Anda di halaman 1dari 30

SATUAN PENYULUHAN ACARA SAP

TENTANG HEPATITIS
DI RUANG 27 (PENYAKIT DALAM PRIA)

OLEH

STIKES BANYUWANGI

DIMAS SUBHAKTI
RIDWN HARIS S
WAHYU RAUDATUL J
RISKA DEWI

POLITEKNIK RS dr. SOPRAOEN MALANG

BELLA CHINTYA
DEDY KURNIAWAN
DIAN NUR INDAH SARI
KADEK DICKY NUGRAHA
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI
DITTO ARDI FRASTIAN P.
HALMENAK PUSPITA SARI
ERMALITA SUSANTI

PROMOSI KESEHATAN
Di RS dr. SAIFUL ANWAR di Kota Malang
2018
SATUAN PENYULUHAN
Promosi Kesehatan Pada Masyarakat
Di RS dr. SAIFUL ANWAR di Kota Malang
Dengan Masalah “HEPATITIS”

Latar Belakang
TUJUAN UMUN DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan Intruksional Umum :
Setelah dilakukan promosi kesehatan pada pasien dan keluarga pasien di
harapkan dapat mengetahui tentang cara pencegahan Hepatitis.
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Audience mampu menjelaskan pengertian Hepatitis
2. Audience mampu menyebutkan penyebab Hepatitis
3. Audience mampu menjelaskan cara penularan Hepatitis
4. Audience mampu mengetahui gejala klinis Hepatitis
5. Audience mampu mengetahui pencegahan Hepatitis
Materi Pokok Penyuluhan:
Penyuluhan tentang penyakit Hepatitis pada pasien dan keluarga dengan
pembahasan:
1. Pengertian Hepatitis
2. Penyebab Hepatitis
3. Gejala Klinis Hepatitis
4. Cara Penularan Hepatitis
5. Pemeriksaan Hepatitis
6. Pengobatan Hepatitis
7. Pencegahan Hepatitis

A. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan
ini ditandai dengan meningakatan kadar enzim hati. Peningkatan ini
disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor
penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab
infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri. Selain karena virus Hepatitis A,
B, C, D, E dan G masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan
hepatitis misalnya adenoviruses , CMV , Herpes simplex , HIV , rubella
,varicella dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara
lain misalnya bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi , tuberkulosis ,
leptosvera. Faktor noninfeksi misalnya karena obat. Obet tertentu dapat
mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis (Dalimartha,2008).
Macam-macam Hepatitis:
1. Hepatitis A
Penyebab penyakit adalah virus hepatitis A (HAV), picornavius
berukuran 27-nm (yaitu virus dengan positive stain RNA). Virus tersebut
dikelompokkan kedalam Hepatovirus, anggota famili Picornaviridae. Gejala
hepatitis A pada orang dewasa diwilayah nonendemis biasanya ditandai dengan
demam, malaise, anoreksia, nausea, gangguan abdomial diikuti dengan
gagngguan ikterus dalam beberapa hari. Disebagian negara berkembang virus
Hepatitis A terjadi pada amasa anak-anak umumnya asimtomastis atau gejala
sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada usia selanjutnya hanya dapat diperiksa
melalui pemeriksaan laboratorium terhadap fungsi hati. Disebagian besar
wilayah dunia muncul secara sporadis sebagai wabah dengan kecenderungan
muncul secara siklis. Dinegara sedang berkembang umumnya orang dewasa
sudah kebal dengan virus tersebut sehingga jarang terjadi. Namun dengan
adanya perbaikan sanitasi lingkungan disebagian besar negara di dunia ternyata
membuat penduduk golongan dewasa muda menjadi lebih rentan sehinnga
frekuensi terjadi KLB cenderung meningkat.
Dinegara-negara maju penularan penyakit terjadi karena kontak dalan
lingkungan keluarga dan kontak seksual dengan penderita akut, dan juga
muncul secara sporadis di tempat-tempat penitipan anak usia sebaya,
menyerang wisatawan yang bepergian ke negara dimana penyakit tersebut
endemis, menyersi ang pengguna suntikan pecandu obat terlarang dan pria
homoseksual. Didaerah dengan sanitasi lingkungan yang rendah, infeksi
umumnya terjadi pada usia yang sangat muda.
Tes darah pada hepatitis ini mencari 2 jenis antibodi terhadap
antivirus, yang dari disebut IgM dan IgG (Ig adalah singkatan dari
Imunoglobullin). Pertama dicari antibodi IgM, yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh yang dibuat lima sampai sepuluh hari sebelum gejala muncul,
dan biasanya hilang dalang waktu enam bulan. Kedua adalah mencari antibodi
IgG, yang menggantikan antibodi IgM dan seterusnya melindungi terhadap
infeksi HAV.
Tidak ada obat khusus yang dapat langsusng menyembuhkan Hepatitis
A. Pengobatan yang diberikan biasanya hanya bersifat supportif. Pada
umumnya terapi pengobatan yang disarankan dokter adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring (bedrest) yaitu istirahat total ditempat tidur diawal fase
penyakit.
b. Pengaturan pola makan. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna dan
mengurangi keluhan yang ada. Sebaiknya makan makanan yang tinggi
protein dan karbohidrat tetapi rendah serat. Misalnya dengan membagi dan
disantap 5-6 kali sehai. Usahakan mengkonsumsi makanan yang lebih
lembut seperti sup, bubur, nasi tim, yoghurt, dan jus buah-buahan.
c. Simptomatik yaitu memberi pengobatan berdasarkan keluhan yang ada.
Memberikan paracetamol diberikan pada penderita demam dan sakit kepala,
antasida diberikan bila mual dan muntah, dan obat tradisional lainnya yang
mempercepat penyembuhan dan turunnya transaminase (SGPT,SGOT).
d. Perawatan di rumah sakit bila penderita muntah terus menerus sehingga
memerlukan cairan infus atau penyakitnya bertambah berat (fulminan).
2. Hepatitis B
Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis B (HBV), termasuk
hepadnavirus, berukuran 42-nm double straned DNA virus dengan terdiri dari
neucleocapsid core (HBc Ag) berukuran 27 mm, dikelilingi oleh lapisan
lippoprotein dibagian luarnya yang berisi antigen permukaan (HBsAg). Hanya
sedikit saja dari mereka yang terinfeksi hepatitis B (HVB) akut yang
menunjukkan gejala klinis.
Kurang dari 10% pada anak-anak dan 30%-50% pada orang dewasa
dengan efisiensi Hepatitis B (HBV) akut akan berkembang menjadi icteric.
