MEKANIKA TANAH 1
(TKS – 3205)
PENYUSUN:
AKHMAD GAZALI, S.T., M.T. NIDN. 1108088803
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2016
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Panduan Praktikum Mekanika
Tanah 1 ini sesuai dengan rencana dan waktu yang ditentukan. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat
dan pengikut Beliau hingga akhir zaman. Karena Beliaulah kita dapat berhijrah dari
kegelapan pemikiran menjadi umat yang terbaik dan diangkat derajatnya karena berilmu,
Insyaallah.
Dalam pembuatan Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini, penyusun banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ketua program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin telah mendukung sepenuhnya selama
penyusun menyelesaikan Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini.
2. Seluruh rekan dosen program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin yang telah memberikan
pengetahuan dan pengalaman hebat dalam berkarya sebagai tenaga pendidik mahasiswa
selama penyusun mempelajari mata kuliah ini.
3. Rekan mahasiswa yang juga belajar dalam mata kuliah ini untuk semangat dan
dukungannya selama mempelajari mata kuliah Praktikum Mekanika Tanah 1.
4. Semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
dan penyusunan panduan praktikum ini.
Penyusun menyadari bahwa Panduan Praktikum Mekanika Tanah 1 ini masih belum
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan
di masa datang. Semoga panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia di Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Aamiin
yaa Allah.
Penyusun
Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum mekanika tanah 1 merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa yang mengambil
mata kuliah mekanika tanah. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa lebih memahami perilaku tanah
melalui “learning by doing“ untuk beberapa pengujian laboratorium dan lapangan. Sifat fisik, indeks
Pengujian sondir (Cone Penetration test) dan Pendeskripsian tanah pada Bor log dan metode
Pelaksanaan praktikum dimulai awal semester dan berakhir pada minggu tenang. Prinsip penyajian
kegiatan pengujian di lapangan seperti sondir, bor tangan dan sand cone.
2. Laporan praktikum diawali oleh pembuatan laporan sementara yang form-nya ada pada buku
petunjuk praktikum. Pengisian form harus dengan tinta permanen dan masa berlaku laporan
4. Meskipun mahasiswa bekerja secara berkelompok, namun setiap mahasiswa harus membuat
5. Kegiatan asistensi/responsi data kepada intruktur lab akan dilakukan secara berkala atau
diwajibkan mengisi form laporan pratikum sementara sesuai sistematika yang telah
ditentukan.
6. Kegiatan asistensi/responsi data bersifat diskusi yang akan membahas tentang prosedur
pengujian yang telah dilakukan, hasil perhitungan manual pengujian dan hasil pengujian
yang harus di ulang apabila terjadi kesalahan dalam melaksanakan pratikum sebelum masa
7. Kegiatan asistensi mahasiswa kepada dosen mekanika tanah diwajibkan untuk menunjukkan
Oven dan
Desikator Pan Stopwatch
Termometer
1.1 PENDAHULUAN
Dalam desain struktur tanah fondasi sering dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain
fondasi suatu bangunan dengan menggunakan parameter tanah baik tegangan total maupun
tegangan efektif. Parameter perlawanan penetrasi dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dalam
melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode pengujian lapangan dengan alat sondir
(SNI 03-2827-1992) yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun ganda yang
ditekan secara mekanik (hidraulik). Peralatan uji penetrasi ini antara lain terdiri atas peralatan
penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong, batang dalam, mesin pembeban
hidraulik, dan perlengkapan lainnya. Mengingat diperlukannya parameter perlawanan penetrasi
lapisan tanah di lapangan untuk keperluan interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain
fondasi suatu bangunan.
1.3 PERALATAN
1. Konus atau Bikonus (lihat gambar 1).
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan keperluan panjang
masing-masing 1 meter.
3. Manometer masing-masing 2 buah dengan kapasitas; sondir ringan 0 – 50 kg/cm² dan 0 –
250 kg/cm²
4. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton).
1.5 PERHITUNGAN
1. Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan berikut :
a. Untuk sondir ringan, setelah tiga kali berturut-turut tekanan manometer menunjukan
pembacaan 150 kg/cm² atau satu kali bacaan >250 kg/cm² dan kedalaman maksimum
alat 25 m.
b. Untuk sondir berat, setelah tiga kali berturut-turut tekanan manometer menunjukan
pembacaan 500 kg/cm² atau satu kali bacaan >500 kg/cm² dan kedalaman maksimum
alat 50 m.
2. Hambatan lekat (Skin Friction),dihitung dengan rumus.
Dimana,
Dimana,
Dimana,
Dimana,
1.6 PELAPORAN
1. Buat grafik.
a. Gambar grafik hubungan antara Konus(qc), JHP dan Fr vs kedalaman (m).
SONDIR
Lokasi/ID : ___________________________ Nama : _________________
: ___________________________ Kelompok : _________________
Hari/Tanggal : ___________________________ Titik/Kedalaman : __________________
Depth C C+F fs F.Local F.Total fr Depth C C+F fs F.Local F.Total fr
m kg/cm² kg/cm² kg/cm² kg/cm kg/cm % m kg/cm² kg/cm² kg/cm² kg/cm kg/cm %
14.40 21.60
14.60 21.80
14.80 22.00
15.00 22.20
15.20 22.40
15.40 22.60
15.60 22.80
15.80 23.00
16.00 23.20
16.20 23.40
16.40 23.60
16.60 23.80
16.80 24.00
17.00 24.20
17.20 24.40
17.40 24.60
17.60 24.80
17.80 25.00
18.00
18.20
18.40
18.60
18.80
19.00
19.20
19.40
19.60
19.80
20.00
20.20
20.40
20.60
20.80
21.00
21.20
21.40
1.1 PENDAHULUAN
Bor tangan dapat digunakan untuk menggali lubang bor hingga kedalaman 5 meter dengan
memakai seperangkat batang penyambung, Bor diputar sambil ditekan ke bawah dengan
tuas berbentuk T di batang paling atas. Jenis bor yang umum digunakan adalah Iwan auger
dengan diameter 200 mm (Gambar 1.1).
Gambar 1.1.
Peralatan bor tangan
Bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga dan bila
tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar. Bor tersebut perlu dicabut
berkali-kali untuk pengosongan tanah (Gambar 1.2).
Semua sampel harus diberi label yang jelas yang menunjukkan nama proyek, tanggal, lokasi, nomor
lubang bor, kedalaman dan metode pengambilan sampel (Gambar 1.3).
Gambar 1.3.
Pelabelan sampel
tanah terganggu.
Metode pengambilan sampel tanah dibagi dalam dua kategori utama yaitu tanah
Sampel tanah tak terganggu nantinya digunakan untuk pengujian kekuatan geser tanah dan
konsolidasi. Sampel tak terganggu diperoleh dengan teknik-teknik tertentu dengan maksud
mempertahankan kondisi struktur tanah dan kadar air di lapangan. Sampel tanah tak
terganggu dapat diambil dengan tabung berdiameter kecil yang dipancangkan di bawah
dasar lubang bor. Ketika tabung dibawa ke permukaan tanah, sedikit tanah di kedua ujung
tabung dikupas lalu diberi lilin cair pada bekas kupasan tadi untuk mementuk suatu
Gambar 1.4.
Pengambilan tanah tak
terganggu dari tabung
sampel dengan alat
sampel extruder
Sampel tanah terganggu memiliki distribusi ukuran partikel yang sama dengan asalnya
namun kadar airnya telah berubah dan struktur tanahnya telah rusak Sampel tanah
terganggu yang terutama digunakan untuk pengujian klasifikasi tanah dan pemadatan tanah.
Setelah sebuah penyelidikan selesai dan hasil-hasil uji laboratorium telah tersedia, kondisi-kondisi
tanah yang ditemukan dalam tiap lubang bor diringkaskan dalam sebuah bentuk log lubang bor
seperti pada Gambar 1.5 dan 1.6.
KETERANGAN :
BOR TANGAN
Karakteristik material tanah dapat ditentukan dari sampel tanah terganggu yang memiliki
distribusi partikel yang sama dengan kondisi lapangan namun keaslian struktur tanah di
lapangan belum terjaga pada sampel tersebut. Karakteristik utama material adalah distribusi
ukuran partikel dan plastisitas yang digunakan sebagai pedoman penamaan. Sedangkan
karakteristik material yang sekunder adalah warna tanah dan bentuknya, tekstur, serta
komposisi partikel tanah.
Karakteristik massa tanah idealnya ditentukan di lapangan, namun dalam beberapa kasus
dapat dideteksi dengan memakai sampel tanah tak terganggu dimana sampel tanah terjaga
sifat-sifat lapangannya. Deskripsi karakteristik massa meliputi taksiran kekerasan atau
kekuatannya di lapangan, dan rincian tempat diskontuinitas serta pelapukan tanah tersebut.
Jenis-jenis dasar tanah berdasarkan rentang ukuran partikel adalah kerikil (gravel), pasir (sand),
lanau (silt), dan lempung (clay). Campuran dari jenis-jenis tanah dasar disebut dengan jenis komposit
dengan komponen yang paling dominan ditulis dengan huruf besar. Tanah termasuk jenis pasir atau
kerikil jika lebih dari 65% materal tersebut berukuran pasir dan kerikil. Sedangkan tanah termasuk
jenis tanah lanau atau lempung jika lebih dari 35% material tersebut berukuran lanau dan lempung.
Contoh deskripsi tanah misalnya, LEMPUNG, keras, plastisitas tinggi, cokelat muda, mengandung
batu disana-sini.
Jika pada tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) terdapat proporsi material berbutir halus (lanau dan
lempung) yang cukup besar, sangatlah penting diketahui apakah material halus tersebut plastis atau
non-plastis (apakah tanah itu lebih dominan lempung atau lanaunya). Di lapangan, kohesi dan
plastisitas tanah dapat ditaksir dengan prosedur yang cepat yang melibatkan keputusan subyektif
yang didasarkan atas penampilan tanah dan rabaan pada tanah.
1.3. PERALATAN
1. Iwan Auger
2. Stang bor
3. Pemutar stang bor
4. Tabung sampel
5. Stick aparat
6. Kunci pipa
7. Palu besar
8. Kaleng/plastik (untuk penyimpanan sampel)
9. Parafin
10. Kompor
11. Pan
12. Spoon
1.5. PERAWATAN
1. Bersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipakai lalu dilumuri dengan oli
secukupnya untuk menghindari karat.
2. Sebelum dipakai, tabung sampel harus dalam keadaan bersih dan bagian dalamnya diberi
pelumas sehingga tanah bias masuk maupun keluar dengan mudah.
Kedalaman Pengeboran
(m) Simbol Jenis Tanah Deskripsi Tanah Sample
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
4.8
5
Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,
Asisten Pratikum
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
2.1 PENDAHULUAN
Kadar air () didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran
(Ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan pada persen.
2.3 PERALATAN
1. Cawan kadar air
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram
3. Oven
4. Desikator
CATATAN
1. Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus disesuaikan dengan butiran tanah maksimum
agar didapatkan hasil yang teliti.
2.5 PERAWATAN
1. Bersihkan cawan kedap air segera setelah percobaan selesai.
2. Jemur silica gel yang berada dalam desicator secara berkala untuk menghilangkan air yang
diserapnya.
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
3.1. PENDAHULUAN
Dalam ilmu mekanika tanah, biasanya tanah disederhanakan menjadi model untuk memahami
perilakunya. Tanah tersusun atas butiran padat dan rongga pori (void). Rongga pori sendiri
dapat berupa air atau udara atau kedua-duanya. Bila tanah dalam kondisi jenuh air, rongga
pori seluruhnya akan terisi oleh air. Dalam ilustrasi berikut ini akan disajikan bagian-bagian
tanah :
hubungan berat yang biasa digunakan adalah kadar air (moisture content), dan berat volume
(unit weight).
3.3. PERALATAN
1. Ring berat isi
2. Jangka sorong
3. Timbangan
4. Oven
5. Desicator
6. Pan
De pth
Ring No.
1. Wring + Wwet gr
2. Wring gr
3. Vwet = Vring cm3
4. Wwet = (1) - (2) gr
5. m = (4)/(3) gr/cm3
maverage gr/cm3
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
4.1. PENDAHULUAN
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
volume butiran padat (s) dengan berat volume air (w) pada temperatur tertentu. Biasanya
diambil pada temperatur 27,5 oC.
Apabila Hasil Kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 gram, pemeriksaan harus di ulang.
Dari hasil kedua pemeriksaan tersebut diambil harga rata-ratanya.
4.3. PERALATAN
Gambar 4.4.
Penimbangan labu
ukur yang berisi air.
4. Dinginkan air suling dalam labu ukur (sampai ± 5ºC dibawah suhu ruang) dengan cara
merendamnya dalam air dingin.
5. Tambahkan air sampai garis batas pada labu ukur yang terjadi penyusutan volume.
6. Keringkan bagian luar labu ukur gunakan kapas dan eather lalu timbang dengan ketelitian
0,01 gram, ukur dan catat suhunya.
7. Panaskan air dalam labu ukur diatas kompor listrik /hot plate (sampai ± 5ºC diatas suhu
ruang).
8. Hisap dengan pipet kelebihanair yang terjadi karena pertambahan volume hingga tepat
pada garis batas labu ukur.
9. Dan catat suhunya.
10. Isikan data-data tadi dalam formulir lalu buat grafik hubungan antara temperature dan berat
labu ukur + air.
4.6. PERAWATAN
1. Bersihkan labu ukur segera setelah selesai percobaan untuk menghindari kotoran yang
melekat.
Depth :
Has il
Langkah Pe ngujian
B e rat Piknome te r W1 gr gr
Te mpe ratur t C C C
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
5.1. PENDAHULUAN
Distribusi ukuran partikel tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) dapat ditentukan dengan
metode pengayakan (sieving) (Gambar 5.1). Sampel tanah dilewatkan melalui satu set saringan
standar yang memiliki lubang yang makin kecil ukurannya dari atas ke bawah. Berat tanah yang
tertahan di tiap saringan ditentukan dan prosentase kumulatif dari berat tanah yang melewati
tiap saringan dihitung. Jika terdapat partikel-partikel berbutir halus pada tanah (lempung dan
lanau), sampel tanah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dari butiran halus dengan cara
mencucinya dengan air melalui saringan berukuran no. 200.
US Bureau of Standard
Diameter Lubang
No. Ayakan
Ayakan (mm)
4 4.75
10 2.000
20 0.840
40 0.420
50 0.297
60 0.234
80 0.177
100 0.149
200 0.074
Gambar 5.1. Distribusi ukuran partikel berbutir kasar dengan metode pengayakan.
Distribusi ukuran partikel tanah berbutir halus dari tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan
metode pengendapan atau sedimentasi (Gambar 5.2). Metode ini didasarkan atas hukum Stokes
yang mengatur kecepatan pengendapan partikel berbentuk bola dalam suatu suspensi dalam
tabung pengendap. Hukum tersebut tidak berlaku untuk partikel- partikel yang berukuran lebih
kecil dari 0,0002 mm, dimana pergerakannya dipengaruhi oleh gerak Brown. Ukuran partikel
ditentukan sebagai diameter sebuah bentuk bola yang akan turun mengendap dengan kecepatan
yang sama dengan partikel.
Untuk mengetahui distribusi butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan
saringan, untuk butiran-butiran tanah yang tertahan pada saringan nomor 200.
Untuk menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) tanah yang lolos saringan nomor 200 (0,074).
5.3. PERALATAN
A. Analisa Saringan (Sieve Analisis).
1. Satu set saringan nomor : 10, 20, 40, 50, 60, 100 dan 200 (menurut standar ASTM)
2. Timbangan dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)C
4. Alat pemisah contoh.
5. Pengguncang saringan (Sieve Shaker).
6. Cawan
7. Kuas, Sikat kuningan dll.
B. Pemeriksaan ukuran butir tanah dengan Hidrometer.
1. ASTM Soil Hidrometer 152 H
2. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter ± 6,5 cm.
3. Thermometer 0 – 50 C, ketelitian 0,1 gram.
4. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
5. Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
6. Stop watch.
7. Bahan disperse, Sodium Hexamethaphospat.
dengan,
K = Konstanta yang besarnya dipengaruhi temperatur suspensi dan berat jenis butir.
Harga K dapat dicari pada Tabel 7.3.
L = Kedalaman efektif, dimana berat jenis suspensi diukur oleh hidrometer, yang
nilainya ditentukan oleh jenis hidrometer yang dipakai dan pembacaan
hidrometer R1. Harga L (cm) dapat dicari pada Tabel 7.2.
T = Saat pembacaan dalam menit.
2. Hitung persentase berat P dari butir yang lebih kecil dari D terhadap berat kering
seluruh tanah yang diperiksa dengan rumus sebagai berikut :
Jika digunakan hidrometer 151 H
P = [(100 000 / Ws) x Gs/(Gs – Gs1)] (R – G s1)
Jika digunakan hydrometer 152 H.
P = (R.a/ Ws) x 100
dengan,
Gs1 = berat jenis cairan pelarut tanah Untuk pencampuran tanah dengan air
destilasi + reagent digunakan G s1 = 1.
a = angka koreksi untuk hydrometer 152 H terhadap berat jenis butir Harga
a dapat dicari pada Tabel 7.1.
Gambar 5.3 Kertas semi-log untuk menggambar hasil analisa ayakan dan hidrometer
Water glass (sodium silikat, Na2SiO3) Jumlah yang digunakan dalam percobaan adalah
sekitar 1 – 1,5 cc 40o Baume sodium silikat.
Calgon (sodium hexa mete phosphate, NaPO3) Jumlah yang digunakan dalam
percobaan sekitar 20 cc larutan 2 %. Calgon digunakan pada tanah yang bersifat basa
(ph>7).
Pada Tabel 7.2, hanya berlaku untuk hidrometer ASTM 151 H dan 152 H dan
menggunakan silinder gelas ukur dengan luas penampang 27,8 cm2 (diameter 5,95 cm).
Pembacaan yang digunakan adalah dikoreksi meniskus.
Apabila digunakan hidrometer jenis lain, maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan dibuatkan
data tersendiri.
L = L1 + ½ [(L2 – (VB/A)]
Dimana :
Lokasi / ID : Kelompok :
:
Hari/tanggal :
SIEVE ANALYSIS
Berat tanah kering : 300 gr
US Bureau of Standard
Kumulatif
Berat tanah Kumulatif Lolos Saringan
tertahan dalam
tertahan (gr) tertahan (gr) (%)
Diameter lubang persen (%)
No. Ayakan
ayakan (mm)
4 4.75
10 2.000
20 0.840
40 0.420
50 0.297
60 0.234
80 0.177
100 0.149
200 0.074
Mahasiswa Praktikan Tanda Tangan,
Asisten Pratikum
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
Lokasi / ID :
Kelompok :
:
Hari/tanggal :
HYDROMETER
Berat Tanah Kering, (Ws) : a,( Correction factor ) :
Berat Jenis, (Gs) : SV ( % Lolos No.200 ) :
P%awal = ( R x a )/ Ws x 10 :
N% = P%/P%(awal) x SV
Pe mbacaan Pe mbacaan Pe rs e n
Waktu Pe mbacaan Ke dalaman
hidrome te r Te mp hidrome te r be rat le bih D (mm)
T (me hidrome te r dalam Efe ktif, Harga K N' (%)
dalam s us pe ns i °C te rkore ks i ke cil K* (L / T)^0,5
nit) s us pe ns i R₁ L(cm)
R₂ R = R₁ - R₂ P (%)
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
6.1 PENDAHULUAN
Plastisitas merupakan karakteristik yang penting dalam tanah berbutir halus. Istilah plastisitas
menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa terjadi
retakan atau remahan. Plastisitas terdapat pada tanah yang memiliki mineral lempung atau
bahan organik. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir halus pada kadar air tertentu dikenal
dengan konsistensi. Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu
kondisi cair, plastis, semi-padat atau padat.
Gambar 6.1. Variasi volume (V) dan kadar air (W).pada kedudukan batas cair, batas plastis dam
batas susut.
Batasan kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah yang satu
dengan yang lain. Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-partikel mineral
lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan penipisan tebal lapisan kation dan juga
menyebabkan naiknya nilai gaya tarik-menarik antar partikel. Untuk suatu jenis tanah yang akan
mencapai kondisi plastis, besarnya gaya-gaya antar partikel harus sedemikian rupa sehingga
partikel-partikel tersebut bebas tergelincir relatif terhadap sesamannya, dengan tetap
mempertahankan kohesi di antara mereka. Penurunan kadar air juga mengakibatkan reduksi
volume tanah, baik dalam keadaan cair, plastis, maupun semi-padat. Umumnya tanah berbutir
halus secara alamiah berada alam kondisi plastis. Batas atas dan bawah dari rentang kadar air
dimana tanah masih bersifat plastis disebut batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic
limit). Sedangkan peralihan antara kondisi semi padat dan padat terjadi pada batas susut
(shringkage limit) yang didefinisikan sebagai besar kadar air dimana tanah tersebut mempunyai
Maksud dan tujuan pengujian ini untuk menentukan kadar air tanah pada batas cair
dengan cara Cassagrande yang akan digunakan untuk menentukan sifat dan klasifikasi
tanah.
6.3 PERALATAN
Gambar 6.2.
Alat batas cair standard dan grooving tool.
Gambar 6.3.
Kondisi awal sampel
sebelum dilakukan uji
batas cair.
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik (dalam 1 detik mangkok
jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang ½” (12,5 mm). Catat jumlah ketukan
yang terjadi untuk mencapai kondisi yang bersinggungan tersebut.
Gambar 6.4.
Kondisi akhir sampel
sesudah dilakukan uji
batas cair, kedua sisi
tanah bertemu
sepanjang ½ inci.
CATATAN
1. Proses besinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan karena geseran
antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan (pencampuran dilakukan
dari kadar air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah ketukan diambil antara 10-20, 20-30, 30-40,
dengan 4 kali pengujian.
4. Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus (lempung) sedangkan
type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.
6.5 PERHITUNGAN
Untuk menentukan batas cair dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gambarkan dalam bentuk grafik hasil-hasil yang diperoleh dari pengujian tersebut berupa
nilai-nilai kadar air dan jumlah ketukan. Nilai kadar air sebagai sumbu vertikal dan jumlah
ketukan merupakan skala horizontal dengan skala logaritma.
2. Buat garis lurus melalui titik-titik tersebut, tentukan nilai batas cair benda uji tersebut
berdasarkan nilai kadar air pada jumlah ketukan ke-25. Apabila titik-titik yang diperoleh
tidak satu garis lurus, maka buatlah garis yang melalui titi-titik berat dari titik-titik tersebut.
6.6 LAPORAN
1. Catatlah hasil yang diperoleh pada formulir yang tersedia dan dilengkapi dengan kondisi
tanah yang diuji dalam keadaan asli, kering udara, disaring atau tidak.
2. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.
6.7 PERAWATAN
1. Bersihkan peralatan segera setelah percobaan selesai.
2. Lumasi pen penggantung mangkok supaya bias bergerak dengan bebas.
3. Kencangkan baut (borg) penjepit sentrik agar bias berputar sesuai dengan kecepatan
putaran tuas (tidak slip).
60 %
Kadar Air (%)
50
40
30
20
10 100
Jumlah Ketukan, N
Mahasiswa Praktikan : Tanda Tangan,
Instruktur Pratikum
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
7.2 PERALATAN
1. Plat kaca
2. Spatula
3. Botol (berisi air suling)
4. Mangkok pengaduk
Gambar 7.1.
Peralatan yang
digunakan dalam uji
batas plastis.
5. Cawan
6. Oven
Apabila sebelum mencapai diameter 3 mm benda uji sudah retak, satukan kembali,
kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen. Bila penggelengan
sudah mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan keretakan, maka benda
uji dibiarkan beberapa saat di udara.
4. Ambil benda uji yang telah mencapai keretakan pada diameter 3 mm, masukkan ke dalam
cawan, tentukan kadar airnya dengan menggunakan metode pengujian kadar air.
7.5 PERHITUNGAN
1. Batas plastis benda uji ditentukan berdasarkan nilai kadar air benda tersebut.
2. Sampel tanah dinyatakan Non Plastis (NP) apabila nilai batas cair dan batas plastis tidak bias
dipadatkan.
3. Dari hasil nilai batas cair dan batas plastis dapat dihitung nilai indeks plastisitas
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PI = LL − PL
Dengan,
PI = indeks plastisitas
LL = batas cair
PL = batas plastis
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.
8.2 PERALATAN
1. Prong plate
Cawan porselin
Monel dish
Cristalizing dish : - dish (diameter 5 cm)
- overflow dish (diameter 9 cm)
2. Spatula
3. Plat kaca
Plat kaca tanpa jarum
Plat kaca yang mempunyai 3 buah jarum/kaki (prong plate)
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Air raksa
7. Oven
Gambar 8.1.
Peralatan uji batas
susut
Gambar 8.2.
Air raksa
8.5 PERHITUNGAN
1. Tentukan kadar air benda uji dengan menggunakan metoda pengujian kadar air.
2. Tentukan volume benda uji basah maupun kering dengan cara sebagai berikut:
( )
Catatan :
Gunakan tinta permanen untuk pengisian data. Waktu berlakunya laporan sementara ini hanya
14 hari, segera dibuat laporan praktikumnya untuk menghindari pengujian ulang.