – P menemukankegiatan K K menikmati waktu
jalan P : Memperhatikan respon K saat pulang. luangnya dengan bekerja

P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasnya Menarik diri membuat K asyik dengan
dengan keluarga terhadap K di rumah halusinasinya
K : Menunduk
K : Enakan diem, soalnya P mendapatkan data K menganggap ngobrol
mengganggu saya. K : Menunduk menarik diri pada K mengganggu halusinasinya
P : Memperhatikan

P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain K merenungkan Diam berguna untuk memikirkan interaksi
yang terkait keadaannya selanjutnya
K : Ikut memandang halaman
P kaget karena kembali K menikmati halusinasi
K : Suara ituterus P : Kaget dan memperhatikan menemukan adanya lihatnya
mengganggu saya. respon K halusinasi pada K

P : Pak R, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri Rase I K memperhatikan P Evaluasi Rase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget karena sudah cukup banyak mengingat nama P sehingga nantinya terjalin
nggak nama saya? K : Menoleh data yang terkaji trust
K : Memandang P dan tersenyum P senang karena K ingat K mengingat-ingat nama P
nama P
K : Puguh P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali P : Menepuk bahu K P memberikan rein K senang diberikan rein Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus
bRa ngobrol dengan pak Rorcement pada K Rorcement mendapatkan persetujuan klien agar klien
R. Bagaimana kalau besok K : Menoleh dan tersenyum ingat terhadap kontrak
kita ngobrol lagi? Sebentar
saja kok, yach cukup 20 P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak
menit saja. K : Tersenyum menentukan kontrak
K : Boleh P : Tersenyum berikutnya

P : Nah kalau Pak R P : Memandang K P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan dilaksanakan harus
setuju, nanti kita ngobrol aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan mendapat persetujuan K sehingga bila K
tentang perasaan Pak R K : Menunduk berikutnya keluar dari kegiatan dimaksud, bRa diingatkan
terhadap keluarga Pak R. tentang batasan kegiatan sesuai kontrak
Sekalian saya periksa P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan K setuju tentang kegiatan
tekanan darahnya ya. K : Mengangguk yang akan dilaksanakan
dilaksanakan
K : Ya, ya…. P : Tersenyum

P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup Rase I K menunjukkan rasa Salam penutup merupakan akhir Rase yang
kesediaan Pak R dengan mengulurkan jabat tangan percaya pada P harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya
saya, selamat sore pada klien
K : Menoleh, menjabat tangan P
K : Sore. P senang karena K mau
K : Tersenyum lalu menunduk berinteraksi dengan P K menyambut salam P

P : Tersenyum
ANALYSA PROSES INTERAKSI

Nama MahasRwa : IKE SUGIARTI NINGSIH

Tanggal : 23 MARET 2015

Waktu : Pkl. 15.00 -15.20 WIB (20 Menit)

Tempat : Ruang PURI ANGGREK RS Jiwa Menur

InRial Klien : Nn. I

Interaksi ke : II ( Fase Kerja)

Lingkungan : Ruang kamar klien, berhadapan dengan klien, suasana tenang

Deskripsi pasien : Penampilan bersih rambut terurai


Tujuan : 1. Klien dapat mengenal halusinasi
komunikasi
2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

KOMUNIKASI NON ANALRA BERPUSAT ANALRA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN

P : Selamat sore mbak,masih P: Memandang K dan P : Ingin membuka K mencoba mengingat-ingat Salam merupakan kalimat pembuka untuk
ingat dengan saya ? tersenyum percakapan dengan klien dan P memulai suatu percakapan sehingga dapat
berharap K ingat pada P terjalin rasa percaya. Mencoba mengingatkan
K : (diam) K: Ekpresi datar pasien pada perawat merupakan upaya untuk
K: Ekpresi datar K mengira P temannya mengetahui daya ingat pasien.
P merasa kecewa karena K
P: Memandang K tidak ingat pada P

P : Waah mbak lupa ya P : Menepuk bahu K, P berusaha mengingatkan K K masih mencoba Touching hand berguna menjalin rasa aman
dengan saya , yang kemarin touching hand. mengingat-ingat P klien
sore sya kesini...
K : Memandang P lama
K : (diam)

P : Ini nama saya, bisa baca P : Menunjukkan papan P merasa bahwa K harus K ingat nama P melalui Alat bantu untuk mengingat diperlukan pada
kan? Nah, nama saya siapa? nama pada K diberikan petunjuk untuk bantuan papan nama pasien
mengingat P
K : Mengeja nama P K merasa senang karena bRa
mengingat P
K : Tersenyum P senang karena K masih
ingat pada P walaupun masih
K : IKE !! P : Tersenyum samar-samar

P : Nah, mbak ingat nggak P : Memandang P dan P ingin lebih meyakinkan K K mulai ingat perRtiwa Dengan klien mengenal perawat maka akan
saya ini siapa? tersenyum apakah K masih ingat pada P minggu lalu memudahkan proses interaksi

K : Memandang P lalu
menunduk
K : Puguh, pak mantri ! P merasa senang karena K K senang karena ingat pada P
K : Memandang P dan berhasil mengingat P
menyalami P

K : Menjabat tangan K

P : Pak R, seperti yang janji P : Memandang K P mengingatkan kontrak K mencoba mengingat Setiap interaksi harus berdasarkan kontrak
kita minggu lalu, sekarang dengan K kontrak yang sudah yang telah dibuat dan klien selalu harus
kita ngobrol tentang Bapak. K : Menunduk dRepakati diingatkan pada kontak yang telah dRepakati
Bapak bersedia ngobrol K : Melihat ke arah P dan untuk memudahkan serta mengarahkan proses
dengan saya? menjawab singkat lalu P senang walaupun jawaban interaksi

K : Ya, bersedia. menunduk lagi singkat dan respon K belum K tertarik untuk ngobrol
menunjukkan ketertarikan dengan P
P : Memandang K

P : Pak R, bagaimana P : Memandang K sambil P mencoba memberikan K mulai merasa bahwa P Perhatian pada keadaan klien dapat
keadaan bapak sekarang ? tersenyum perhatian pada keadaan K datang untuk membantu K meningkatkan rasa percaya klien kepada
perawat
K : Menoleh ke P P bertanya-tanya tentang apa
yang dirasakan oleh K
K : Masih dengar suara-suara P : Memperhatikan K
K mencoba menggambarkan
pada P tentang keadaannya
sekarang

P :Kapan dengar-dengar P : Memandang K P berusaha menggali keluhan K berpikir dan mengingat- Tehnik ekplorasi digunakan untuk menggali
suaranya Pak R? K ingat data lebih jauh tentang keadaan klien
K : Menunduk dan berpikir
K : Kalau saya sedang P menemukan data adanya K berpikir tentang perannya
sendiri K : Menoleh ke P menghRap halusinasi sebagai orangtua
rokoknya

P : Memperhatikan K

P : Nah kalau dengar suara, P : Memandang K sambil P mulai mengkaji kebiasaan K berpikir dan berusaha Ekplorasi ditujukan untuk menggali aspek
apa yang biasanya pak R tersenyum klien dalam menghadapi mengingat positi R klien
lakukan? masalah
K : MenghRap rokok dan K membayangkan
K : Yach, diam saja. melemparkannya karena P berpikir apa kira-kira yang kebiasaannya bila mulai
sudah habR bRa dilakukan klien selain datang halusinasi
diam
K : Bicara tanpa menoleh P

P : Memandang K

P : Suara-suara tanpa wujud P : Memandang K dan P melihat respon klien K tampak memperhatikan Mengenal halusinasi sangat penting bagi klien
itu namanya tersenyum agar mudah melatih untuk mengontrolnya
halusinasi.sekarang kalau P berpikir tentang kegiatan
halusinasi datang,apa yang K : Menoleh P yang kira-kira dilakukan
klien K bingung tentang yang
harus dilakukan? P : Memperhatikan respon K dilakukannya sehari-hari
K : oh,halusinasi ya!

K : tidak tahu

P : Nah sekarang saya akan P : Mencoba mengajarkan P mencoba mengajarkan cara K menyetujui Mengajarkan tehnik mengontrol halusinasi
mengajarkan apa yang harus cara mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi mulai dengan cara yang sederhana.
dilakukan bila halusinasi K mencoba beri respon
datang lagi. K : Menoleh P P senang karenaada respon
dari klien
K : Ya, mau! P : Memperhatikan

P : Kalau ada halRinasi,coba P : Memperagakan cara P mencoba memberikan K memperhatikan tindakan Mengajarkan tehnik mengontrol halusinasi
pak R tutup telinga dan mengontrol halusinasi gambaran positi R bila yang diajarkan P mulai dengan cara menghardik.
bilang tidak kanu kegiatan dilaksanakan
bohong,kamu tidak nyata K : Memperhatikan
P senang karena K mampu
K : Memandang P dan mengidenti Rikasi keadaan
menggaruk-garuk kepalanya bila kegiatan dilakukan
K : -.
P : Memperhatikan respon
klien

P : Coba pak R ulangi apa P : Memandang K sambil P mengevaluasi tindakan K berusaha mengulang Pengulangan tindakan sebagai evaluasi bahwa
yang telah saya ajarkan tersenyum yang telah di ajarkan pada K tindakan yangtelah diajarkan klien mengerti apa yang telah diajarkan.

K : Memperagakan cara P senang mendapatkan K senang membayangkan


mengontrol halusinasi respon dari K tindakan yang akan
K : Bila ada halusinasi,saya dilakukan bila halusinasi
akan tutup telinga dan K : Menoleh P dan muncul
tersenyum.
bilang tidak kanu P : Memperhatikan respon K
bohong,kamu tidak nyata

P : Gimana kalau stiap kali P : Memandang K P menawarkan tehnik yang K setuju terhadap tindakan Mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi muncul, pak R telah diajarkan yang telah diajarkan menghardik adalah tindakan yang paling
lakukan hal seperti yang saya K : Menunduk mudah dilakukan oleh klien
ajarkan K : Menoleh P dan
K : Ya…ya… tersenyum P senang karena klien
menerima respon
P : Memperhatikan

P : Nah, Pak R masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan tentang Pertanyaan untuk mengingatkan diperlukan
nggak tadi kita ngomongin tersenyum ingat klien terhadap pembicaraan yang dilakukan bila klien teralihkan perhatiannya
apa? pembicaraan tadi tadi
K : Menoleh pada P
K : Masih.kalauada P senang karena K ingat pada K teringat pada pembicaraan
halusinasi, tutup telinga dan K : Mengangguk dan apa yang dibicarakan yang dilakukan barusan
bilang tidak kanu bohong, memandang P
kamu tidak nyata P : Tersenyum

P : Bagus, bRa dilakukan P : Mendekatkan diri pada K P mengaskan kembali K menunjukkan persetujuan Persetujuan harus ditegaskan kembali pada
setiap kali halusinasi datang? kesepakatan terhadapa tindakan yang pasien agar bRa dilaksanakan
K : Menoleh dan akan dilaksanakan
K : Boleh…boleh. memandang P P senang karena K setuju
terhadap tawaran P
K : Mengangguk dan
tersenyum

P : Tersenyum
P : Bagus kalau begitu. P : Menepuk pundak K P memberikan pujian pada K K senang dengan pujian yang Pujian dengan touching hand membangun rasa
diberikan percaya diri klien sehingga termotivasi untuk
K : Tersenyum melaksanakan kegiatan
K menjabat tangan P untuk
K:- K : Memandang P dan P senang karena K menunjukkan persetujuan
menjabat tangan P memberikan respon sesuai
harapan
P : Membalas jabat tangan K

P : Nah besuk saya akan P : Memandang K dan P menentukan topik interaksi K memikirkan tentang topik Topik perlu dikontrakkan agar klien ter Rokus
ajarkan cara mengontol tersenyum selanjutnya yang ditawarkan pada topik tersebut sehingga bila ada
halusinasi yang lain. penyimpangan dapat diingatkan pada kontrak
K : Menunduk sebelumnya
K : Memandang P P senang karena K setuju K setuju terhadap topik yang
K : Ya…ya… ditawarkan
P : Tersenyum

P : Kalau begitu terimakasih P : Menepuk pundak K dan P mengakhiri interaksi K senang karena P Salam penutup merupakan akhir Rase yang
atas perhatian Pak R. mengulurkan tangan mengucapkan salam harus dilakukan untuk mencegah rasa tidak
Selamat pagi. Sampai kepadanya percaya pada klien
ketemu nanti malam. K : Menoleh
P senang karena K sudah K menjabat tangan P sebagai
K : Selamat pagi K : Tersenyum dan menjabat percaya pada P tanda mengakhiri interaksi
tangan P sementara
P : Tersenyum
ANALRA PROSES INTERAKSI
Nama MahasRwa : Widdya Puji astute

Tanggal : 21 Agustus 2014

Waktu : Pkl. 15.10 -159.30 WIB (20 Menit)

Tempat : Ruang Wijaya kusuma RS Jiwa Menur

InRial Klien : Tn. R

Interaksi ke : V ( Rase Kerja)

Lingkungan : Duduk berdampingan di kursi panjang di teras R. Wijaya kusuma

Deskripsi pasien : Klien sudah mandi, penampilan klien rapi

Tujuan komunikasi : Mengevaluasi kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALRA BERPUSAT PADA ANALRA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PERAWAT PADA KLIEN

P : Selamat pagi pak R, sudah P : Tersenyum, sambil P ingin membuka percakapan K memberikan tanggapan Salam merupakan kalimat pembuka untuk
mandi dan rapi yach !! menepuk bahu klien dan memberikan rein positi R atas kehadiran P memulai suatu percakapan sehingga dapat
Rorcement terhadap keadaan terjalin rasa percaya.
K : Tersenyum klien yang positi R
Rein Rorcement untuk meningkatkan harga diri
K : Ya…saya…baru mandi K : Tersenyum dan P senang atas respon dari klien klien
menunduk
K merasa diperhatikan oleh
P : Tersenyum perawat
P : Masih ingat janji kita P: Memandang K dan P mengingatkan klien pada K menerima kontrak dan Kontrak selalu ditegaskan pada klien agar klien
minggu lalu, kita sekarang tersenyum kontrak yang sudah dRepakati bersedia berbicara dengan terlatih memusatkan perhatian
akan dRkusi tentang perawat
kemampuan pak R mengatasi K: Ekpresi datar
suara yang kadang muncul K: Menunduk
saat sendiri. Bagaimana masih K ingat kontrak yang dibuat
ingat ? P: Memperhatikan respon P merasa senang karena klien minggu lalu
klien ingat pada kontrak yang dibuat
K : Ya…ya….

P : Nah, kalau begitu saya mau P : Menepuk bahu K Memberikan K kesempatan K masih ragu-ragu ber Rikir Sentuhan dapat membantu rasa aman klien.
tanya, Apakah masih untuk ekplorasi perasaannya Tehnik ekplorasi dengan pertanyaan terbuka
mendengar suara dan kapan K : Mengingat-ingat akan dapat memberi kesempatan klien bercerita
terjadinya ? keja-dian yang telah tanpa hambatan
terjadi
K : Kemarin siang jam 12
siang saya mendengar suara K : Memandang P
P merasa senang karena klien
“anak kecil mengejek saya” P : Mengamati respon K mampu mengingat kejadian K merasa senang karena ada
saat jalan sendiri yang memperhatikan

P : Wah bagus, masih mampu P : Memandang K P memberikan pujian K tampak seolah-olah ada Pujian dapat dijadikan dasar untuk
mengingat kejadian kemarin. bertujuan untuk menghargai yang memperhatikan dirinya meningkatkan kemampuan klien.
Terus apa yang dilakukan oleh K : Memandang P kemampuan klien dan ingin mendengar
pak R ? dengan merogoh kantung
celana

K : Memandang P P senang karena K mau K merasa bebas


K : Saya bilang “Saya tidak memberikan tanggapan mengungkapkan
mau mendengar kamu” terhadap pertanyaan perawat perasaannya
P : Memperhatikan
respon

P : Wah pinter pak R P : Memandang P dan P ingin menggali apakah klien K memikirkan ternyata ada Cara yang lain dapat merupakan alternati R
sekarang. Mau saya ajarkan tersenyum masih mau diajak dRkusi cara yang lain pilihan bagi klien untuk menghilangkan
cara yang lain. halusinasi
K : Memandang P K merasa sudah jarang
K : Memangnya ada yang lain. mendengar suara-suara lagi.
K : Memandang P P merasa senang karena K
tertarik pada tawaran
P : Tersenyum

P : Nah coba perhatikan : P : Memandang K P ingin memberikan alternati K berupaya memahami Alternati R yang lain dapat melatih klien untuk
R lain untuk menghilangkan perkataan P mengambil suatu tindakan yang berarti dan
 Melakukan kegiatan K : Memandang ke halusinasi memberikan kepuasan terhadap apa yang dipilih
mRal-nya menyapu, taman depan ruang sendiri setelah memiliki alternati R
Wijaya kusuma
mengepel, atau yang lain
 Mencari dan mengajak
teman untuk ngobrol
 Menyampaikan kepada K : Melihat ke arah P P senang karena K dapat
memusatkan perhatian K merasa mendapatkan
pe-rawat yang jaga
P : Tersenyum masukan
K : Oh, begitu ya caranya.

P : Bagaimana, pak R dapat P : Memandang K P Ingin menggali apakah klien K ber Rikir apa yang Bertanya kembali merupakan cara untuk
mengingat memiliki kesanggupan untuk menjadi harapan perawat mengevaluasi secara langsung apa yang
K : Menunduk menerima penjelasan diajarkan dan dapat memperbaiki apabila klien
K : Tampak ber Rikir tidak mampu menjawab
K : Ya…dapat saya ingat P : Tersenyum P merasa senang karena klien K merasa yakin terhadap
dapat menerima dan kemampuannya mengingat
mengingat

P : Bagus kalau begitu. Kalau P : Memandang K dan P memberikan rein Rorcement K memikirkan tawaran P Tawaran bantuan pada Klien membuat klien
besok-besok suara itu datang tersenyum pada keberhasilan K merasa lebih percaya pada perawat
lagi, bilang sama saya ya.
Nanti saya ikut jalan-jalan. K : Memandang P P senang karena halusinasi
sudah tidak ada lagi K merasa halusinasinya
K : Ya..ya…sudah hilang kok K : Tersenyum sudah hilang

P : Tersenyum

P : Kalau begitu, sekarang kita P : Mendekatkan diri P mengakhiri kegiatan dan K memikirkan tawaran dari Kontrak selalu harus dibicarakan dengan klien
akhiri saja obrolan kita dan pada K dan menekankan menawarkan kontrak baru P agar klien siap untuk beinteraksi nantinya
besok kita ngobrol lagi kalimat pada K
tentang man Raat minum obat.
K : Memandang P dan P merasa K agak ragu-ragu
menunduk membicarakan wahamnya K merasa tidak suka
bersama P membicarakan wahamnya
K : (Diam) K : Memandang ke dan takut dihakimi oleh P
sekitar