Pada penderita yang menunjukan gejala klinis, timbulnya gejala biasanya
insidious, dan anorexia, gangguan abdominal yang samar-samar,mual dan
muntah, kadangkadang disertai arthralgia dan trash dan sering berembang
menjadi jaundice. Demam ringan atau mungkin tidak sama sekali.
Tersebar diseluruh dunia, endemis atau variasi musiman. WHO
memperkirakan lebih dari 2 milyar orang terinveksi HBV (termasuk 350 juta
kronis). Setiap tahun sekitar 1 juta orang meninggal akibat terinfeksi HBV dan
lebih dari 4 juta kasus klinis terjadi. Dinegara dimana HBV endemis tinggi
(prlevansi HbsAg berkisar atas 8 %), infeksi biasanya terjadi pada semua
golongan umur. Meskipun angka infeksi kronis tinggi terutama disebabkan
karena terjadi penularan selama kehamilan dan pada masa bayi dan anak-anak.
Dinegara-negara dengan masa endemisitas yang rendah (prelevansi
HbsAg kurang dari 2%) sebagian infeksi terjadi pada dewasa muda khususnya
diantara orang yang diketahui sebagai kelompok resiko. Namun walaupun
dinegara dengan endemisitas HBV rendah, proporsi infeksi kronis sangat
tergantung dengan umur. Sebagian besar infeksi tidak akan dapat dicegah
dengan program imunisasi hepatitis B perinatal oleh karena infeksi terjadi pada
anakanak yang ibunya mempunyai HbsAg negatif.
Hepatitis B didiagnosis dengan tes darah yang mencari antigen (pecahan
antivirus Hepatitis B) tertentu dan antibodi (yang dibuat oleh anti sistem
kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap antibodi). Tes darah awal untuk
diagnosis infeksi HBV mencari suatu antigen-HbsAg (antigen permukaan atau
surface HBV) dan dua antibodi yaitu anti-HBs (antibodi terhadap antigen
permukaan HBV) dan anti-HBc (antibodi terhadap antigen bagian inti atau core
HBV). Ada dua type antibodi anti-HBc yang dibuat yaitu antibodi IgM
(HBcIgM) dan antibodi IgG (HBcIgG).
Tes darah yang dipakai untuk diagnosis HBV dapat membingungkan,
karena ada beberapa kombinasi antigen dan antibodi yang berbeda, dan
masing-masing kombinasi mempunyai artinya sendiri . bila tidak pernah
terinfeksi atau pernah difaksinasi terhadap HBV, kita tidak membutuhkan tes
tambahan. Bila kita baru-baru ini terinfeksi HBV atau Hepatitis B akut,
sebaiknya kita tes ulang setelah 6 bulan untuk meyakinkan sudah didapatkan
kekebalan yang dibutuhkan.
Bila terkena hepatitis B kronis,maka dibutuhkan tes tambahan. Tes ini
diminta oleh dokter untuk mengetahui apakah infeksinya aktif dan seberapa
luar kerusakannya pada hati.
Pada umumnya terapi dan pengobatan Hepatitis B adalah untuk
menghilangkan keluhan dan gejala klinis yang ada, mempersingkat lamanya
sakit, dan mencegah komplikasi seperti hepatitis fluminan yang dapat
menyebabkan kematian. Penatalaksanaan terpai dan pengobatan pada penderita
antara lain :
a. Tirah baring (bedrest) yaitu intirahat total ditempat tidur diawal fase
penyakit.
b. Diet. Penderita harus mendapat cukup kalori dengan ukuran 30-35 kalori per
kilogram berat badan atau sekitar 150-175% dari kebutuhan kalori basal.
Makanan yang kaya hidrat arangkompleks yaitu 300-400 gram per hari agar
dapat melindungi protein tubuh.protein atau asam amino diberikan sebanyak
0,75 gram per kilogram berat badan.
c. Obat-obatan. Kortikosteroid, mengurangi proses peradangan hati, sehingga
edema sel berkurang dan statis (sumbatan) aliran empedu menghilang
sehingga terjadi penurunan bilirubin. Imunomodulator, golongan obat ini
dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh. Simptomatik yaitu memberi
pengobatan berdasarkan keluhan yang ada. Memberikan paracetamol
diberikan pada penderita demam dan sakit kepala, antasida diberikan bila
mual dan muntah, dan obat tradisional lainnya yang mempercepat
penyembuhan.
d. Pada tahap kronis malakukan pengobatan dengan IFN (interferon), yang
merupakan salah satu unsur penting dalam sistem kekebalan alamiah
disamping ikut mengatur sistem kekebalan yang didapat.
e. Adenosine arabinoside (ARA-A)
f. Ribavirin (new atirival agent)
g. Penekan virus (viral supressors)
h. Obat Imunomodulator
3. Hepatitis C
Penyebab penyakit adalah virus hepatitis C (HCV) yang merupakan virus
RNA dengan amplop, diklasifikasikan ke dalam genus berbeda (Hepacavirus)
dari famili Flaviviridae. Paling sedikit ada 6 genotipe yang berbeda dan lebih
dari 90 subtipe HCV yang diketahui saat ini. Gejala penyakit ini umumnya
insidious,bisa disertai anoreksida, gangguan abdominal tidak jelas, mual dan
muntah-muntah, berlanjut menjadi icterus (jaundience) lebih jarang jika
dibandingkan dengan Hepatitis B.
Meskipun infeksi pertama mungkin asimtomatis (lebih dari 90% kasus)
atau ringan, namun sebagian besar (diantara 50%-80% kasus) akan menjadi
kronis. Pada orang yang mengalamin infeksi kronis, sekitar separuh dapat
berkembang menjadi cirrhosis atau kanker hati.
Hepatitis jenis ini tersebar diseluruh dunia. Prevelnsi HCV berhubungan
langsung dengan prevelansi orang yang menggunakan jarum suntik bersama
dikalangan pecandu obat terlarang dan prevelensi kebiasaan menggunakan alat
suntik yang tidak steril ditempat pelayanan kesehatan.
Menurut WHO pada akhir tahun 1990an diperkirakan 1% penduduk
dunia terinveksi HCV. Di Eropa dan Amerika Utara prevelensi hepatitis C
sekitar 0,5% sampai 2,4%. Sedangkan dibeberapa tempat seperti di Afrika
prevalensinya mencapai 4%. Hampir 1,5 juta orang terinfeksi oleh HCV di
Eropa dan sekitar 4 juta orang di Afrika.
Tes antibodi HCV mendiagnosis inveksi HCV mulai dari tes antibodi.
Antibodi terhadap HCV biasanya terdeteksi setelah 6-7 minggu setelah virus
tersebut masuk kedalam tubuh, walaupun kadang kala untuk beberapa orang
dibutuhkan tiga bulan aatu lebih. Bila tes antibodi HCV positif, tes ulang
biasanya untuk konfirmasi. Tes konfirmasi ini dapat tes antibodi lain atau tes
PCR.
Bila tes positif untuk antibodi HCV, ini berarti pernah terkena virus
tersebut pada suatu waktu. Karena kurang lebih 20% orang yang terinfeksi
HCV sembuh tanpa memakai obat biasanya setelah 6 bulan setelah terinfeksi.
Untuk mencari HCV dokter akan menerima tes PCR kualitatif untuk
menentukan adanya virus hepatitis C di dalam tubuh seseorang.
Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun
tubuh anda telah melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15%
yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis
dan STIKOM membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak.
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan
tidak dapat membantu. Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah
sepanjang waktu, sangatlah penting untuk mencari pengobatan yang tepat dari
dokter anda.
Diagnosis dan pengobatan awal sangatlah mendesak dan penting.
Persentase yang signifikan dari orang yang melakukannya dapat sembuh dari
Hepatitis C dan menunjukan perbaikan hatinya.
Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari
tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk
dan stadium akhir penyakit hati.
Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi
dapat dimodifikasi melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih
lama. Meskipun interferon alfa dapat digunakan sebagai obat Hepatitis C
tunggal termasuk pegylated interferon, penelitian menunjukkan lebih efektif
bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin.
a. Interferon alfa Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh
manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan
mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk penyakit
Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami
ataupun sintetisnya.
b. Pegylated interferon alfa Dibuat dengan menggabungkan molekul yang larut
air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)" dengan molekul interferon
alfa. Modifikasi STIKOM interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh,
dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan
terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa
biasa.
c. Ribavirin Adalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa
untuk pengobatan Hepatitis C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak
efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi dengan kombinasi interferon alfa,
lebih efektif daripada inteferon alfa sendiri.
Pengobatan ini telah diterima berdasarkan kemampuannya dalam
menghasilkan respon melawan virus pada penderita penyakit Hepatitis C
kronis.
Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika jumlah virus
Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi pada tes standar RNA virus
Hepatitis C dan jika level tersebut tetap tidak terdeteksi selama lebih dari 6
bulan setelah pengobatan selesai.
Pengobatan HCV biasanya berjalan selama 3-12 bulan. Tujuan
pengobatan HCV adalah untuk memberantas virus, dan tetap bebas virus
selama enam bulan setelah pengobatan selesai. Hal ini disebut tanggapan
virologi tetap (sustained virological response / SVR), atau “penyembuhan”.
Setelah pengobatan, kurang lebih 45% pasien dengan HCV genotipe 1 dan
80% pasien dengan genotipe 2 atau 3 mencapai SVR.

Meal Plan Penderita Hepatitis


Perencanaan makan (meal planing) merupakan istilah yang
pemakaiannya akhir-akhir ini mulai dikembangkan secara internasional pada
penderita hepatitis. Tujuan perencanaan makanan dalam jangka pendek adalah
mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati sehingga
dapat menghilangkan keluhan penyakit hepatitis. Sedangkan tujuan jangka
panjangnya adalah meningkatkan regenerasi jaringan hati, mencegah kerusakan
lebih lanjut, meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa dan mencegah
koma hepatik (Hartono, 2010).
Menghindari makan terlalu berlemak tinggi seperti makanan gorengan,
kentang goreng dan sebagian besar makanan cepat saji. Penting untuk
mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang cukup. Protein
hewani mencakup daging, ikan, telur, unggas dan produk susu. Daging tidak
berlemak adalah yang terbaik.
Penderita hepatitis A harus mendapat asupan kalori dengan ukuran 35-45
kalori per kilogram berat atau sekitar 2100 kalori perhari. Makanan yang kaya
hidrat arang kompleks yaitu 350-400 gram per hari agar dapat melindungi
protein tubuh. Protein atau asam amino diberikan sebanyak 0,75 gram dan
lemak sedang tidak lebih dari 55 gram per hari. Bentuk makanan tergantung
kesanggupan penderita. Apakah dapat menerima jenis makanan biasa atau
lunak.
Pada penderita hepatitis B, membutuhkan asupan kalori dengan ukuran
30-35 kalori per kilogram berat badan atau sekitar 150-175% dari kebutuhan
kalori basal atau sekitar 1800-1900 kalori perhari. Dengan rincian makanan
yang kaya hidrat arang kompleks yaitu 300 gram per hari agar dapat
melindungi protein tubuh. Protein atau asam amino diberikan sebanyak 60
gram dan lemak rendah tak lebih dari 40 gram perhari. Bentuk makanan lunak
bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai dengan
kemampuan saluran cerna.
Sedangkan penderita hepatitis C, penderita harus mendapat asupan kalori
dengan ukuran 25-30 kalori per kilogram berat badan atau sekitar 1500-1600
STIKOM SURABAYA 17 kalori perhari. Dengan rincian makanan yang kaya
hidrat arang kompleks yaitu 286 gram per hari. Protein atau asam amino
diberikan sebanyak 53 gram dan lemak rendah tak lebih dari 38 gram perhari.
Makanan diberikan sebaiknya dalam bentuk cincang atau lunak.
Dalam penentuan perencanaan makanan yang harus diperhatikan adalah
jumlah kalori yang diberikan harus habis, jadwal pengaturan makanan harus
diikuti sesuai dengan intervalnya yaitu tiga jam dan jenis makanan yang
dihindari adalah makanan yang mengandung tinggi lemak.
B. Penyebab Hepatitis
1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya
melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A.
Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui
jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu
hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada
dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan
seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada
saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B
dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi
virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu
dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok
ini mencakup:
- Imigran dari daerah endemis hepatitis b
- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang
yang terinfeksi
- pria homoseksual yaang secara seksual aktif
- pasien rumah sakit jiwa
- narapidana pria
- pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk
tertenu dari plasma
- kontak serumah denag karier hepatitis
- pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak
dengan darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui
kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan
ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena
sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi
kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi
sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut,
tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.
C. Gejala Klinis Hepatitis
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama,
sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita
pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan
bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis
virus mula mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah,
setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian
matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir
semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan
penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E
belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi
sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun
kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang
berubah menjadi kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik
sampai penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat
tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode
masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda
penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul.
Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini
berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia
- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
- Mialgia (nyeri otot)
b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada
sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus,
manifestasi lainnya adalah:
- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
- Pembesaran dan nyeri hati
- Splenomegali
- Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode
ini:
- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
- Nafsu makan pulih
- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil
D. Cara Penularan Hepatitis
Hepatitis A
Yang dapat disebabkan oleh virus HAV ini yang menular dengan cara
dalam dunia medis yang biasa dikenal dengan fecal oral (fecal: kotoran
atau feses : mulut), yang artinya cara penularan penyakit hepatitis A ini
yang dapat terjadi pada kontiminas melalui air atau makanan oleh adanya
paparan virus HAV yang dapat terjadi melalui kotoran.
Cara penularan penyakit hepatitis A :
Banyak kasus yang dapat terjadi pada hepatitis A misalnya pada tingkatan
yang pada faktor ekonomi yang rendah, banyaknya jumlah penduduk di
permukiman rumah, serta kurangnya melakukan sanitasi atau
mendapatkan air bersih. Virus hepatitis A yang dapat menyebar dengan
mudah misalnya :
1. Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh tinja seseorang yang
terinfeksi hepatitis A akibat buruknya kebersihan pribadi. Sebagai
contoh, ketika kita mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh
penderita hepatitis A yang belum mencuci tangan dengan baik, apalagi
setelah ia buang air besar
2. Mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi
3. Mengkonsumsi sayuran dan buah buahan yang dicuci dengan
menggunakan air yang telah terkontaminasi
4. Mengkonsumsi makanan laut yang tercemar oleh limbah
5. Berhubungan seksual dengan penderita
Hepatitis B
Penyebabnya dengan melalui hepatitis B virus HBV yang berupa
jenis penyakit liver yang sangat membahayakan dan bisa mengakibatkan
seseorang menjadi kondisi yang sangat buruk. Pada kasus HBV bisa saja
menghilangkan dengan cara alami, tetapi pada 10% kasus pada virus yang
akan berkembang menjadi penyakit kronis yang kemudian akan terjadi
pada kanker hati atau sirosis. Banyak anak dan bayi yang dapat terjadi
pada penyakit hepatitis B tidak akan disembuhkan, sehingga pada penyakit
liver akan menjadi sangat membahayakan pada usia dewasa nanti.
Hepatitis B tidak dengan mudahnya menimbulkan gejala awal, banyak
keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan gatal pada bagian persendian,
nafsu makan menurun, nyeri pada bagian perut dan mengalami mual dan
muntah.
Cara penularan penyakit hepatitis B :
Kontak darah
Misalnya saja yang dapat terjadi dengan melalui transfusi darah yang
dilakukan pada orang yang sedang terkena virus HBV kepada orang yang
belum terkena infeksi.
Dari ibu pada anaknya
Misalnya saja yang dapat terjadi pada ibu yang sedang mengandung dan
dia sedang terkena virus tersebut maka akan mudahnya janin yang ada
didalam perutnya nanti terserang virus HBV ini.
Kontak seksual
Jika orang yang sedang melakukan hubungan intim dengan orang yang
sedang menderita penyakit hepatitis B tanpa menggunakan alat pelindung
maka akan mudahnya mengakibatkan air liur, maupun cairan pada vagina
akan masuk melalui tubuh wanita.
Hepatitis C
Penyakit hepatitis C yang dapat terjadi dengan melalui virus HCV,
cara penularan penyakit hepatitis C sama dengan halnya pada hepatitis B.
Cara penularan penyakit hepatitis C :
1. Melalui hubungan seksual tanpa menggunakan alat pengaman seperti
kondom untuk orang yang sedang menderita hepatitis
2. Melalui transfusi darah
3. Penggunaan jarum suntik maupun pada peralatan lain secara bersamaan
seperti alat alat yang dipakai oleh penderita hepatitis C
4. Penularan dari ibu dan pada anaknya semasa kehamilan
Hepatitis D
Penyebab penyakit hepatitis D atau virus Delta. Virus yang hanya
dapat berkembang biak yang ada didalam tubuh bila tubuh sudah
mengalami infeksi atau pada virus hepatitis B. Meskipun berupa pada jenis
yang sangat jarang terjadi, namun pada hepatitis D yang merupakan jenis
hepatitis yang sangat membahayakan dari jenis hepatitis lainnya.
Sangat sulit sekali untuk membedakan penderita hepatitis
D dengan hepatitis B, karena pada gejala tersebut hampir sama sekali,
misalnya :
1. Merasa mudah lelah
2. Muntah
3. Sakit perut
4. Timbulnya rasa nyeri pada bagian persendian
5. Perubahan warna kulit ditubuh dan dimana menjadi warna kuning
6. Warn urine menjadi warna gelap
Cara penularan penyakit hepatitis D :
Virus hepatitis D dapat menular atau menyebar melalui kontak dengan
darah yang terkontaminasi atau cairan tubuh lainnya. Menurut Rumah
Sakit Anak di Philadelphia, sekitar 5 % penderita hepatitis B juga
memiliki hepatitis D.
E. Pemeriksaan Hepatitis
Test Fungsi Hati
Pemeriksaan laboratorium pada hepatitis umumnya terdiri dari test
fungsi hati dan serologi. Test fungsi hati yang sering dilakukan sebagai
test penyaring untuk mengetahui awal adanya gangguan atau kerusakan
hati adalah SGOT, SGPT, Gamma GT, dan Bilirubin.Sedangakantest
fungsi hati lebih lanjut untuk mengetahui adanya kerusakan hati yang
sudah lanjut seperti sirosis antara lain test Protein total, Albumin,
Globulin, Cholinesterase dan Protrombin Time.
SGOT, SGPT, dan Gamma GT adalah enzim-enzim metabolisme
yang dibentuk dalam sel-sel hati, bila terjadi kerusakan pada sel hati,
enzim tersebut masuk berlebihan ke dalam darah sehingga kadar dalam
darah meningkat. Albumin, Cholinesterase dibentuk oleh sel-sel hati, bila
sel-sel hati rusak berat (Sirosis) maka pembentukan albumin dan
cholinesterase terhambat dan kadarnya dalam darah menurun. Protrombin
time adalah test untuk menilai faktor pembekuan yang pembentukannya
dipengaruhi hati, bila terjadi kerusakan berat pada sel hati maka
pembentukan faktor pembekuan tersebut akan menurun dan akibatnya
protrombin time memanjang.
Test Serologi
Pemeriksaan serologi pada hepatitis umumnya untuk mengetahui
penyebab dan perkembangan penyakit hepatitis. Pemeriksaan yang sering
dilakukan untuk mengetahui penyebab Hepatitis antara lain HBsAg untuk
mengetahui adanya Hepatitis B. Anti HAV Ig Muntuk mengetahui adanya
infeksi Hepatitis A akut. Anti HCV Ig Muntuk mengetahui adanya infeksi
Hepatitis C akut. Pemeriksaan serologi lainnya antara lain : Anti
HBsuntuk mengetahui adanya kekebalan terhadap Virus Hepatitis B.
HBeAg untuk mengetahui adanya replikasi virus yang aktif pada pengidap
Hepatitis B. Anti HBeuntuk mengetahui adanya proses penyembuhan pada
Hepatitis B. Anti HBC Ig Muntuk mengetahui adanya infeksi akut pada
Hepatitis B. Anti HAV Totaluntuk mengetahui apakah pernah terpapar
Hepatitis A. Anti HCVuntuk mengetahui apakah mengidap Hepatitis C.
Anti HBcuntuk mengetahui apakah pernah terpapar Hepatitis B. HBV-
DNAuntuk mengetahui apakah ada replikasi aktif Virus Hepatitis B dalam
sel hati. HCV-DNAuntuk mengetahui apakah ada replikasi aktif Virus
Hepatitis C dalam sel hati.Serologi Amubauntuk mengetahui adanya abses
amuba dalam hati.
Petanda Tumor
Pemeriksaan ini dilakukan bila ada kecurigaan terhadap kanker hati, antara
lain Alfa Feto Protein (AFP) dan Carsino Embrionic Antigen (CEA).
USG Hati
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan,
pelemakan, pembesaran, kista, abses, dan tumor pada hati.
PEMERIKSAAN HATI AWAL
Pemeriksaan hati awal biasanya dilakukan pada medical check up, untuk
mengetahui adanya kelainan pada fungsi hati, apakah pengidap Hepatitis B
atau C, mengetahui apakah ada kekebalan terhadap Hepatitis B,
mengetahui adanya tumor, dan pelemakan pada hati.
 Test Fungsi Hati
SGOT, SGPT, Gamma GT, Bilirubin, Protein Total, Albumin, dan
Globulin.

 Test Serologi
HBsAg, Anti HBs, dan Anti HCV

 Tumor Marker
AFP

 USG Hati
PEMERIKSAAN HATI KHUSUS
Pemeriksaan hati khusus dilakukan bila ditemukan ada kelainan pada
pemeriksaan test hati awal. Pemeriksaan dipilih sesuai petunjuk dokter, ke
arah mana kelaianan tersebut harus ditindaklanjuti seperti Cholinesterase,
Elektroforesa protein, Protombin time, Hbe Ag, Anti Hbe, Anti HBc Ig M,
Anti HBc, Anti HCV Ig M, Anti HCV, HBV-DNA, HCV-RNA, Biosi
Hati.
F. Pengobatan Hepatitis
Pengobatan tergantung pada jenis hepatitis. Secara umum penderita
hepatitis harus banyak istirahat, menghindari alkohol, dan minum obat
untuk membantu meringankan gejala.

 Transplantasi hati mungkin diperlukan pada kegagalan hati yang


disebabkan oleh hepatitis B atau C.
 Kebanyakan orang yang menderita hepatitis A dan E akan sembuh
sendiri setelah beberapa minggu.
 Hepatitis B diobati dengan obat antivirus, seperti lamivudine dan
adefovir dipivoxil. Hepatitis C diobati dengan kombinasi
peginterferon dan ribovarin.

Hepatitis yang tidak mendapatkan perawatan yang baik akan dapat


menyebabkan sirosis, yaitu suatu jaringan parut yang serius di hati yang
bisa menyebabkan kanker hati. Kunjungi dokter ketika ada teman atau
anggota keluarga yang memiliki penyakit ini. Ada risiko Anda bisa
terinfeksi hepatitis. Seperti diketahui, hepatitis juga bisa disebabkan oleh
infeksi, virus, bahan kimia, alkohol, penggunaan obat-obatan dan faktor
lainnya.

G. Pencegahan Hepatitis

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting


karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus,
sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan
vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena
memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai
perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis
B yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan
bagi manusia sehat. Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi
dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai
jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi
yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah
manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari
perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia
kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak
tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi
kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga
baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi
penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang
setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi,
selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu
diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi
yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi
hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi
setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah
dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh
lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik.
Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan
pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan
pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan
berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci
tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
Implementasi
Berikan promosi kesehatan tentang “HEPATITIS di RS dr. Saiful Anwar Kota
Malang”
Hari : Kamis
Tanggal : 05 April 2018
Tempat : RS dr. Saiful Anwar di Kota Malang
I. Evaluasi
Evaluasi Penyuluhan/Promosi Kesehatan
 Waktu penyuluhan : Kamis
 Hari/tanggal pelaksanaan : 05 April 2018
 Jam : 10.00 wib
 Jumlah peserta yang hadir :
 Strategi penyuluhan : Seminar
 Tempat pelaksanaan : RS dr. Saiful Anwar di Kota Malang
 Jumlah materi yang diberikan : 1 materi (HEPATITIS)
 Pengorganisasian
Moderator : Dimas Subhakti
Penyaji : Halmenak Pusipita S.
Observer : Kadek Dicky
Fasilitator : Dian Nur Indah Sari, Ermalita Susanti,
Wahyu Raudatul Jannah, Ridwan Haris, Riska Dewi, Bella Chintya,Dedy
Kurniawan, Dian Nur Indah Sari, Ditto Ardi Frastian P, Ermalita Susanti
Denah ruangan penyuluhan :

Keterangan :
 : audience

 : penyuluh

 : pembawa acara

 : fasilitator

 : observer
 KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi input
a) Tim penyuluh kesehatan lengkap dengan jumlah 4 orang, terdiri atas: (1)
penyuluh (2) Pembawa acara (3) Fasilitator (4) Observer
b) Tim penyuluh kesehatan menguasai materi penyuluhan dengan konsep yang
sama
c) Lingkungan/ruang penyuluhan cukup luas untuk peserta penyuluhan, suasana
cukup tenang, ventilasi baik dan cukup terang
d) Peralatan :
 Wireless dan mikrofon berfungsi dengan baik
 Leaflet menarik dan jelas dibaca

2. Evaluasi proses
a) Pembawa acara, fasilitator, observer, penyuluh menjalankan fungsinya sesuai
dengan uraian tugas
b) Penyuluh menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan suasana
yang rileks
c) 80% peserta mengikuti secara aktif acara penyuluhan dari awal sampai akhir
d) 80% peserta bertanya tentang materi penyuluhan
Metode Penyuluhan:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
Media dan Alat:
1. Leaflet
2. LCD
Daftar Pertanyaan:
No Nama Pertanyaan Jawaban

2
DAFTAR HADIR

NO NAMA ALAMAT TTD


3. Evaluasi output
a. 90% peserta dapat menyebutkan pengertian Hepatitis
b. 80% peserta dapat menyebutkan penyebab dari Hepatitis
c. 80% peserta dapat menyebutkan cara Penularan Hepatitis
d. 80% peserta dapat menyebutkan gejala klinis Hepatitis
e. 80% peserta dapat menyebutkan pencegahan Hepatitis
Kegiatan Penyuluhan :
NO TAHAP WAK KEGIATAN KEGIATAN
TU FASILITATOR PESERTA
1. Pendahuluan 5 mnit Memberikan salam Menjawab salam
a. Pembukaan dengan Memperkenalkan diri dan Mendengarkan
memberikan salam dan
memperkenalkan diri

2. Pengajaran/Materi Inti 20 a. Menjelaskan Antusias


a. Menjelaskan menit pengertian Mendengarkan
pengertian Hepatitis dengan seksama
Hepatitis b. Menyebutkan
b. Menyebutkan pengertian Antusias untuk
pengertian Hepatitis bertanya
Hepatitis c. Menyebutkan
c. Menyebutkan penyebab dari
penyebab dari Hepatitis
Hepatitis d. Menyebutkan
d. Menyebutkan cara cara Penularan
Penularan Hepatitis
Hepatitis e. Menyebutkan
e. Menyebutkan gejala klinis
gejala klinis Hepatitis
Hepatitis f. Menyebutkan
f. Menyebutkan pencegahan
pencegahan Hepatitis
Hepatitis

Tanya jawab Memberikan jawaban


atas pertanyaan yang
disampaikan oleh
peserta

3. Penutup 5 mnit a. Penjelasan hasil a. Mendengarkan dan


a. Evaluasi hasil penyuluhan memperhatikan
penyuluhan penjelasan nara
sumber

b. Penjelasan hasil b. Memberikan b. Menjawab


penyuluhan pertanyaan (post pertanyaan (lisan)
test) pada peserta
c. Menjawab salam
c. Salam penutup
c. Umpan balik

Anda mungkin juga menyukai