Anda di halaman 1dari 4

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang

memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit. Menurut Koentjaraningrat (19) antropologi kesehatan
membicarakan tentang konsep sehat sakit, sehat, pengobatan tradisional serta kebiasaan atau
perilaku dan pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.

World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa
pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Sakit atau tidak sehat dapat diartikan keadaan tubuh yang kurang seimbang atau bahkan
tidak seimbang yang di tandai engan perubahan-perubahan pada badan dan tingkahlaku seseorang
hal yang berbuhungan dengan mood atau kinerja yang menurun.

Sakit biasanya disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, cacing, jamur dan juga karena
dipengaruhi oleh kelelahan fisik atau ketengangan mental yang berlebihan, penyebabnya bisa
bermacam-macam, bisa karena masalah pribadi atau respon-respon yang negative terhadap
lingkungan yang dianggap seuatu permasalahan yang tidak ada jalan keluaranya, dan hal lain yang
berkaitan management berfikir dan pikiran.

Dalam kehidupan masyarakat tradisional sakit pula kerap dihibungkan dengan masalah
gaib. Misalnya berhubungan dengan guna-guna, santet, teluh, dan lain sebgagainnya. Dan biasanya
mereka seringkali menggunakan jasa dukun atau yang tenar dengan sebutan “Orang pintar”
sebagai mediasi untuk kesembuhan penyakitnya.

Bagi orang Betawi sehat dan sakit merupakan hal yang alamiah, oleh karenanya obat dan
berobat bukanlah suatu hal yang sangat istimewa. Sebagaimana masyarakat pada umumnya Orang
Betawi percaya dan yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Dan pada dasarnya obat-obatan
telah disediakan oleh alam atau lingkungan tempat kita sehati-hari.
Orang Betawai juga mengenal tenaga pengobatan teradisional yang sudah tidak asing lagi
dengan sebutan dukun. Dukun atau orang pintar masih mendapatkan peran dan fungsi yang penting
dalam beberapa spesifikasinya, seperti Dukun Bayi, Dukun Sembur, Dukun Urat dan lain
sebagainya. Dukun-dukun tersebut biasaya mendapatkan keahlian biasanya tanpa melalui
pendidikan pada umumnya. Mereka medapatkan keahliannya disamping bakat lahir yang dominan
bisa juga dari warisan pendahulu mereka, atau mendapatkan keahlian itu secara tiba-tiba yang
sering disebut dengan sebuah karomah.

Keahlian itu kemudian ditamah dengan pola-pola ritual seperti puasa dan berpantang.
Contohnya pantang memakan suatu jenis makanan seperti garam atau makanan yang berasal dari
mahluk yang bernyawa. Dizaman sekarang dokter dan bidan sudah banyak. Rumah sakit,
Puskesmas, klinik, dan pusat kesehatan lainya pun mudah dijangkau. Meskipun ilmu kedokteran
sudah canggih namun keahlian Dukun atau orang pintar masih tetap dibutuhkan bagi masyarakat,
terutama Dukun patah tulang.

Ada dua kategori penyakit,

Penyakit Luar
Penyakit luar adalah jenis penyakit yang ada di bagian luar tubuh manusia. Misalnya
panu/panau, kurap, kadas, kudis, jerawat, kutil, mata ikan, bisul, bengkak, terbakar, terpotong dan
tertusuk benda-benda tajam.
Panu dalam bahasa Betawi disebut pano. Biasanya penyakit panu menular, dan panuan
disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan badan, jarang ganti pakaen, setiap jamur panu
tumbuhnya dikulit dan kulit yang diserang akan menampakkan warna putih, dan apabila pani
menyerang seluruh kulit, maka kulit akan Nampak berwarna putih seperti sisik.
Panu dapat dihilangkan dan di obati, cara pengobatan bisa dengan ramuan. Ada tiga macam
jenis ramuan yang dapat menghilangkan panu. Pertama ramuan daun kaca piring, caranya daun
kaca piring direbus kemudian airnya diminum sesuai takaran dan juga dapat digunakan langsung
untuk mandi. Atau bisa pula dengan menumbuk sampai halus daun kaca piring kemudian
dioleskan pada panu setiap hari sampai hilang dan sembuh.
Obat panu yang kedua adalah lengkuas atau laos. Caranya lengkuas yang sudah dikupas
digosok-gosokan pada kulit yang berpanu. Lalukan setiap hari sampai sembuh total.
Kemudian penyakit luar yang berikutnya adalah Kudis. Kudis termasuk penyakit menular.
Orang yang kena penyakit kudis akan merasakan gatal terutama pada malam hari. Kudis
menyerang daerah lipatan tubuhh, seperti lipatan jari tangan, suku, paha, pantan. Kudis dapat
disembuhkan juga dengan ramuan daun kaca piring. Pembuatan dan cara pegobatannya sama
dengan mengobati penyakit panu.
Penyakit luar berikutnya adalah jerawat, jerawat yang sudah kita kenal biasanya tumbuh di
wajah namun tak jarang pula dibagian tubuh lainya. Jerawat dapat diobati. Orang betawi
menganjurkan dengan membuat ramuan. Ramuan biasanya diabuat dengan bahan daun cabe rawit,
kencur dan beras. Daun caber rawit, kencur dan beras di tambah air ditumbuk sampai halus
kemudian dibuat menjadi adonan.
Kemudian adonan dibentuk menjadi bulat-bulat sebesar kelereng lalu dijemur sampai
kering. Dan bila adonan yang sudah kering tersebut akan digunakan, adonan tinggal dibasahi
hingga menjadi bedak dingin bedak dinigin ini digosokkan merata pada wajah. Biarkan sampai
kering. Lakukanlah cara tersebut setiap malam atau menjelang tidur dengan sabar.

Jenis Penyakit Dalam


Penyakit dalam adalah jenis penyakit yang ada didalam tubuh manusia. Yang termasuk
penyakit dalam antara lain adalah: demam, sumeng, puyeng, asma, tampek, uluhati, mimisan,
batuk, diare, cacingan, indrak, bengek, ayan, berahma, kondor DLL.
Demam atau bisa juga disebut meriang atau panas dingin. Penyakit ini merupakan karena
kelelahan, sering terkena angin malam atau kurang istirahat. Demam atau meriang dapat
disembuhkan dengan menggunakan daun jarak. Daun jarak ditempelkan pada bagian tubuh yang
panas. Demam dapat disembuhkan pula dengan air rebusan daun nangka landa(sirsak) dan daun
belimbing wuluh. Dengan cara merebusnya dengan dua gelas air dan air tersebut dijadikan satu
gelas lalu air itu diminum setiap hari sampai sembuh.
Tampek atau disebut juga dengan campak. Gejala penyakit ini antara lain: panas, lemas,
batuk, selaput mata merah, bercak putih dimulut, panas lalu tumbuh bercak merah dibadan.
Campak bisa diobati dengan ramuan daun jeruk, 7 helai daun jeruk dicampur dengan kunyit, lalu
bahan-bahan itu ditumbuk dampai menjadi adonan. Oleskan adonan tersebut keseluruh badan
setiap hari. Obat lain yang berupa ramuan adalah daun dan buah asam. Daun dan buah asam
diremas dalam air matang lalu air remasan disaring dan sisa saringannya dibuat adonan. Air
saringan diminum. Dan adonannya dioleskan pada badan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Asma atau juga bisa dibilang bengek. Asma atau sesak nafas dan penyakit asma juga dapat
disembuhkan. Obatnya adalah campuran ramuan kencur, bawang merah, dan daun sirih. Caranya,
bawang dan kencur dibungkus daun sirih lalu dikunyak dan ditelan. Ataudapat pula disemburkan
ke ubun-ubun atau keperut sebanyak 3x.
Mimisan atau hidung yang mengeluarkan dara, penyakit ini sering menyerang anak-anak.
Tanda-tandanya darah segar kerap keluar dari lubang hidung, daarah yang keluar bisa sedikit dan
bisa banyak. Mimisan dapat diobati dengan daun sirih, caranya: gukung selembar daun sirih lalu
gulungan daun tersebut dimasikkan kedalam lubang hidung yang terkena mimisan, diamkan
gulungan daun sirih tersebut hingga mimisan sembuh.
Sakit lambung, atau sering kita sebut dengan sakit uluhati. Orang betawi menyebutnya
sakit tujuh angin atau sakit angin duduk. Gejala penyakit ini perih pada lambung, mual, perut terasa
panas dan kembung atau pusing. Sakit ini dapat disembuhkan dengan campuran ramuan gula
merah, lada dan air the. Cara membuat ramuannya: lada 7 butir dan gula merah digerus sampai
halus, lalu gerusan lada dan gula merah diseduh dengan the dalam air panas sebanyak satu gelas.
Lalu diminumkan 3x sehari sampai sembuh total.
Dengan demikian jelas bahwa prospek sosial budaya dalam pelayanan kesehatan
khususnya keperawatan adalah untuk menerapkan pendekatan antropologi yang berorientasi pada
keanekaragaman budaya bai kantar budaya maupun lintas budaya terhadap asuhan keperawatan
yang tidak membedakan perbedaan budaya dan melaksanakan sesuai dengan hati nurani dan sesuai
dengan standar penerapan tanpa membedakan suku, ras, budaya dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai