Ispa PDF
Ispa PDF
KAJIAN PUSTAKA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus – sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
pernafasan, bagian bawah (termaksud jaringan paru – paru) dan organ adneksa
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300
lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain
karinebakterium diffteria (Achmadi, dkk., 2004 dalam Arifin, 2009). Bakteri tersebut
di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
dalamnya virus para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus.
bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influenza
epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan penyebab
terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas
Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak.
Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal,
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar
dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas,
sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru (pneumonia),
bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan menyebabkan kematian
(Fuad, 2008).
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
infeksi saluran pernapasan akut bagian atas dan infeksi saluran pernapasan akut
bagian bawah.
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Bagian Atas
di sebelah atas laring. Kebanyakan penyakit saluran nafas mengenai bagian atas dan
bagian bawah mulai dari laring sampai dengan alveoli. Penyakit-penyakit yang
tergolong Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian bawah : Laringitis, Asma
(Suatu peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga pada brokioli (Fuad,
2008).
a. Pneumonia berat
Pada kelompok umur ini gambaran klinis pneumonia, sepsis dan meningitis
dapat disertai gejala klinis pernapasan yang tidak spesifik untuk masing-masing
infeksi, maka gejala klinis yang tampak dapat saja diduga salah satu dari tiga infeksi
serius tersebut, yaitu berhenti menyusu, kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau
rasa sulit bangun, stidor pada anak yang tenang, mengi (wheezing), demam (38°C)
atau suhu tubuh yang rendah (dibawah 35,5 °C), pernapasan cepat, penarikan dinding
dada, sianosis sentral, serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.
b. Bukan pneumonia
Jika bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali permenit dan tidak terdapat
tanda pneumonia.
a. Pneumonia berat
Batuk atau kesulitan bernapas, tarikan dinding dada, tanpa disertai sianosis
b. Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa disertai penarikan
dinding dada.
c. Bukan Pneumonia
Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding
2. Anak dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk
keluarga lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin
dapat dilakukan seperti anak yang sehat tidur terpisah dengan dengan anggota
Kriteria yang digunakan untuk pola tatalaksana panderita ISPA pada anak
adalah anak dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas yaitu:
1. Pemeriksaan
penderita.
Tanda bahaya, pada bayi umur kurang dari 2 bulan adalah tidak bisa minum,
kejang, kesadaran menurun, Stridor, Wheezing, Demam atau dingin. Tanda bahaya
pada umur 2 bulan sampai < 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran
Pada penderita umur < 2 bulan yang terdiagnosa pneumonia berat, harus
Pada penderita umur 2 bulan sampai < 5 tahun yang terdiagnosa pneumonia
dalam 2 hari atau lebih cepat bila penderita memburuk, serta pengobatan demam dan
yang ada.
setelah sembuh.
pemberian Asi.
3. Pemberian obat pereda batuk dengan ramuan, yang aman dan sederhana.
pneumonia berat segera dikirim ke rujukan, diberi antibiotik 1dosis serta analgetik
Jika keadaan penderita membaik, pemberian antibiotik dapat diteruskan. Jika keadaan
penderita tidak berubah, antibiotik harus diganti atau penderita dikirim ke sarana
rujukan.
Obat yang digunakan untuk penderita pneumonia adalah tablet kotrimoksasol
480 mg, kotrimoksasol 120 mg, tablet parasetamol 500 mg dan sablet parasetamol
Balita yaitu anak yang berusia di bawah 5 tahun merupakan generasi yang
perlu mendapat perhatian, karena balita merupakan generasi penerus dan modal dasar
untuk kelangsungan hidup bangsa, balita amat peka terhadap penyakit, tingkat
kematian balita masih tinggi. Balita diharapkan tumbuh dan berkembang dalam
keadaan sehat jasmani, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
Salah satu faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam proses
tumbuh kembang balita yaitu ISPA, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara pemeriksaan perkembangan
penyakit infeksi, imunisasi, perbaikan gizi dan pendidikan kesehatan pada orang tua
(Lamusa, 2006).
variabel tertentu atau perwujudan dari natriture dalam bentuk variabel tertentu
(Supriasa, 2001).
Dalam arifin (2009) dijelaskan bahwa keadaan gizi merupakan hal yang
penting bagi pencegahan ISPA. Dimana kejadian ISPA dapat dicegah bila anak
mempunyai gizi yang baik, mendapatkan ASI sampai usia dua tahun karena ASI
adalah makanan yang paling baik untuk bayi, bayi mendapatkan makanan padat
sesuai dengan umurnya serta bayi dan anak mendapatkan makanan yang mengandung
gizi cukup yaitu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
disakarida, dan polisakarida. Monosakarida dalam ilmu gizi berarti glukosa, fruktosa,
dan galaktosa. Galaktosa adalah gula khusus yang terdapat pada bahan hewani, yaitu
air susu. Selain itu, dijumpai monosakarida yang 3 atom karbon (triosa), atau 5 atom
karbon (pentosa), 6 atom karbon (heksosa), dan 7 atom karbon (pentosa). Disakarida
dalam bahan makanan yang penting ialah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Laktosa
hanya dijumpai pada susu hewan menyusui dan air susu ibu (ASI). Dalam bahan
makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yang dapat dicerna (yaitu amilum dan
dekstrin) dan tidak dapat dicerna (seperti selulosa, pentosan, dan galaktan). Dalam
bahan makanan hewani terdapat polisakarida yang dapat dicerna yang disebut
glikogen.
b. Memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak paristaltik usus
hormon.
d. Simpanan energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang mudah
dimobilisasi.
2. Lemak
mentega dan lemak hewan) dan lemak cair atau minyak (misalnya minyak sawit dan
lemak kentara (misalnya mentega dan lemak pada daging sapi) dan lemak tak kentara
(misalnya lemak pada telur, lemak pada alvokat, dan lemak susu).
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain :
b. Sebagai sumber asam lemak esensial asam linoleat dan asam linolenat.
A, D, E, dan K.
i. Melindungi organ jantung, hati, ginjal dari benturan dan bahaya lainnya.
3. Protein
Nilai gizi protein di tentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi
dalam praktek sehari-hari umumnya dapat di tentukan dari asalnya. Protein hewani
biasanya memiliki protein yang lebih tinggi di bandingkan dengan protein nabati.
Protein telur dan protein susu biasanya di pakai sebagai standar untuk nilai gizi
protein.
Nilai gizi protein nabati di tentukan oleh asam amino yang kurang misalnya
sedangkan protein bahan makanan tepung kekurangan lisin. Nilai protein dalam
makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya di perkirakan 60% dari pada nilai gizi
protein telur.
4. Vitamin
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin
yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K. Sedangkan
vitamin yang larut dalam air adalah thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam
pantothenat, asam folat, biotin, vitamin B12, cholin, inositol dan vitamin C. Kedua
5. Mineral
Terdapat sekitar 19 macam mineral dalam tubuh. Dari jumlah tersebut hanya
sekitar 13 yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan. Jumlah mineral di dalam
tubuh manusia terdiri dari kalsium, khlor, yodium, besi, magnesium, phosphor,
Mineral digolongkan dalam makro mineral dan mikro mineral. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral
dan gigi (Ca dan P), rambut, kuku, dan kulit (S) serta sel darah merah (Fe),
CI, P, S sebagai pembentuk asam dan Ca, Fe, Mg, K, serta Na sebagai
pembentuk basa.
e. Membantu dalam pengiriman isyarat saraf ke seluruh tubuh (Ca, K, dan Na).
Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai
pencernaannya dan macam pekerjaannya. Masukan zat gizi yang berasal dari
makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi kebutuhan tubuh, karena
konsumsi makanan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi
yang baik terjadi bila tubuh memperoleh asupan zat gizi yang cukup sehingga dapat
digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan,
produktifitas kerja serta daya tahan tubuh terhadap infeksi secara optimal.
Anak dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA
dibandingkan dengan anak yang mempunyai gizi normal, karena faktor daya
anak secara teratur. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
Berat badan menurut umur (BB/U) adalah salah satu parameter yang
makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah
konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti
kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih
lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks
berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi
(Supariasi, 2001).
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
1. Mudah digunakan dan dibawah dari salah satu tempat ke tempat lain.
Tabel 2.1
Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U Standart Baku Antropometri
WHO-NCHS 2005
2.3.4 Hubungan Status Gizi Pada Penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut.
kurang gizi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga dapat mempermudah
masuknya kuman dalam tubuh. Salah satu dampak negatif dari kekurangan gizi yaitu
ke tubuh. Anak yang keadaan gizinya kurang akan mudah mengalami penyakit
infeksi, karena disebabkan kurangnya asupan energi dan protein yang tidak
mencukupi kebutuhan, maka pembuatan zat antibody terganggu yang dapat beresiko
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpejan pada antigen yang serupa
merangsang kekebalan tubuh. Imunisasi diberikan pada anak-anak, dari masih bayi
sampai menjelang usia dewasa, atau sekitar usia 15 tahun. Imunisasi sangat penting
sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-anak. Imunisasi ada yang berbentuk
serum yang disuntikkan pada bagian tubuh (biasanya bagian lengan atau bokong),
dan ada juga yang berbentuk cairan yang diteteskan ke dalam mulut. Imunisasi
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
antigen untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang terkadang belum ada obat
(usia dibawah lima tahun). Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang
merupakan bibit penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat
kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Imunisasi pertama kali dilakukan
oleh Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk
suntikan yang digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner termotivasi adanya
anak jatuh sakit, namun dampak positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut
ISPA adalah salah satu jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
jenis imunisasi vaksin yang berhubungan dengan penyakit ISPA yang diberikan pada
anak yaitu :
1. DPT/ DT
yaitu Difteri, Tetanus dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi
berumur lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 sampai 6 bulan. Ulangan
DPT diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini
c. Waktu pemberian :
2. Imunisasi Campak
paling efektif. Meskipun campak hanya menulari satu kali seumur hidup. Namun
campak yang menimbulkan kematian yaitu apabila telah terjadi komplikasi, misalnya
radang paru-paru dan radang otak. Bagi anak yang daya tahan tubuhnya sangat baik,
(2) Umur/ usia 5-7 tahun (RS. Mitra Keluarga Bekasi Timur, 2011).
Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang berkembang dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusi, campak, maka
imunisasi lengkap. Bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila
Mempermudah masuknya
imunisasi lengkap
Beresiko menderita
ISPA
Terjadinya Penyakit
ISPA
Status Gizi
Kejadian ISPA
Status Imunisasi
Keterangan :
Variabel Dependen
2.7 Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Penelitian
a. Ada hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah
2. Hipotesis Statistik
a. Ho: Ada hubungan antara status gizi dan status imunisasi terhadap
kejadian ISPA
b. Ha : Tidak ada hubungan antara status gizi dan status imunisasi terhadap