Anda di halaman 1dari 14

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DARI


ETILEN OKSIDA DAN AIR DENGAN PROSES
HIDRASI NON KATALITIK KAPASITAS 220.000
TON/TAHUN

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan

Tingkat Strata Satu di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

AYU THREE WIJI LATIFAH

D 500 110 020

Dosen Pembimbing :

1. Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D.


2. Ir. Herry Purnma, M.T., Ph.D.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
INTISARI

Etilen glikol atau EG merupakan senyawa organik yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan berwujud cairan. Secara umum etilen glikol digunakan untuk tambahan
serat pada polyester, wadah yang menggunakan bahan PET, antifreeze dan pendingin
pada mesin. Di Indonesia secara umum dan komersial, etilen glikol digunakan untuk
bahan baku industri tekstil (polyester) sebesar 97,34% dan 2,66% digunakan sebagai
bahan baku tambahan pembuatan cat, cairan lem, solvent (pelarut), tinta cetak, tinta
pada pena, kosmetik, dan bahan anti beku. Kebutuhan ini dipenuhi oleh PT Polychem
Tbk sedangkan kekurangannya dipenuhi dengan melakukan impor dari berbagai negara.
Prarancangan pabrik etilen glikol dari etilen oksida dan air dengan proses hidrasi non
katalitik kapasitas 220.000 ton/tahun direncanakan akan didirikan pada tahun 2025
untuk memenuhi kebutuhan etilen glikol di Indonesia, sehingga mengurangi angka
2
impor. Selain itu adanya bahan baku dan lokasi di Tangerang, Banten seluas 22.000 m
serta dengan 184 karyawan sangat mendukung berdirinya pabrik ini.
Prarancangan pabrik etilen glikol menggunakan bahan baku berupa etilen oksida
dan air berlebih, dengan perbandingan mol 1:20. Kapasitas produksi sebesar 220.000
ton/tahun yang direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam tiap tahunnya. Proses
pembuatan etilen glikol ini dilakukan di dalam plug flow reactor secara kontinyu tanpa
menggunakan katalis. Pada reaktor ini, proses pembuatan etilen glikol dijaga agar
berlangsung pada fase cair, irreversible, eksotermis, adiabatic dan non isothermal pada
suhu 130,34C hingga 190C dan tekanan 18 atm. Konversi yang dicapai adalah 99,8%
dengan seletivitas etilen glikol 91,8%. Produk samping yang dihasilkan berupa dietilen
glikol dan trietilen glikol. Dalam prosesnya dibutuhkan etilen oksida sebanyak
23.529,7386 kg/jam dan air sebanyak 192.831,6709 kg/jam. Produk yang dihasilkan
berupa etilen glikol sebanyak 27.777,7778 kg/jam. Utilitas pendukung proses meliputi
penyediaan air sebesar 720.341,4345 kg/jam yang diperoleh dari air sungai Cisadane
Tangerang, penyediaan saturated steam sebesar 34.827,955 kg/jam dari boiler dengan
menggunakan bahan bakar berupa fuel oil sebesar 11.482,4919 L/jam untuk dua buah
boiler, kebutuhan listrik sebesar 2.720,3 kW diperoleh dari PLN dan sebuah generator
set sebagai cadangan.
Pabrik etilen glikol menggunakan modal tetap sebesar Rp 968.080.018.924,- dan
modal kerja sebesar Rp 1.809.340.555.217,-. Berdasarkan analisis ekonomi kelayakan
pendirian suatu pabrik, maka pabrik etilen glikol ini menguntungkan dan layak didirikan.
Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak adalah Rp 655.476.883.524,- per tahun setelah
dipotong pajak 30 % keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 458.763.818.467,- per tahun.
Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 67,70% dan setelah pajak 47,39%. Pay
Out Time (POT) sebelum pajak selama 1,29 tahun dan setelah pajak 1,7 tahun. Break Even
Point (BEP) sebesar 48,5%, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 36,87%. Discounted Cash
Flow (DCF) terhitung sebesar 25,87%.

