Anda di halaman 1dari 10

BUSANA PENGANTIN ADAT SUKU SASAK DI

LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT

Lombok merupakan sebuah pulau


di Provinsi Nusa Tenggara Barat, pulau
Lombok sudah dikenal dalam sejarah
berabad-abad yang silam, dimana Pulau
Lombok mendiami satu suku yaitu Suku
Sasak, kata Sasak berasal dari kata Sak-
Sak yang artinya sampan, lebih lanjut
menurut prapanca (1365) dalam kitabnya
menyatakan, kata Sasak disebut menjadi
satu dengan pulau Lombok, yakni Lombok Sasak Mirah Adhi.
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Keberadaan budaya juga mempengaruhi dalam perkembangan ragam hias misalnya,
nilai budaya yang berkaitan dengan aurat, yang telah mempengaruhi perkembangan
ragam busana, pada ragam busana yang menutup ujung kepala sampai ujung kaki
demikian pula berpangkal dari adat istiadat daerah yang beragam, kini berkembang
aneka busana yang dipakai untuk keperluan sehari-hari sampai yang dipakai untuk
keperluan tertentu seperti pada busana upacara adat pernikahan yang ada di Lombok
Nusa Tenggara Barat. Busana pengantin adat Suku Sasak yang ada di Lombok Nusa
Tenggara Barat memiliki keunikan pada model dan tata cara penggunaannya, dimana
busana pengantin suku sasak ini memiliki ciri khas pada warna, warna yang
digunakan adalah warna hitam. Sedangkan warna hitam merupakan lambang dari
kesedihan atau berduka cita tetapi dalam penggunaan busana pengantin Suku Sasak
warna hitam merupakan lambang kehidupan yang baru, dimana seorang wanita Sasak
harus ikut dengan suaminya, busana pengantin adat suku sasak memiliki warna yang
teduh-teduh karena mencerminkan karakteristik dari sifat orang Sasak. oleh karena itu
kliping ini bertujuan untuk mendiskripsikan busana pengantin adat Suku Sasak di
Lombok Nusa Tengara Barat. Karena dalam
keberadaanya hingga saat ini pakaian pengantin
adat Suku Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat
masih kental dengan adat dan aturan-aturan.
1. Baju Pengantin Suku Sasak
1.1 Busana nine atau busana wanita
a. Kelambi atas nine atau baju atasan
Kelambi Atas Nina model dan bentuknya
seperti kebaya kartini, kelambi nina Biasanya
digunakan oleh pengantin wanita pada upacara
puncak pernikahan atau di sebut dengan
nyongkolan. Busana pengantin wanita ini bewarna
hitam polos yang di hiasi dengan renda-renda mas.
Renda yang di gunakan bisa menggunakan motif
yang berbeda.

b. Kereng atau kamen


kereng atau kamben yang digunakan oleh
pengantin wanita terbuat dari kain Songket,
digunakan pada saat Upacara Pernikahan,
warna bendang songket yang digunakan boleh
memakai warna apa saja atau tergantung dari
penata rias.

c. Tongkak
Tongkak
merupakan ikat pinggang yang dililitkan pada
pinggang diatas penggunaan songket, sehingga
penggunaan tongkak ini tidak kelihatan.
d. Selamben atau Petanden
Selamben atau petanden ini di gunakan oleh pengantin wanita pada bagian
pinggang di atas penggunaan kelambi nina, selamben atau petanden dibuat dengan
cara ditenun, warna selamben atau petanden ini memiliki warna yang bermacam-
macam.
e. Onggar-Onggar
Merupakan hiasan yang digunakan oleh wanita diselipkan pada sanggul
onggar- onggar ini terbuat dari lempengan kuningan atau besi tipis yang di bentuk
tipis. Onggar-onggar ini merupakan payas pada pengantin wanita.

Onggar-Onggar

f. Mawar
Mawar merupakan sejenis kembang biasanya digunakan dikepala wanita
sebagai hiasan. mawar yang digunakan adalah 1 buah untuk bagian depan dan bagian
belakang 3 buah .

g. Sengkang Gigi Due Olas


Perhiasan ini biasanya digunakan pada telinga oleh para wanita sasak,
sengngkang gigi due olas disebut demikian karena gigi-
gigi yang memegang permatanya ada 12 (dua belas).

h. Kancing Rupiah Emas


Perhiasan yang terbuat dari emas biasanya
digunakan pada busana pengantin dimana kancing
rupiah mas terdapat 3 koin uang rupiah.

i. Kalong Ringgit
Perhiasan yang bahannya dari emas murni
digunakan di leher, kalung ini dari ringgit bernilai 2 ½
rupiah. Kalong ringgit di gunakan oleh pengantin wanita sebagai hiasan di leher.

Kalong Ringgit

j. Kedebong Malang
Kedebong Malang ini digunakan oleh pengantin wanita sebagai sanggul pengantin
wanita. Kedebong malang di gunakan pada bagian belakang kepala.
Kedebong Malang

k. Lenteran Suku
Lenteran Suku digunakan pada bagian belakang biasanya lenteran suku ini
digunakan pada bagian atas sanggul.

l. Lenteran
Lenteran ini digunakan pada bagian atas sanggul
atau di sebut dengan kedebong malang.

m. Kembang Cempaka
Kembang Cempaka di
gunakan pada bagian depan di
bawah onggar-onggar, jumlah
kembang cempaka yang
digunakan adalah jumlahnya
ganjil, karena masyarakat suku sasak percaya dengan adanya
mitos.

n. Kembang Semanggi Emas


Kembang semanggi ini digunakan di depan
penggunaan onggar-onggar.

o. Pending
Biasanya digunakan dibagian pinggang oleh pengantin wanita yang
digunakan pada upacara pernikahan.
p. Sumping
Sejenis kembang, biasanya sumping ini di selipkan di bagian telinga sebelah
kanan digunakan oleh laki-laki.
q. Selongkak Gendit
Perhiasan ini terbuat dari perak, berupa rantai
yang disebut gendit biasanya digunakan pada tangan
dan kaki, perhiasan ini biasanya digunakan oleh para
wanita.
r. Keris jamaq (keris biasa)
Keris ini terbuat dari kayu biasa demikian juga sarungnya, biasanya di
gunakan oleh kaum laki-laki. Keris jamaq ini
digunakan pada saat prosesi Nyongkolan atau pencak
dari upacara adat pernikahan.
s. Konde
Konde ini digunakan sebagai penguat pada
sanggul pengantin wanita dimana konde ini terbuat dari
emas atau perak.

o. Sandal Pengantin Wanita


Sandal pengantin ini di gunakan oleh pengantin wanita.
Sandal ini memiliki macam warna, ada warna kuning,
hitam dan putih tergantung dari penata rias pengantin
menyediakan warna apa saja pada saat upacara
pernikahan, untuk makna yang terdapat pada sandal ini
tetap, tidak berubah.

1.2 Busana mame atau busana Laki-Laki

a. Kelambi Jamaq
Kelambi jamaq berupa baju lengan panjang,
dalam penggunaan kelambi jamaq dilengkapi
dengan pemakaian celana yang dilapisi dengan memakai kain sarung sebatas dengkul,
biasanya kain yang digunakan adalah kain tenun asli.

b. Kelambi pegon
Kelambi pegon adalah jas tutup yang kerahnya
berdiri dengan diberi kancing mulai dari leher terus
sampai kebawah. Bentuk atau potongan seperti ini
terkenal dengan ungkapan tunjang julu kekes mudi
artinya menjelujur di depan mengkerut di belakang.

c. Sapuq Nganjeng
Sapuq nganjeng ini berjenis songket berbentuk
segitiga dengan motif-motif tertentu dengan hiasan
benang emas, di gunakan oleh pengantin laki-laki pada saat prosesi nyongkolan atau
acara puncak dari pernikahan. Sapuq nganjeng di buat berbentuk segitiga karena
memiliki makna, dimakna tersebut merupakan jati diri dari
pengantin.
d. Songket
Songket ini digunakan juga oleh pengantin laki-laki,
warna songket yang digunakan boleh menggunakan warna
yang lain. Songket ini biasanya di gunakana di atas dodot bisa
juga disebut dengan bebat.

Songket
e. Gerantim
Gerantim adalah sejenis keris yang
digunakan oleh laki-laki di bagian belakang
pinggang dengan hiasan permata dan tangkainya bertahtakan emas.

f. Keris jamaq (keris biasa)


Keris ini terbuat dari kayu biasa demikian juga
sarungnya, biasanya di gunakan oleh kaum laki-laki. Keris
jamaq ini digunakan pada saat prosesi Nyongkolan atau
pencak dari upacara adat pernikahan.

g. Kancing Rupiah Emas

Kancing rupiah Emas ini di gunakan oleh pengantin


laki laki juga pada bagian saku sebelah kiri.

h. Sandal Pengantin Laki-Laki


Sandal pengantin ini di gunakan oleh
pengantin laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai