Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM UJI BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 1/9

I. REFERENSI

1. SNI 2456:2011, Cara Uji penetrasi bahan-bahan bitumen.


2. RSNI S-01-2003, Spesifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi.
3. SNI 8135:2015, Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi
4. Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3, Divisi 6.3

II. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Dapat memahami manfaat dari pengujian penetrasi dan persyaratan mutu aspal
berdasarkan penetrasi yang dijelaskan dalam dasar teori,
2. Dapat mengenali dan menyebutkan peralatan dan bahan untuk pengujian penetrasi,
3. Dapat menjelaskan prosedur pengujian penetrasi aspal,
4. Dapat mencatatkan data-data hasil pengujian ke dalam format yang sudah tersedia,
selanjutnya menentukan dan atau menghitung besarnya penetrasi aspal, sesuai dengan
prosedur pengujian yang dilakukan,
5. Dapat menganalisa dari hasil perhitungan dengan cara membandingkan antara hasil
perhitungan dengan persyaratan.

III. DASAR TEORI

Penetrasi adalah parameter untuk mengetahui tingkat keras atau lembek suatu aspal keras
yang ditentukan berdasarkan uji penetrasi yaitu masuknya jarum ke dalam benda uji ukuran
standar, pada suhu 25OC, dengan beban 100 gram dan dalam waktu 5 detik.
Aspal semen atau aspal panas atau biasa juga disebut aspal keras, adalah produk utama dari
hasil proses penyulingan atau destilasi bertingkat residu minyak bumi, terdiri dari senyawa
molekul-molekul hydrokarbon kompleks semi solid, bersifat visco elastis dengan kekentalan
tinggi.

Ada tiga Jenis Spesifikasi Aspal Keras, yaitu spesifikasi berdasarkan:


a. Tingkat kekerasan aspal (penetration graded),
b. Kelas kekentalan (viscosity graded),
c. Kelas kinerja (performance graded)

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 1


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 2/9

Penetrasi merupakan salah satu parameter untuk menentukan mutu aspal keras berdasarkan
tingkat kekerasan aspal (penetration graded). Adapun hubungan nilai penetrasi aspal keras
dalam pelaksanaan pekerjaan jalan beraspal adalah terhadap:

a. Lokasi penggunaan aspal

Apabila perkerasan beraspal dibuat pada lokasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu
tinggi, sebaiknya digunakan aspal dengan penetrasi yang rendah karena aspal dengan
penetrasi rendah tersebut tidak terlalu sensitif terhadap temperatur. Sebaliknya pada
kondisi lingkungan dengan suhu rendah, maka dapat digunakan aspal dengan angka
penetrasi tinggi.

b. Beban dan Volume Lalulintas

Dalam keadaan macet jalan akan menerima beban statis yang nilainya lebih besar dari
beban dinamis, selain itu gesekan roda kendaraan akan berbanding lurus dengan kenaikan
temperatur. Sehingga makin tinggi beban, makin padat volume lalu lintas, dan makin
tinggi kecepatan kendaraan sebaiknya gunakan bahan aspal dengan penetrasi yang
rendah, dan sebaliknya.

Pengertian penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi kedalam permukaan benda uji aspal
dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gr pada temperatur 25°C, dinyatakan dalam 0.1mm.
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya 3 pembacaan
dengan toleransi hasil pembacaan setiap titik uji dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Toleransi hasil pembacaan Setiap titik Uji Penetrasi

Hasil Penetrasi (Divisi) 0-49 50-149 150-249 >250

Toleransi 2 4 6 8
Sumber: SNI 06-2456-1991

Nilai penetrasi yang disyaratkan Berdasarkan RSNI S-01-2003, SNI 8135:2015, dan
Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 disajikan dalam Tabel 2.

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 2


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 3/9

Apabila perbedaan antara masing masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan harus
diulang. Aspal dengan penetrasi <350 dapat diuji dengan alat dan cara pemeriksaan ini,
sedangkan sedangkan aspal dengan penetrasi antara 350-500 perlu dilakukan dengan alat-alat
lain.

Tabel 2. Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi

Nilai Penetrasi (0.1 mm) berdasarkan Standar Rujukan


No. Kelas Penetrasi/ Tipe aspal Spesifikasi Umum
RSNI S-01-2003 SNI 8135:2015
2010.R3
1 Pen-40 40-59
2 Pen-60 60-79
3 Pen-80 80-90
4 Pen-120 120-150
5 Pen-200 200-300
6 Kelas Penetrasi 40-50 40-50
7 Kelas Penetrasi 60-70 60-70
8 Kelas Penetrasi 85-100 85-100
9 Kelas Penetrasi 120-150 120-150
10 Kelas Penetrasi 200-300 200-300
11 Tipe I Aspal Pen 60-70 60-70
12 Tipe II asbuton yang diproses Mi..50
13 Tipe II Elastomer Sintetis Min.40

Apabila perbedaan antara masing masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan harus
diulang.
Aspal dengan penetrasi <350 dapat diuji dengan alat alat dan cara pemeriksaan ini,
sedangkan sedangkan aspal dengan penetrasi antara 350-500 perlu dilakukan dengan alat-alat
lain.
IV. PERALATAN DAN BAHAN

4.1. Peralatan

Peralatan utama yang digunakan disajikan dalam Tabel 3

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 3


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 4/9

Tabel 3. Nama, Sepesifikasi dan Gambar Alat Pengujian Penetrasi Aspal

No. Nama Alat Utama dan Spesifikasi Alat Gambar Alat

Alat penetrasi (penetrometer) yang dapat


menggerakkan pemegang jarum naik-turun
1
tanpa gesekan dan dapat mengukur
penetrasi sampai 0,1 mm.

Pemegang jarum seberat (47,5±0,05) gram


2 yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi untuk peneraan.

Pemberat (50 ± 0,05) gram atau (100 +


0,05) gram masing-masing dipergunakan
3 untuk pengukuran penetrasi dengan beban
100 gram dan 200 gram. Untuk membantu
memasukkan jarum ke dalam aspal.
Jarum pentrasi dibuat dari stainless steel
tanda (grade) 140oC atau HRC 54 sampai.
4 Ujung jarum harus berbentuk kerucut
terpancung dengan berat jarum 2,5 ± 0,05
gram.

Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas


berbentuk silinder dengan dasar yang rata
5 dengan ukuran seperti pada Tabel 4.
Digunakan untuk mencetak aspal yang
sudah dipanaskan.

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 4


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 5/9

No. Nama Alat Utama dan Spesifikasi Alat Gambar Alat

Stop watch. Menggunakan stop watch di


6
ponsel.

Pan. Digunakan untuk menyimpan aspal


7
yang sudah dicetak.

Wajan dan kompor. Digunakan untuk


8
memanaskan aspal.

9 Trichlourethelyne (TCE)

10 Tisu

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 5


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 6/9

No. Nama Alat Utama dan Spesifikasi Alat Gambar Alat

11 Cawan Kaca dan Besi penahan cawan

Tabel 4. Ukuran Cawan Benda Uji


Penetrasi Diameter Dalam/Tinggi
Dibawah 200 55 mm 35 mm
200 sampai 350 70 mm 45 mm

4.2. Bahan

Tabel 4. Bahan- bahan yang digunakan.

No. Nama Bahan Gambar

1 Aspal Keras

2 Air suling

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 6


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 7/9

V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduk hingga cukup cair untuk dapat dituangkan;
pemanasan contoh untuk aspal keras ≤ 90oC di atas titik lembek; waktu pemanasan
maksimum 30 menit; aduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam cawan.
(Gambar 1)
3. Tuangkan aspal ke dalam tempat cawan hingga tersisa ±5mm diatas permukaan cairan
aspal. (Gambar 2)

Gambar 1 Gambar 2

4. Diamkan benda uji pada suhu ruang sekitar 1 jam.


5. Letakkan benda uji kedalam ruangan terkondisikan yang sudah di set dengan 25°C;
diamkan dalam ruangan terkondisikan 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil, dan 1,5
sampai 2 jam untuk benda uji besar,
6. Letakkan benda uji kedalam gelas penetrometer dan isi dengan air suling sampai benda
uji terendam. (Gambar 3)
7. Letakkan benda uji pada alat penetrasi.
8. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda uji
dengan jarak 0,1mm, menggunakan pantulan cahaya sehingga terbentuk bayangan jarum
dalam air dan kedua ujung jarum beserta bayangannya saling berimpit. (Gambar 4)
9. Turunkan besi pemutar arloji penetrometer hingga menyentuh ujung jarum. Baca angka
penetrasi. Angka tersebut merupakan penestrasi awal.
10. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stop watch selama (5±0,1) detik;
11. Putar arloji penetrometer dan baca angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk.
Angka tersebut merupakan penetrasi akhir.
12. Masukkan data data yang diperoleh ke dalam Form yang sudah disediakan.

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 7


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 8/9

13. Lepaskan jarum dari pemegang, siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikutnya. Jika
ada aspal yang menempel terlebih dahulu dibesihkan dengan tisu yang sudah dibasahi
Trichlourethelyne (TCE). (Gambar 5)

Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5

14. Lakukan pekerjaan Butir 1 sampai 13. di atas minimum 3 kali untuk benda uji yang sama,
dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding >1
cm.

VI. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN

Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh kelompok I, II dan III kelas 2B-KGE yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2018, didapatkan data seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Data dan Hasil Perhitungan Pengujian Penetrasi Aspal

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 8


LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Subjek : Pemeriksaan Bahan Aspal No. Uji : 1.1


Materi : Pengujian Penetrasi Aspal Halaman : 9/9

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan data pada Tabel 5, nilai penetrasi aspal rata-rata adalah 64. Jika
dibandingkan dengan Spesifikasi RSNI S-01-2003 aspal tersebut masuk kedalam jenis
pen 60, karena berada diantara 60-79. Sedangkan jika dibandingkan dengan . Spesifikasi
Bina Marga 2010 Revisi 3, aspal tersebut termasuk Tipe 1 pen 60 – 70. Sehingga dapat
disimpulkan aspal yang diuji adalah aspal jenis pen 60.

Bahan Ajar LUB-Aspal-2015 9

Anda mungkin juga menyukai