Anda di halaman 1dari 59

PANDUAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH 1
(TKS – 3205)

PENYUSUN:
AKHMAD GAZALI, S.T., M.T. NIDN. 1108088803

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2016

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Panduan Praktikum Mekanika
Tanah 1 ini sesuai dengan rencana dan waktu yang ditentukan. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat
dan pengikut Beliau hingga akhir zaman. Karena Beliaulah kita dapat berhijrah dari
kegelapan pemikiran menjadi umat yang terbaik dan diangkat derajatnya karena berilmu,
Insyaallah.
Dalam pembuatan Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini, penyusun banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ketua program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin telah mendukung sepenuhnya selama
penyusun menyelesaikan Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini.

2. Seluruh rekan dosen program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin yang telah memberikan
pengetahuan dan pengalaman hebat dalam berkarya sebagai tenaga pendidik mahasiswa
selama penyusun mempelajari mata kuliah ini.

3. Rekan mahasiswa yang juga belajar dalam mata kuliah ini untuk semangat dan
dukungannya selama mempelajari mata kuliah Praktikum Mekanika Tanah 1.

4. Semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
dan penyusunan panduan praktikum ini.

Penyusun menyadari bahwa Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini masih belum
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan
di masa datang. Semoga panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia di Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Aamiin
yaa Allah.

Banjarmasin, 05 Februari 2016

Penyusun

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Daftar Isi

Kegiatan Praktikum

Praktikum 1 : Uji Sondir

Praktikum 2 : BOR LOG

Praktikum 3 : UJI KADAR AIR

Praktikum 4 : UJI BERAT VOLUME TANAH

Praktikum 5 : UJI BERAT JENIS TANAH

Praktikum 6 : UJI ANALISA UKURAN BUTIR TANAH

Praktikum 7 : UJI PENENTUAN BATAS CAIR

Praktikum 8 : UJI PENENTUAN BATAS PLASTIS

Praktikum 9 : UJI PENENTUAN BATAS SUSUT

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Kegiatan Praktikum

Kegiatan praktikum mekanika tanah 1 merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa yang mengambil

mata kuliah mekanika tanah. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa lebih memahami perilaku tanah

melalui “learning by doing“ untuk beberapa pengujian laboratorium dan lapangan. Sifat fisik, indeks

dan mekanis dari tanah yang akan dipelajari antara lain:

Pengujian tanah di lapangan:

 Pengujian sondir (Cone Penetration test) dan Pendeskripsian tanah pada Bor log dan metode

pengambilan sample tanah dengan bor tangan (Handboring).

Sedangkan untuk pengujian tanah di laboratorium :

 Uji kadar air untuk tanah

 Uji berat volume tanah

 Uji berat jenis tanah

 Uji analisis ukuran butiran tanah

 Uji penentuan batas cair

 Uji penentuan batas plastis

 Uji penentuan batas susut

Pelaksanaan praktikum dimulai awal semester dan berakhir pada minggu tenang. Prinsip penyajian

laporan hasil praktikum dan kegiatan asistensi adalah sebagai berikut :

1. Untuk keperluan dokumentasi, setiap kelompok diwajibkan mendokumentasikan secara digital

kegiatan pengujian di lapangan seperti sondir, bor tangan dan sand cone.

2. Laporan praktikum diawali oleh pembuatan laporan sementara yang form-nya ada pada buku

petunjuk praktikum. Pengisian form harus dengan tinta permanen dan masa berlaku laporan

sementara adalah 14 hari sejak dilaksanakannya praktikum.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
3. Laporan akhir praktikum diketik dengan ukuran kertas kwarto A4 dengan setiap laporan hasil

pengujian tanah harus berisi:

 Prosedur pengujian yang dapat dicetak langsung pada buku petunjuk

 Praktikum atau standar SNI tentang pengujian tanah

 Hasil pengujian tanah yang telah dilengkapi gambar-gambar dan tabel

 Pembahasan hasil pengujian tanah

 Kesimpulan pada pengujian ini

 Lampiran : laporan sementara dan contoh perhitungan manualnya.

4. Meskipun mahasiswa bekerja secara berkelompok, namun setiap mahasiswa harus membuat

laporan sementara praktikum secara individual.

5. Kegiatan asistensi/responsi data kepada intruktur lab akan dilakukan secara berkala atau

setiap selesai pengujian pratikum. Sebelum melaksanakan asistensi/responsi data mahasiswa

diwajibkan mengisi form laporan pratikum sementara sesuai sistematika yang telah

ditentukan.

6. Kegiatan asistensi/responsi data bersifat diskusi yang akan membahas tentang prosedur

pengujian yang telah dilakukan, hasil perhitungan manual pengujian dan hasil pengujian

yang harus di ulang apabila terjadi kesalahan dalam melaksanakan pratikum sebelum masa

berlaku laporan sementara berakhir.

7. Kegiatan asistensi mahasiswa kepada dosen mekanika tanah diwajibkan untuk menunjukkan

hasil kerjanya selama kegiatan praktikum.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
PERALATAN LABORATORIUM

Spatula Cawan Porselin Cawan

Botol air Palu Karet Label Sample

Oven dan
Desikator Pan Stopwatch
Termometer

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
PERALATAN LABORATORIUM

Proving Ring Dial Beban

Timbanagan Manual Timbangan Digital

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 1 :
UJI SONDIR (CONE PENETRATION TEST)

1.1 PENDAHULUAN

Dalam desain struktur tanah fondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain
fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik tegangan total maupun
tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dalam
melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode pengujian lapangan dengan alat sondir
(SNI 03-2827-1992) yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun ganda yang
ditekan secara mekanik (hidraulik). Peralatan uji penetrasi ini antara lain terdiri atas peralatan
penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong, batang dalam, mesin pembeban
hidraulik, dan perlengkapan lainnya. Mengingat diperlukannya parameter perlawanan penetrasi
lapisan tanah di lapangan untuk keperluan interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain
fondasi suatu bangunan.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan
lekat tanah. “Perlawanan Penetrasi Konus” adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas, sedangkan “Hambatan Lekat” (Skin Friction) adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.

1.3 PERALATAN
1. Konus atau Bikonus (lihat gambar 1).

2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan keperluan panjang
masing-masing 1 meter.
3. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas; sondir ringan 0 – 50 kg/cm² dan 0 –
250 kg/cm²
4. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton).

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
5. Empat buah angker/ jangkar dengan perlengkapannya berupa mur telinga dan 2 buah besi
kanal.
6. Kunci pipa (2 buah), oli, minyak hidraulik (Castrol oli Sae 10) dan lain-lain.

1.4 PROSEDUR PENGUJIAN


1. Persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Ketelitian peralatan ukur dengan koreksi sekitar 5 %;
b. Deviasi standar pada alat penetrasi secara mekanik:
I. untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %;
II. untuk perlawanan geser (qf) adalah 20 %;
c. Alat ukur harus dapat mengukur perlawanan penetrasi di permukaan dengan dilengkapi
alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik;

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
d. Alat perlengkapan mesin pembeban harus mempunyai kekakuan yang memadai, dan
diletakkan di atas dudukan yang kokoh serta tidak berubah arah pada waktu pengujian;
e. Pada alat sondir ringan (< 200 kg) biasanya tidak dapat tembus untuk 2 m s.d 3 m
sehingga datanya tidak bermanfaat;
2. Selanjutnya tahap pengujian, angker/jangkar dipasang 4 titik untuk memegang mesin sondir.
3. Mesin sondir dipasang di tempat yang akan di periksa sehingga kedudukannya vertikal.
4. Pengisian minyak hidraulik harus bebas dari gelembung udara.
5. Pasang konus dan bikonus pada ujung pipa pertama.
6. Rangkaian pipa pertama beserta konus dan bikonus dipasang pada sondir.
7. Tekanlah pipa untuk memasukkan konus dan bikonus, sampai kedalaman tertentu,
umumnya 20 cm.
8. Tekanlah batang.
a. Apabila memakai bikonus, penetrasi akan mendorong ujung konus kebawah sedalam 4
cm, pembacaan manometer adalah menunjukan perlawanan penetrasi konus qc (C).
b. Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubungnya ke bawah
sedalam 8 cm, pembacaan manometer menunjukan jumlah penetrasi konus (C) dan
Hambatan Lekat (F).
c. Apabila di pakai konus, maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penekanan
pertama.
d. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaan berikutnya, pembacaan di lakukan
setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

1.5 PERHITUNGAN
1. Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan berikut :
a. Untuk sondir ringan, setelah tiga kali berturut-turut tekanan manometer menunjukan
pembacaan 150 kg/cm² atau satu kali bacaan >250 kg/cm² dan kedalaman maksimum
alat 25 m.
b. Untuk sondir berat, setelah tiga kali berturut-turut tekanan manometer menunjukan
pembacaan 500 kg/cm² atau satu kali bacaan >500 kg/cm² dan kedalaman maksimum
alat 50 m.
2. Hambatan lekat (Skin Friction),dihitung dengan rumus.

Dimana,

fs = Hambatan lekat (skin friction) dalam satuan Kg/cm²


A = luas konus = luas torak (cm²).
B = luas selimut geser bikonus (cm²)
3. Hambatan Pelekat (Flokal).

Dimana,

Flokal = Hambatan Pelekat dalam satuan (Kg/cm).


fs = Hambatan lekat (skin friction) dalam satuan Kg/cm²
z = tahapan bacaan setiap 20 cm

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
4. Jumlah hambatan pelekat (Ftotal).

Dimana,

Ftotal = Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) dalam satuan (Kg/cm).


z = kedalaman yang dicapai konus.

5. Friction Ratio ( Fr).

Dimana,

Fr = Friction Ratio (%).


qc = Perlawanan ujung konus dalam satuan (kg/cm²).
fs = Hambatan lekat (skin friction) dalam satuan Kg/cm²

1.6 PELAPORAN
1. Buat grafik.
a. Gambar grafik hubungan antara Konus(qc), JHP dan Fr vs kedalaman (m).

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

SONDIR
Lokasi/ID : ___________________________ Nama : _________________
: ___________________________ Kelompok : _________________
Hari/Tanggal : ___________________________ Titik/Kedalaman : __________________
Depth C C+F fs F.Local F.Total fr Depth C C+F fs F.Local F.Total fr
m kg/cm² kg/cm² kg/cm² kg/cm kg/cm % m kg/cm² kg/cm² kg/cm² kg/cm kg/cm %
14.40 21.60
14.60 21.80
14.80 22.00
15.00 22.20
15.20 22.40
15.40 22.60
15.60 22.80
15.80 23.00
16.00 23.20
16.20 23.40
16.40 23.60
16.60 23.80
16.80 24.00
17.00 24.20
17.20 24.40
17.40 24.60
17.60 24.80
17.80 25.00
18.00
18.20
18.40
18.60
18.80
19.00
19.20
19.40
19.60
19.80
20.00
20.20
20.40
20.60
20.80
21.00
21.20
21.40

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 1 :
BOR TANGAN

1.1 PENDAHULUAN
Bor tangan dapat digunakan untuk menggali lubang bor hingga kedalaman 5 meter dengan
memakai seperangkat batang penyambung, Bor diputar sambil ditekan ke bawah dengan
tuas berbentuk T di batang paling atas. Jenis bor yang umum digunakan adalah Iwan auger
dengan diameter 200 mm (Gambar 1.1).

Gambar 1.1.
Peralatan bor tangan

Bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga dan bila
tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar. Bor tersebut perlu dicabut
berkali-kali untuk pengosongan tanah (Gambar 1.2).

Semua sampel harus diberi label yang jelas yang menunjukkan nama proyek, tanggal, lokasi, nomor
lubang bor, kedalaman dan metode pengambilan sampel (Gambar 1.3).

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Gambar 1.2.
Proses pengeboran
tanah secara manual.

Gambar 1.3.
Pelabelan sampel
tanah terganggu.

Metode pengambilan sampel tanah dibagi dalam dua kategori utama yaitu tanah

terganggu (disturbed sample) dan tanah tak terganggu (undistrubed sample).

Sampel tanah tak terganggu nantinya digunakan untuk pengujian kekuatan geser tanah dan
konsolidasi. Sampel tak terganggu diperoleh dengan teknik-teknik tertentu dengan maksud
mempertahankan kondisi struktur tanah dan kadar air di lapangan. Sampel tanah tak
terganggu dapat diambil dengan tabung berdiameter kecil yang dipancangkan di bawah
dasar lubang bor. Ketika tabung dibawa ke permukaan tanah, sedikit tanah di kedua ujung
tabung dikupas lalu diberi lilin cair pada bekas kupasan tadi untuk mementuk suatu

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
penyekat setebal 25 mm.Ujung- ujung tabung tersebut lalu ditutup dengan pelindung. Perlu
sangat berhati-hati dalam penanganan, pengangkutan dan penyimpanan sampel tanah
sebelum dilakukan pengujian (Gambar 1.4).

Gambar 1.4.
Pengambilan tanah tak
terganggu dari tabung
sampel dengan alat
sampel extruder

Sampel tanah terganggu memiliki distribusi ukuran partikel yang sama dengan asalnya
namun kadar airnya telah berubah dan struktur tanahnya telah rusak Sampel tanah
terganggu yang terutama digunakan untuk pengujian klasifikasi tanah dan pemadatan tanah.

Setelah sebuah penyelidikan selesai dan hasil-hasil uji laboratorium telah tersedia, kondisi-kondisi
tanah yang ditemukan dalam tiap lubang bor diringkaskan dalam sebuah bentuk log lubang bor
seperti pada Gambar 1.5 dan 1.6.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
SKETSA LOKASI PEKERJAAN PENGUJIAN TANAH

KETERANGAN :

BOR TANGAN

Gambar 1.5. Peta lokasi pengujian tanah.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Gambar 1.6. Bor log untuk pengeboran tangan.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1
(TKS – 3205)
Deskripsi tanah merupakan bahasa standar untuk mendeskripsikan karakteristik material dan massa
tanah di lapangan. Perbedaan mendasarnya dengan klasifikasi tanah adalah tanah ditempatka dalam
salah satu dari beberapa kelompok berdasarkan hanya pada karakteristik material saja. Klasifikasi
tanah cukup penting dan berguna jika tanah yang ditinjau akan digunakan untuk material konstruksi
seperti timbunan tanah.

Karakteristik material tanah dapat ditentukan dari sampel tanah terganggu yang memiliki
distribusi partikel yang sama dengan kondisi lapangan namun keaslian struktur tanah di
lapangan belum terjaga pada sampel tersebut. Karakteristik utama material adalah distribusi
ukuran partikel dan plastisitas yang digunakan sebagai pedoman penamaan. Sedangkan
karakteristik material yang sekunder adalah warna tanah dan bentuknya, tekstur, serta
komposisi partikel tanah.
Karakteristik massa tanah idealnya ditentukan di lapangan, namun dalam beberapa kasus
dapat dideteksi dengan memakai sampel tanah tak terganggu dimana sampel tanah terjaga
sifat-sifat lapangannya. Deskripsi karakteristik massa meliputi taksiran kekerasan atau
kekuatannya di lapangan, dan rincian tempat diskontuinitas serta pelapukan tanah tersebut.

Jenis-jenis dasar tanah berdasarkan rentang ukuran partikel adalah kerikil (gravel), pasir (sand),
lanau (silt), dan lempung (clay). Campuran dari jenis-jenis tanah dasar disebut dengan jenis komposit
dengan komponen yang paling dominan ditulis dengan huruf besar. Tanah termasuk jenis pasir atau
kerikil jika lebih dari 65% materal tersebut berukuran pasir dan kerikil. Sedangkan tanah termasuk
jenis tanah lanau atau lempung jika lebih dari 35% material tersebut berukuran lanau dan lempung.
Contoh deskripsi tanah misalnya, LEMPUNG, keras, plastisitas tinggi, cokelat muda, mengandung
batu disana-sini.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Gambar 1.8.
Deskripsi tanah
merupakan bahasa
standar untuk
mendeskripsikan
karakteristik material
dan massa tanah di
lapangan.

Jenis tanah komposit berbutir kasar

Jika pada tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) terdapat proporsi material berbutir halus (lanau dan
lempung) yang cukup besar, sangatlah penting diketahui apakah material halus tersebut plastis atau
non-plastis (apakah tanah itu lebih dominan lempung atau lanaunya). Di lapangan, kohesi dan
plastisitas tanah dapat ditaksir dengan prosedur yang cepat yang melibatkan keputusan subyektif
yang didasarkan atas penampilan tanah dan rabaan pada tanah.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Sejumlah kecil tanah yang partikel-partikel terbesarnya telah disingkirkan diremas-remas dengan
tanah dan bila perlu ditambahkan air. Kohesi dapat ditentukan jika tanah, pada kadar air tertentu
dapat dibentuk menjadi suatu massa tanah yang relatif keras. Plastisitas tanah dapat dilihat jika
tanah dapat diubah-ubah bentuknya tanpa terjadi retakan maupun remahan yaitu tanpa kehilangan
kohesi. Jika butiran halus suatu tanah dikatakan memiliki kohesi dan plastisitas maka butiran
tersebut bersifat plastis. Jika kohesi dan plastisitas tidak ada atau sangat lemah, maka butiran halus
tersebut bersifat non-plastis.

Kekerasan atau kekuatan tanah di tempat dapat ditaksir dengan pengujian-pengujian


yang dijelaskan berikut ini;

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari berbagai kedalaman. Biasanya
dilakukan di samping lubang sondir agar didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah
yang dikandungnya.

1.3. PERALATAN
1. Iwan Auger
2. Stang bor
3. Pemutar stang bor
4. Tabung sampel
5. Stick aparat
6. Kunci pipa
7. Palu besar
8. Kaleng/plastik (untuk penyimpanan sampel)
9. Parafin
10. Kompor
11. Pan
12. Spoon

1.4. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Bersihkan daerah di sekitar lubang yang akan dibor.
2. Pasang auger pada stang bor, lalu pasang pemutarnya.
3. Tekan auger kedalam tanah sambil putar, setelah sampel tanah mengisi auger sampai penuh
(20cm) kemudian auger diangkat dengan hati-hati.
4. Keluarkan sampel tanah dari dalam auger untuk dibuat deskripsi jenis tanah dan bahan-
bahan yang dikandungnya. Simpan dalam kaleng/plastik dan diberi label yang memberikan
keterangan nomor titik bor, kedalaman, tanggal pengeboran.
5. Ulangi prosedur 3 dan 4 sampai tercapai kedalaman yang diinginkan. Sampel tanah yang
didapat adalah sampel tanah tidak asli (disturbed sample) dan hanya digunakan untuk
keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Untuk mendapatkan sampel tanah asli (undisturbed sample) digunakan tabung sampel.
Auger yang tadi digunakan sekarang diganti dengan tabung sampel yang telah disambung
dengan stick aparat. Masukkan kedalam lubang yang telah dibentuk. Bila tanahnya cukup
lunak, tabung sampel ditekan perlahan-lahan sampai masuk sedalam 40 cm kemudian
diputar satu kali untuk melepaskan/memotong sampel tanah pada dasar tabung kemudian
diangkat. Bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak dapat ditekan, gunakan palu
untuk memukulnya, lakukan dengan cara perlahan-lahan.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
7. Setelah didapatkan sampel tanah asli dalan tabung, lepaskan stick aparat lalu dinding luar
tabung dibersihkan. Potonglah kedua ujung tanah setebal 1 cm kemudian tutup dengan
cairan parafin. Lakukan satu persatu pada waktu penutupnya dengan parafin.
8. Tuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bagian bawah, tanggal
pengambilan sampel dan lain-lainnya dibagian luar tabung.
9. Sampel tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali kedalam peti pelindung terutama bila
tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh.

1.5. PERAWATAN
1. Bersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipakai lalu dilumuri dengan oli
secukupnya untuk menghindari karat.
2. Sebelum dipakai, tabung sampel harus dalam keadaan bersih dan bagian dalamnya diberi
pelumas sehingga tanah bias masuk maupun keluar dengan mudah.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi : Cuaca :
Jam : No. Titik :
Hari/tanggal : Kelompok :

Kedalaman Pengeboran
(m) Simbol Jenis Tanah Deskripsi Tanah Sample
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
4.8
5
Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,
Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 2 :
UJI KADAR AIR
Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan SNI 1965:2008

2.1 PENDAHULUAN
Kadar air () didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran
(Ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan pada persen.

2.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian ini digunakan untuk menentukan kadar air sampel tanah yaitu perbandingan berat air
yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.

2.3 PERALATAN
1. Cawan kadar air
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram
3. Oven
4. Desikator

2.4 PROSEDUR PENGUJIAN


1. Timbang cawan yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri nomor/tanda.
2. Masukkan benda uji yang akan diperiksa kedalam cawan tersebut lalu tutup.
3. Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.
4. Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diatur 110ºC selama 24 jam sehingga beratnya
konstan (tutup cawan dibuka).
5. Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu dimasukkan ke dalam desikator agar
cepat dingin.
6. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebut.

CATATAN

1. Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus disesuaikan dengan butiran tanah maksimum
agar didapatkan hasil yang teliti.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
2. Jika tidak tersedia oven pengering, maka pengeringan dapat dilakukan dengan cara :
Digoreng diatas kompor.
Dibakar langsung setelah disiram dengan spiritus (khusus untuk tanah yang tidak
mengandung bahan yang mudah terbakar).
Menggunakan speedy moisture content test.
3. Masing-masing cawan dan tutupnya harus diberi tanda yang jelas agar tidak tertukar.
4. Pada waktu menimbang, tutup cawan selalu terpasang.
5. Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya, setiap sampel tanah diuji sebanyak 5 kali.

2.5 PERAWATAN
1. Bersihkan cawan kedap air segera setelah percobaan selesai.
2. Jemur silica gel yang berada dalam desicator secara berkala untuk menghilangkan air yang
diserapnya.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 3 :
UJI BERAT VOLUME TANAH
Berat isi tanah berbutir halus SNI 03-3637-1994

3.1. PENDAHULUAN
Dalam ilmu mekanika tanah, biasanya tanah disederhanakan menjadi model untuk memahami
perilakunya. Tanah tersusun atas butiran padat dan rongga pori (void). Rongga pori sendiri
dapat berupa air atau udara atau kedua-duanya. Bila tanah dalam kondisi jenuh air, rongga
pori seluruhnya akan terisi oleh air. Dalam ilustrasi berikut ini akan disajikan bagian-bagian
tanah :

hubungan berat yang biasa digunakan adalah kadar air (moisture content), dan berat volume
(unit weight).

3.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian ini dimaksudkan untuk tanah yang relative tidak terganggu (Undisturbed).

3.3. PERALATAN
1. Ring berat isi
2. Jangka sorong
3. Timbangan
4. Oven
5. Desicator
6. Pan

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
3.4. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
2. Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong, hitung
volumenya.
3. Timbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Masukkan sampel tanah ke dalam ring langsung dari tabung sampel dengan
menggunakan sampel extruder.
5. Ratakan permukaan tanah di kedua timbang kembali berikut pan.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB
BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

De pth
Ring No.
1. Wring + Wwet gr
2. Wring gr
3. Vwet = Vring cm3
4. Wwet = (1) - (2) gr
5. m = (4)/(3) gr/cm3
maverage gr/cm3

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 4 :
UJI BERAT JENIS TANAH
Cara uji berat jenis tanah SNI 1964:2008

4.1. PENDAHULUAN
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
volume butiran padat (s) dengan berat volume air (w) pada temperatur tertentu. Biasanya
diambil pada temperatur 27,5 oC.

 W1= Berat Picnometer (gram)

 W2= Berat Picnometer + Tanah Kering (gram)

 W3= Berat Picnometer + Tanah + Air (gram)

 W4= Berat Picnometer + Air (gram)

Apabila Hasil Kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 gram, pemeriksaan harus di ulang.
Dari hasil kedua pemeriksaan tersebut diambil harga rata-ratanya.

4.2. TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringan No. 40
dengan menggunakan labu ukur(Picnometer).

4.3. PERALATAN

1. 2 buah Labu ukur 100 ml (picnometer)


2. Thermometer 50ºC
3. Air suling
4. Botol air suling
5. Cawan perendam
6. Saringan No. 4
7. Timbangan ketelitian 0,01
8. Desicator

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
9. Pompa vacuum atau tungku listrik
10. Oven (110 ± 5) ºC

4.4. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Siapkan benda uji secukupnya oven dengan temperatur 60ºC sampai dapat digemburkan
atau pengeringan dengan sinar matahari.
2. Dinginkan dalam desicator, tumbuk bila menggumpal dengan mortar dan pastle, saring
dengan sieve No.40.
3. Cuci labu ukur dengan air suling lalu bilas dengan alkohol dan eather kemudian biarkan
mengering dalam ruangan terbuka atau gunakan blower.
4. Timbang labu ukur(picnometer) beserta tutupnya yang telah dikeringkan tadi dalam
keadaan kosong dengan ketelitian 0,01 gr……(W1)
5. Ambil sampel tanah sekitar 30 gram….(W2)
6. Masukkan sampel tanah tersebut kedalam labu ukur kemudian tambahkan air suling
secukupnya(2/3 tinggi picnometer).
7. Isi picnometer didihkan dengan hati-hati minimal 10 menit dan botol sekali-sekali
dimiringkan untuk membantu mempercepat pengeluaran udara terserap.
8. Didalam mempergunakan Pompa Vacum, tekanan udara di dalam picnometer atau labu ukur
tidak boleh dibawah 100mmHg. Kemudian isilah picnometer dengan air suling dan biarkan
picnometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstan, tambahkan air suling seperlunya
sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer, keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram…(W3).
9. Bila isi picnometer belum diketahui, tentukan isinya sebagai berikut: kosongkan picnometer
tersebut dan bersihkan. Picnometer didisi dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu
pada e, dengan ketelitian 1C kemudian pasang tutupnya.
10. Keringkan bagian luas dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan koreksi terhadap suhu.

4.5. KALIBRASI LABU UKUR


1. Timbang labu ukur dalam keadaan kosong.
2. Masukkan air suling dalam labu ukur sampai batas garis skala kemudian keluarkan
gelembung udara didalamnya dengan menggunakan kompor listrik.Tambahkan air suling bila
masih kurang atau hisap kelebihannya dengan menggunakan pipet.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
3. Keringkan bagian luar labu ukur gunakan kapas dan lalu timbang dengan ketelitian 0,01 gr,
catat beratnya, dan catat temperaturnya (temperatur ruang)(Gambar 4.4.).

Gambar 4.4.
Penimbangan labu
ukur yang berisi air.

4. Dinginkan air suling dalam labu ukur (sampai ± 5ºC dibawah suhu ruang) dengan cara
merendamnya dalam air dingin.
5. Tambahkan air sampai garis batas pada labu ukur yang terjadi penyusutan volume.
6. Keringkan bagian luar labu ukur gunakan kapas dan eather lalu timbang dengan ketelitian
0,01 gram, ukur dan catat suhunya.
7. Panaskan air dalam labu ukur diatas kompor listrik /hot plate (sampai ± 5ºC diatas suhu
ruang).
8. Hisap dengan pipet kelebihanair yang terjadi karena pertambahan volume hingga tepat
pada garis batas labu ukur.
9. Dan catat suhunya.
10. Isikan data-data tadi dalam formulir lalu buat grafik hubungan antara temperature dan berat
labu ukur + air.

4.6. PERAWATAN
1. Bersihkan labu ukur segera setelah selesai percobaan untuk menghindari kotoran yang
melekat.

Tabel 4.2. Berat Jenis Air

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

Depth :
Has il
Langkah Pe ngujian

B e rat Piknome te r W1 gr gr

B e rat Piknome te r + Tanah Ke ring W2 gr gr

B e rat Tanah Ke ring WT = W2 - W1 gr gr

Te mpe ratur t C C C

B e rat Piknome te r + Tanah + Air W3 gr gr

B e rat Piknome te r + Air pada C W4 gr gr

B e rat Je nis Pada Suhu t°C WT / (WT + (W4 - W3))

Re rata B e rat Je nis (Gs ) Pada s uhu t C


B e rat Je nis (Gs ) Pada Suhu 27.5 °C
Gs x ( BJ air tC ) / ( BJ air 27.5°C )

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 5 :
UJI ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH

5.1. PENDAHULUAN
Distribusi ukuran partikel tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) dapat ditentukan dengan
metode pengayakan (sieving) (Gambar 5.1). Sampel tanah dilewatkan melalui satu set saringan
standar yang memiliki lubang yang makin kecil ukurannya dari atas ke bawah. Berat tanah yang
tertahan di tiap saringan ditentukan dan prosentase kumulatif dari berat tanah yang melewati
tiap saringan dihitung. Jika terdapat partikel-partikel berbutir halus pada tanah (lempung dan
lanau), sampel tanah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dari butiran halus dengan cara
mencucinya dengan air melalui saringan berukuran no. 200.
US Bureau of Standard
Diameter Lubang
No. Ayakan
Ayakan (mm)
4 4.75
10 2.000
20 0.840
40 0.420
50 0.297
60 0.234
80 0.177
100 0.149
200 0.074

Gambar 5.1. Distribusi ukuran partikel berbutir kasar dengan metode pengayakan.

Distribusi ukuran partikel tanah berbutir halus dari tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan
metode pengendapan atau sedimentasi (Gambar 5.2). Metode ini didasarkan atas hukum Stokes
yang mengatur kecepatan pengendapan partikel berbentuk bola dalam suatu suspensi dalam
tabung pengendap. Hukum tersebut tidak berlaku untuk partikel- partikel yang berukuran lebih
kecil dari 0,0002 mm, dimana pergerakannya dipengaruhi oleh gerak Brown. Ukuran partikel
ditentukan sebagai diameter sebuah bentuk bola yang akan turun mengendap dengan kecepatan
yang sama dengan partikel.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Gambar 5.2.

Distribusi ukuran partikel berbutir halus


dengan metode pengendapan atau
sedimentasi.

5.2. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui distribusi butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan
saringan, untuk butiran-butiran tanah yang tertahan pada saringan nomor 200.
Untuk menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) tanah yang lolos saringan nomor 200 (0,074).

5.3. PERALATAN
A. Analisa Saringan (Sieve Analisis).
1. Satu set saringan nomor : 10, 20, 40, 50, 60, 100 dan 200 (menurut standar ASTM)
2. Timbangan dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)C
4. Alat pemisah contoh.
5. Pengguncang saringan (Sieve Shaker).
6. Cawan
7. Kuas, Sikat kuningan dll.
B. Pemeriksaan ukuran butir tanah dengan Hidrometer.
1. ASTM Soil Hidrometer 152 H
2. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter ± 6,5 cm.
3. Thermometer 0 – 50 C, ketelitian 0,1 gram.
4. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
5. Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
6. Stop watch.
7. Bahan disperse, Sodium Hexamethaphospat.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
5.4. PROSEDUR PENGUJIAN
A. Analisa Saringan (Sieve Analisis).
1. Ambil contoh tanah yang telah dikeringkan selama 24 jam sebanyak 300 gr.
2. Tanah tersebut dicuci diatas saringan nomor 200 sampai air yang keluar dari saringan
menjadi bening.
3. Setelah bening, butiran tanah yang tertahan pada saringan nomor 200 dikeringkan kembali
dalam oven selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, contoh tanah diayak dengan satu set saringan menggunakan sieve shaker
selama 15 menit.
5. Timbang butiran yang tertahan pada masing-masing saringan.
B. Pemeriksaan Ukuran Butiran Tanah dengan Hidrometer.
1. Ambil contoh tanah yang telah di oven, di tumbuk dan di ayak diatas saringan nomor 200.
2. Tanah yang lolos saringan nomor 200 ambil sebanyak 50 gram.
3. Siapkan gelas ukur dan masukan tanah tersebut kedalam tabung gelas ukur dengan hati –
hati.
4. Tabung gelas ukur yang berisi tanah tadi, ditambahkan dengan 100 cc air suling + 10 cc
sodium hexamethaphosphat secara perlahan.
5. Goncang gelas ukur perlahan - lahan jangan sampai tanah dalam gelas ukur mengalami
suspensi, kemudian diamkan selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam campuran dipindahkan dalam mangkok dan tambahkan air suling, air bebas
mineral sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran selama 15 menit dalam
dispersion cup.
7. Pindahkan campuran semuanya kedalam tabung gelas ukur 1000 ml dan tambahkan air
sulung sehingga volume campuran menjadi 1000 ml. Mulut tabung ditutup rapat-rapat
dengan telapak tangan, lalu jungkir balikan gelas ukur dengan hati-hati sampai campuran
terlihat merata, selama kurang lebih satu menit atau 60 kali bolak balik. Langsung letakan
silinder berdiri diatas meja dan bersama dengan berdirinya silinder, jalankan stop watch dan
merupakan waktu permulaan pengendapan t = 0.
8. Lakukan pembacaan hydrometer pada saat t = 2; 5; 15; 30; 60; 250 dan 1440 menit (setelah t
= 0), dengan cara sebagai berikut :
Kira-kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan, ambil
hydrometer dari silinder kedua, celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan dalam
suspensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran skala yang akan terbaca,
kemudian lepaskan (jangan sampai timbul goncangan).
9. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada setiap
pembacaan berikutnya.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
5.5 PERHITUNGAN
A. Analisa Saringan (Sieve Analisis).
Prosentasi berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap
berat total benda uji dihitung.
Dengan menggunakan grafik semi log maka kurva distribusi ukuran butir dapat
digambar.
B. Pemeriksaan Ukuran Butiran Tanah dengan Hidrometer.
1. Hitung ukuran butir terbesar D (mm), yang ada dalam suspensi pada kedalaman
efektif L (cm) untuk setiap saat pembacaan t (menit) dengan rumus :

dengan,

K = Konstanta yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi dan berat jenis butir.
Harga K dapat dicari pada Tabel 7.3.
L = Kedalaman efektif, dimana berat jenis suspensi diukur oleh hidrometer, yang
nilainya ditentukan oleh jenis hidrometer yang dipakai dan pembacaan
hidrometer R1. Harga L (cm) dapat dicari pada Tabel 7.2.
T = Saat pembacaan dalam menit.

2. Hitung persentase berat P dari butir yang lebih kecil dari D terhadap berat kering
seluruh tanah yang diperiksa dengan rumus sebagai berikut :
Jika digunakan hidrometer 151 H
P = [(100 000 / Ws) x Gs/(Gs – Gs1)] (R – G s1)
Jika digunakan hydrometer 152 H.
P = (R.a/ Ws) x 100

dengan,

R = pembacaan hidrometer terkoreksi = R1 – R2

Gs = berat jenis tanah

Gs1 = berat jenis cairan pelarut tanah Untuk pencampuran tanah dengan air
destilasi + reagent digunakan G s1 = 1.

a = angka koreksi untuk hydrometer 152 H terhadap berat jenis butir Harga
a dapat dicari pada Tabel 7.1.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
3. Grafik
Gambarlah gabungan dari hasil analisa pada A dan B tersebut di atas dalam grafik,
yang menunjukan hubungan antara ukuran butir dalam mm (sebagai absis dengan
skala logaritma) dan presentasi lebih kecil (sebagai ordinat).

Gambar 5.3 Kertas semi-log untuk menggambar hasil analisa ayakan dan hidrometer

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Catatan :

Bahan disperse (reagent) yang umum digunakan adalah :

Water glass (sodium silikat, Na2SiO3) Jumlah yang digunakan dalam percobaan adalah
sekitar 1 – 1,5 cc 40o Baume sodium silikat.
Calgon (sodium hexa mete phosphate, NaPO3) Jumlah yang digunakan dalam
percobaan sekitar 20 cc larutan 2 %. Calgon digunakan pada tanah yang bersifat basa
(ph>7).
Pada Tabel 7.2, hanya berlaku untuk hidrometer ASTM 151 H dan 152 H dan
menggunakan silinder gelas ukur dengan luas penampang 27,8 cm2 (diameter 5,95 cm).
Pembacaan yang digunakan adalah dikoreksi meniskus.

Apabila digunakan hidrometer jenis lain, maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan dibuatkan
data tersendiri.

Kedalaman efektif dicari dengan rumus :

L = L1 + ½ [(L2 – (VB/A)]

Dimana :

L = kedalaman efektif (cm)


L1 = jarak pada tangkai hidrometer dari bagian atas yang menggelembung sampai ke
tanda pembacaan hidrometer (cm)
L2 = panjang keseluruhan bagian hidrometer yang menggelembung.
VB = Volume dari hidrometer yang menggelembung
A = Luas penampang silinder gelas pengujian sedimentasi (cm2)

Tabel 5.1. Faktor koreksi a, untuk hidrometer 152 H


terhadap berat jenis butiran tanah
Berat Jenis Faktor
Gs koreksi
a
2,95 0,94
2,90 0,95
2,85 0,96
2,80 0,97
2,75 0,98
2,70 0,99
2.65 1,00
2,60 1,01
2,55 1,02
2,50 1,04

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Tabel. 5.2. Harga kedalaman efektif L yang ditentukan oleh macam Hidrometer dan
ukuran silinder pengendapan.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Tabel. 5.3. Harga K untuk menghitung diameter butiran dengan hydrometer

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

SIEVE ANALYSIS
Berat tanah kering : 300 gr

US Bureau of Standard
Kumulatif
Berat tanah Kumulatif Lolos Saringan
tertahan dalam
tertahan (gr) tertahan (gr) (%)
Diameter lubang persen (%)
No. Ayakan
ayakan (mm)

4 4.75
10 2.000
20 0.840
40 0.420
50 0.297
60 0.234
80 0.177
100 0.149
200 0.074
Mahasiswa Praktikan Tanda Tangan,
Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

Lokasi / ID :
Kelompok :
:
Hari/tanggal :

HYDROMETER
Berat Tanah Kering, (Ws) : a,( Correction factor ) :
Berat Jenis, (Gs) : SV ( % Lolos No.200 ) :
P%awal = ( R x a )/ Ws x 10 :
N% = P%/P%(awal) x SV
Pe mbacaan Pe mbacaan Pe rs e n
Waktu Pe mbacaan Ke dalaman
hidrome te r Te mp hidrome te r be rat le bih D (mm)
T (me hidrome te r dalam Efe ktif, Harga K N' (%)
dalam s us pe ns i °C te rkore ks i ke cil K* (L / T)^0,5
nit) s us pe ns i R₁ L(cm)
R₂ R = R₁ - R₂ P (%)

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN TANAH

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Asisten Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 6 :
UJI PENENTUAN BATAS CAIR
Cara uji penentuan batas cair tanah SNI 1967:2008

6.1 PENDAHULUAN

Plastisitas merupakan karakteristik yang penting dalam tanah berbutir halus. Istilah plastisitas
menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa terjadi
retakan atau remahan. Plastisitas terdapat pada tanah yang memiliki mineral lempung atau
bahan organik. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir halus pada kadar air tertentu dikenal
dengan konsistensi. Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu
kondisi cair, plastis, semi-padat atau padat.

Gambar 6.1. Variasi volume (V) dan kadar air (W).pada kedudukan batas cair, batas plastis dam
batas susut.

Batasan kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah yang satu
dengan yang lain. Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-partikel mineral
lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan penipisan tebal lapisan kation dan juga
menyebabkan naiknya nilai gaya tarik-menarik antar partikel. Untuk suatu jenis tanah yang akan
mencapai kondisi plastis, besarnya gaya-gaya antar partikel harus sedemikian rupa sehingga
partikel-partikel tersebut bebas tergelincir relatif terhadap sesamannya, dengan tetap
mempertahankan kohesi di antara mereka. Penurunan kadar air juga mengakibatkan reduksi
volume tanah, baik dalam keadaan cair, plastis, maupun semi-padat. Umumnya tanah berbutir
halus secara alamiah berada alam kondisi plastis. Batas atas dan bawah dari rentang kadar air
dimana tanah masih bersifat plastis disebut batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic
limit). Sedangkan peralihan antara kondisi semi padat dan padat terjadi pada batas susut
(shringkage limit) yang didefinisikan sebagai besar kadar air dimana tanah tersebut mempunyai

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
volume terkecil pada saat airnya mengering. Jika batas plastis dari suatu sampel tanah tidak
dapat ditentukan maka tanah tersebut dilaporkan sebagai non-plastis (NP).

6.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Maksud dan tujuan pengujian ini untuk menentukan kadar air tanah pada batas cair
dengan cara Cassagrande yang akan digunakan untuk menentukan sifat dan klasifikasi
tanah.

6.3 PERALATAN

1. Alat batas cair standard (Atterberg)


2. Alat pembuat alur
Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran
Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif

Gambar 6.2.
Alat batas cair standard dan grooving tool.

6.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Siapkan mangkok batas cair, bersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel dengan
menggunakan eather.
2. Atur ketinggian jatuh mangkok, dengan cara sebagai berikut :
Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar handle/tuas pemutar sampai posisi
mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm.
Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang, angkat
mangkok masukan bagian ujung tungkai pemutar alur ASTM tepat masuk diantara
dasar mangkok dan alasnya, kencangkan kembali baut bagian belakang.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No.40 lalu letakkan diatas plat kaca
pengaduk.
4. Tambahkan air suling sedikit demi sedikit, aduklah sampel tanah tersebut menggunakan
spatula sampai homogen.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
5. Setelah didapat campuran homogen, ambil sampel tanah dalam tersebut, masukan ke dalam
mangkok alat batas cair. Ratakan permukannya sehingga sejajar dengan dudukan alat.
Bagian yang paling tebal harus ± 1cm.
6. Buatlah alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut, Gunakan alat
pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah mangkok secara simetris dengan posisi
tegak lurus permukaan mangkok.

Gambar 6.3.
Kondisi awal sampel
sebelum dilakukan uji
batas cair.

7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik (dalam 1 detik mangkok
jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang ½” (12,5 mm). Catat jumlah ketukan
yang terjadi untuk mencapai kondisi yang bersinggungan tersebut.

Gambar 6.4.
Kondisi akhir sampel
sesudah dilakukan uji
batas cair, kedua sisi
tanah bertemu
sepanjang ½ inci.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
8. Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut dengan menggunakan spatula, masukan ke
dalam tin box (cawan), tentukan kadar air tanah. Sisa benda uji
diletakan diatas plat kaca.
9. Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no.4 s/d no.7 dengan variasi
penambahan air yang berbeda.

CATATAN
1. Proses besinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan karena geseran
antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan (pencampuran dilakukan
dari kadar air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah ketukan diambil antara 10-20, 20-30, 30-40,
dengan 4 kali pengujian.
4. Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus (lempung) sedangkan
type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.

6.5 PERHITUNGAN
Untuk menentukan batas cair dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gambarkan dalam bentuk grafik hasil-hasil yang diperoleh dari pengujian tersebut berupa
nilai-nilai kadar air dan jumlah ketukan. Nilai kadar air sebagai sumbu vertikal dan jumlah
ketukan merupakan skala horizontal dengan skala logaritma.
2. Buat garis lurus melalui titik-titik tersebut, tentukan nilai batas cair benda uji tersebut
berdasarkan nilai kadar air pada jumlah ketukan ke-25. Apabila titik-titik yang diperoleh
tidak satu garis lurus, maka buatlah garis yang melalui titi-titik berat dari titik-titik tersebut.

6.6 LAPORAN
1. Catatlah hasil yang diperoleh pada formulir yang tersedia dan dilengkapi dengan kondisi
tanah yang diuji dalam keadaan asli, kering udara, disaring atau tidak.
2. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.

6.7 PERAWATAN
1. Bersihkan peralatan segera setelah percobaan selesai.
2. Lumasi pen penggantung mangkok supaya bias bergerak dengan bebas.
3. Kencangkan baut (borg) penjepit sentrik agar bias berputar sesuai dengan kecepatan
putaran tuas (tidak slip).

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

UJI PENENTUAN BATAS CAIR


Langkah Pe ngujian Has il Pe rhitungan
Jumlah Ketukan
Nomor Cawan
Berat Cawan W1 gr gr gr gr
Berat Cawan + Tanah Basah W2 gr gr gr gr
Berat Cawan + Tanah Kering W3 gr gr gr gr
Berat Air Ww =W2 - W3 gr gr gr gr
Berat Tanah Kering Ws =W3 - W1 gr gr gr gr
Kadar Air =Ww/Ws x 100% % % % %

Grafik Batas Cair


80

70 Batas Cair (LL)

60 %
Kadar Air (%)

50

40

30

20
10 100
Jumlah Ketukan, N
Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,
Instruktur Pratikum

( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 7 :
UJI PENENTUAN BATAS PLASTIS
Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah SNI 1966:2008

7.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada batas keadaan plastis dan
keadaan semi padat (batas plastis) yang akan digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan
klasifikasi tanah.

7.2 PERALATAN
1. Plat kaca
2. Spatula
3. Botol (berisi air suling)
4. Mangkok pengaduk

Gambar 7.1.
Peralatan yang
digunakan dalam uji
batas plastis.

5. Cawan
6. Oven

7.3 BENDA UJI


Siapkan benda uji yang lolos saringan No. 40

7.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 40 sebanyak 20 gram.
2. Letakan pada mangkok pengaduk atau plat kaca, lakukan pengadukan dengan menambah
air suling sedikit demi sedikit, atau aduksehingga kadar air merata (homogen)
3. Setelah didapat campuran yang homogen, buatlah bola-bola tanah seberat ± 8 gram,
kemudian bola-bola tanah tersebut digeleng-gelengkan di atas plat kaca dengan ujung jari
tangan dengan kecepatan penggelengan 80-90 giling/menit, sampai retak-retak pada
diameter 3 mm dan bandingkan dengan batang pembanding.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Gambar 7.2.
Penggelengan sampel
bola-bola tanah

Apabila sebelum mencapai diameter 3 mm benda uji sudah retak, satukan kembali,
kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen. Bila penggelengan
sudah mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan keretakan, maka benda
uji dibiarkan beberapa saat di udara.

4. Ambil benda uji yang telah mencapai keretakan pada diameter 3 mm, masukkan ke dalam
cawan, tentukan kadar airnya dengan menggunakan metode pengujian kadar air.

7.5 PERHITUNGAN
1. Batas plastis benda uji ditentukan berdasarkan nilai kadar air benda tersebut.
2. Sampel tanah dinyatakan Non Plastis (NP) apabila nilai batas cair dan batas plastis tidak bias
dipadatkan.
3. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat dihitung nilai indeks plastisitas
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

PI = LL − PL
Dengan,
PI = indeks plastisitas
LL = batas cair
PL = batas plastis

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

UJI PENENTUAN BATAS PLASTIS

Langkah Pe ngujian Has il Pe rhitungan


Nomor Cawan
Berat Cawan W1 gr gr
Berat Cawan + Tanah Basah W2 gr gr
Berat Cawan + Tanah Kering W3 gr gr
Berat Air Ww =W2 - W3 gr gr
Berat Tanah Kering Ws =W3 - W1 gr gr
Kadar Air =Ww/Ws x 100% % %
Rata-rata Kadar Air  %

Batas Plastis (PL) = %


Indeks Plastisitas (PI) = LL - PL = _____________%

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Instruktur Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
Praktikum 8 :
UJI PENENTUAN BATAS SUSUT
Cara uji penentuan batas susut tanah SNI 3422:2008

8.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air pada batas semi padat ke keadaan
padat yang disebut batas susut dan digunakan untuk menentukan sifat-sifat tanah.

8.2 PERALATAN
1. Prong plate
Cawan porselin
Monel dish
Cristalizing dish : - dish (diameter 5 cm)
- overflow dish (diameter 9 cm)
2. Spatula
3. Plat kaca
Plat kaca tanpa jarum
Plat kaca yang mempunyai 3 buah jarum/kaki (prong plate)
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Air raksa
7. Oven

Gambar 8.1.
Peralatan uji batas
susut

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
8.3 BENDA UJI
Siapkan benda uji yang lolos saringan no.40 sebanyak 30 gram.

8.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Letakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling sedikit demi sedikit untuk
mengisi seluruh pori-pori tanah. Jumlah air yang diperlukan untuk mencapai konsistensi agar
mudah diaduk kira-kira sedikit lebih tinggi di atas penambahan air untuk pengujian batas
cair.
2. Olesi bagian dalam monel dish dengan raseline/grease secara merata untuk mencegah
lekatan benda uji dengan monel dish.
3. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan lalu pinggir monel dish
diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah mengisi rongga model dish secara merata dan
memadat. Lakukan hal yang sama untuk lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi
monel dish sampai penuh dan padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang
terperangkap.
4. Ratakan permukaan benda uji yang mengisi monel dish dengan spatula.
5. Timbang monel dish dan benda uji basah, keringkan di udara pada temperature ruang
hingga nampak perubahan warna dari warna gelap ke warna yang terang. Kemudian
masukkan ke dalam oven dengan temperatur konstan yaitu 110 ± 5ºC (230 ± 9º F) selama 24
jam.
6. Tentukan volume benda uji basah dengan cara sebagai berikut :
Tentukan berat model dish kosong
Letakkan monel dish diatas cristalizing dish, isi monel dish dengan air raksa sampai
meluap, tekan permukaan model dish dengan plat kaca agar air raksa dapat mengisi
seluruh volume model dish. Tentukan volume monel dish dengan menentukan beratair
raksa yang terdapat pada monel dish. Volume monel dish merupakan volume benda uji
basah (V).

Gambar 8.2.
Air raksa

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
7. Tentukan volume benda uji kering dengan cara sebagai berikut :
Tentukan berat cristalizing dish dalam keadaan kosong.
Ulangi langkah prosedur 6 langkah ke-2, buang air raksa yang melimpah pada cristalizing
dish.
Masukkan benda yang sudah kering ke dalam monel dish yang berisi air raksa, tekan
dengan menggunakan prong plate sampai benda uji tenggelam dan Nampak benda uji
tertutup seluruhnya oleh air raksa.
Catat berat air raksa yang melimpah pada cristalizing dish. Berat ini menunjukan volume
benda uji basah (V0 ).

8.5 PERHITUNGAN
1. Tentukan kadar air benda uji dengan menggunakan metoda pengujian kadar air.
2. Tentukan volume benda uji basah maupun kering dengan cara sebagai berikut:

Volume benda uji = Berat air raksa / B.J air raksa


3. Penentuan nilai batas susut dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

SL = [ω– ((V – V0) / Ws.w )] x 100%


dengan,
SL = batas susut
ω = kadar air benda uji
Ws = berat benda uji kering
V = volume benda uji basah
V0 = volume benda uji kering

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MAB BANJARMASIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin 70123, www.uniska-bjm.ac.id
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :

UJI PENENTUAN BATAS SUSUT


Langkah Pe ngujian Has il Pe rhitungan
Nomor Monel Dish
Berat Monel Dish W1 gr gr
Berat Monel Dish + Tanah Basah W2 gr gr
Berat Monel Dish + Tanah Kering W3 gr gr
Berat Air Ww =W2 - W3 gr gr
Berat Tanah Basah W =W2 - W1 gr gr
Berat Tanah Kering Ws =W3 - W1 gr gr
Volume Tanah Basah V gr gr
Volume Tanah Kering Vo gr gr
Kadar air =Ww/Ws x 100% % %
BATAS SUSUT
% %
SL = [ω – ((V – V0) / Ws. w )] x 100%
Rata-rata SL %

Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,


Instruktur Pratikum

( )

Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.

Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1


(TKS – 3205)

Anda mungkin juga menyukai