P : Memperhatikan K

P : Bagaimana, Bapak P : Memandang K dan P berusaha menegaskan K berpikir untuk menerima Penegasan terhadap klien harus dilakukan bila
setuju?!!! tersenyum kontrak kontrak P klien nampak ragu-ragu agar klien belajar
bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri
K : Menunduk dan
berpikir
K : Ya…ya…
K : Mengangguk P merasa K terpaksa K merasa harus menyetujui
menyetujui tawaran kontrak kontrak yang ditawarkan
P : Tersenyum

P : Nah, kalau begitu kita P : Menepuk bahu K P mengakhiri kontrak dan K setuju terhadap kontrak Menetapkan waktu kontrak membuat klien
akhiri dulu sampai di sini. menegaskan tempat dan waktu bersiap-siap memenuhi kontrak yang dibuat
Nanti sore, sehabR makan K : Memandang P kontrak
saya tunggu Pak R di tempat K : Menganggukkan
biasa. Setuju ?!! kepalanya
P senang karena K menyetujui K mau menerima kontrak
K : Ya…ya…setuju P : Tersenyum dengan perawat
kontrak

P : Assalmu’alikum. P : Memandang K dan P menutup interaksi K menerima terminasi Salam penutup untuk menutup interaksi
menepuk pundak K sementara sekaligus mengorientasikan klien terhadap
waktu
K : Tersenyum

K : Tersenyum K membalas salam P dengan


K : Wa’alaikum salam!! P senang karena K mau tulus
P : Tersenyum pada K membalas salam P

ANALRA PROSES INTERAKSI


Nama MahasRwa : Widdya Puji Astuti

Tanggal :22 Agustus 2014

Waktu : Pkl. 15.00 - 15.10 WIB (10 Menit)

Tempat : Ruang Wijaya kusuma RS Jiwa Menur Surabaya

InRial Klien : Tn. R.

Interaksi ke : VII ( Rase Terminasi)

Lingkungan : Depan ruang perawat, lingkungan tenang

Deskripsi pasien : Klien sudah mandi, penampilan klien rapi

Tujuan komunikasi : Klien mengungkapkan perasaan tentang terminasi dengan perawat

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALRA BERPUSAT PADA ANALRA BERPUSAT RASIONAL
VERBAL PERAWAT PADA KLIEN

P : Selamat siang pak R, rapi P : Tersenyum P ingin membuka percakapan K memberikan tanggapan Salam merupakan kalimat pembuka untuk
sekali hari ini. Sudah selesai dan memberikan rein positi R atas kedatangan P memulai suatu percakapan sehingga dapat
mandi ya?! K : Tersenyum Rorcement terhadap prilaku terjalin rasa percaya.
positi R K merasa senang
K : He..he..ya. K : Tertawa dan mendapatkan pujian dari Rein Rorcement untuk mempertahankan prilaku
mengusap kepalanya P senang atas respon dari klien perawat positi R klien
P : Tersenyum

P : Pak bersedia ngobrol P: Memandang K dan P mengingatkan klien pada K menerima kontrak dan Kontrak selalu ditegaskan pada klien agar klien
dengan saya?? Kan kita sudah tersenyum kontrak yang sudah dibuat bersedia berbicara dengan tidak melenceng dari alur pembicaraan
janji kemarin siang mau perawat
membicarakan perasaannya K: Ekpresi datar
tentang perpRahan kita. K: Menunduk dan P merasa bahwa klien masih
sesekali menoleh pada belum dapat menerima K merasa sedih karena akan
perawat, tampak sedih terminasi yang sudah menghadapi terminasi
K : Ya…ya…. dipersiapkan dari kemarin dengan klien
P: Memperhatikan respon
klien

P : Nah, seperti yang telah P : Menepuk bahu K, Memberikan K kesempatan K masih larut dengan Touching hand berguna menjalin rasa aman
saya sampaikan kemarin, hari touching hand. untuk ekplorasi perasaannya perasaannya sehingga sulit klien.
ini kan hari terakhir saya ada mengungkapkan
dRini. Berarti mulai besok K : Memandang P lama perasaannya Tehnik ekplorasi dengan pertanyaan terbuka
Mas S tidak bRa lagi ngobrol akan menggali perasaan klien
dengan saya. Bagaimana K merasa kesulitan dalam
perasaan pak R?! K : Memandang P P merasa klien sulit mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya perasaannya
K:- P : Mengamati respon K

P : Pak R. cerita saja apa P : Memandang K P merasa bahwa K harus Keraguan K mulai hilang Meyakinkan klien bahwa perawat akan
adanya, saya tidak akan marah diberikan penegasan bahwa P memberikan respon yang tidak menghakimi
kok!! K : Diam berpikir siap mendengarkan tanpa K merasa bebas membuat klien merasa lega
menghakimi mengungkapkan
K : Sedih dan terkenang- K : Memandang P perasaannya
kenang!!
P : Tersenyum P senang karena K mau
memberikan respon terhadap
pertanyaan perawat

P : Jadi pak R. merasa kalau P : Memandang P dan P ingin menggali perasaan K semakin merasa bebas Tehnik pengulangan berguna untuk menggali
tidak ada saya pak R. akan tersenyum klien selanjutnya mengungkapkan perasaan klien lebih lanjut
sedih ?! perasaannya
K : Menundukkan
kepalanya K sedih karena tidak ada
P merasa K merasa sedih teman ngobrol lagi
K : Ya…ya…soalnya tidak K : Memandang P karena tidak bRa ngobrol lagi
ada yang bRa diajak ngobrol mengelus-elus kepalanya
lagi.
P : Tersenyum

P : Kan bRa dengan teman- P : Memandang K P ingin menggali perasaan K semakin bebas Penegasan terhadap suatu kondRi memudahkan
teman yang lain klien lebih lanjut mengungkapkan klien mencari jalan keluar terhadap
K : Memandang ke perasaannya permasalahan
sekitar P menemukan data bahwa
klien masih sulit untuk K merasa teman-temanya
K : Tapi kan mereka tidak K : Melihat ke arah P dan menerima perpRahan dengan yang lain tidak bRa
mengajarkan untuk sehat. menjawab singkat perawat menggantikan peran perawat
P : Tersenyum

P : Kalau sedih pak R. P : Memandang K P menggali koping mekanRme K memikirkan jawaban atas Ekplorasi dengan pertanyaan terbuka digunakan
biasanya ngapain?! klien terhadap perpRahan pertanyaan koping untuk menggali data lebih jauh lagi
K : Menunduk
P merasa koping klien masih
K : Menunduk belum e Rekti R
K : Yach, tidur saja
P : Tersenyum K biasa tidur bila ada
masalah

P : Saya kan sudah ajarkan, P : Tersenyum P menegaskan metode K berusaha mengingat-ingat Penegasan dengan mengingatkan klien terhadap
kalau sedih, Mas S. mestinya mekanRme koping yang e yang telah diajarkan koping mekanRme yang pernah diajarkan
jalan-jalan atau mengerjakan K : Memandang P Rekti R yang pernah diajarkan sekaligus merupakan eveluasi akhir pada tahap
pekerjaan. Masih ingat K : Menjawab singkat pada klien terminasi
nggak?! lalu menunduk lagi K ingat tentang koping yang
P senang karena klien masih
K : Oh ya..ya…itu juga!!! ingat terhadap koping ditawarkan perawat
P : Tersenyum
mekanRme yang diajarkan

P : Nah, ingat-ingat ya apa P : Mendekatkan diri P mencoba menawarkan K berpikir terhadap tawaran Penegasan pada tahap terminasi akan
yang saya ajarkan kepada pak pada K dan menekankan penegasan pada klien perawat memperkuat memori klien
R!!! kalimat

K : Memandang P dan
menunduk

K : Memandang ke P merasa K akan berusaha K merasa siap untuk


K : Ya…ya…ya…. sekitar mengingat apa yang telah mengingat pelajaran yang
diajarkan diberikan oleh perawat
P : Memperhatikan K

P : Pak R, saya berterimakasih P : Memandang K dan P berusaha menunjukkan K berpikir mengapa P yang Ucapan terimakasih atas keterlibatan klien
pada pak R karena sudah mau tersenyum interest pada klien dengan mengucapkan terimakasih penting untuk menjagapartRipasi akti R dari
bekerjasama dengan saya ucapan terimakasih klien terhadap perawatan atau pengobatan
untuk kesembuhan pak R. !!! K : Menunduk dan K merasa dirinya yang harus
berpikir mengucapkan terimakasih
K : Saya yang terimakasih …. K : Menunduk P merasa K menerima apa
yang dRampaikan oleh P
P : Memperhatikan K

P : Nah, kalau begitu kita P : Menepuk bahu K P mengakhiri kontrak pada K merasa sedih karena harus Kontrak harus selalu dRepakati oleh klien yang
akhiri dulu sampai di sini. acara terminasi berpRah dengan P mampu untuk menyepakati kontrak sebagai
K : Memandang P suatu tanggung jawab bagi klien untuk
K : Ya…ya… P senang karena K menyetujui K mau menerima kontrak melaksanakannya
K : Menganggukkan kontrak diakhiri dengan perawat
kepalanya

P : Tersenyum

P : Oke, jam 8 malam nanti P : Memandang K dan P menutup interaksi dan K menerima kontrak Salam penutup untuk menutup interaksi
saya pamit pulang karena menepuk pundak K menegaskan kontrak sekaligus mengorientasikan klien terhadap
dinas di sini sudah selesai. selanjutnya waktu
Selamat pagipak R. K : Tersenyum
P senang karena K menerima K menyiapkan diri untuk
K : Ya…ya… K : Tersenyum kontrak selanjutnya kontrak berikutnya

P : Tersenyum pada K
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

Hari/tanggal : Senin, 23 Maret 2015

Waktu : Pukul; 18.00 WIB – 18.20 WIB (20 menit)

Pertemuan : Ke I (SP 1)

Nama MahasRwa : Widdya Puji Astuti

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi pasien :

Pasien duduk dikursi samping pojok ruangan, dekat meja,tampak bingung dan gelisah,
kadang bicara sendiri

2. Diagnose keperawatan : Perubahan Perepsi Sensori,Halusinasi Pendengaran.

3. TSP 1 (PASIEN)
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
a. Mengenal halusinasi:
- Isi
- Frekuensi
- Waktu terjadinya
- Situasi pencetus
- Perasaan saat terjadi halusinasi
b. Latih mengontrol halusinasi dengan cara:
- Menghardik
c. Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien tujuan khusus

4. Tindakan keperawatan

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang dsukai klien
 Buat kontrak yang jelas
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
 Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

SP1: BHSP, mengenal halusinasi

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Mas....”

“Perkenalkan nama saya W, senang dipanggil W Saya mahasiswa dari UNMUH


Surabaya, Nama mas siapa? senang dipanggil siapa?

Saya dinas di ruang Puri Mitra selama 3 minggu, akan merawat Mas T. Hari ini saya
dinas sore mulai pukul 14.00-20.00 WIB. Bagaimana perasaan Mas T sore ini? apakah
semalam tidurnya nyenyak?

Bagaimana kalau sekarang kita ngobrol sebentar tentang suara-suara itu, 30 menit saja ,
kita duduk di dekat ruang perawatan

Fase Kerja:

“Apakah selama ini Mas T sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya?
saya tadi juga melihat Mas T bicara sendiri di depan jendela? sepertinya Mas T tidak
suka mendengar suara itu?”

“apa yang di katakan suara mengejek itu

“Berapa kali suara itu muncul?”

“kapan yang paling sering bapak mendengar suara itu?”

Suara- suara tidak ada wujud itu namanya halusinasi

Fase Terminasi:

“Mas T tidak mau bercerita, sekarang bagaimana perasaannya? setelah berbincang-


bincang dengan saya barusan?”

Apa nama suara yang tidak ada wujud tadi?....bagus

“Sekarang Mas T bisa istirahat dulu, besuk kita berbincang lagi disini, jam 15.00, 20
menit saja, saya akan mengajari bagaimana kalau halusinasi itu datang lagi.

sampai jumpa besok sore ya.. Assalamu’alaikum”


LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

Hari/tanggal :Rabu, 20 Agustus 2014

Waktu : Pukul 15 .00 WIB – 15.10 WIB (10 menit)

Pertemuan : Ke 2 (SP 1)

Nama MahasRwa : Widdya

A. PROSES KEPERAWATAN

1. KondRi pasien :

Pasien duduk ditempat tidur, pandangan mata kearah depan dan kontak mata
baik, Baju yang dikenakan warna coklat tampak bersih dan rapi..

2. Diagnose keperawatan : : Perubahan Perepsi Sensori,Halusinasi Pendengaran.

3. Tujuan khusus

SP 1 (PASIEN)
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
a. Mengenal halusinasi:
- Ri
- Rrekuensi
- Waktu terjadinya
- Situasi pencetus
- Perasaan saat terjadi halusinasi
b. Latih mengontrol halusinasi dengan cara:
- Menghardik
c. Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

4. Tindakan keperawatan

1. Identi Rikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur, marah, menyibukan diri dll)
2. DRkusikan cara yang digunakan klien,
 Jika cara yang digunakan adapti R beri pujian.
 Jika cara yang digunakan maladapti R dRkusikan kerugian cara tersebut
3. DRkusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :
 Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau dengar/ lihat/
penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
 Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan
tentang halusinasinya.
 Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di susun.
 Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi.
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

Salam terapeutik :

“ Selamat Pagi Mas “

“ Nama saya P saya berpraktek diruang ini dari pendidikan RIK Unmuh Surabaya,
senang dipanggil dengan mas R ?, dan nama Mas R kan. Apa saya tidak salah …? Dan
seringnya Mas dipanggil siapa ..?

Evaluasi :

“ Bagaimana perasaan Mas R hari ini “

Kontrak :

(Topik) : “ Saya hari ini bertugas mulai jam 13.00 sampai 20.00 untuk merawat Mas ,
bagaimana kalau sekarang Mas R bercerita kepada saya tentang keadaan Mas R. Saat ini
?”

(Waktu) : “Untuk membicarakan hal tersebut, Mas R mau berapa lama ?, bRa kira-kira
10 menit ?”

(Tempat) : Kita berbicara dimana Mas R?

2. KERJA

Tadi Mas sudah menyebutkan nama dan panggilan Mas R, usia Mas R sekarang
berapa ?

Bagaimana kalau Mas R bercerita sedikit perasaan Mas R saat ini ???

Siapa yang membawa Mas R kesini, bagaimana menurut Mas R jadi Mas dibawa
kesini ??

“Wah .....bagus sekali Mas R bercerita banyak tentang keluarga Mas yang lain ,
saudara Mas R

“Apa Mas R ingat kenapa dibawa kesini?”.


3. TERMINASI

Evaluasi :

(Subyekti R) : “setelah 10 menit berbicara tadi, bagaimana perasaan Mas R ?”

(Obyekti R) : Pasien tampak senang dan menjabat tangan.perawat.

Tindak lanjut :

“Nah ...... ini sudah 10 menit, jadi kita cukupkan dRini dulu pembicaraan kita karena
waktunya sudah habR. Sekarang Mas R bRa Rtirahat dulu.

Kontak yang akan datang :

Topik : “ Bagaimana kalau selasa depan kita lanjutkan ngobrolnya dengan


membicarakan tentang suara-suara yang sering didengar Mas R Secara terperinci ?”

Waktu : Mas R mau jam berapa pertemuan nanti, dan berapa lama… ?

Tempat : Kita nanti bicara dimana ? dRini atau ditempat lain..? bagaimana klalau duduk
di dekat ruang perawat?
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

Hari/tanggal : KamR, 21 Agustus 2014

Waktu : Pukul; 15.30 WIB – 15.50 WIB (20 menit)

Pertemuan : Ke 3 (SP 2)

Nama MahasRwa : Widdya

A. PROSES KEPERAWATAN

1. KondRi pasien :

Pasien duduk dRamping ruangan, teras rumah sakit/tempat santai, pandangan


mata datar, Baju yang dikenakan warna coklat. celana pendek warna coklat,
tampak bersih dan rapi.

2. Diagnose keperawatan : Perubahan Perepsi Sensori,Halusinasi Pendengaran.

3. Tujuan Khusus
SP 2(pasien):
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
c. Masukkan Jadwal khusus

4. Tindakan keperawatan :

1. Anjurkanklien untuk bicara dengan perawat saat halusinasi muncul

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

“Assalamualaikum mas R...

“ Bagaimana perasaan Mas R hari ini?”

“kenapa pak apa sulit tidur?”

Apa suara-suara yang didengar masih sering?

“Mas R, suara anak-anak yang mengejek itu. tidak nyata.. jadi tidak usah di pikirkan, kalau
Mas R sulit tidur nanti suara-suara itu bRa muncul lagi dan Mas R akan terganggu lagi”

“ Apakah Mas R sudah memakai cara yang kemarin saya ajarkan?”

”Bagus, katakan itu berulang-ulang ketika suara itu muncul sampai suara itu tidak
terdengar lagi.”
“boleh saja kalau mas R merasa nyaman dengan cara itu tapi menurut saya cara itu bRa
menganggu teman Mas R yang sedang Rtirahat. Baiklah, sesuai janji kita kemarin, pagi
ini

kita akan latihan cara mencegah halusinasi yang kedua yaitu mengobrol dengan teman
terdekat. Kita akan latihan selama 15 menit dRini, bagaimana Mas R?”

2. KERJA

“Cara kedua untuk mencegah halusinasi adalah dengan cara mengobrol dengan orang lain
atau teman dekat Mas R di kamar. Apakah Mas R punya teman dekat?”

” Bagus, jika Mas R mulai mendengar suara-suara itu langsung saja Mas R meminta tolong
S atau T agar mau berbincang-bincang dengan Mas R. Contohnya begini “S tolong, saya
mulai mendengar suara ayo ngobrol dengan saya”. Coba Mas R lakukan seperti yang saya
ajarkan barusan!”

“oke, maa Rkan saya kalau terlalu cepat.. saya ulangi ya.. coba dengarkan lalu tirukan. Jika
Mas R mulai mendengar suara-suara itu langsung saja Mas R meminta tolong S atau T agar
mau berbincang-bincang dengan R. Contohnya begini : S tolong, saya mulai mendengar
suara ayo ngobrol dengan saya. Ayo Mas R tirukan..”

“Ya, begitu bagus. Coba diulangi lagi..”

“latihan ya Mas R!”.

3. TERMINASI

“Bagaimana perasaan Mas R setelah latihan tadi?”

“ Jadi sudah 2 cara yang Mas R pelajari untuk mencegah suara itu muncul. Coba sebutkan
apa saja?”

“Bagus sekali R. Cobalah kedua cara ini kalau R mendengar suara itu muncul. Besok kita
akan belajar cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas yang terjadwal.”

“Besok saja saya jelaskan, latihan kita untuk mencegah halusinasi sampai sini saja,
silahkan Mas R untuk Rtirahat atau mengobrol dengan temannya”

“besok pagi ketemu jam 15.00, Mas R tidak keberatan ? Mungkin hanya 20 menit,
bagaimana?”

“besok , bagaimana kalau di depan jendela?”

“iya, terima kasih Mas R. Assalamu’alaikum”


LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

Hari/tanggal : Jum’at, 22 Agustus 2014

Waktu : Pukul;15.30 WIB – 15.50 WIB (20 menit)

Pertemuan : Ke 4 (SP3)

Nama MahasRwa : Widdya

A. PROSES KEPERAWATAN

1. KondRi pasien :

Pasien duduk depan kamar/ lorong ruangan, dikursi tamu., ditemani oleh
perawat jaga yang lain, pandangan mata memperhatikan pada perawat, Baju yang
dikenakan warna coklat, terlihat rapi.

2. Diagnose keperawatan : Perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran.

3. Tujuan khusus SP 3 (pasien):

a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)


b. Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
c. Masukkan jadwal

4. Tindakan keperawatan :

 Anjurkan klien untuk mengRi kegiatan (menonton tv, membantu bersih-bersih


dll) saat halusinasi muncul
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

Rase Orientasi:

“Assalamualaikum Mas R...”

“Bagaimana perasaan Mas R hari ini?”

“Apakah suara-suara itu masih sering muncul?”

“bagus.. apakah Mas R sudah menggunakan dua cara yang saya ajarkan kemarin?”

“coba sebutkan?”

“bagus sekali.. sesuai dengan janji saya sore ini kita akan belajar cara ketiga yaitu dengan
cara melakukan kegiatan yang terjadwal, kita belajar selama 20 menit dRini?, bagaimana
Mas R?”
Rase Kerja:

“Mas R, saya akan menjelaskan tentang cara ketiga yaitu dengan cara melakukan kegiatan
yag terjadwal. Caranya, pertama-tama kita akan menyusun jadwal kegiatan mas

R bersama saya yatu kegiatan Mas R mulai pagi sampai malam hari. Kita akan menyusun
jadwal kegiatan sesuai dengan kegiatan sehari-hari yang di lakukan Mas R dRini. Kita juga
bRa menambahkan kegiatan yang dRenangi Mas R seperti mengobrol, menonton TV atau
menyanyi dalam da Rtar kegiatan yang kita buat nanti, bagaiman Mas R?”

“kita buat da Rtar kegiatan di kertas ini (sambil menunjukkan kertas) lalu kita Ri dengan
kegiatan Mas R selama sehari penuh”

Rase Terminasi:

“Baiklah Mas R, karena tempatnya yang tidak nyaman digunakan untuk berdRkusi
sebaiknya kita lanjutkan selasa minggu depan jam 15.00 saja di depan kantor perawat
seperti biasanya, bagaimna?”

“iya, bagaimana kalau 30 menit kita buat da Rtar kegiatan harian?”

“baiklah, kalau begitu silahkan melanjukan kegiatan. Terima kasih.. sampai ketemu
selasa minggu depan 15.00. Assalamu’alaikum”
LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

Hari/tanggal : Selasa, 26 Agustus 2014

Waktu : Pukul; 15.40 WIB – 16.00 WIB (20 menit)

Pertemuan : Ke 5 (SP 3)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. KondRi pasien :

Pasien duduk ditempat tidur, wajah tenang, sedang bercakap-cakap dengan


temannyanya, pandangan mata ke depan, Baju yang dikenakan warna coklat
tampak bersih dan rapi..

2. Diagnosa keperawatan : persepsi sensori halusinasi pendengaran.

3. Tujuan khusus SP 3 (pasien):

a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)


b. Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
c. Masukkan jadwal

4. Tindakan keperawatan

 Anjurkan klien untuk mengRi kegiatan (menonton tv, membantu bersih-bersih


dll) saat halusinasi muncul

B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

Rase Orientasi:

“Assalamualaikum Mas R,Bagaimana perasaan Mas R hari ini?”

“Apakah suara itu masih sering muncul? “

“Apakah Mas R sudah melakukan 2 cara yang sudah saya ajarkan?”

“ Apa saja, sebutkan?”

“bagus!! Kita akan melanjutkan dRkusi tentang kegiatan bapak sehari-hari. Kita dRkusi
dRini sekitar 30 menit, bagaimana?

Rase Kerja:

“Sekarang sebutkan kegiatan sehari-hari pak R dan saya yang akan memasukkannya pada
da Rtar jadwal kegiatan Mas R mulai siang hari sampai malam hari?”

“apa kegiatan yang paling Mas R sukai?”


“baik lah saya masukkan kegiatan menyanyi dalam da Rtar jadwal kegiatan Mas R, tapi
kalau menyanyi suaranya yang enak, jangan terlalu keras nanti menganggu temannya yang
sedang Rtirahat”

“ok saya tulR di dalam da Rtar jadwal kegiatan Mas R (terlampir)

Rase Terminasi:

“Bagaimana perasaan R setelah kita membuat da Rtar jadwal kegiatan sehari-hari?”

“lakukan jadwal yang sudah kita buat secara rutin ya Mas R, jadwal ini silahkan di simpan
atau di tempelkan di dekat tempat tidur R agar tidak lupa”

“sekarang sudah 3 cara yang saya ajarkan untuk mencegah suara-suara itu muncul. Besok
sore saya akan mengajarkan cara keempat yaitu mencegah munculnya halusinasi dengan
cara minum obat secara teratur. Besok hari Rabu kita bertemu dRini jam 15.00 sore,
bagaimana Mas R?”

“baiklah, sampai jumpa.Assalamu’alaikum


BAB 4

PEMBAHASAN

Tn. R mengalami halusinasi dengan tanda-tanda bicara sendiri, senyum sendiri,


menggerakkan bibir tanpa suara, terlihat sedang asyik sendiri, memilih dalam berteman,
kadang mengusir teman yang dekat dengannya, kurang perhatian dengan
sekitarnya,banyak merokok, saat mengobrol sering melamun, pandangan mata sering
beralih, mudah tersinggung, jengkel dan marah dan respon verbal yang lambat (Stuart dan
Laraia, 2001). JenR halusinasi yang dialami klien adalah halusinasi dengar yang berRi
anak-anak atau orang dewasa yang mengejek, suara itu muncul ketika klien berada di
tempat yang sepi atau sedang sendirian. Saat mendengar suara itu, klien tampak bicara
sendiri tanpa suara. Tahap halusinasi yang dialami Tn. R tersebut pada Rase pertama,
dimana pada Rase tersebut mempunyai cirri-ciri klien mengalami perasaan mendalam
seperti ansietas, kesepian, serta mencoba untuk ber Rokus pada pikiran yang
menyenangkan, untuk meredakan ansietas.

Perawat melakukan pendekatan pada klien untuk menerapkan strategi pelaksanaan


(SP) bagi klien halusinasi. Perawat telah melaksanakan SP 1 yang berRi menigdenti Rikasi
jenR, Ri, waktu, Rrekuensi dan situasi yang memunculkan halusinasi klien. SP! berhasil
dilaksanakan dalam waktu 2 hari. Respon yang ditunjukkan oleh klien setelah dilakukan
SP 1 adalah klien bRa membedakan halusinasi yang dirasakannya itu sebenarnya tidak
nyata. Klien juga dapat mempraktekkan cara menghardik apabila halusinasinya datang.
Perawat juga ielah melakukan SP 2 yang berRi validasi masalah , melatih klien cara control
halusinasi dengan berbincang sama orang lain dan membimbing klien dalam jadwal
kegiatan harian. Sp 2 berhasil dilaksanakan dalam waktu 1 hari, dengan hasil klien mampu
menerapkan strategi tersebut pada saat itu juga, namun saat di evaluasi SP 1, klien mampu
mengulangi cara menghardik klien sudah mencoba melakukannya melakukannya.

Pada pertemuan berikutnya perawat melakukan SP 3 yang berRi validasi latihan


sebelumnya, melatih klien cara mengontro halusinasi dengan kegiatan dan membimbing
klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP 3 dapat dilakukan dalam waktu 2 hari.
Klien mampu menerapkan strategi tersebut pada saat itu juga. pada hari itu perawat juga
mengevaluasi SP 2 dan hasilnya adalah klien mampu menyebutkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara mengobrol dengan teman sekamar. SP 4 yang berRi validasi latihan
sebelumnya, menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan teratur minum obat dan
membimbing klien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatan harian. SP 4 berhasil
dilaksanakan dalam waktu 2 hari, klien mamp[u menyebutkan strategi tersebut pada saat
itu juga, namun saat di evaluasi SP 3 , klien mampu menyebutkan cara mengontrol
halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi dengan mengRi kegiatan (mengobrol dengan
mahasRwa yang sedang melakukan praktek klinik di ruang Wijaya kusuma, hasilnya
halusinasi sempat menghilang.
Evaluasi dan validasi SP 4 tetap dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya, saat
halusinasi tidak muncul , tindakan yang dilakukan oleh perawat adalah memotivasi klien
untuk mengikuti kegiatan rehabilitasi, tapi klien menolak mengikuti kegiatan rehabilitasi,
dengan alasan klien merasa malu bila berintraksi di luar ruang Wijaya kusuma, Empat hari
kemudian halusinasi yang dialami klien muncul lagi, Rinya kurang begitu jelas,hanya suara
orang wanita, suara yang didengar muncul ketika klien sedang sendiri. Tindakan yang
dilakukan oleh perawat yakni mengevaluasi kembali strategi pelaksanaan yang telah
dilakukan. Klien bersedia menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan cara mengRi
kegiatan yaitu menonton tv atau berbicara dengan perawat. Perawat tetap memotivasi klien
untuk melaksanakan cara mengontrol halusinasinya sesuai dengan strategi pelaksanaan.

Selama melakukan interaksi dan menerapkan tindakan keperawatan pada klien,


perawat mengalami kesulitan diantaranya tidak ada dukungan dari keluarga, selama klien
dirawat di ruang Wijaya kusuma sejak tanggal 11 April hingga laporan ini di buat, klien
belum pernah dikunjungi oleh keluarga, klien sangat berharap keluarganya datang
berkunjung atau mengikuti perkembangan kesehatan klien.

Keluarga merupakan support sRtem yang diandalkan oleh klkien ketika berada di
rumah. Pengetahuan yang adekuat terhadap kondRi klien diharapkan dapat membantu
mengontrol halusinasi yang dialami oleh klien. Perawat berharap apabila keluarga
mengetahui tanda dan gejala ketika klien mulai kambuh, diharapkan dapat memberikan
pertolongan segera sehingga kondRi klien tidak bertambah parah. Pengetahuan tentang
pengobatan yang diterima oleh klien diharapkan keluarga mampu mengawasi klien dalam
minum obat. E Rek samping obat juga perlu dRampaikan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kewaspadaan keluarga dalam menangani e Rek samping obat yang
dialami oleh klien. Pemberian kegiatan pada klien ditujukan untuk mengalikan perhatian
klien terhsdsp kegiatan yang konstrukti R dan mencegah klien melamun.

BAB5

SIMPULAN DAN SARAN

1. Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi dengar, hendaknya dilakukan dengan


melaksanakan 4 SP untuk klien, yaitu dengan melakukan BHSP, mengidenti Rikasi
halusinasi yang dialami oleh klien, menghardik, berbicara dengan orang lain, mengatur
jadwal kegiatan dan selalu minum obat secara teratur dan tepat.

2. Keluarga sebagai support system juga harus selalu memberikan dukungan kepada klien,
selain kebutuhan akan pengobatan psiko Rarmaka, keluarga juga diharapkan ikut serta
dalam penyembuhan penyakit klien dengan memberikan stimulus-stimulus external,
seperti mengajak klien berkomunikasi, memberikan pekerjaan yang sekiranya dapat
dikerjakan oleh klien, memberikan pujian terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan
klien, dan mencoba mengikutkan klien pada kegiatan social yang ada di lingkungan
rumah

DA RTAR PUSTAKA

Azizah, L. M, 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktek Klinik. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Ritria, Nita.2009. Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan. Jakarta:Salemba


Medika.

Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa, terapi akti Ritas kelompok .Jakarta: EGC.

MaramR, W. R. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. 2005. Essentials o R Psychiatric Mental Health Nursing. 3rd
edition.USA: RA DavR Company

Yosep, Iyas, 2009. Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Retika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai