Anda di halaman 1dari 20

PROBLEM BASED LEARNING

MATA KULIAH TEKNOLOGI MOTOR BENSIN


(SKENARIO 2)

DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 3 / KELAS A

Bayu Oktafianto H. 15504241005


Rachmad Avandi 15504241009
Kiswantoro Eko H. 15504241013
Faisal Akhmad 15504241022
Franciscus Asisi D.K. 15504241025
Fauzi Ahmad P. 15504241031
Robi Febrianto 15504241038

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas diberikanya rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat membuat pelaporan tentang PBL (Problem Based
Learning) tentang Mesin EFI yang tiba-tiba mati pada saat dikendarai. Selain itu
juga kami ucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang membantu dalam
penyelesain masalah yang tersebut.
Secara umum pelaporan ini berisi tentang materi-materi tentang system-
sistem lain pada engine yang mempengaruhi kinerja pada sebuah mobil, mulai dari
pengertian sampai konsep kerja system tersebut.
Demikian gambaran-gambaran tentang pelaporan yang kami buat. Kami
sangat berharap masukan-masukanya dari bapak Lilik Chaerul Yuswono, M.Pd.
sebagai Dosen mata kuliah Teknologi Motor Bensin terhadap pelaporan yang kami
buat ini, agar dalam pembuatan yang selanjutnya dapat lebih maksimal. Akhir kata
kami ucapkan banyak terima kasih.

Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

PROBLEM BASED LEARNING ........................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................... Error! Bookmark not defined.
Daftar Isi................................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Skenario.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Kajian Pustaka...............................................................................................1
D. Pemecahan Masalah ....................................................................................11
E. Kesimpulan ..................................................................................................16
F. Daftar Pustaka .............................................................................................17

iii
A. Skenario
Seorang pemilik mobil mengeluh, karena mesin mobilnya tiba-tiba mati
saat dikendarai. Padahal mesin mobil sudah menggunakan sistem injeksi bahan
bakar elektronik (EFI). Bagaiaman analisa anda terhadap keluhan tersebut dan
bagaiamana pula cara mencari sumber penyebab matinya mesin serta bagaimana
solusinya agar mobil tersebut dapat hidup kembali ? Analisa harus didasarkan atas
alasan teknis, bukan karena bahan bakar habis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan mesin mobil tersebut mati?
2. Bagaimana cara memperbaiki mesin mobil tersebut agar dapat hidup kembali?

C. Kajian Pustaka
Motor pembakaran dalam
Motor bensin merupakan salah satu jenis motor pembakaran dalam yang
banyak digunakan untuk menggerakan atau sumber tenaga dari kendaraan darat,
baik itu motor bensin empat tak atau pun motor bensin 2 tak. Motor bensin
menghasilkan tenaga dari pembakaran bahan bakar didalam silinder, dimana
dengan pembakaran bahan bakar ini akan timbul panas yang sekaligus akan
mempengaruhi gas yang ada di dalam silinder untuk mengembang. Karena gas
tersebut dibatasi oleh dinding silinder dan kepala silinder maka walaupun ingin
mengembang tetap tidak ada ruangan, akibatnya tekanan didalam silinder akan
naik. Tekanan inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
yang akhirnya dapat menggerakan mobil.
Syarat pembakaran
Pada motor pembakaran dalam maka dibutuhkan yang namanya: 1. Panas, 2.
Bahan Bakar, 3. Oksigen/Udara, sebagai syarat terjadinya pembakaran dalam
ruang bakar disaat yang tepat. Tentunya panas yang dimaksud adalah percikan
bunga api listrik pada busi saat terjadi pengapian. Dan tentunya udara dan bahan

1
bakar yang masuk keruang bakar dicampur atau diatomisasikan agar saat dipantik
oleh bunga api listrik akan mudah terbakar.
Tentunya tidak hanya disediakannya ketiga unsur tadi maka pembakaran pada
ruang bakar dapat terjadi secara sempurna karena dalam proses pembakaran pada
motor bensin juga bergatung dengan yang namanya
1. Campuran udara + bahan bakar yang ideal (15:1)
2. Waktu pengapian yang tepat
3. Tekanan kompresi yang mencukupi untuk pembakaran yang optimal.
Pembakaran didalam motor adalah hal yang sangat menentukan besarannya tenaga
yang dihasilkan motor dengan disuplainya sejumlah bahan bakar kedalam silinder
dari motor tersebut. Pembakaran didalam silinder adalah merupakan reaksi kimia
antara unsur yang terkandung didalam bahan bakar yaitu unsur CH atau
hidrocarbon dengan udara atau oksigen, yang diikuti dengan timbulnya panas.
Panas yang dilepaskan selama proses pembakaran inilah yang digunakan oleh
motor untuk menghasilkan tenaga. Terdapat tiga macam pembakaran yang
mungkin terjadi didalam silinder yaitu pembakaran normal, pembakaran sendiri
atau “auto ignition” , dan pembakaran tidak terkontrol yang sering disebut istilah
detonasi atau “detonation”.
Baik buruknya proses pembakaran ini ditentukan juga oleh banyak sedikitnya
jumlah oksigen yang ada didalam silinder, artinya kandungan oksigen didalam
campuran bahan bakar dengan udara sangat menentukan proses terjadinya
pembakaran ini.dengan jumlah oksigen yang tepat dengan jumlah bahan bakar
didalam silinder, maka akan dapat memungkinkan terjadinya pembakaran yang
sempurna. Dengan kata lain apabila campuran bahan bakar dan udara antara HC
dan Oksigennya tepat atau homogen akan memungkinkan pembakaran yang
normal atau sempurna. Namun demikian walaupun campuran bahan bakar dan
udara sudah bagus dan perbandingan oksigen dan hidrocarbon sudah tepat, belum
menjamin untuk tidak terjadinya autoignition atau detonasi. Untuk menjamin
terjadinya pembakaran yang sempurna dan tenaga motor yang baus maka

2
campuran bahan bakar dan udara harus tepat dan bercampur dengan bagus pula.
Apabila campuran bahan bakar dengan udara kurang baik maka akan
mengakibatkan pembakaran yang tidak baik atau tidak sempuran dan mempunyai
akibat sampingan yang cukup banyak dan itu sangat merugikan.
Akibat dari campuran bahan bakar dan udara yang terlalu gemuk atau kaya akan
membuat pemakaian bahan bakar boros, CO2 rendah, Tinggi, CO tinggi. Jika
campuran bahan bakar dan udara terlalu kurus atau miskin motor akan terlalu
panas, pemakaian bahan bakar boros, kandungan O2 menjadi banyak yang artinya
tidak ikut terbakar, tenaga motor berkurang.

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR (EFI)

EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya
dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar
selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses pembakaran yang
terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna sehingga didapatkan daya
motor yang optimal serta didapatkan gas buang yang ramah lingkungan. Proses
pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit) ke injector yang
didasarkan pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow meter,
manifold absolute pressure, sensor putaran mesin, water temperature sensor,
throttle position sensor dll. EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain
mempunyai nama yang berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel
Injection), EPI/ Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic
Gasoline Injection), Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi
Technology) dan lain-lain akan tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah
sama.

3
Sistem Bahan Bakar

Pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diatur oleh ECU
berdasar informasi dari besarnya/banyaknya aliran udara yang mengalir ke intake
manifold yang terukur oleh air flow meter. Kemudian dari data tersebut ECU akan
memerintahkan injector menambah bahan bakar yang diinjeksikan. Injektor
mendapat tekanan bahan bakarnya tersebut dari pompa bahan bakar yang terdapat
pada tangki.

Komponen Sistem Bahan bakar

1. Tangki Bahan Bakar : Tangki bahan bakar adalah suatu alat yang digunakan
untuk menyimpan bahan bakar, tangki bahan bakar harus bisa menjaga dan
menyimpan bahan bakar dengan baik.
2. Pompa Bahan Bakar : Pompa bensin yang biasa digunakan pada mesin dengan
system EFI adalah pompa bensin electric yang berfungsi untuk menghisap
bahan bakar dari tangki dan menekannya ke system bahan bakar.

4
3. Fuel Feed Hose : slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa
dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
4. ECU : Electronic Control Unit merupakan komponen system bahan bakar
yang akan menerima sinyal listrik dari sensor kemudian diolah untuk
kemudian dijadikan garis perintah kepada actuator. ECU mendapat suplay
tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan listrik tersebut akan
dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan disesuaikan
dengan kapasitas sensor ataupun actuator.
5. Injektor : salah satu bagian dari system bahan bakar yang akan mengabutkan
bahan bakar agar terjadi proses percampuran yang homogen antara udara dan
bahan bakar. Injector dilengkapi dengan plunger yang akan membuka dan
menutup saluran bahan bakar dan kerja plunger dikontrol oleh solenoid yang
mendapat instruksi dari engine ECU. Bahan bakar akan keluar lebih gemuk
manakala plunger waktu tertahan lebih panjang dan sebaliknya.Pengaturan

5
campuran bahan bakar gemuk, kurus dan saat kapan mulai diinjeksikan
tergantung dari sinyal yang dikirim oleh engine ECU.

Cara Kerja :

Terjadinya injeksi bahan bakar adalah pada saat ECU memberikan


tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan adanya tegangan listrik
tersebut maka solenoid coil akan menjadi magnet sehingga dapat menarik
plunger dan mengangkat needle valve dari dudukannya, sehingga saluran
bahan bakar yang bertekanan akan menginjeksikan bahan bakar. Jumlah atau
lamnaya penginjeksian bahan bakar ini sangat tergantung berdasarkan sensor-
sensor yang bekerja misalnya : MAP, IATS, WTS, dll.

SISTEM PENGAPIAN
URAIAN

Pembakaran Campuran udara-bahan bakar yang dikompresikan, terjadi di dalam


silinder. Daya di peroleh dari pemuaian gas pembakaran tersebut. Sistem
pengapian merupakan sumber bunga pai yang menyebabkan ledakan campuran
bahan bakar-dan udara tersebut.

6
SYARAT – SYARAT SISTEM PENGAPIAN

Ketiga elemen berikut sangat penting untuk operasi engine yang efektif

 Tekanan kompresi yang tinggi


 Saat pengapian yang tepat dan bunga api yang kuat
 Campuran bahan-bakar dan udara yang baik

Fungsi dasar sistem pengapian adalah untuk membangkitkan bunga pai yang dapat
membakar campuran bahan bakar-udara di dalam silinder. Oleh karena itu syarat-
syarat berikut harus terpenuhi.

1. BUNGA API YANG KUAT


Pada saat campuran udara dan bahan bakar dikompresikan di dalam
silinder, sangat sulit bagi bunga apai untuk melewati udara (ini disebabkan
udara mempuya tahanan listrik dan tahanan ini naik pada saat udara
dikompresikan). Dengan alasan ini, maka tegangan yang diberikan pada busi
harus cukup tinggi untuk dapat membangkitkan bunga api yang kuat, diantara
elektroda busi.
2. SAAT PENGAPIAN YANG TEPAT
Untuk memperoleh pembakaran campuran bahan bakar- udara yang
paling efektif , harus dilengkapi beberapa peralatan tambahan yang dapat
merubah-rubah saat pengapian sesuai dengan rpm dan beban mesin
(perubahan sudut poros engkol dimana masing-masing busi menyala).
3. KETAHANAN YANG CUKUP
Apabila sistem pengapian tidak bekerja, maka mesin akan mati. Oleh
karena itu sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk
menahan getaran dan panas yang dibangkitkan oleh mesin. Demikian juga
tegangan tingii yang dibangkitkan oleh sistem pengapian itu sendiri.

7
SISTEM PENDINGINAN

Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor dirubah menjadi
tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari panas tersebut yang
dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera dibuang ke
udara luar, sebab jika tidak maka motor akan terlalu panas dan komponen motor cepat
aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk
mencegah panas yang berlebihan. Pada motor bensin kira -kira hanya 23 % energi
panas dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder yang dimanfaatkan secara
efektif sebagai tenaga. Sisanya terbuang dalam bebe rapa bentuk seperti diperlihatkan
pada gambar di bawah ini.

Secara garis besar fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran


campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C. Panas yang
cukup tinggi ini,dapat melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada
motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan sistem pendingin dapat
merusakkan komponen motor tersebut.

8
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang
paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur kerja motor antara 82
sampai 99° C. Pada saat komponen motor mencapaitemperatur tersebut komponen
motor akan memuai sehingga celah (clearance ) pada masing-masing komponen
menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang
yang ditimbulkan menjadi minimum.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya dengan tujuanuntuk
mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik,
emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat motor
bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran bahan bakar dengan udara
yang masuk ke dalam silinder tidak sesuai dengan campuran yang dapat
menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder yang
dingin mengakibatkanpembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang
banyak mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat
motor hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan terpenuhi
apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi dengan komponen
yang memungkinkan hal tersebut terjadi.

SISTEM PENDINGINAN AIR

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan ba kar dan udara dalam
ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui
dinding silinder dan ruang bakar.

Kebanyakan mobil EFI pada saat ini masih menggunakan sistem pendingin air
dengan sirkulasi tekanan (forced circulation).

Komponen

1. Radiator : berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah panas


setelah melalui saluran water jacket. Bagian-bagian radiator antara lain : tangki

9
air bagian atas ( upper water tank), tangki air bagian bawah (lower water tank)
dan inti radiator ( radiator core ).

2. Pompa Air : berfungsi memompa air pendingin d ari water jacketke radiator
yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang
digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal pump). Pompa air
ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau
timingbelt.
3. Katup thermostat : berfungsi sebagai katup yang tugasnya membuka dan
menutup saluran yang menghubungkan antara water jacket dan radiator.

10
4. Kipas pendingin elektrik :Berputarnya kipas pendingin yang digerakkan oleh
motor listrik terjadi pada saat temperatur air pendinginpanas. Temperatur air
pendingin dikirimkan ke motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala
silinder. Pada saat temperatur meningkat pada su atu tingkat yang ditetapkan,
sinyal tersebut merangsang motor relay untuk menggerakkan motor listrik yang
kemudian menggerakkan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja
pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat dicapai lebih
cepat.

D. Pemecahan Masalah
Mesin mobil tiba-tiba mati pada saat kendaraan berjalan walaupun
kendaraan tersebut sudah menggunakan sistem injeksi bahan bakar EFI.
Bagaiaman cara menganalisa, menentukan daan menyelesaikan masalah
tersebut ?.

Untuk menganalisa apa yang menyebabkan mobil tersebut mati pada saat
di kendarai adalah biasanya terdapat penyebab-penyebabnya:

11
Gambar : Sistem EFI

1. Over heating
Untuk mesin modern yang sudah dilengkapi komputer atau sistem EFI,
bila beroperasi melebihi batas suhu kerja, maka komputer otomatis akan
melindungi dengan cara menonaktifkan mesin secara bertahap. Misalnya,
komputer akan menghentikan kerja kompresor AC, berlanjut ke mode aman

12
(safe mode), hingga saatnya mesin dihentikan secara total. Namun, mesin era
1990-an belum dilengkapi komputer. Gejala overheat bisa dideteksi dengan
munculnya gejala knocking saat berakselerasi.
Over heat sendiri terjadi karena salah satu komponen pada cooling
sistem tidak bekerja dengan baik, misalnya air radiator habis, kipas radiator
tidak berputar jika menggunakan fan elektrik, belt water pump putus dll.

Cara Menangani

a. Memeriksa jumlah air pendingin pada reservoir tank, memastikan jumlah


air pendingin berada diantara L dan F.

Catatan : Apabila hendak membuka tutup radiator pastikan air pendingin


tidak terlalu panas.

b. Memeriksa Selang radiator, apakah terjadi kerusakan pecah atau tidak,


kebanyakan kendaran mengalami selang radiator sering kali mengalami
pecah akibat overheat sehingga membuat mesin mobil mati.
c. Memeriksa kipas pendingin apakah dapat bekerja dengan baik atau tidak.
Apabila kipas tidak bekerja maka dilakukan pemeriksaan pada rangkaian
kelistrikannya.
Catatan : Kebanyakan mobil EFI menggunakan sistem kipas elektrik.

13
d. Memeriksa fan belt penggerak pompa air pendingin apakah putus atau
tidak.
2. Tidak ada suplai bahan bakar ke mesin.
Tidak adanya suplai bensin ke mesin pun banyak faktor yang menjadi
penyebabnya, diantaranya :

a. Pompa bensin tidak bekerja, mengalami kerusakan.


Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengecek apakah dapat memompa
bahan atau tidak dengan cara :
 Membuka selang output dari pompa atau output dari filter bensin.

14
 Kunci kontak ON.
 Memeriksa apakah bensin mengalir dengan tekanan atau tidak.
 Apabila tidak dapat bekerja maka bensin tidak akan mnegalir keluar.
b. Saluran Bahan Bakar atau filter tersumbat atau mengalami kebocoran
sehingga penyaluran bahan bakar tidak bisa maksimal.
Cara menangani :
 Memeriksa selang/ atau saluran bahan dari mulai tangki, filter
bensin, saluran yang menuju injektor, memastikan apakah
terjadi kebocoran atau rusak.
c. Injektor tidak dapat menginjeksikan bahan bakar, sehingga tidak adanya
bahan bakar untuk di bakar.
Cara menangani :
 Melakukan pemeriksaan pada rangkaian kelistrikannya
terutama sumber arus nya.
 Memeriksa konektor-konektor kabelnya apakah kendor atau
putus kabelnya.
3. Tidak adanya Bunga api pada busi.
Begitu juga dengan sistem pengapian, banyak faktor menjadi penyebab utama
karena pengapian tersebut bisa hilang, mulai dari koil keoanasan atau rusak,
igniter dan transistor control ignition (TCI) rusak dll.
Cara menangani :
a. Memeriksa busi apakah dapat bekerja atau tidak. Dengan cara melepas busi
kemudian di pasang pada koilnya, kemudian busi di massakan. Memeriksa
apakah terjadi loncatan bunga api atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan
pada masing-masing silinder. Memastikan apakah busi dapat memercikan
bunga api atau tidak.
b. Memeriksa koil pengapian.

15
Pada kendaraan EFI yang sudah menggunakan DLI yakni satu busi satu koil
pemeriksaannya hampir sama dengan mengetes loncatan yakni hanya
businya diganti dengan menggunakan busi yang masih baru. Pada saat
pengetesan memastikan terdapat loncatan bunga api pada busi. Apabila
tidak ada percikan bunga apinya maka di lakukan pemeriksaan pada
rangkaian kelistrikannya.
c. Memeriksa rotor dan Terminal Distributor
Melakukan pemeriksaan pada rotor apakah terbakar atau rusak . Pada Mobil
EFI yang masih menggunakan sistem pengapian elektronik dengan kontrol
secara mekanis atau masih menggunakan distributor maka masih
menggunakan komponen rotor, untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan pada
terminalnya. Serta dilakukan pemeriksaan pada terminal distributornya
apakah terdapat kerak ataupun rusak.

E. Kesimpulan
Mesin mobil dengan sistem bahan bakarnya yang sudah injeksi (EFI) yang tiba-
tiba mati pada saat di kendarai terdapat banyak faktor yang menyebabkannya mulai
dari faktor yang sederhana hingga sampai pada faktor yang paling rumit yakni pada
sistem ECU nya. Maka dari itu pemeriksaan dilakukan dari hal yang sederhana
hingga hal yang rumit guna mengurangi biaya perawatan.
Mesin mobil yang tiba-tiba mati ini dapat dicegah dengan cara melakukan
perawatan secara berskala sesuai dengan jadwalnya atau dengan kata lain dilakukan
TUNE UP.

16
F. Daftar Pustaka
Toyota,Team. Step 3 Training Manual, TCCS

Ruswid.2008. EFI Modul.SMK Al Hikmah 1 Sirampog

http://otomotrip.com/penyebab-mesin-mobil-mati-mendadak-atau-mesin-mati-
sendiri.html

http://www.mobilku.org/2015/01/penyebab-mesin-mobil-mati-mendadak-
saat.html

17

Anda mungkin juga menyukai