I. REFERENSI
1. Dapat memahami manfaat dari pengujian penetrasi dan persyaratan mutu aspal
berdasarkan penetrasi yang dijelaskan dalam dasar teori,
2. Dapat mengenali dan menyebutkan peralatan dan bahan untuk pengujian penetrasi,
3. Dapat menjelaskan prosedur pengujian penetrasi aspal,
4. Dapat mencatatkan data-data hasil pengujian ke dalam format yang sudah tersedia,
selanjutnya menentukan dan atau menghitung besarnya penetrasi aspal, sesuai dengan
prosedur pengujian yang dilakukan,
5. Dapat menganalisa dari hasil perhitungan dengan cara membandingkan antara hasil
perhitungan dengan persyaratan.
Penetrasi adalah parameter untuk mengetahui tingkat keras atau lembek suatu aspal keras
yang ditentukan berdasarkan uji penetrasi yaitu masuknya jarum ke dalam benda uji ukuran
standar, pada suhu 25OC, dengan beban 100 gram dan dalam waktu 5 detik.
Aspal semen atau aspal panas atau biasa juga disebut aspal keras, adalah produk utama dari
hasil proses penyulingan atau destilasi bertingkat residu minyak bumi, terdiri dari senyawa
molekul-molekul hydrokarbon kompleks semi solid, bersifat visco elastis dengan kekentalan
tinggi.
Penetrasi merupakan salah satu parameter untuk menentukan mutu aspal keras berdasarkan
tingkat kekerasan aspal (penetration graded). Adapun hubungan nilai penetrasi aspal keras
dalam pelaksanaan pekerjaan jalan beraspal adalah terhadap:
Apabila perkerasan beraspal dibuat pada lokasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu
tinggi, sebaiknya digunakan aspal dengan penetrasi yang rendah karena aspal dengan
penetrasi rendah tersebut tidak terlalu sensitif terhadap temperatur. Sebaliknya pada
kondisi lingkungan dengan suhu rendah, maka dapat digunakan aspal dengan angka
penetrasi tinggi.
Dalam keadaan macet jalan akan menerima beban statis yang nilainya lebih besar dari
beban dinamis, selain itu gesekan roda kendaraan akan berbanding lurus dengan kenaikan
temperatur. Sehingga makin tinggi beban, makin padat volume lalu lintas, dan makin
tinggi kecepatan kendaraan sebaiknya gunakan bahan aspal dengan penetrasi yang
rendah, dan sebaliknya.
Pengertian penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi kedalam permukaan benda uji aspal
dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gr pada temperatur 25°C, dinyatakan dalam 0.1mm.
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya 3 pembacaan
dengan toleransi hasil pembacaan setiap titik uji dapat dilihat dalam Tabel 1.
Toleransi 2 4 6 8
Sumber: SNI 06-2456-1991
Nilai penetrasi yang disyaratkan Berdasarkan RSNI S-01-2003, SNI 8135:2015, dan
Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 disajikan dalam Tabel 2.
Apabila perbedaan antara masing masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan harus
diulang. Aspal dengan penetrasi <350 dapat diuji dengan alat dan cara pemeriksaan ini,
sedangkan sedangkan aspal dengan penetrasi antara 350-500 perlu dilakukan dengan alat-alat
lain.
Apabila perbedaan antara masing masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan harus
diulang.
Aspal dengan penetrasi <350 dapat diuji dengan alat alat dan cara pemeriksaan ini,
sedangkan sedangkan aspal dengan penetrasi antara 350-500 perlu dilakukan dengan alat-alat
lain.
IV. PERALATAN DAN BAHAN
4.1. Peralatan
9 Trichlourethelyne (TCE)
10 Tisu
4.2. Bahan
1 Aspal Keras
2 Air suling
V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduk hingga cukup cair untuk dapat dituangkan;
pemanasan contoh untuk aspal keras ≤ 90oC di atas titik lembek; waktu pemanasan
maksimum 30 menit; aduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam cawan.
(Gambar 1)
3. Tuangkan aspal ke dalam tempat cawan hingga tersisa ±5mm diatas permukaan cairan
aspal. (Gambar 2)
Gambar 1 Gambar 2
13. Lepaskan jarum dari pemegang, siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan berikutnya. Jika
ada aspal yang menempel terlebih dahulu dibesihkan dengan tisu yang sudah dibasahi
Trichlourethelyne (TCE). (Gambar 5)
14. Lakukan pekerjaan Butir 1 sampai 13. di atas minimum 3 kali untuk benda uji yang sama,
dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding >1
cm.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh kelompok I, II dan III kelas 2B-KGE yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2018, didapatkan data seperti pada Tabel 5.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan data pada Tabel 5, nilai penetrasi aspal rata-rata adalah 64. Jika
dibandingkan dengan Spesifikasi RSNI S-01-2003 aspal tersebut masuk kedalam jenis
pen 60, karena berada diantara 60-79. Sedangkan jika dibandingkan dengan . Spesifikasi
Bina Marga 2010 Revisi 3, aspal tersebut termasuk Tipe 1 pen 60 – 70. Sehingga dapat
disimpulkan aspal yang diuji adalah aspal jenis pen 60.