Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Kerja praktik dilaksanakan di PT. Indonesia Power UP Saguling SUB

Unit PLTA Bengkok. Perusahaan ini menjalankan bidang usaha pembangkit

tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali.

II.1.1 Sejarah Berdirinya PLTA Bengkok

Kelistrikan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda yaitu

pada tahun 1894. Pada zaman itu perusahaan milik Belanda, seperti pabrik

teh, gula, dan perkebunan telah menggunakan mesin-mesin pembangkitan

dengan kapasitas yang kecil. Pada tanggal 13 November 1890, Gubernur

Jendral Belanda mengeluarkan ordinasi (staablat No.190/1890) untuk

mendirikan Perusahaan Listrik Negara serta untuk melayani masyarakat

umum.

Perusahaan listrik yang pertama kali berdiri adalah NV, NIGM, pada

tahun 1897 yang sebelumnya merupakan perusahaan gas di Jakarta. Setelah

muncul perusahaan listrik lainnya, seperti GEBEO, NEWEN, dan lain-lain.

Pada tahun 1927 dibentuklah perusahaan listrik di Hindia Belanda untuk

pertama kalinya oleh pemerintah Hindia Belanda yang diberi nama S’lands

Waterkracht Bedrijen (LWB) daerah operasinya meliputi pusat-pusat

9
10

pembangkitan listrik seperti PLTA Giringan di Madiun, PLTU Gambir di

Jakarta dan lain-lain.

Ketika perang dunia ke-2 pemerintah Hindia Belanda menyerahkan

kepada Jepang, sehingga perusahaan listrik yang ada diambil alih oleh Jepang

yang kemudian digabung menjadi satu badan bernama “Jawa Dengki Jiyosha”

setelah Indonesia merdeka perusahaan listrik dan gas dikuasai oleh Negara

yang kemudian diberi nama “Jawatan”. Kemudian Jawatan listrik dan gas

dimasukan ke dalam DPUT (Departemen Pekerjaan Umum). Tahun 1952

Jawatan membawahi dua buah perusahaan yaitu:

1. Perusahaan Negara Untuk Pembangkit Tenaga Listrik (PENUPETEL).

2. Perusahaan Negara Untuk Distribusi Tenaga Lisrik (PENUDIPETEL)

Kemudian pada tanggal 3 Oktober 1953 dikeluarkan DEKRIT

Presiden No. 163 untuk mensosialisasikan perusahaan listrik dan gas swasta

pada tanggal 23 September 1958. Berdasarkan SK Mentri PUT No.25/45/17

nama Jawatan dirubah menjadi PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang

dipimpin oleh Direktur. Adapun tujuan dari PT PLN adalah: “Ikut serta

membangun ekonomi dan ketahanan nasional sesuai dengan kebijakan

pemerintah dalam bidang perusahaan tenaga listrik dengan maksud untuk

mempertinggi derajat masyarakat Indonesia”.

PLTA Bengkok merupakan PLTA kedua yang didirikan oleh Belanda

di Indonesia setelah PLTA Plengan, PLTA Bengkok didirikan pada tahun

1923 dikawasan Dago Utara dengan jumlah generator sebanyak 3 buah yang
11

masing-masing berkapasitas 1,05 MW pada awal pembangunan PLTA

Bengkok ini bertujuan untuk memasuk kebutuhan listrik di Bandung Utara.

Walaupun sekarang energi listrik bisa disalurkan ke daerah lain di Bandung

karena adanya interkoneksi antara pembangkit yang ada.

Setelah kemerdekaan RI, PLTA Bengkok dimasukan kedalam wilayah

sektor Kerja Priangan, tetapi setelah 1 April 1991 bersamaan dengan

beroperasinya beberapa PLTA, PLTA Kracak di daerah kabupaten Bogor, dan

PLTA Ubrug di daerah kabupaten Sukabumi, PLTA Bengkok dialih

operasionalkan sehingga berada dibawah koordinasi Unit Pembangkitan

Saguling sehingga jumlah PLTA yang berada dibawah koordinasi sector

Saguling berjumlah 8 buah pembangkit.

Kedelapan pembangkit tersebut adalah:

a. PLTA Saguling

PLTA Saguling ini merupakan yang terbesar disektor saguling. PLTA

Saguling ini membendung sungai Citarum yang berlokasi di Rajamandala

Kabupaten Bandung. PLTA ini mulai beroperasi pada tahun 1985 dengan

kapasitas 4 x 175,18 MW, dengan total 700,72 MW.

b. PLTA Plengan

PLTA Plengan ini memiliki 5 generator yang berkapasitas masing-

masing 3 x 1,08 MW yang beroperasi pada tahun 1923, 2,02 MW beroperasi

pada tahun 1962, dan 1,61 MW beroperasi pada tahun 1996 dimana jumlah
12

total keseluruhan daya generator adalah 6,87 MW, dengan memanfaatkan

energi air dari sungai Cisangkuy dan Cisarua.

c. PLTA Lamajan dan PLTA Cikalong

PLTA Lamajan dan PLTA Cikalong merupakan PLTA sistem kaskade

yang terletak di Bandung selatan, kira-kira 33 km dari pusat kota Bandumg.

PLTA ini memanfaatkan energi air dari situ Cipanunjang, situ Cieulunca,

sungai Cisangkuy, dan sungai Cisarua. PLTA Lamajan ini memiliki 3

generator yang berkapasitas masing-masing 2 x 6,52 MW yang beroperasi

pada tahun 1925 dan ditambah 1 generator berkapasitas 6,52 MW yang

beroperasi pada tahun 1934, sedangkan PLTA Cikalong juga memiliki 3

generator yang berkapasitas 3 x 6,4 MW beroperasi pada tahun 1961. Maka

jumlah kapasitas daya keseluruhan generator PLTA Lamajan dan PLTA

Cikalong adalah 38,76 MW.

d. PLTA Bengkok dan Dago

PLTA Bengkok memiliki 3 generator yang berkapasitas 3 x 1,05 MW

dan 1 generator di Dago berkapasitas 0,7 MW dengan total kapasitas 3,85

MW yang beroperasi pada tahun 1923. Kedua PLTA ini berlokasi didaerah

Bandung utara dengan memanfaatkan aliran sungai Cikapundung.

e. PLTA Ubrug

PLTA Ubrug memiliki 3 generator yang berkapasitas masing-masing 2

x 5,94 MW yang beroperasi pada tahun 1924 dan ditambah 1 generator

berkapasitas 6,48 MW yang beroperasi pada tahun 1950 dengan total daya
13

18,36 MW. PLTA ini memanfaatkan aliran sungai Cicatih yang berlokasi

sekitar 30 km dari arah Kabupaten Sukabumi kearah Pelabuhan Ratu.

f. PLTA Kracak

PLTA Kracak terletak didaerah Leuwiliang kabupaten Bogor yang

berjarak 30 km disebelah selatan kota Bogor. PLTA ini memiliki 3 generator

yang berkapasitas masing-masing 2 x 6,3 MW yang beroperasi pada tahun

1927 dan ditambah 1 generator berkapasitas 6,3 MW yang beroperasi pada

tahun 1958 dengan total daya 18,9 MW. PLTA ini memanfaatkan aliran

sungai Cianten dan sungai Cikuluwung.

g. PLTA Parakan Kondang

PLTA Parakan Kondang memiliki 4 generator dengan konfigurasi

turbin Francis Horizontal yang beroperasi pada tahun 1955 berkapasitas

masing-masing 2 x 2,49 MW dan 2 x 2,46 MW dengan total daya 9,9 MW.

PLTA Parakan Kondang terletak 50 km kearah timur kota Sumedang, PLTA

ini memanfaatkan aliran sungai Cimanuk.

II.1.2 Visi dan Misi PT. Indonesia Power

 Visi Perusahaan:

Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.

 Misi Perusahaan:

Menyelenggarakan bisnis pembangkitan, tenaga listrik dan jasa terkait

yang bersahabat dengan lingkungan.


14

Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut, PT. Indonesia Power

telah menetapkan 5 filosofi perusahaan yang harus dipegang. Kelima filosofi

perusahaan tersebut yaitu:

1. Mengutamakan pasar dan pelanggan.

2. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.

3. Mempelepori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Menjunjumg tinggi etika bisnis.

5. Memberi penghargaan atas prestasi.

II.1.3 Tujuan dan Paradigma PT. Indonesia Power

Adapun tujuan dari PT Indonesia Power adalah:

1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus dalam

menggunakan sumber daya perusahaan.

2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan

bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang

berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.

3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari

berbagai sumber yang saling menguntungkan.

4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi

maupun kelestarian lingkungan.


15

5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat dan saling menghargai

antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas

pribadi dan profesionalisme.

Paradigma dari PT Indonesia Power adalah: “Hari ini lebih baik dari

hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”

II.1.4 Makna Bentuk dan Warna Logo

Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power

Utility Company terbesar di Indonesia.

Gambar II.1 Logo PT. Indonesia Power

(Sumber : Data Perusahaan, 2010)

Bentuk

1) Indonesia dan Power ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf

FUTURA BOOK/REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan font

yang kuat dan tegas.

2) Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga

Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.


16

3) Titik atau bulatan merah diujung kilatan petir merupakan simbol

perusahaan yang telah digunakan disebagian besar materi komunikasi

perusahaan. Dengan symbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan

dapat langsung terwakili.

Warna

Merah

Merah diaplikasikan pada kata Indonesia menunjukkan identitas yang

kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga

listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga luar negri.

Biru

Biru diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru

menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER

maka ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan

memiliki ciri-ciri:

 Berteknologi tinggi.

 Efisien.

 Aman.

 Ramah lingkungan.
17

II.1.5 Tujuh Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI)

a. Integritas

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik

kepada perusahaan.

b. Profesional

Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.

c. Harmoni

Serasi, selaras, seimbang dalam:

 Pengembangan kualitas pribadi.

 Hubungan dengan stake holder (pihak terkait).

 Hubungan dengan lingkungan hidup.

d. Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stake

holder.

e. Peduli

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta memelihara

lingkungan sekitar.

f. Pembelajar

Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kualitas

diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama dan kemudian berbagi

dengan orang lain.


18

g. Inovatif

Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam

usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun

produk dengan tujuan peningkatan kerja.

II.1.6 Lokasi Perusahaan

Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, bertempat

di PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling Sub Unit PLTA

Bengkok, Jalan Ir. H. Djuanda Dago Atas, Bandung. Telp: 022-2501095, fax:

2501095.

Gambar II.2 Peta lokasi prusahaan

(Sumber: Data Perusahaan, 2016)


19

II.2 BIDANG USAHA PERUSAHAAN

Berdasarkan tujuan pembentukannya PT Indonesia Power menjalankan

bidang usaha pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali.

Saat ini, PT Indonesia Power memasok lebih dari separuh atau sekitar 54%

kebutuhan pangsa pasar tenaga listrik sistem, Jawa, Madura, dan Bali.

Kemampuan tersebut didukung oleh kenyataan bahwa PT Indonesia Power

merupakan pembangkit yang memiliki sejumlah pembangkit yang terdiri dari 132

unit pembangkit dan fasilitas pendukung lainnya dengan kapasitas terpasang total

sebesar 8921,19 MW. Ini merupakan kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan

di Indonesia atau yang ketiga terbesar di dunia.

PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit

pembangkitan yang dapat dilihat pada tabel II.1.

Tabel II.1. Kapasitas Terpasang per-Unit Pembangkitan

Unit Bisnis Pembangkit Kapasitas (MW)


Suralaya 3.400,00
Priok 1.444,08
Saguling 797,36
Kamojang 360,00
Mrica 306,44
Semarang 1.414,16
Perak Grati 864,08
Bali 335,07
Total Indonesia Power 8.921,19
20

II.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Gambar 1I.3 Struktur Organisasi

Seperti yang terlihat pada diagram organisasi PLTA Bengkok tugas

masing-masing adalah:

a. Supervisor Senior

Supervisior senior mempunyai tugas untuk mengawasi seluruh seksi-seksi

yang ada dibawahnya, menerima hasil kerja seksi-seksi, memberikan pengarahan,

bimbingan dan pembinaan kepada seluruh anggotanya, dan melaporkan seluruh

hasil pengawasan kepada General Manager.


21

b. Supervisor Operasi dan Pemeliharaan

Supervisior operasi dan pemeliharaan mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang mencakup seluruh proses pembangkitan PLTA Bengkok, antara lain

dari pemanfaatan air, kolam tando harian, pembangkitan tegangan, perawatan dan

memeriksa laporan hasil produksi daya yang dihasilkan. Serta menjaga

kelestarian kinerja dan kestabilan sistem pembangkit, melakukan perawatan

(maintenance) dengan para teknisi dengan melakukan pekerjaan berdasarkan

Surat Perintah Kerja (SPK) selain itu melaksanakan pemeliharaan sarana dan

prasarana kerja PLTA Bengkok.

c. Administrasi Umum

Administrasi umum mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan

administrasi kesekretariatan dan pelayanan fasilitas untuk menjamin kelancaran

operasional pembangkit.

d. Operator Turbin dan Generator

Operator turbin dan generator bertugas mengoperasikan turbin dan

generator untuk mencapai keandalan dan efisiensi unit pembangkit.

e. TBK (Tenaga Bantuan Karyawan) pemeliharaan

TBK pemeliharaan mempunyai tugas untuk membantu pekerjaan

pemeliharaan mesin dan alat bantunya agar mesin beroperasi normal sesuai

standar.

Anda mungkin juga menyukai