BAB III
METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK
Standar Kompetensi : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan AMDAL
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan AMDAL
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menyebutkan dampak-dampak kegiatan pembangunan.
2. Menyebutkan metode pengelolaan dampak-dampak pembangunan.
3. Mengidentifikati prakiraan dampak-dampak kegiatan pembangunan.
4. Menyebutkan metode identifikasi prakiraan dan evaluasi dampak pembangunan.
1
1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada sesudah ada
pembangunan.
2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang
diperkirakan akan ada dengan adanya pembangunan.
Secara sederhana dampak pembangunan dapat dipahami dari dampak suatu
pembangunan proyek terhadap jumlah penduduk. Sebagai contoh, sebelum ada proyek
jumlah penduduk 5000 orang. Sesudah ada proyek jumlah penduduknya 1000 orang.
Menurut batasan dampak pertama, maka dampak proyek tersebut adalah 1000 - 5000 = -
4000 orang. Kondisi ini mengandung makna bahwa ada 4000 orang penduduk yang harus
dipindahkan dari lokasi proyek.
Dalam skema di atas terlihat bahwa aktivitas manusia, khususnya yang berwujud
pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun disisi lain,
pembangunan selalu menimbulkan dampak bagi lingkungannya. Tugas manusialah untuk
2
mengelola keberadaan dampak tersebut agar adanya dampak positif tetap terjaga dan
meminimalkan dampak negatif agar tidak merusak lingkungan.
Sisa pembakaran yang melebihi ambang batas, Pembakaran sampah, penggundulan hutan dan
asap pabrik sebagai sumber polutan udara
3
2). Dampak terhadap perairan
Ekspoitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan
minyak bumi yang tidak layak, misalnya bocornya tangki minyak atau kecelakaan lain
akan mengakibatkan tumpahnya minyak ke perairan (air tanah, sungai dan laut).
Keadaan ini akan mengakibatkan tercemarnya perairan yang tentunya akan
mengancam kehidupan biota-biota perairan.
b. Dampak Biologis
Dampak biologis biasanya sangat erat hubungannya dengan terjadinya dampak
atau perubahan pada tataguna. Beberapa komponen biologis yang mungkin akan terkena
dampak antara lain : tanaman pertanian, produksi ternak, daya dukung darat dan air,
populasi flora dan fauna, spesies yang terancam punah, vegetasi penutup tanah, luas areal
hutan, siklus makanan dan lain sebagainya.
4
4. Dampak Penting
Dalam pemilahan dampak yang ada dari suatu rencana usaha, akhirnya akan diperoleh
dampak penting. Menurut keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,
dampak dianggap penting jika manusia manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena
dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama
atau lebih besar daripada jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di
wilayah studi.
Ukuran penentuan dampak penting lainnya yaitu mengacu pada metode Sassaman,
yang menyatakan bahwa dampak dianggap penting, negatif atau positif, yaitu dampak yang
melebihi batas kepedulian (“Threshold of Concern, TOC).
Pedoman penentuan dampak penting yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No.5 /
tahun 1993 pasal 3 adalah sebagai berikut :
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Identitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak.
f. Sifat komulatif dampak tersebut.
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Beberapa butir lain dapat ditambahklan pada pedoman ini yaitu :
a. Keterikatan pada penggunaan sumberdaya tak terbarui yang makin besar.
b. Kekhasan lingkungan yang terkena dampak
c. Tingkat kontroversi dampak
d. Pelanggaran terhadap undang-undang, peraturan pemerintah atau kebijaksanaan (pusat
dan daerah, misalnya GBHN dan Repelita).
5. Proses Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan
dan mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan Melalui proses pelingkupan akan dihasilkan :
a. Dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang dipandang relevan untuk
ditelaah secara mendalam dalam studi Andal dengan meniadakan hal-hal atau komponen
lingkungan hidup yang dipandang kurang penting ditelaah.
b. Lingkup wilayah studi Andal berdasarkan bneberapa pertimbangan misalnya batas proyek,
batas ekologis, batas sosial dan batas administratif.
c. Kedalaman studi Andal yang diukur dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan
sumber daya yang tersedia (dana dan waktu).
Semakin baik hasil pelingkupan maka akan semakin tegas dan jelas arah dari studi
Andal yang akan dilakukan .
5
penting yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam
studi Andal. Selanjutnya daftar dampak besar dan penting potensial ini disusun
berdasarkan perkembangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di
sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan, instansi yang bertanggungjawab dan para
pakar.
3). Pemusatan dampak besar dan penting /Focussing
Tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan/mengorganisir dampak besar dan penting
yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya dengan maksud agar diperoleh isu-isu
pokok lingkungan yang dapat mencerminkan atau menggambarkan secara utuh dan
lengkap perihal :
a). Keterkaitan antara rencana usaha dan atau kegiatan dengan komponen
lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar (dampak besar dan
penting).
b). Keterkaitan antara berbagai komponen dampak besar dan penting yang telah
dirumuskan.
6
6. Pengelolaan Dampak
Pada prinsipnya pengelolaan dampak diarahkan untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu kegiatan. Untuk
menangani dampak besar dan penting yang sudah diprediksi dari studi ANDAL, dapat
menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan lingkunga hidup yang selama ini kita
kenal seperti teknologi, sosial, ekonomi maupun institusi.
a. Pendekatan Teknologi
Pendekatan ini merupakan cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk
mengelola dampak besar dan penting lingkungan hidup. Misalnya :
1) Dalam rangka penanggulangan Limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3) akan
ditempuh cara :
1). membatasi atau mengisolasi limbah.
2). melakukan minimalisasi limbah dengan mengurangi jumlah/ volume
limbah (“reduce”), menggunakan kembali limbah (“reuse”) atau mendaur
ulang (“re-cycle”).
3). netralisasi limbah dengan menambah zat kimia tertentu sehingga tidak
membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2). Dalam rangka mencegah, mengurangi atau memperbaiki sumber daya alam, akan
ditempuh cara, misalnya :
1.Membangun terasering atau penanaman tanaman penuhnya tanah untuk
mencegah erosi.
2.Mereklamsi lahan bekas galian tambang dengan pengaturan tanah atas dan
penanaman tanaman penutup tanah.
3). Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa peningkatan nilai tambah dari
dampak positif yang telah ada, misalnya melalui daya guna dari dampak positif
tersebut.
c. Pendekatan Institusi
Pendekatan ini merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup.
Sebagai misalnya:
1) Kerjasama dengan instatnsi – instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan hidup.
7
2) Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan lingkungan hidup oleh instansi
yang berwenang. Pengawasan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala
selanjutnya dilaporkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan..
Tugas Kelompok
Di jalan protokol sebuah kota akan didirikan sebuah Mall dalam rangka untuk meningkatkan
perekonomian kota. Namun lahan yang akan digunakan investor harus menggusur bangunan
bersejarah. Bagaimana pendapat kalian, apakah sebaiknya pembangunan dihentikan, padahal di
satu sisi diperkirakan akan maningkatkan perekonomian kota ? Kemukakan jawabamu dan
jelaskan dampak positif dan negatifnya dalam bentuk diskusi kelas!
8
2. Tanah 4. Keamanan
2.1. Stabilitas lereng 4.1.Struktur
2.2. Kekuatan Pendukung 4.2.Lokasi bahaya
2.3.Daya enyusut/mengembang 4.3.Keamanan jalan
2.4.Kerentanan terhadap frost 4.4.Radiasi ionisasi
2.5.Erodibilitas
Metode Daftar uji mempunyai keuntungan dalam hal kesederhanaannya. Dalam daftar
uji, akan diingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga mengurangi
kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kelemahannya, yaitu metode Daftar uji kurang
memperhatikan kesesuaian antara proyek dengan lingkungan yang diteliti. Dalam keadaan
demikian akan ada butir dalam daftar uji yang tidak relevan dengan proyek yang
bersangkutan dan ada pula butir yang relevan tetapi tidak termuat dalam daftar.
Dalam prakteknya, tidak ada daftar uji yang cocok untuk semua jenis jenis proyek dan
di semua lokasi. Oleh karena itu agar dapat berguna, daftar uji harus disusun sesuai dengan
maksud dan tujuan, dengan menggunakan informasi dari deskripsi proyek.
2. Metode Matriks
Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak,
yaitu aktivitas yang akan dilakukan dalam pembangunan dan faktor lingkungan yang terkena
dampak. Dengan demikian dibutuhkan dua faktor uji yaitu :
Daftar uji aktivitas pembangunan sebagai penyebab dampak.
Daftar uji faktor lingkungan yang akan terkena dampak
Adapun contoh metode matrik adalah sebagai berikut :
Besar dari dampak yang diduga dinyatakan dengan nilai angka atau skala 1 sampai
10, serta diberi catatan uraian atau kriteria yang jelas dari setiap nilai tersebut. Nilai 1
merupakan besaran terkecil dan nilai 10 sebagai besaran terbesar. Adapun contoh dari metode
matrik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Emisi Potensial: NOx CO SOx CFC CO2 Dll
Sumber:
Proses kimia/logam
Pembangkitan tenaga
Pembakaran limbah
Lalu lintas jalan raya
3. Bagan Alir
Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengidentifikasi interaksi antara aktivitas
penyebab dampak dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam suatu jaringan
(Network), yang meliputi sebab, kondisi, efek. Dalam analisis, jaringan kerja ini
diidentifkasikan berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat antara faktor-faktor yang
timbul akibat suatu proyek. Metode Bagan alir pertama kali digunakan oleh Sorensen pada
tahun 1971 untuk mengatasi masalah konflik dalam tata guna zona pantai di Kalifornia.
C. Prakiraan Dampak
Langkah prakiraan dampak dapat memiliki kualitas yang beragam. Teknik prakiraan
dampak sangat tergantung pada kemajuan tiap ilmu yang digunakan dan penguasaan dari tiap
anggota tim atas bidangnya.
Ada dua hal yang harus dilakukan dalam prakiraan dampak, yaitu :
Pertama, prakiraan kondisi lingkungan pada waktu (“tanpa proyek”) ditandai dengan
garis dasar Qdp. Kedua, besarnya dampak yang diperkirakan ialah Qdp – Qtp.
9
Untuk memudahkan pemahaman, maka dampak suatu proyek dapat digambarkan dalam
bentuk hubungan antara kualitas lingkungan dengan waktu dengan beberapa kemungkinan
sebagai berikut :
Keadaan lingkungan
Kualitas
Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan kualitas lingkungan tanpa proyek semakin lama semakin membaik.
Keadaan lingkungan
Kualitas
Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan kulaitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke waktu jika tidak
ada proyek.
Keadaan lingkungan
Kualitas
Lingkungan
Dengan/tanpa proyek
t Waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin merosot setelah dibangun proyek pada waktu t
Dengan Proyek
Kualitas
Lingkungan tanpa proyek
t waktu
Grafik Keadaan lingkungan yang semakin membaik setelah dibangun proyek.
Kualitas
Lingkungan dengan atau tanpa proyeek
t waktu
10
Sebagian prakiraan dampak dapat dikaji secara kuantitatif. Banyak usaha telah
dilakukan untuk membuat prakiraan menjadi lebih obyektif dan ilmiah. Prakiraan dampak
secara kuantitaif dilakukan dengan model matematis tertentu. Beberapa persamaan matematis
yang dipakai untuk matematis suatu prakiraan dampak sebagai berikut :
1. Dampak industri terhadap laju pertumbuhan penduduk,
jika tidak ada laporan statistik maka nilai r dihitung dengan persamaan:
Pt = Po (1+r)t
2. Penggusuran penduduk
Jumlah penduduk yang tergususr oleh proyek dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = Pf + Pe
Dengan:
Y = jumlah total orang tergusur
Pf = jumlah orang yang tergusur secara fisik
Pe = jumlah orang yang tergusur secara ekonomis
Pf dan Pe dihitung dari rumus umum pertumbuhan penduduk :
Pt = Po (1+r)t
Contoh penerapan!
Dengan mengkaji peta proyek dan melakukan sigi (survey) pada tahun 2000, penduduk yang
tinggal didaerah proyek sebanyak 250 KK yang terdiri 1250 jiwa. Disamping itu dengan
wawancara diketahui 200 KK yang terdiri atas 1000 jiwa di luar proyek mendapatkan kehidupan
dari lahan pertanian yang terkena proyek. Jika diketahui laju rata-rata pertumbuhan penduduk
dengan adanya proyek 4,5 %, berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya pergusuran
penduduk pada tahun 2005 ?
Solusi : r = 0,045
t = 5 tahun
Pf = Po (1+r)t = 1250 (1+ 0,045)5 = 1557 orang
Pe = Po (1+r)t = 1000 (1+ 0,045)5 = 1246 orang
Jadi orang yang terkena dampak industri :
Y = (1557 + 1246) orang = 2803 orang.
Z = X . b kg/orang/hari
11
misalnya, tingkat apresiasi masyarakat terhadap hutan lindung, tingkat kemacetan lalu-lintas,
depresi masyarakat sekitar, tingkat kebisingan, nilai bentang alam, nilai sosial beras dan lain-
lain .
D. Evaluasi Dampak
Evaluasi merupakan langkah yang paling akhir dalam studi proses studi AMDAL
sebelum rekomendasi penanganan dampak. Evaluasi adalah sebuah proses untuk menganalisa
dampak yang diperkirakan untuk menentukan bobot dan pentingnya suatu dampak.
Beberapa aspek yang dinilai pada evaluasi dampak penting menyangkut kejelasan dan
konsistensi tentang :
1.Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami
perubahan sebagimana dikaji dalam bagian prakiraan dampak penting.
2.Kesimpulan terhadap hasil telaahan holistik tersebut menyimpulkan jenis-jenis dampak
penting yang harus dikelola.
3. Telaahan kausatif (hubungan sebab akibat) dari berbagai jenis dampak penting yang harus
dikelola sebagai dasar perumusan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
Dalam evaluasi dampak, sampai saat ini dikenal dua metode untuk mengevaluasi
dampak yang terjadi, yaitu metode informal dan metode formal.
1. Metode Informal
Metode informal yang sederhana dilakukan dengan memberi nilai verbal, misalnya
kecil, sedang dan besar. Cara lainnya dengan memberi skor dari 1 sampai 10 tanpa patokan
yang jelas. Contohnya yaitu pada matriks Leopold. Nilai penting diberi angka 1 sampai 10
dan diisikan ke dalam sel matriks yang menunjukkan interaksi antara besarnya dampak dan
nilai pentingnya dampak, misalnya :
Sel itu menunjukkan nilai besarnya dampak dikiri atas (3) dan nilai pentingnya
dampak dikanan bawah (6). Pada matriks Leopold, tidak diberikan pedoman yang jelas
mengenai cara mendapatkan nilai penting suatu dampak.
Pada cara ini, terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai.
Kadar subjektivitas evaluasi sangat tinggi, misalnya pejabat Dirjen Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung memberi nilai penting yang lebih tinggi untuk
dampak pada marga satwa dibanding penilaian oleh seorang pejabat Dirjen Perhubungan
Udara.
2. Metode Formal
Metode formal dibedakan menjadi dua macam, yaitu metode pembobotan dan metode
ekonomi.
a. Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang ditentukan
secara eksplisit. Misalnya pada metode Battelle. Menurut Battelle, lingkungan dibagi dalam
empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/kimia, estetik dan kepentingan manusia/sosial.
Masing-masing kategori terdiri atas komponen. Setiap komponen dibagi dalam indikator
12
dampak. Selanjutnya masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai
pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 an 1.
Prosedur pemberian bobotnya adalah sebagai berikut :
1. Dipilih sekelompok orang dan dijelaskan kepada mereka secara rinci konsep pemberian
bobot dan penggunaannya.
2. Dibuat daftar kategori dampak. Daftar ini dibuat oleh masing-msing orang secara mandiri
berdasarkan urutan tingkat pentingnya suatu kategori.
3. Masing-masing orang memberi nilai 1 pada kategori pertama dalam daftarnya. Kemudian
diminta untuk membuat prakiraan nilai kategori kedua dibandingkan dengan yang
pertama. Prakiraan ini dinyatakan sebagai desimal antara 0 dan 1.
4.Setiap orang membuat perkiraan yang serupa untuk berturut-turut kategori ketiga, keempat
dan seterusnya.