Kata kunci: etilen glikol, plug flow reactor, hidrasi, non katalitik
I. PENDAHULUAN besar air yang berlebih (Kirk-Othmer,
1.1 Latar Belakang 1999). Dimana kebutuhan bahan baku
Etilen glikol atau disingkat EG untuk etilen oksida diperoleh dari
merupakan senyawa organik yang tidak PT.Chandra Asri Petrochemical Center
berwarna, tidak berbau, memiliki viskositas dengan kapasitas produksi 522.000
yang rendah sehingga menyebabkan cairan ton/tahun dan bahan baku air dapat
bersifat higroskopis (mudah menguap). diperoleh dari Sungai Cisadane yang dekat
Etilen glikol dapat menurunkan titik beku dengan area pabrik.
pelarutnya dengan menggangu proses Etilen glikol digunakan untuk bahan
pembentukan kristal es pelarut. baku industri tekstil (polyester) sebesar
Konsumsi etilen glikol di Indonesia dari 97,34% dan 2,66% digunakan sebagai
bahan baku tambahan pembuatan cat,
tahun ke tahun memiliki peningkatan. Pada
cairan lem, solven (pelerut), tinta cetak,
tahun 2013 konsumsi etilen glikol di
tinta pada pena, foam stabilizer, kosmetik
Indosesia mencapai 622.995,4 ton/tahun.
dan bahan anti beku. Polyester merupakan
Konsumsi ini hanya dapat dipenuhi 35%
senyawa polimer jenis termoplastik yang
oleh PT Polychem Tbk yang memproduksi
digunakan sebagai bahan baku industri
etilen glikol sebesar 216.000 ton/tahun.
tekstil dan pelastik. Di samping dapat
Sedangkan kekurangan dari kebutuhan
dibuat serat yang kemudian dipintal
etilen glikol di Indonesia dipenuhi dengan
menjadi benang, juga bisa dibuat langsung
melakukan impor dari berbagai negara.
menjadi benang filament untuk produksi
Etilen glikol diproduksi dengan tekstil. Selain itu, polyester ini juga dapat
hidrolisis etilen oksida dan air tanpa dibentuk (dicetak) sebagai bahan molding
menggunakan katalis pada media yang seperti pada pembuatan botol pelastik
netral. Reaksi hidrolisis antara etilen oksida (Mc.Ketta,1984).
dengan air ini, selain menghasikan etilen
glikol yang sangat tinggi, juga 1.2 Kapasitas Perancangan
menghasilkan produk samping berupa Kebutuhan etilen glikol di Indonesia
dietilen glikol, dan trietilen glikol. dapat dilihat dari jumlah impor yang
Selektivitas glikol secara tepat dapat cendrung naik. Berdasarkan data yang
dilakukan dengan pengontrolan variasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
rasio antara etilen oksida dan sejumlah proyeksi kecendrungan naiknya
kebutuhan etilen glikol dapat dilihat dari II. TINJAUAN PUSTAKA
tabel berikut (BPS, 2005-2013) : 2.1 Macam-macam Proses Pembuatan
Tabel 1 Kebutuhan Etilen Glikol Etilen Glikol
Indonesia Pada tahun 1937 oleh Lefort dari
Tahun Jumlah (ton) etilen oksida menjadi etilen glikol
2005 293.543,9 berdasarkan reaksi hidrolisis. Dalam
2006 286.467,9
2007 247.639,0 perkembanganya pembuatan etilen glikol
2008 321.971,9 dapat diproduksi menggunakan beberapa
2009 319.940,3 proses lain, diantaranya (Kirk-Othmer,
2010 400.759,2
1999):
2011 386.041,9
2012 396.889,5 1. Proses Du Pont Formaldehid
2013 406.995,4 Pada proses Du Pont, formaldehid
bereaksi dengan karbon monoksida dan
Dengan adanya kecenderungan naiknya air, yang dijalankan pada suhu sekitar
jumlah etilen glikol di Indonesia maka 200⁰C dan tekanan 700 atm, untuk
memproduksi glycolic acid (90-95%).
diperkirakan pada tahun 2025 impor etilen 2. Hidrasi Etilen Oksida
glikol diperkirakan mengalami kenaikan. Di mana reaksi ini ada tiga cara yaitu:
Hal ini dikarenakan produsen etilen glikol a. Reaksi hidrasi non katalitik
di Indonesia hanya ada satu yaitu Pada reaksi ini pembentukan etilen
PT.Polychem Tbk dengan kapasitas glikol dilakukan dalam fase cair.
produksi 216.000 ton/tahun. Melihat pada Rentang harga tekanan dalam
kapasitas produksi etilen glikol yang sudah operasi ini adalah 14-22 atm dengan
ada yaitu : suhu antara 190-200°C dengan yield
Tabel 2 Kapasitas Produksi Etilen Glikol sebesar 99,5% dan koversi sebesar
Negara Jumlah (ton/tahun) 99,8% (Mc. Ketta, 1984).
Dow Kanada 363.000 b. Hidrasi Katalitik Fase Cair
Dow US 400.000
Hidrasi etilen glikol menggunakan
Dow Netherland 220.000
katalis dapat berupa katalis asam
Maka dapat ditetapkan kapasitas atau basa, di mana penggunaan
prarancangan pabrik etilen glikol yang dengan katalis basa, hasil glikol
akan didirikan tahun 2025 adalah 220.000 dengan derajat tinggi akan
ton/tahun
meningkat atau lebih tinggi bila diasetat melalui proses oksidasi, lalu
dibandingkan dengan katalis asam pembentukan monasetat dan menjadi
(Mc.Ketta,1984). etilen glikol.
c. Hidrasi Katalitik Fase Uap 6. Proses Union Carbide Syngas
Proses ini dilakukan melalui fase Proses ini menggunakan katalis rodium
uap dan diperlukan adanya katalis dan menggunakan solven berupa
berupa silver oksida dan tetrahidrofuran pada temperatur 190-
alumunium dengan kondisi operasi 230°C dan pada tekanan tingi 3400 atm.
temperatur dan tekanan yang lebih Dengan mencampur gas CO dan H2
rendah dari proses non katalitik. secara ekuimolar akan dikonversikan
Akan tetapi yield yang dihasilkan menjadi etilen glikol dan produk
hanya sebesar 80% dan dengan samping
konversi sebesar 20% (Mc Ketta, 7. Proses Union Carbide- Ube Syngas
1984). Proses yang terjadi adalah
3. Etilen Glikol dari Transesterifikasi pembentukan oksilat dari syngas,
Etilen Karbonat kemudian hidrogenasi oksilat pada
Proses transesterifikasi etilen karbonat temperatur dan tekanan rendah,
ini didasarkan pada reaksi dari etilen kenudian dilakukan pemurnian untuk
karbonat dengan metanol untuk menghasilkan etilen glikol.
menjadi dimetil karbonat dan etilen
glikol yang digambarkan dalam paten 2.2 Konsep Reaksi
Texaco. a. Dasar reaksi
4. Oksiklorinasi Teijin Prarancangan pabrik kimia etilen glikol
Proses pembuatan etilen glikol dengan ini menggunakan proses hidrasi. Proses
cara oksiklorinasi yaitu dengan hidrasi adalah reaksi penambahan satu atau
mereaksikan garam TlCl3 di dalam air lebih molekul air kedalam suatu molekul.
dan asam klorida dibantu dengan katalis Bahan baku yang digunakan dalam
Teijin. pembuatan etilen glikol ini adalah etilen
5. Proses Asetoksilasi Halcon oksida dan air. Etilen oksida bereaksi
Pembuatan etilen glikol dengan proses dengan air membentuk monoetilen glikol,
asetoksilasi halcon ini meliputi dua (Mc. Ketta, 1984):
langkah, di mana terjadi pembentukan
.C H O +H O →C H O
2 4 ( ) 2 ( ) 2 6 2( )
Produk etilen glikol yang terbentuk Berdasarkan pada harga enthalpy dari
akan bereaksi lebih lanjut dengan etilen reaksi pembentukan, maka reaksi tersebut
oksida membentuk dietilen glikol dan termasuk reaksi eksotermis, sedangkan
membentuk trietilen glikol dengan reaksi untuk menentukan apakah reaksi bolak-
sebagai berikut: balik atau searah yaitu dengan menentukan
b.
.
C H O
2 6 2 ( ) + C2H4O → C4H10O3 ( )
4 10 3( ) + 2 4 → 6 14 4 ( ) harga K, jika harga K lebih besar daripada
Variabel penting yang diperlukan agar 1 (satu) maka reaksi akan berjalan ke arah
hasil etilen glikol yang terbentuk banyak kanan (searah), dan jika harga K lebih
atau maksimal adalah perbandingan etilen kecil daripada 1 (satu) maka reaksi akan
oksida dengan air. Dalam hal ini perlu berjalan ke arah kanan dan kiri (bolak-
ditambahkanya air berlebih karena etilen balik) (Rivai, 1995).
oksida lebih cepat bereaksi dengan etilen Harga (∆H°f) masing-masing
glikol yang telah terbentuk untuk komponen pada suhu 298 K dapat dilihat
membentuk glikol berderajat tinggi pada Tabel 3 (Yaws, 1999).
tersebut. Reaksi yang terjadi dalam proses Tabel 3 Harga Gibs (ΔGf°) dan enthalpy
ini adalah reaksi non-katalitik dalam standar (ΔHf°)
keadaan netral. Komponen (ΔHf°) (ΔGf°)
(kJ/mol) (kJ/mol)
b. Kondisi operasi
H2O -241,80 -228,60
Kondisi operasi pada reaktor dalam C2H4O -52,63 -13,10
prarancangan pabrik etilen glikol ini C2H6O2 -389,32 -304,47
adalah:
C4H10O3 -571,20 -409
Temperatur : 190°C C6H14O4 -725,09 -486,52
Tekanan : 18 atm

Sifat reaksi : eksotermis

Fase : cair-cair Reaksi utama :


∆H = ∆H − ∆H
reaksi f° produk f° reaktan
=
=
(∆H
f°C2H6O2 ) − (∆Hf°C2H4O + ∆Hf°H2O)
(−389,32) − ((−52,63) + (−241,80))

Mol (C2H6O : H2O) : 1 : 20


= −94,89 = −22.669,221

c. Tinjauan termodinamika Reaksi samping (1)


Termodinamika sangat diperlukan
∆H = ∆H − ∆H
reaksi f° produk f° reaktan
dalam prinsip keseimbangan reaksi.
(∆H ) − (∆H + ∆H ) (∆G ) − (∆G + ∆G )
= f°C4H10O3 f°C2H6O2 f°C2H4O
= f°C4H10O3 f°C2H6O2 f°C2H4O
= (−571,20) − ((−389,32) + (−52,63))

= −129,25 molkJ = −30.877,825 molkal


=

=
(−409) − ((−304,47) + (−13,10))

−91,43 molkJ = −21.842,627 molkal


−∆G °

Reaksi samping (2)


ln K = f reaksi

R. T
kal
−(−21.842,627 )
mol
C ∆H
4 reaksi
= ∆H
f° produk
− ∆H
f° reaktan ln K = kal 1,987 mol. K x 298 K
=
=
(∆H
f°C6H14O4
) − (∆H
f°C 4H 10O3

(−725,09) − ((−571,20) + (−52,63))


+ ∆H
f°C 2H 4O
)
ln K = 36,8884
K = 1,048 x 10 16

= −101,26 molkJ = −24.191,014 molkal

Reaksi samping (2)


Reaksi yang terjadi pada ke tiga reaksi ∆G
f°reaksi
= ∆G
f°produk
− ∆G
f°reaktan
= (∆G
f°C6H14O4 ) − (∆Gf°C4H10O3 + ∆Gf°C2H4O)

merupakan reaksi eksotermis, karena


= (−486,52) − ((−409) + (−13,10))

= −64,42 molkJ = −15.389,938 molkal


−∆G °
ln K = f reaksi

R. T

harga enthalpy reaksi bernilai negatif


kal
−(−15.389,938 )
mol
ln K = kal 1,987 mol. K x 298 K
ln K = 25,990
K = 1,9378 x 1011

sehingga reaksi melepas panas. Untuk menentukan harga K pada suhu


Dalam prarancangan pabrik etilen operasi tertentu dapat dilakukan dengan
glikol ini, semua reaksi merupakan reaksi cara sebagai berikut:
ln K −∆H ° 1 1
= r x( − )
K R T T

