Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERAN SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO

Oleh

Edi Kurniawan

Abdullah, SE, M.Si., Ak., CA

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2017

(edikancil997@gmail.com)

This research to examine the influence of human resource competency, the utilization
of technology information, role of government’s internal controls and quality of local
goverment financial repoting in Mukomuko regency. The samples were of the
staff/employees working in the finance section of OPD mukomuko district. Datta collection
was conducted by questionnaire to 120 to the financial management officer, activity officer
technical implementation, treasurer, head of subsection of financial and financial staff on
OPD Mukomuko regency.

The data collected were processed using SPSS version 16.0. The results of the research with
multiple linear regression showed a positive and significant influence on the human resource
competency, used of tecnology information and role of government internal control system of
the quality of local government financial reporting.

Key words: Human Resource Competency, The Use Of Tecnology Information, Role Of
Government Internal Control System, Quality Of Financial Reports.

1) Student

2) Supervisor

1
1. PENDAHULUAN

Perkembangan sektor publik di indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan

akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun di daerah. Akuntabilitas

dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang di laksanakan secara

periodik (Stanbury, 2003 dalam Widyaningrum, 2010).

Untuk menegakkan akuntabilitas finansial khususnya di daerah, pemerintah daerah

bertanggungjawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada stakeholder.

Governmental Accounting Standart Board (1999) dalam Concept Statement No. 1 tentang

Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar

pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk

mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaanya.

Banyak pihak yang mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh

karena itu informasi yang di sampaikan dalam laporan keuangan harus bermanfaat bagi para

pemakai laporan keuangan, atau sama dengan informasi dalam laporan keuangan harus

memiliki nilai (Suwardjono, 2005) informasi akan bermanfaat jika informasi tersebut

dipahami dan digunakan pemakai dan juga bermanfaat apabila pemakai mempercayai

informasi tersebut.

Kebermanfaatan merupakan suatu kriteria yang hanya dapat di tentukan secara

kualitatif dalam hubunganya dengan kepuasan, pemakai dan keyakinan pemakai terhadap

informasi. Kriteria ini secara umum di sebut karakteristik kualitatif (qualitative

characteristics) atau kualitas (qualities) informasi.

2
Kriteria dan unsur-unsur kualitatif laporan keuangan tertuang dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2013 menyebutkan bahwa laporan keuangan harus

memenuhi karakteristik kualitatif yaitu relevan (relevance), andal (reliability), dapat

dibandingkan (comparability), dan dapat dipahami (understandability).

Indikasi laporan keuangan dapat dilihat dari opini audit. Jenis opini audit antara lain:

WTP (wajar tanpa pengecualian), WDP (wajar dengan pengecualian), TP (tidak wajar), dan

tidak TMT (tidak menyatakan pendapat). Berdasarkan fenomena yang ditemukan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) atas hasil audit laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten

Mukomuko tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun anggaran 2015, adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1
Opini BPK terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten Mukomuko
2011 2012 2013 2014 2015
WTP WTP WTP WDP WDP
Sumber:www.bpk.go.id-IHPS Semester 1 2016

Pemerintah Kabupaten Mukomuko memperolah opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) tiga periode berturut-turut yaitu pada tahun anggaran 2011, 2012 dan 2013. Namun

pada tahun anggaran 2014 dan 2015 Kabupaten Mukomuko mendapat opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP). Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa LKPD

Kabupaten Mukomuko mengalami penurunan prestasi yang terjadi 2 tahun terakhir yaitu

tahun 2014-2015 dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Opini WDP tersebut

didasari dengan hasil evaluasi BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu terhadap LKPD yang

diperiksa. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang temukan yakni pada sistem pengendalian

intern, antara lain: pemerintah daerah belum sepenuhnya menerapkan standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual, kesalahan penganggaran beberapa akun belanja, penatausahaan

dan penyajian aset belum optimal dalam mendukung penyajian laporan keuangan pemerintah
3
daerah, pengelolaan dana bergulir pada dinas perindustrian, perdagangan, koprasi dan

UMKM belum tertib dan perlu tindak lanjut. Dan temuan pemeriksaan atas kepatuhan

terhadap Peraturan Perundang-undangan, antara lain: Aset yang tidak jelas status hak dan

pemerintah daerah atas kontribusi pengelolaan berpotensi hilang, pengelolaan hibah, bantuan

sosial dan bantuan keuangan pada pemerintah daerah belum di dukung dengan

pertanggungjawaban penggunaan dana dan tidak sesuai ketentuan, pelaksanaan pekerjaan

tidak sesuai dengan kontrak dan berindikasi merugikan daerah, kelebihan pembayaran atas

paket pekerjaan yang dibayarkan pada pihak ketiga dan belum dikenakan sanksi denda

keterlambatan. Berdasarkan hasil pemerikasaan BPK terhadap LKPD Kabupaten Mukomuko

masih ditemukan beberapa temuan pada sistem pengendalian internal dan kepatuhan terhadap

perundang-undangan. Sehingga kualitas laporan keuangan Kabupaten Mukomuko dinyatakan

kurang baik. www.bengkulu.bpk.go.id

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai dengan

standar akuntansi pemerintah dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

dalam bidang akuntansi. Kompetensi dari sumber daya manusia akan berpengaruh terhadap

kebenaran dan nilai informasi yang akan disajikan didalam laporan keuangan pemerintah.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mairani (2014) yang menyatakan bahwa kompentensi

sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Selanjutnya penelitian Setyowati (2016) menemukan bahwa kompetensi sumber daya

manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Namun

penelitian yang dilakukan oleh Murapi (2016) menemukan bahwa variabel kompetensi

sumber daya manusia tidak berpengaruh positif terhadap kualitas informasi laporan keuangan

pemerintah daerah.

