Anda di halaman 1dari 6

.

Nama : A. Zulkarnain Ariko


NIM : 03031181419007
Shift : Jumat, 08.00-10.00 WIB
Kelompok :1

SABUN LANTAI DAN PROSES PEMBUATANNYA

1. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
Natrium atau Kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani .
Sabun mandi merupakan sabun Natrium yang umumnya ditambah zat pewangi atau
antiseptik, digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak berbahaya bagi
kesehatan. Contohnya Natrium atau Kalium hidroksida pada suhu 80-100ºC
melalui suatu proses yang disebut safonifikasi yang dimana lemak akan terhidrolisis
oleh basa yang menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Sabun terdiri dari 2 jenis
yaitu sabun padat dan sabun cair, untuk membuat sabun padat yaitu dengan
menggunakan basa NaOH sedangkan untuk sabun cair digunakan basa KOH.
Sabun yang berkualitas baik mempunyai kandungan total asam lemak
minimal 70%, hal ini berarti bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi
dalam pembuatan sabun kurang dari 30%. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi
proses pembersihan kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun digunakan.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sabun adalah; Sabun bersifat basa. Sabun adalah
garam alkali dari asam lemak suhu tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa. Sabun menghasilkan buih atau
busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa
ini tidak akan terjadi pada air sadah (air yang mengandung garam). Dalam hal ini
sabun dapat menghasilkan buih setelah garam Magnesium atau calsium dalam air
mengendap. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses
kimia koloid. Sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci
kotoran yang bersifat polar maupun non polar. Sabun mempunyai gugus polar dan
non polar. Saat dipakai atau digunakan mencuci sabun berperan sebagai emulsifier
sehingga sabun dikatakan dapat membersihkan lemak dan kotoran.
1.1. Fungsi utama sabun yaitu untuk mengangkat atau menghilangkan kotoran
dan mikroorganisme. Sabun dapat mengangkat atau menghilangkan kotoran karena
memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu gugus nonpolar dan gugus
polar. Gugus non polar adalah gugus yang tidak suka air (hidrofobik), sehingga
dapat mengikat kotoran. Gugus polar adalah gugus yang suka air (hidrofilik) yang
ketika dibilas maka kotoran akan terikat dengan air bilasan. Mekanisme bagaimana
molekul sabun dalam pelarut air dapat membersihkan kotoran atau noda berlemak
adalah makin panjang bagian molekul sabun yang bersifat nonpolar, makin kuat
daya pembersihnya terhadap kotoran atau noda berlemak.
Proses pembersihan kotoran dengan menggunakan sabun tidak dapat
dilepaskan dari keterlibatan air didalam proses pembersihan ini. Air merupakan
cairan yang umumnya digunakan untuk membersihkan sesuatu yang memiliki
tegangan permukaan. Setiap molekul dalam struktur model air, dikelilingi dan
ditarik oleh molekul air yang lainnya. Tegangan permukaan tersebut terbentuk pada
saat molekul air yang terdapat pada permukaan air ditarik ke tubuh air. Tegangan
ini mengakibatkan air membentuk butiran-butiran pada permukaan yang lambat
laun akan membasahi bagian permukaan dan menghambat proses pembersihan.
Tegangan permukaan dalam proses pembersihan harus dikurangi sehingga air dapat
menyebar dan membasahi seluruh permukaan. Bahan yang dapat menurunkan
tegangan permukaan pada air secara efektif disebut surfaktan.
2. Cairan pembersih lantai merupakan salah satu produk pembersih rumah
tangga yang paling sering digunakan. Bahkan hampir setiap hari, para ibu rumah
tangga menggunakan produk pembersih ini. Sehingga saat ini begitu banyak produk
cairan pembersih lantai yang beredar dan dijual di pasaran. Jika dicermati, produk-
produk cairan pembersih lantai yang beredar di pasaran umumnya terdiri dari
beberapa komponen utama, yaitu biasanya berupa asam kuat yang sebenarnya
cukup berbahaya bagi kesehatan-terutama untuk kulit dan saluran pernafasan),
senyawa surfactant atau detergen atau soap, bahan pembersih biasanya berupa
senyawa phospat), serta bahan untuk pembentuk aroma dan pewarna.
Suatu cairan pembersih lantai dikatakan bagus apabila memiliki efek
pembersihan yang kuat, menghilangkan semua kotoran, noda, kerak atau lemak,
tidak bersifat korosif pada bahan (dalam hal ini bahan lantai), menjadikan lantai
lebih cemerlang, tidak meninggalkan bekas atau licin, dan aman bagi kesehatan.
Hanya saja, untuk membuat formulasi cairan pembersih lantai yang memenuhi
semua persyaratan tersebut memang cukup sulit untuk dibuat. Dibutuhkan
penelitian lebih lanjut agar didapatkan kualitas terbaik untuk cairan lantai.
Untuk tujuan seperti ini sebenarnya bisa digunakan atau dipakai satu
pembersih lantai yang khusus yang memang digunakan untuk mengangkat kotoran
yang menempel kuat pada lantai. Sabun pembersih lantai berupa cairan yang
berfungsi tidak hanya membersihkan tetapi juga membunuh kuman (desinfektan).
Senyawa desinfektan yang biasa ada dalam cairan pembersih lantai adalah fenol.
Selain itu, getah dari pohon pinus yang di olah melalui proses penyulingan,
menghasilkan residu bernama arpus (gondorukem), dimana bahan ini merupakan
bahan utama sekaligus sebagai bahan aktif pembuatan karbol atau kreolin.
Pembersih lantai berdesinfektan adalah cairan yang mengandung senyawa
fenol atau turunannya maupun senyawa lain yang bersifat antiseptic (membunuh
kuman) dengan atau tanpa pewangi yang digunakan untuk membersihkan lantai
rumah tangga. Desinfektan pertama yang digunakan untuk bahan pembersih lantai
adalah fenol atau asam carbolat, sehingga pembersih lantai sering disebut karbol.
Fenol atau asam karbolat adalah zat yang beracun dan merusak kulit, sehingga
bahan pembersih lantai saat ini sudah menggunakan desinfektan yang lebih baik,
misalnya heksil resorsinol, kresol, dan benzal konium klorida.
Pembersih lantai atau bisa disebut juga dengan karbol memiliki bahan dasar
yaitu desinfektan, dimana desinfektan ini berfungsi sebagai pembasmi kuman.
Kegunaanya yaitu membantu membunuh kuman, bakteri dan jamur, cocok untuk
semua ruangan, di rumah, kantor, rumah sakit, termasuk di kamar mandi.
Mengatasi bau yang sangat membandel yang tidak bisa diatasi oleh pewangi atau
parfum apapun. Dapat juga digunakan sebagai penghilang bau bangkai dengan
menyiramkan cairan pembersih lantai wangi pada daerah bekas bangkai tersebut.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi
umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi,
yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu
senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa
terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung
gugus-X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Telah dilakukan
perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan glutaraldehid) dan
halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme staphylococcus aureus
dan salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin. Perbandingan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan
halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol.
2.1. Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif
dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1:100 sampai 1:500 dicampur
dengan suspensi bakteri staphylococcus aureus dan salmonella typhi resisten
ampisilin yang telah diinokulum, keburaman pada tabung pengenceran
menandakan atau menunjukan bakteri masih dapat tumbuh. Nilai koefisien fenol
dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu larutan fenol dengan
pengenceran tertentu yang sedang diuji. Hasil dari uji koefisien fenol menunjukan
bahwa disinfektan turunan aldehid dan halogen lebih efektif membunuh bakteri
staphylococcus aureus dengan nilai koefisien fenol 3,57:5,71:2,14:2,14 berturut-
turut untuk formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit, begitu juga dengan
bakteri salmonella typhi, desinfektan aldehid dan halogen masih lebih efektif
dengan nilai koefisien fenol 1,81:2,72:2,27 dan 2,27 berturut-turut untuk
perbandingan formalin, glutaraldehid, iodium serta hipoklorit.
Membuat cairan pembersih lantai dirumah sangat berbeda dari yang
komersial. Alasan di balik pernyataan ini menjadi jelas dengan pernyataan bahwa
dalam pembersih komersial sifat kimia untuk setiap cairan tertentu disimpan
dikendalikan atau di kontrol yang menjamin bahwa cairan yang digunakan di lantai
dilaminasi adalah persis bahwa apa yang produsen gunakan. Cairan pembersih
lantai buatan sendiri, yang dibuat oleh individu di rumah mereka dengan
menggunakan produk dalam negeri dasar seperti deterjen.
Popularitas cairan pembersih lantai buatan sendiri ada karena kemalasan
umum masyarakat untuk membeli pembersih khusus serta kurangnya kesadaran
tentang kekurangan yang dimiliki cairan pembersih lantai yang beredar di pasaran
bahwa cairan pembersih lantai buatan sendiri bisa dilakukan. Membuat cairan
pembersih lantai tanpa melibatkan orang lain atau buatan sendiri bertujuan untuk
menggunakan atau memanfaatkan produk yang sama sekali tidak homogen di alam.
Kebanyakan lantai tidak berbagi bahan yang sama. Seperti lantai, yang
terbuat dari keramik sangat berbeda dari lantai kayu, yang terdiri kolektif dari kayu,
substrat serta lapisan tipis transparan, tidak ada persyaratan pada cairan pembersih
lantai untuk meninggalkan zat yang mungkin berguna bagi keramik. Jumlah atau
kuantitas yang diperlukan komponen yang digunakan dalam membuat cairan
pembersih lantai tidak pernah biasanya diukur dalam jumlah cangkir tapi
menggunakan jumlah satuan gram. Cangkir ini tidak berarti kuantitas pengukuran
standar, ukuran gram itu akan menjadi produk yang pas untuk dilakukan. Membuat
cairan pembersih lantai sangatlah mudah, hanya mencampur dari beberapa bahan
kimia, timbang sesuai takaran lalu aduk rata. Menggunakan peralatan manual,
bukan mesin. Jadi sangatlah hemat untuk bisa membuat sendiri.
2.2. Karbol berasal dari getah pohon pinus. Karbol berasal dari getah pohon
pinus yang disuling. Getah pohon pinus di olah melalui proses penyulingan akan
menghasilkan minyak pinus yang dinamakan pine oil dan residunya dinamakan
arpus/gondorukem/gumrosin/siongka. Bentuk arpus mirip bongkahan batu
berwarna coklat kekuninga-kuningan mudah pecah. Arpus inilah sebagai bahan
utama sekaligus sebagai bahan aktif pembuatan karbol atau kreolin. Arpus
mengandung desinfektan cocok untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh
kuman, bakteri dan jamur sehingga kita terhindar penyakit. Minyak pinus (pine oil)
juga berfungsi sebagai desinfektan dan juga sebagai antiseptic.
Bahan utama karbol berbentuk coklat kekuning-kuningan berbentuk
bongkahan batu mudah pecah, namanya arpus mengandung desinfektan cocok
untuk pembersih lantai, sekaligus pembunuh kuman, bakteri, jamur, sehingga
terhindar dari penyakit. Minyak pinus berfungsi sebagai desinfektan dan antiseptik.
Pemakaian karbol biasanya banyak digunakan di rumah sakit, klinik, mall, toilet
umum, dan dirumah. Selain untuk membunuh kuman karbol juga bisa mengatasi
bau yang sangat mengganggu dan membandel, tambahkan detergen bisa
membersihkan kerak-kerak yang membandel. Karbol memiliki keunggulan,
diantaranya adalah membuatnya mudah karena bahannya mudah ditemukan serta
hasil jadi menghasilkan keuntungan yang lumayan bila ditambah dengan air.
2.3. Kegunaan-kegunaan kreolin adalah sebagai pembersih lantai sekaligus
pembunuh kuman, bakteri maupun jamur, tidak hanya cocok untuk di kamar mandi
saja sehingga kita betah di kamar mandi berjam-jam, tetapi untuk semua ruangan
dirumah, perkantoran, rumah sakit, dan lain-lain. Mengatasi bau yang sangat
membandel yang tidak bisa diatasi oleh pewangi atau parfum apapun. Bau tidak
sedap disebabkan oleh kuman atau jamur hidup dengan memberikan cairan karbol
bau tak sedap akan hilang seketika. Juga bisa penghilang bau bangkai dengan
menyiramkan cairan karbol di bangkai tersebut. Keset dan wangi segarnya aroma
pinus, lantai tidak licin sehingga tidak mudah akan terpeleset umumnya untuk
kamar mandi. Wanginya segar nuansa pegunungan pohon pinus. Karbol ditambah
deterjen bisa untuk membersihkan kerak-kerak yang membandel.
Untuk membuat atau memproduksi karbol sangat mudah hanya saja pada
saat membuat sebaiknya di ruang yang agak terbuka, karena prosesnya ada bau
yang ditimbulkan dari arpus yang cukup menyengat. Cara membuat karbol antara
lain yaitu panaskan air dipanci sampai mendidih lalu masukkan arpus perlahan-
lahan kedalamnya sambil diaduk terus sampai semua larut. Pindahkan ke wadah
plastik dan masukkan NaOH kedalamnya dan aduk lagi sampai larut. Bila larutan
sudah rata masukkan minyak pinus kedalam adukan aduk perlahan-lahan.
Kemudian biarkan sampai dingin lalu pindahkan ke dalam botol.
Dalam cara yang lain, pembuatan karbol ada dua cara yaitu cara dingin dan
cara panas. Cara dingin dengan menggunakan atau memakai air dingin akan
menghasilkan atau memproduksi karbol berwarna seperti kopi susu dan cara panas
akan menghasilkan karbol berwarna seperti minyak goreng. Arpus yang berbentuk
bongkahan ini harus ditumbuk sampai halus supaya mudah dilarutkan nantinya.
Komposisi pembuatan karbol yaitu arpus 1kg, NaOH secukupnya, camper 50 g,
pine oil/minyak pinus, air 10-20 liter. Peralatan yang dibutuhkan yaitu penumbuk,
ayakan, ember plastik, pengaduk kayu. Cara membuat karbol yaitu dengan
melarutkan atau mencampurkan NaOH dalam air 6 liter di ember plastik, dan
kemudian diaduk rata. Tambahkan arpus aduk rata dan biarkan beberapa lama.
Larutkan camper dalam minyak pinus terjadi larutan homogen. Campurkan lalu
aduk rata. Beri sisa air yang dibutuhkan dan siap dikemas.

Anda mungkin juga menyukai