irreversible (searah) yang terlihat dari


298 298 x

Harga kestimbangan reaksi dari masing-


harga Gibs pemebentukan, hal tersebut masing reaksi sangat besar, maka reaksi di
dapat dibuktikan dengan cara sebagai atas termasuk reaksi irreversible (searah).
berikut: Reaksi utama: d. Tinjauan kinetika
∆G °
f reaksi = ∆Gf°produk − ∆Gf°reaktan
=
=
(∆G
f°C2H6O2 ) − (∆Gf°H2O + ∆Gf°C2H4O)
(−304,47) − ((−13,10) + (−228,60)) Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
= −62,77 molkJ = −14.995,753 molkal
orde 1 dengan persamaan kecepatan reaksi:
−∆G ° −rA = k CA
f reaksi

ln K =
R. T Dimana,
kal

−(−14.995,753 mol
)

ln K =

kal
1,987 x 298 K

mol. K
ln K = 26,114
K = 2,1936 x 1011

Reaksi samping (1)


∆G = ∆G − ∆G
f°reaksi f°produk f°reaktan
9 −9729 K
k3 = 1,0754 x 10 exp T

2.3 Tahapan Proses


-rA : kecepatan reaksi (mol/liter.menit) 1. Tahap persiapan bahan baku
K : konstanta kecepatan reaksi (1/menit) a. Etilen oksida
CA: konsentrasi etilen oksida (mol/liter) Bahan baku etilen oksida dalam fasa
cair dengan kemurnian 99,97%,
disimpan dalam tangki penyimpanan
etilen oksida (F-01) yang berbentuk
bola pada kondisi temperatur 30⁰C
dan tekanan 2,2 atm, kemudian etilen
oksida dialirkan dengan pompa (L-
02)
Gambar 1 Regresi linier kecepatan reaksi menuju mixer untuk proses
Berdasarkan pada gambar 1 maka pencampuran dengan air.
persamaan Arrhenius dapat diselesaikan b. Air
sebagi berikut: Bahan baku air yang telah diolah
E ln k =

dengan spesifikasi yang diinginkan


1 A

ln A − ( )
R T

k(T) = Ae−R.TE
−9.729,3
ln k = ( ) + 22,316
T

dan disimpan pada bak penampungan


E
− R = −9.729,3 K
E = (−9.729,3 K) x R
J
= 9.729,3 K x 8,314 mol. K
J
E = 80.889,4002 mol
E = 80,889 kJ
10 −1
mol
di unit utilitas dengan suhu 30⁰C dan
A = 4,917 x 10 s
tekanan 1 atm, sebelum masuk reaktor
−9.729,3 K
k = 4,917 x 1010 exp ( )
T

Dengan menggunakan regresi linear dan


terlebih dahulu air di pompa (LU-10)
perhitungan yang sama, maka dapat dicari
menuju mixer untuk pencampuran
persamaan kinetika reaksi untuk k2 dan k3 :
dengan etilen oksida.
k2 = 4,2069 x 109 exp −9721 K

2. Tahap sintesa etilen glikol


T

Tahap sintesa etilen glikol ini


bertujuan untuk mereaksikan etilen
oksida dalam fasa cair dan air di
dalam reaktor plug flow adiabatic non
isothermal sehingga terbentuk produk
etilen glikol dan produk samping
etilen glikol berupa dietilen glikol dan
trietilan glikol.
Perbandingan mol umpan masuk etilen dan tekanan 2,2 atm. Hasil atas
oksida dan air yaitu 1: 20. Untuk mencapai evaporator (V-02) adalah air dalam
konversi 99,8%, maka reaktor dioperasikan fase gas yang akan direcycle ke dalam
pada suhu 190⁰C dan tekanan 18 atm, mixer. Hasil bawah evaporator berupa
kondisi ini diterapkan agar fase reaktan dan campuran air, etilen glikol, dietilen
produk dalam kondisi yang sama. Reaksi glikol, dan trietilen glikol yang
berlangsung secara adibatis non isothermal selanjutnya diumpankan ke dalam
sehingga reaktor memerlukan isolasi untuk menara distilasi (D-01) untuk
menghindari hilangnya panas lingkungan. pemurnian.
Pada proses ini akan menghasilkan 4. Tahap pemurnian produk
produk samping yaitu dietilen glikol dan Tahap pemurnian produk ini
trietilen glikol. Pembentukan produk dilakukan untuk
samping ini tidak dapat dihindari karena a. Memisahkan produk etilen glikol
etilen oksida cepat bereaksi dengan etilen dari produk samping berupa
glikol dan dietilen oksida dari pada dietilen glikol dan trietilen glikol.
dengan air. Pada kondisi ini dihasilkan b. Memekatkan lebih lanjut dalam
selektivitas utama dari reaksi utama kolom distilasi (D-01) agar
adalah 91,8%. pemisahan selanjutnya sesuai dengan
Etilen oksida dan air dengan suhu spesifikasi produk yang diinginkan,
130,34⁰C dan tekanan 2,2 atm,
selanjutnya diumpankan ke reaktor. Di di mana pemisahan akan
dalam reaktor terjadi reaksi hidrasi non
katalitik pembentukan etilen glikol menghasilkan uap sebagai produk
dengan produk samping dietilen glikol
dan trietilen glikol. Campuran hasil reaksi samping berupa etilen glikol grade 2.
keluar reaktor pada suhu 190⁰C dan c. Memisahkan produk samping
tekanan 18 atm, selanjutnya masuk ke
tahap pemisahan air dari larutan glikol. dietilen glikol dari trietilen glikol
3. Tahap pemisahaan air dan larutan dengan menggunakan kolom
glikol distilasi (D-02).
Larutan glikol yang tercampur dengan III. SPESIFIKASI ALAT UTAMA
air dipisahkan menggunakan evaporator (V-01) pada suhu 126,14⁰C
PROSES

1. Mixer
Kode : M – 01
Fungsi : Mencampur arus feed dan
recycle sebelum masuk ke
reaktor (R - 01) f. Tebal Sheel : 1 in
Jumlah : 1 tangki
g. Tebal Head : 1 in
Jenis : Tangki berpengaduk
Harga : US $ 79.45
dilengkapi baffle
2. Evaporator-01
Jenis pengaduk : Turbin dengan 6
Kode : V-01
balde disk standar
Fungsi : Menguapkan etilen oksida yang
Bahan : Satinless Steel
digunakan untuk umpan balik
Kapasitas mixer : 255,3696 m 3
menuju mixer (M-01)
Tekanan : 2,2 atm Jumlah : 1
Suhu : 30 ⁰C Jenis : Single effect evaporator
Waktu pengadukan : 1 jam
Bahan : Carbon steel
Diameter mixer : 6,877 m
Spesifikasi :
Tinggi mixer : 7,182 m
a.Luas penampang : 3633,7559 ft2
Harga : US $ 50.183
b. Diameter evaporator : 5,3910 m
1. Reaktor c. Tinggi evaporator : 8,0987 m
d. Tebal shell : 0,5 in
Kode : R – 01
e. Tebal head : 0,25 in
Fungsi :sebagai tempat terjadinya reaksi
f. Ukuran tube : 14 in IPS schedule 30
anatara etilen oksida dengan air
g. OD : 14 in
untuk menghasilkan produk
h. ID : 13,25 in
etilen glikol
Jenis : Reaktor alir berbentuk pipa i. Panjang tube : 14 ft
(plug flow) Harga : US $ 752.108
Spesifikasi : 3. Evaporator-02
Kondisi Kode : V-02
a. Suhu : 190⁰C Fungsi : Menguapkan air yang
b. Tekanan : 18 atm
digunakan untuk umpan balik
Dimensi
menuju mixer (M-01)
a. Diameter : 1,4972 m
Jumlah : 1
b. Panjang : 7,884 5 m
Jenis : Single effect evaporator
c. Pressure drop : 0,0973 psia Bahan : Carbon steel
d. Bahan : Stainless Steel Spesifikasi :
e. Tebal isolasi : 2 in a. Luas penampang : 3633,7559 ft
2
b. Diameter evaporator : 5,3910 m Jenis : Plate sieve tray
Bahan : Carbon steel
c. Tinggi evaporator : 8,0987 m
d. Tebal shell : 0,313 in Tinggi : 14,453 m
e. Tebal head : 0,25 in Diameter : 1,097 m
Jumlah plate minimum : 9,766 plate
f. Ukuran tube : 14 in IPS schedule 30
Jumlah plate ideal : 21 plate
g. OD : 14 in
Jumlah plate aktual : 35 plate
h. ID : 13,25 in
ΔPt : 0,007 atm
i. Panjang tube : 14 ft
Umpan masuk : tray no 7
Harga : US $ 957.274
Harga : US $ 16.347
4. Menara Distilasi-01
Kode : D – 01
Fungsi : Memisahkan produk etilen
IV. HASIL PENELITIAN
glikol dari produk samping
Dari hasil analisa ekonomi
yaitu dietilen glikol dan
prarancangan pabrik etilen glikol yang
trietilen glikol
akan didirikan pada tahun 2025 didapatkan
Jenis : Plate sieve tray keuntungan sebelum pajak sebesar Rp
Bahan : Carbon steel SA 285 grade C
655.476.883.524,- per tahun dan
Tinggi : 19,827 m
keuntungan setelah pajak sebesar Rp
Diameter : 2,681 m
458.763.818.467,- per tahun. Nilai Pay
Jumlah plate minimum : 13,292 plate
Out Time (POT) yang diperoleh dari hasil
Jumlah plate ideal : 23 plate perhitungan masuk pada range, batasan
Jumlah plate actual : 47 plate maksimal yaitu 5 tahun, Break Even Point
ΔPt : 0,008 atm (BEP) sebesar 48,5%, masuk pada BEP
Umpan masuk : tray no 16 untuk pabrik kimia berkisar 40%-60%.
Harga : US $ 32.061 Shut Down Point (SDP) sebesar 36,87%.
5. Menara Distilasi-02 Dari data hasil perhitungan analisis
Kode : D – 02 ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa
Fungsi : Memisahkan produk etilen pabrik etilen glikol menarik dan
glikol dari produk menguntungkan untuk didirikan.
samping yaitu dietilen
glikol dan trietilen glikol
4500

4000
Harg 3500
a
(Milia 3000
r
Rupia
h) 2500

2000

1500
1000 Va

500 Ra

0
0 20 40 60 80 100
% Kapasitas Produksi
Gambar 2 Grafik analisa ekonomi.

KESIMPULAN tinggi minimal 44% (Aries & Newton,

Pabrik etilen glikol dari etilen oksida dan 1955).

air digolongkan pabrik beresiko tinggi. 3. Pay Out Time (POT) sebelum pajak
Karena kondisi oprerasi yang tinggi 1,29 tahun
dengan tekanan 18 atm dan suhu operasi Pay Out Time (POT) setelah pajak 1,7
o o tahun
190 C-200 C.
Pay Out Time (POT) sebelum pajak
Hasil analisi kelayakan ekonomi adalah
untuk pabrik beresiko tinggi maksimal
sebagai berikut :
2 tahun (Aries & Newton, 1955).
1. Keuntungan sebelum pajak Rp
4. Break Even Point (BEP) sebesar
655.476.883.524,- pertahun
48,5%. BEP untuk pabrik kimia
Keuntungan setelah pajak mencapai
berkisar 40%-60%.
Rp 458.763.818.467,- pertahun
5. Shut Down Point (SDP) sebesar
2. Percent Return on Invesment (ROI)
36,87%
sebelum pajak 67,7 %
6. Discounted Cash Flow (DCF)
Percent Return on Invesment (ROI)
terhitung sebesar 25,87%. DCF yang
setelah pajak 47,39 %
dapat diterima harus lebih besar dari
Percent Return on Invesment (ROI)
bunga pinjaman di bank, suku bunga
sebelum pajak untuk pabrik beresiko
bank saat ini 9,5 %.
Dari data hasil perhitungan analisis
ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa
pabrik etilen glikol menarik dan
menguntungkan untuk didirikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bps.go.id diakses pada hari


Selasa 20 Mei 2014

Mc.Ketta J. 1984. Encyclopedia of


Chemical Processing and Design.
Vol.20. Marcel Dekker. New York.

Kirk, R.E. and Othmer, D.F. 1999.


Encyclopedia of Chemical
rd
Technology 3 ed. Vol. 9. The Inter
Science Encyclopedia. Inc. New
York.

Yaws, L. Carl. 1999. Chemical Properties


Handbook. Mc Graw-Hill. New York.

Anda mungkin juga menyukai