Selain kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi juga

memiliki pengaruh yang besar untuk dapat tercapainya laporan keuangan yang berkualitas.
4
Karena dengan menggunakan teknologi informasi akan mempermudah aparat pemerintah

dalam mengelola data-data keuangan, meminimalisasi terjadinya kesalahan, serta penyusunan

laporan keuangan dapat dilakukan secara otomatis dan pekerjaan dapat dikerjakan dengan

cepat. Hasil penelitian Indriasari & Nahartyo (2008) yang menyatakan bahwa pemanfaatan

teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Mairani (2014) menemukan bahwa

pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Namun penelitian yang dilakukan Setyowati (2016)

menemukan bahwa variabel teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Peran sistem pengendalian internal pemerintah digunakan sebagai ukuran untuk

menilai kinerja pemerintah dalam membuat dan menyajikan laporan keuangan yang

memiliki kualitas yang baik. Pengendalian yang baik dan benar dapat meningkatkan citra

instansi pemerintah karena instansi pemerintah mampu mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efisien. Selain itu, pengendalian internal yang baik dibutuhkan oleh pemerintah

untuk dapat menghindari terjadinya kecurangan atau penyimpangan, khususnya terkait

dengan laporan keuangan yang akan dihasilkan. Sistem pengendalian internal telah terbukti

memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah, seperti pada hasil

penelitian yang dilakukan oleh Indriasari & Nahartyo (2008) yang menyatakan bahwa

pengenalian internal berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Namun penelitian yang dilakukan oleh Yendrawati (2013) menemukan

hasil lain bahwa variabel sistem pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kualitas

informasi laporan keuangan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:


5
1) Apakah kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah kabupaten Mukomuko?

2) Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah kabupaten Mukomuko?

3) Apakah peran sistem pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah kabupaten Mukomuko?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk membuktikan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Mukomuko.

2) Untuk membuktikan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Mukomuko.

3) Untuk membuktikan peran sistem pengendalian internal pemerintah berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Mukomuko.

Manfaat penelitian ini sebagai berikut: manfaat praktis, Penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai referensi tentang bahan informasi yang digunakan untuk memperbaiki

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah melalui kompetensi sumber daya manusia,

pemanfaatan teknologi informasi dan peran sistem pengendalian internal pemerintah

sehingga tujuan pemerintah dapat dicapai dengan baik. Manfaat teoritis, bagi peneliti yaitu

Diharapkan dapat menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam

memecahkan masalah. Sehingga memperoleh gambaran yang jelas sejauh mana tercapai

keselarasan antara pengetahuan secara teoritis dan praktiknya. Bagi objek penelitian yaitu:

Bagi objek penelitian yaitu instansi pemerintah berguna sebagai masukan dalam

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah melalui kompetensi sumber daya

manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan peran sistem pengendalian internal


6
pemerintah. Bagi pembaca yaitu: Diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan mampu

menjadi bahan referensi bagi peneliti lain dalam bidang terkait.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Stewardship (Stewardship theory)

Stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), menggambarkan bahwa tidak ada

suatu keadaan situasi para manajemen termotivasi untuk tujuan-tujuan individu melainkan

lebih fokus untuk tujuan sasaran utama yaitu kepentingan organisasi. Asumsi filosofi

mengenai stewardship dibangun berdasarkan sifat manusia yaitu dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggungjawab, memiliki integritas, serta dapat berlaku jujur untuk

pihak lainya. Dengan kata lain stewardship theory memandang bahwa manajemen dapat

berprilaku baik untuk kepentingan publik dan umumnya maupun shareholders pada

khususnya (Daniri 2005). Teori ini menggambarkan hubungan yang kuat antara kepuasan dan

kesuksesan organisasi. Tercapainya kesuksesan dalam sebuah organisasi dapat dicapai

dengan cara maksimalisasi utilitas priciplals dan manajemen. Teori stewardship dapat

diterapkan dalam penelitian akuntansi organisasi sektor publik seperti organisasi

pemerintahan dan non profit lainya, Haliah (2012).

LKPD merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelaksanaan Good

governance. untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembuatan LKPD, pemerintah daerah

harus mengungkapkan secara jelas dan rinci terkait data akuntansi dan informasi-informasi

lainya secara relevan. LKPD yang dibuat oleh Pemerintah Daerah akan bermanfaat bagi

berbagai kalangan pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. Pihak-pihak tertentu

dapat memanfaatkan LKPD tersebut untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi.

Pada awal perkembanganya, akuntansi organisasi sektor publik bermanfaat untuk

memenuhi kebutuhan informasi antara steward dengan principals. Akuntansi sebagai

penggerak akuntansi serta diikuti dengan perubahan yang semakin kompleks, adanya
7
spesialisasi dalam akuntansi serta perkembanganya dalam organisasi sektor publik, selaku

principals sangat sulit untuk melakukan sendiri fungsi-fungsi pengelolaan. Pemisahan antara

fungsi kepemilikan dan pengelolaan sangat jelas. Untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat serta pertanggungjawaban atas pengelolaan kekayaan negara, peran akuntansi

sangat diperlukan.

Secara prinsip akuntansi merupakan alat pengendalian diri, sebagai sarana pelaporan

aktivitas manajer atas pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan. Dengan adanya

keterbatasan, pemilik sumber daya menyerahkan amanah pengelolaan sumber daya kepada

pihak lain (steward/manajemen) yang lebih siap. Kontrak antara principals dengan stewards

didasari dengan kepercayaan, kolektif sesuai dengan tujuan organisasi. Stewardship theory

merupakan model yang dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik.

Implikasi teori stewardship terhadap penelitian ini yaitu dapat menjelaskan

eksistensi pemerintah daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya dapat menampung

aspirasi masyarakat, dapat memberikan pelayanan yang baik bagi publik, mampu membuat

pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga tujuan ekonomi

terpenuhi serta kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal. Untuk

melaksanakan tanggung jawab tersebut maka stewards (pemerintah daerah) mengarahkan

semua kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan

mengoptimalkan peran sistem pengendalian internal pemerintah untuk dapat menghasilkan

laporan keuangan yang berkualitas.

2.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi. Manusia

merupakan satu-satunya sumber daya yang dapat membuat sumber daya organisasi lainya

berkerja dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan organisasi. Menurut Susilo (2002)

sumber daya manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi
8
dalam usaha mewujudkan visi misi dan tujuanya. Kompetensi sumber daya manusia adalah

kemampuan daya manusia dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab yang diberikan

kepadanya dengan dibekali pendidikan dan keterampilan yang memadai. Dalam penelitian

Yosefrinaldi (2013) sumber daya manusia merupakan hal sangat penting di dalam suatu

organisasi karena sumber daya manusia merupakan penggerak agar dapat tercapainya tujuan

organisasi.

2.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangka lunak, manajemen

data, dan jaringan. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah. Dengan adanya teknologi informasi diharapkan dapat

membantu proses pelaporan keuangan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan handal dan

tepat waktu.

Menurut Widjajanto (2001) dalam Trisaputra (2013) teknologi informasi berperan

dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan didalam

organisasi termasuk dalam hal pelaporan sehingga mendukung proses pengambilan

keputusan dengan lebih efektif. Pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola

keuangan daerah, dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik.

Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatan secara luas,

maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, megelola dan

mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat.

2.4 Sistem pengendalian Internal Pemerintah

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 mendefinisikan sistem pengendalian

internal pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
9
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap perundang-

undangan.

Tujuan sistem pengendalian internal pemerintah menurut Peraturan Pemerintah No.

60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian internal pemerintah adalah untuk memberikan

keyakinan memadai tentang:

1. Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efesiensi

pencapaian tujuan penyelengaraan pemerintah.

2. Keandalan pelaporan keuangan.

3. Pengamanan aset.

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Penerapan SPIP bersifat menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan Instansi

pemerintah. SPIP bukan bagian terpisah dari kegiatan, ataupun ditambahkan ke dalam

kegiatan-kegiatan yang telah disusun. Sebaliknya SPIP berjalan bersama-sama dengan

kegiatan lainya dalam satuan kerja instansi pemerintah.

2.5 Laporan Keuangan Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 laporan keuangan

daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan.

Selanjutnya menurut PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan

keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan

adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan

kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
10
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik tujuan

laporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber

daya yang dipercayakan kepadanya.

2.6 Kualitas Laporan Keuangan

Mardiasmo (2009: 171) mengemukakan bahwa laporan keuangan pemerintah

merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak

publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggungjawaban

publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi publik untuk memberikan

laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan (Accountability).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan bahwa laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang

memenuhi karakteristik kualitatif, karakteristik kualitatif adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuanya.

2.7 Penelitian Terdahulu

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Penelitian-penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Indriasari & Nahartyo (2008)

meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan

pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah

daerah pada Pemerintah Kota Palembang dan Ogan ilir. Hasil penelitian menyatakan bahwa

pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi memiliki pengaruh

positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Kapasitas sumber daya

manusia negatif. Pemanfaatan teknologi informasi dan kapasitas sumber daya manusia

memiliki pengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah.

Keterbatasan penelitian hanya di lakukan pada kota palembang dan ogan ilir.
11
Widyaningrum dan Rahmawati (2010) meneliti pengaruh sumber daya manusia dan

pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan

keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian intern akuntansi di

Pemerintah Daerah Subosukawonosraten. Hasil penelitian menyatakan bahwa sumber daya

manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap

keterandalan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah. Sumber daya manusia berpengaruh

tidak signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan

pelaporan keuangan pemerintah daerah. Keterbatsan penelitian hanya dilakukan di wilayah

Subosukasraten sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisir ke semua objek,

kurangnya pemahaman dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada serta sikap

kepedulian dan keseriusan dalam menjawab kuesioner yang di berikan.

Zuliarti (2012) meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan

teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan

keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Kudus, dengan responden pada kepala bagian, staf

pencatatan keuangan/akuntansi dan staf pemegang kas SKPD. Hasil penelitianya menyatakan

sumber daya manusia tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan dan

pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif

signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pengendalian intern

akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah. Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah

daerah. Keterbatasan penelitian yang dilakukan Zuliarti (2012) yaitu: kurangnya pemahaman
12
dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner serta sikap keseriusan dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Nilai informsi pelaporan keuangan pemerintah

daerah yang digunakan dalam penelitian hanya 2 proksi yaitu ketepatwaktuan dan

keterandalan. Perbedaan signifikan yang cukup tinggi antara pengaruh variabel kapasitas

sumber daya manusia terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan.

Yendrawati (2013) meneliti pengaruh sistem pengendalian internal dan kapasitas

sumber daya manusia terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan faktor eksternal

sebagai variabel moderating. Hasil penelitian yang dilakukan antara lain: variabel sistem

pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan,

variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

informasi laporan keuangan, faktor eksternal dapat memoderasi pengaruh sistem

pengendalian internal terhadap kualitas informasi laporan keuangan, sedangkan faktor

eksternal tidak dapat memoderasi pengaruh sumber daya manusia terhadap kualitas informasi

laporan keuangan. Keterbatasan penelitian yang dilakukan antara lain: penelitian hanya

dilakukan hanya di Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, kurangnya pemahaman

responden terhadap pemahaman dalam kuesioner yang dibagikan, dan variabel bebas yang

dimaksudkan dalam penelitianya masih terbatas.

Mairani (2014) meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan

teknologi informasi, pengalaman kerja, dan pengendalian internal terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah pada Kota Lubuk Linggau. Hasil penelitianya menyatakan

kapasitas sumber daya manusia, pamanfaatan teknologi informasi, pengalaman kerja, dan

pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Keterbatasan penelitianya yaitu: kecamatan dalam penelitian tidak

dijadikan sampel dikarenakan tidak diizinkan untuk melakukan penelitian, sehingga hasil

penelitian tidak menyeluruh untuk seluruh SKPD, kuesioner yang disebarkan untuk setiap
13
SKPD tidak mencakup sampel dalam penelitian, seharusnya 4 kuesioner untuk tiap SKPD

namun terdapat beberapa SKPD yang kurang dari 4 kuesioner, responden yang mengisi

kuesioner dalam penelitian hanya terdapat beberapa PPK dan PPTK.

Setyowati (2016) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah kota semarang. Hasil penelitianya yaitu variabel sistem

pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah, variabel kompetensi sumber daya dan internal audit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Keterbatasan penelitian

yang dilakukan oleh Setyowati (2016) yaitu: penelitian dilakukan hanya pada satu wilayah

kota semarang, model penelitian yang digunakan diketahui bahwa variabel yang digunakan

hanya mampu menjelaskan sebesar 58,7%. Sedangkan 41,3% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diteliti. Dan kurangnya pemahaman dari responden terhadap pertanyaan/pernyataan

dalam kuesioner yang dibagikan.

Murapi (2016) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan

keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu variabel kompetensi

sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan

pemerintah daerah, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi

informasi dan sistem pengendalian internal pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas

informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Adapun keterbatasan penelitian yang

dilakukan Murapi (2016) yaitu: penelitian hanya meneliti variabel kompetensi sumber daya

manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan

sistem pengendalian internal pemerintah, keterbatasan selanjutnya yaitu peneliti hanya

menggunakan kuesioner dalam pengambilan data.

14
2.8 Kerangka Penelitian

Kompetensi Sumber
2.9 Daya Manusia

2.10 (X1)

2.11 Peran Sistem


Pengendalian Internal Kualitas Laporan Keuangan
2.12 (SPI) Daerah

(X2) (Y)

Pemanfaatan Teknologi
Informasi (TI)

(X3)

2. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif

merupakan metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan

(Sugiyono, 2010).

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Variabel Dependen

Variabel kualitas laporan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

instrumen penelitian Soimah (2014) yaitu melalui skala likert 1 sampai 5. Skor terendah (1)

dari jawaban responden menunjukkan rendahnya kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah dan skor tertinggi (5) menunjukkan tingginya kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah.

15
3.2.2 Variabel Independen

3.2.2.1 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya

manusia/pegawai dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab yang diberikan kepadanya

dengan dibekali pendidikan dan keterampilan yang memadai. Sumber daya manusia

merupakan hal yang sangat penting didalam suatu organisasi karena sumber daya manusia

merupakan penggerak agar dapat tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia harus

memiliki keterampilan serta keahlian yang memadai karena kemampuan sumber daya

manusia akan sangat mempengaruhi kualitas informasi yang disajikan didalam laporan

keuangan pemerintah daerah. Variabel kompetensi sumber daya manusia dalam penelitian ini

menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Soimah (2014) dengan

memodifikasi kalimat pernyataan di dalam kuesioner.

Variabel kompetensi sumber daya manusia diukur dengan menggunakan skala likert

1 sampai 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden menunjukan rendahnya kompetensi

sumber daya manusia dan skor tertinggi (5) menunjukkan tingginya kompetensi sumber daya

manusia.

3.2.2.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

teknologi informasi yang dimanfaatkan oleh aparatur penyusun laporan keuangan di

lingkungan pemerintah Kabupaten Mukomuko dalam pelaksanaan tugas jabatan yang

indikatornya di ukur melalui skala 1 sampai 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden

menunjukkan rendahnya pemanfaatan teknologi informasi dan skor tertinggi (5)

menunjukkan tingginya pemanfaatan teknologi informasi.

16
3.2.2.3 Peran Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

Peran sistem pengendalian internal pemerintah adalah sutau peran sebagaimana

berlakunya suatu sistem pengendalian internal pemerintah yang telah dirancang guna

mengawasi dan sebagai kontrol didalam pemerintahan. Variabel peran pengendalian internal

pemerintah diukur dengan skala likert 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban

responden menunjukkan rendahnya peran pengendalian internal pemerintah dan skor

tertinggi (5) menunjukkan tingginya peran pengendalian internal pemerintah.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah staf/pegawai pada OPD Kabupaten

Mukomuko yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat, Dinas,

Badan dan Kantor yang berjumlah 43 OPD. Sedangkan pemilihan sampel menggunakan

metode purposive sampling. Sampel penelitian ini yaitu staf/pegawai yang bekerja pada

bagian keuangan di OPD Kabupaten Mukomuko dengan kriteria responden yaitu bekerja ≥ 1

tahun, berpendidikan minimal D3 dan yang melaksanakan pengelolaan keuangan yang terdiri

dari Kadis, Kabid, Kasi, PPK, Bendahara, PPTK, Staf Akuntansi dan Operator. Kelurahan

dalam penelitian ini tidak dijadikan tempat penelitian dikarenakan tidak diizinkan untuk

melalukan penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer. Dimana data primer merupakan sumber

data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media

perantara) (Sugiono, 2010). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

mendatangi secara langsung Kantor/Badan/Dinas OPD Kabupaten Mukomuko dan

memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden,

yaitu Kadis, Kabid, Kasi, PPK, Bendahara, PPTK, Staf Akuntansi dan Operator. Dalam

pengumpulan data, peneliti menunggu responden menjawab semua kuesioner yang telah
17
disediakan sebelumnya. Untuk dapat menyelesaikan penyebaran kuesioner tersebut, peneliti

memperkirakan waktu selama 2 minggu.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah

tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian, dalam penelitian ini data yang

terkumpul di olah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0.

3.6 Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika korelasi r (hitung) > r tabel (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

responden terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).

Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk penelitian dapat dilihat dari hasil uji statistik

Cronbach Alpha (a). Menurut kriteria Nunnally (1994) yang dinyatakan dalam Ghozali

(2013), variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,70.

3.7 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel penggangu

atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui nahwa uji t dan f mengasumsikan

bahwa nilai residul mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
18
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,

2013).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2013).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskesdatisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskesdatisitas.

3.8 Regeresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda (Multiple regresion) dilakukan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih lebih variabel independen (Explanatory) terhadap satu variabel

dependen (Ghozali, 2013). Model regresi berganda dalam pernyataan ini di nyatakan sebagai

berikut:

KLKPD= α+β1KSDM+β2PTI+β3PSPIP+e
Keterangan:
KLKPD = kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
α = konstanta
β1, β2, β3 = koefisien regresi
KSDM = kompetensi sumber daya manusia
PTI = pemanfaatan teknologi informasi
PSPIP = peran sistem pengendalian internal pemerintah
e = standar error

19
3.9 Pengujian Hipotesis

1. Uji Kelayakan Model (F test)

Uji kelayakan model pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013). Ketentuan atau ditolaknya hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika signifikan > 0,05 (5%), maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan)

2. Jika signifikan < 0,05 (5%), maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien regresi

signifikan)

2. Uji Koefisen Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya (Ghozali, 2011). nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R 2) berarti semakin

tinggi kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan terhadap

variabel dependen.

3. Uji t-test

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2013). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau taraf signifikan 5%, dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Bila probabilitas t hitung > 0,05 Ho diterima dan H1 ditolak

2. Bila probabilitas t hitung < 0,05 Ho ditolak dan H1 diterima

20
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Populasi dalam penelitian ini adalah staf/pegawai yang bekerja pada Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Mukomuko yang berjumlah 43 OPD. Sampel dalam

penelitian ini yaitu staf/pegawai yang bekerja pada bagian keuangan di OPD Kabupaten

Mukomuko. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang diberikan

secara langsung kepada responden disetiap OPD yang menjadi tempat penelitian. Kuesioner

diedarkan secara langsung kepada responden dari tangal 2 Mei – 10 Mei 2017. Distribusi

mengenai penyebaran kuesioner disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Rincian Penyebaran dan Pengembalian Keusioner
Keterangan Responden
Jumlah %
Kuesioner yang disebarkan 120 100
Kuesioner yang tidak kembali 48 40
Kuesioner yang tidak dapat diolah 2 1.66
Kuesioner yang dapat diolah 70 58.33
Sumber: Data primer diolah, 2017
Total kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini berjumlah 120 kuesioner. Dari

120 (100%) kuesioner yang disebarkan, 72 (60,%) kuesioner yang diterima kembali, 48

(40%) kuesioner tidak kembali. Dari 72 (100%) kuesioner yang diterima, 70 (97,22%)

kuesioner dapat diolah dan 2 (2,77%) tidak dapat diolah dikarenakan kuesioner yang di

berikan tidak diisi secara lengkap oleh responden.

4.2 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK),

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran,

Kasubag Keuangan, Staf Akuntansi/keuangan dan Operator SIMDA di Organisasi Perangkat

21
Daerah Kabupaten Mukomuko yang telah memenuhi syarat sesuai dengan kriteria purposive

sampling yang telah ditentukan. Data deskripsi responden dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden
Uraian Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin:
Laki-laki 37 52,85
Perempuan 33 47,14
Total Responden 70 100%
Pendidikan Terakhir
SMA 4 5,71
D3 10 14,28
S1 52 74,28
S2 4 5,71
Total Responden 70 100%
Jurusan Terakhir
Akuntansi 25 35,71
Manajemen 21 30
Hukum 2 2,85
Lain-lain 22 31,42
Total Responden 70 100%
Lama Bekerja
≥1-5 Tahun 26 37,14
5-10 Tahun 30 42,85
≥ 10 Tahun 14 20
Total Responden 70 100%
Jabatan
PPK 2 2,85
PPTK 2 2,85
Bendahara Pengeluaran 17 24,28
Bendahara Penerimaan 15 21,42
Operator SIMDA 16 22,85
Kasubag Keuangan 8 11,42
Staf Keuangan 10 14,28
Total Responden 70 100%
Kursus/Diklat/Bimtek
Tidak Pernah 5 7,14
Pernah 15 21,42
Minim Sekali 4 5,71
Sering 26 37,14
Sangat Sering 20 28,57
Total 70 100%
Sumber: Data primer diolah, 2017

22
4.3 Statistik Deskriptive

Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah disebarkan ditabulasi dengan tujuan

sebagai alat analisis data. Hasil tabulasi tersebut diolah menggunakan program SPSS 16.0

yang menghasilkan deskripsi statistik variabel penelitian, seperti tampak pada tabel 4.3

berikut:

Tabel 4.3
Deskripsi Statistik Responden
Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Std.
Variabel n
Deviasi
Min Maks Mean Min Maks Mean
Kualitas Laporan
Keuangan
70 9 45 27 35 45 39,13 2,84
Pemerintah
Daerah
Kompetensi
Sumber Daya 70 8 40 24 28 45 38,21 3,50
Manusia
Pemanfaatan
Teknologi 70 7 35 21 31 35 32,03 2,43
Informasi
Peran Sistem
Pengendalian
70 9 45 27 30 45 38,44 3,92
Internal
Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2017

Variabel kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diukur dengan menggunakan

instrumen yang terdiri dari 9 pernyataan. Seperti terlihat pada tabel 4.3 rata-rata kisaran

aktual adalah 39,13 lebih besar dari rata-rata kisaran teoritis yaitu dengan nilai 27, hal

tersebut secara rata-rata pegawai bagian keuangan di OPD kabupaten Mukomuko menilai

bahwa variabel kualitas laporan keuangan sudah baik. Yaitu laporan keuangan yang

dihasilkan oleh OPD Kabupaten Mukomuko dapat dipahami oleh pengguna, dapat

dibandingkan dengan periode sebelumnya, bebas dari kesalahan material, dan laporan

keuangan yang hasilkan tepat waktu.

23
Variabel kompetensi sumber daya manusia diukur dengan menggunakan instrumen

yang terdiri 8 pernyataan. Seperti terlihat pada tabel 4.3 rata-rata kisaran aktual sebesar 38,21

lebih besar dibandingkan rata-rata aktual kisaran teoritis yaitu dengan nilai 24. Hal tersebut

menunjukkan bahwa secara rata-rata pegawai bagian keuangan pada OPD Kabupaten

Mukomuko menilai bahwa sudah terdapat kompetensi sumber daya manusia yang baik, yaitu

telah mengerti peran dan fungsi yang jelas dalam pengelolaan keuangan, telah menjalankan

tugas sesuai dengan fungsi akuntansi yang sesungguhnya, dan telah bekerja sesuai

berdasarkan pedoman mengenai proses akuntansi yang ada.

Variabel pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan menggunakan instrumen

yang terdiri dari 7 pernyataan. Seperti terlihat pada tabel 4.3 rata-rata kisaran aktual 32,03

lebih besar dari rata-rata kisaran teoritis 21. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa

secara rata-rata pegawai di OPD Kabupaten Mukomuko menilai bahwa sudah terdapat

pemanfaatan teknologi informasi dengan baik, yaitu pengelolaan keuangan/akuntansi telah

menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas, pengolahan data transaksi keuangan telah

menggunakan software yang sesuai dengan peraturan, dan laporan keuangan yang disajikan

oleh instansi/lembaga dihasilkan dari sistem informasi yang terstruktur.

Variabel peran sistem pengendalian internal pemerintah diukur dengan

menggunakan instrumen yang terdiri dari 9 pernyataan. Seperti terlihat pada tabel 4.3 rata-

rata kisaran aktual 38,44 lebih besar dibandingkan rata-rata pada kisaran teoritis yaitu dengan

nilai 27. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata pegawai di OPD Kabupaten

Mukomuko menilai bahwa peran sistem pengendalian internal sudah berjalan dengan baik,

yaitu sudah menerapkan kode etik, pimpinan instansi telah memberikan contoh dalam

berprilaku mengikuti kode etik, instansi telah menerapkan penentuan batas dan penentuan

24
toleransi, dan instansi telah menerapkan pengendalian internal dan manajemen terhadap

resiko.

4.4 Hasil Uji Kualitas Data

4.4.1 Uji Validitas

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Validitas
Variabel N Coefficient keterangan
correlation person
Kualitas Laporan Keuangan 70 0,535**-0,366** Valid
Pemerintah Daerah
Kompetensi Sumber Daya 70 0,315**-0,414** Valid
Manusia
Pemanfaatan Teknologi 70 0,4,04**-0,517** Valid
Informasi
Sistem Pengendalian Internal 70 0,465**-0,585** Valid
Pemerintah
**. Correlation is signifikan at the 0.01level (2-tailed).
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, semua item pernyataan untuk variabel kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah, kompetensi sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi

informasi dan peran sistem pengendalian internal pemerintah lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian sudah valid dan dapat dilanjutkan untuk

untuk digunakan pada pengujian selanjutnya.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Hasil pengujian uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s Alpha (α) untuk

masing-masing variabel adalah > 0,70 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item-item

instrumen untuk masing-masing variabel adalah reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2013).

Hasil uji reliabilitas secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

25
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Alpha
No Variabel Keterangan
Cronbach
Kualitas Laporan Keuangan 0,790
1 Reliabel
Pemerintah Daerah
0,801
2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Reliabel
3 Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,732 Reliabel
Peran Sistem Pengendalian Internal 0,838
4 Reliabel
Pemerintah
Sumber: Data primer diolah 2017

4.5 Uji Asumsi Klasik

4.6.1 Uji Normalitas

Tabel 4.6
Uji Normalitas
Variabel Asymp Sig (2-tailed) Keterangan
KLKPD 0,131 Normal
KSDM 0,122 Normal
PTI 0,128 Normal
PSPIP 0,450 Normal
Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.6 diatas, terlihat seluruh variabel

memiliki nilai One-sample kolmogorov smirnov test lebih besar dari 0,05 (5%). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.6.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Collenearity Statistik Keterangan
Tolerance VIF
Kompetensi Sumber Daya 0,878 1,139 Bebas Multikolinearitas
Manusia
Pemanfaatan Teknologi 0,873 1,145 Bebas Multikolinearitas
Informasi
Peran Sistem Pengendalian 0,822 1,216 Bebas Multikolinearitas
Internal Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2017

26
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.7 diatas, seluruh variabel

tidak ada yang memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan tidak ada yang memiliki

nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan demikian model regresi pada persamaan ini bebas dari

adanya multikolinearitas.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabl Signifikan Keterangan
Kompetensi Sumber Daya 0,733 Bebas Heteroskedastisitas
Manusia
Pemanfaatan Teknologi 0,607 Bebas Heteroskedastisitas
Informasi
Peran Sistem 0,071 Bebas Heteroskedastisitas
Pengendalian Internal
Pemerintah
Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa nilai signifikan semua variabel independen

menunjukkan nilai diatas 5% (0,05) yang berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.6 Pengujian Hipotesis

Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel

kompetensi sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2) dan peran

sistem pengendalian internal pemeritah (X3) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah (Y). Hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS versi 16.0

27
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Nilai Nilai t Sig Keterangan
Β Koefisien
Kompetensi β1 0,273 3,297 0,002 Diterima
Sumber Daya
Manusia (X1)
Pemanfaatan β2 0,253 2,117 0,038 Diterima
Teknologi
Informasi (X2)
Peran Sistem β3 0,279 3,652 0,001 Diterima
Pengendalian
Internal Pemerintah
(X3)
R Square=0,444 Adjusted R2=0,419 F=17.570 Signifikan=0,000 N=70
Sumber: Data primer diolah, 2017

4.6.1 Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F. Pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui kelayakan model variabel yang digunakan. Kriteria pengujian yang digunakan

adalah dengan membandingkan derajat kepercayaan dengan tingkat signifikan sebesar 5%.

Apabila hasil uji F adalah signifikan P value ≤ 0,05 maka model regresi yang digunakan

dianggap layak uji. Sebaliknya jika P value ≥ 0,05 maka model regresi yang digunakan

dianggap tidak layak uji. Hasil uji pada tabel 4.10 diperoleh nilai F = 17,570 dengan nilai

signifikan sebesar p value = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan

bahwa model penelitian yang digunakan dianggap layak uji dan keempat variabel mampu

menjelaskan fenomena kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko.

4.6.2 Uji Koefisien Determinan (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat hasil nilai koefisien determinasi Adjusted R 2

= 0,419. Hal ini mengandung pengertian bahwa 41% varian variabel kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah dapat dijelaskan dengan variabel kompetensi sumber daya

manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), dan peran sistem pengendalian internal

28
pemerintah (X3), sedangkan sisanya sebesar 59% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

termasuk ke dalam penelitian.

4.6.3 Uji t-test

Kriteria pengujian dilakukan berdasarkan probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05

(α), maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013).

Tingkat signifikan variabel kompetensi sumber daya manusia (0,002) kurang dari

tingkat signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan hipotesis 1 diterima. Hal ini membuktikan

bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah dan memiliki arah pengaruh positif (β = 0,273) dengan nilai t-

statistik 3,297. hal ini berarti semakin baik kompentensi sumber daya manusia yang ada maka

akan semakin baik kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

Uji statistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel pemanfaatan teknologi

informasi (0,038) kurang dari tingkat signifikan (0,05) sehingga dapat disimpulkan hipotesis

2 diterima. Hal ini membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan arah pengaruhnya

positif (β = 0,253) dengan nilai t-statistik 2,117. Hal ini berarti semakin sering memanfaatkan

teknologi informasi maka akan baik kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

Tingkat signifikan variabel peran sistem pengendalian internal pemerintah (0,001)

lebih kecil dari tingkat signifikan (0,05) sehingga hipotesis 3 diterima. Hal ini membuktikan

bahwa peran sistem pengendalian internal pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan arah pengaruhnya positif (β = 0,279)

dengan statistik 3,652. Hal ini berarti semakin baik peran sistem pengendalian internal
29
pemerintah yang dilakukan maka akan semakin berkualitas laporan keuangan yang

dihasilkan.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Kompentensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama disimpulkan bahwa kompetensi sumber daya

manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Berdasarkan statistik deskriptif dapat disimpulkan juga bahwa sudah terdapat

pegawai yang memiliki kompetensi yang baik didalam OPD karena nilai rata-rata aktual lebih

besar dari nilai rata-rata teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dari para pegawai di

OPD telah mendukung untuk dapat menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang

berkualitas. Dalam hal tersebut menunjukkan bahwa pegawai OPD Kabupaten Mukomuko

memiliki keterampilan, tingkat pendidikan dan keahlian yang baik.

4.7.2 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan


teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Berdasarkan statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa sudah terdapat
pegawai yang dapat memanfaatkan teknologi informasi didalam OPD karena nilai rata-rata
aktual lebih besar dari nilai rata-rata teoritis. Semakin tinggi pemanfaatan teknologi informasi
maka akan meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

4.7.3 Pengaruh Peran Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap Kualitas


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga disimpulkan bahwa peran pengendalian

internal pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

30
daerah. Berdasarkan statistik deskriptif dapat disimpulkan juga bahwa sudah terdapat

pengendalian internal yang baik didalam OPD karena nilai rata-rata aktual lebih besar dari

nilai rata-rata teoritis.

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif pada kualitas laporan

keuanagan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

kompentensi sumber daya manusia maka akan semakin baik kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan.

2. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Semakin baik pemanfaatan teknologi informasi terkhususnya

aplikasi SIMDA maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan menjadi semakin

baik.

3. Peran sistem pengendalian internal pemerintah berpengaruh positif pada kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah. Semakin baik peran sistem pengendalian yang

dilakukan maka semakin berkurangnya kesalahan-kesalahan didalam penyusunan

laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas

5.2 Implikasi Penelitian


1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi sumber daya manusia,

pemanfaatan teknologi informasi dan peran sistem pengendalian internal pemerintah

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko

dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

31
3. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan

penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan.

5.3 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini hanya menggunakan metode penyebaran kuesioner tanpa di lengkapi

dengan wawancara atau pertanyaan lisan.

2. Masih banyak variabel yang dapat ditambahkan dalam penelitian dengan tema sejenis,

sehingga penelitian menjadi lebih sempurna.

5.4 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain dengan

tema sejenis, sehingga penelitian menjadi lebih sempurna.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti

wawancara langsung dan lain-lain.

32
DAFTAR PUSTAKA
As, Syifa, Nurillah. 2014. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan (SAKD), Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Empiris Pada SKPD Kota Depok). Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang.
Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting Edisi Tujuh. Yogyakarta.
Bryson, John. 2001. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Daniri, Mas. 2005. Good Corporate Governance Konsep dan Penerpanya Dalam Konsep
Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta
Donaldson, L., & Davis, J.H. 1991. Stewardship theory or agency theory: CEO governance
and shareholders returns. Australian Journal of Management, 16: 49-64.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Governmental Accounting Standarts Boards (GASB). 1999. Concept Statement No. 1:
Objectives of financial Reporting in Governmental Accounting Standards Boards
Series Statement No. 34: Basis Financial Statement and Management Discussion and
Analysis for State and Local Government. Norwalk.
Haliah, 2012. Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Disertasi. Program Sarjana Universitas Hasanuddin
Makasar.
Hamzah, Ardi. 2009. Evaluasi Model Keprilakuan Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
di Indonesia. Universitas Trunojoyo: Yogyakarta.
Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota
Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Kumpulan Makalah Simposium Nasional
Akuntansi XI. 23-24 Juli.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Mairani, Khoirunnadia. 2014. Pengaruh Kapasitas sumber daya manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Pengalaman kerja, dan Pengendalian Internal Terhadap
Kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada SKPD Kota Lubuk
Linggau). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
Martoyo, Susilo. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedelapan. BPFE.
Yogyakarta.
Maryati, K. dan Suryawati., 2006. Sosiologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit ESIS.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

33
Mirnayanti. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi, dan Pengendalian Intern Terhadap Nilai informasi Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Majene Selawesi Barat).
Skripsi Universitas Hasanudin.
Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Murapi, Ikang. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan
Kuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD di Kabupaten Lombok
Tengah). Jurnal InFestasi Vol.12, No.2. hal. 131-143.
Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007).
Pramudiarta, Rizal. 2015. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi
Persepsi Pegawai SKPD di Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal). Skripsi
Universitas Diponegoro: Semarang.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Penganti Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2001 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
, Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah daerah.
_____ , Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan
daerah.
, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Penganti Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Rosalin, Faristina. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keandalan Dan Timeliness
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum (Studi Pada BLU Di Kota Semarang),
skripsi Universitas Diponegoro.
Setyowati, Lilis. 2016. Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.8 No.1, hal. 43-58.
Soimah, Siti. 2014. Penagruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Sistem pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan

34
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Bengkulu.
Stanbury, W.T (2003) Accountability To Citizens In The Westnnster Model Of Government;
More Myth Than Reality. Fraser Institute Digital Publication: canada.
Sukmaningrum, Tantriani. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Kabupaten dan Kota Semarang). Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi III).
Yogyakarta: BPFE.
Trisaputra, A. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengawasan
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris di SKPD
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Skripsi Universitas Negeri Padang.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Widyaningrum, Celviana, Rahmawati. 2010. Pengaruh SDM, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah dengan Variable Intervening Pengendalian Intern Akuntansi, Studi Empiris di
Pemda Subosukawonosraten. Simposium Nasional Akuntansi XII Purwokerto.
Wilkinson, Josep W. Et al. 2000. Accounting Information System Esential Concetp and
Application, 4 Edition, John Willey & Sons Inc. New York-USA
Yendrawati, Reni. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dan Kapasitas Sumber
Daya Manusia terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Faktor
Eksternal Sebagai Variabel Moderating, Jurnal Penelitian: Universitas Islam
Yogyakarta, Yogyakarta.
Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan
Variabel Intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris Pada
Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Se-Sumatera Barat). Skripsi
Universitas Negeri Padang: Sumatera Barat.
Zetra. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,Pemanfaatan Teknologi
Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informas Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah : Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus. Skripsi
Universitas Muria Kudus: Jawa Timur.
www.bpk.go.id diakses pada 21 desember 2016.

35

Anda mungkin juga menyukai