5. Rata-rata semua individu dihitung.
6. Hasil kelompok ditunjukkan kepada semua orang.
7. Eksperimen diulang dengan kelompok orang yang sama.
8.Eksperimen diulang dengan kelompok orang lain untuk menguji apakah hasilnya dapat
direproduksi.
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode ini harus
menggunakan skala internal atau skala nisbah (amalgamasi). Tujuan amalgamasi adalah
untuk mempermudah pemilihan alternatif oleh pengambil keputusan.
Sistem evaluasi lingkungan Battele juga menghasilkan indeks dampak komposit
dengan menjumlahkan satuan dampak lingkungan. Indeks dampak komposit dinyatakan
dengan :
n n
Dk = SDLdP -
i l
SDLtP
i l
Dengan Dk = indeks dampak komposit
SDLdP = satuan dampak lingkungan dengan proyek
SDLtP = satuan dampak lingkungan tanpa proyek
b.Metode ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Misalnya
dampak penurunan produksi padi. Misalnya jika sekarang ini dampak penurunan produksi
padi ialah 3 ton/ha/bahan dan harga padi adalah Rp. 2000/Kg, maka dampak penurunan
produksi tersebut adalah Rp.6000.000 /ha/tahun.
Namun demikian, penerapan metode ini relatif mengalami banyak kesulitan untuk
dampak yang sukar diukur dengan nilai uang. Cara yang umum dipakai adalah dengan
memberikan harga bayangan (shadow price) mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk
penjagaan dan pemeliharaan cagar alam dan taman nasional.
Untuk masalah pencemaran lingkungan, biaya diperlukan untuk pembersihan
lingkungan yang tercemar. Biaya tersebut semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya
tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada prinsipnya, semua fungsi atau indikator lingkungan dapat diberi harga bayangan.
Besarnya harga bayangan dihargai setara dengan uang yang dibutuhkan untuk mengendalikan
kualitas dan ketersediaan indikator lingkungan dan sumber daya yang mengalami kerusakan
karena kegiatan produksi atau konsumsi pada baku mutu yang ditentukan.
13
Dalam pengumpulan data ada beberapa pertimbangan yang digunakan untuk memilih
teknik pengumpulan data, antara lain.
a. Macam data yang harus dikumpulkan.
Data yang harus dikumpulkan umumnya dikaitkan dengan komponen yang terkena
dampak. Dalam penelitian Amdal, yang menjadi fokus hanya komponen yang terkena
dampak misalnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar, kesempatan kerja, tingkat
kenyamanan, pola hubungan sosial dan lain-lain.
b.Karakteristik sumber data
Kareakteristik sumber data meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, jenis
pekerjaan dan lain-lain.
c. Ketersediaan dana, tenaga dan keahlian
2. Proses Pengumpulan Data
Menurut WHO proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Tentukan jumlah, jenis dan luas daerah penelitian.
b. Identifikasi jenis dan besarnya sumber pencemaran dan limbah dalam daerah tersebut.
c. Tentukan data yang diperlukan dengan memeriksa faktor pencemaran dan faktor limbah
dalam lembaran kerja yang sesuai.
d. Identifikasi instansi pemerintah atau badan lain yang mempunyai data yang diperlukan.
e. Uji silang data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tentukan ketelitiannya.
f. Jika perlu ubah satuan data yang dikumpulkan menjadi satuan yang sesuai dengan yang
tertera dalam lembaran kerja.
Adapun beberapa sumber data di Indoensia yang dapat dipakai untuk mendukung
kelengkapan data yang diperlukan dapat dilihat pada tabel.
Tabel Sumber Data di Indonesia
Instantsi Jenis Data
1. Biro Pusat Statistik 1. Data statistik Indonesia
2. Bakorsurtanal 2. Foto udara, citra satelit,berbagai jenis peta.
3. Dinas Topografi Angkatan Darat 3. Peta Topografi
4. LAPAN 4. Citra Satelit
5. Direktoret Volkanologi 5. Peta daerah bahaya Gunung api
6. Direktorat Sumberdaya Mineral 6. Peta Mineral
7. Puslitbang Geologi 7. Peta geologi, Seismotektonik
8. Badan Meteorologi dan 8. Peta Tataguna Tanah
Geofisika, 9. Data iklim, peta iklim
9. Departemen Perhubungan 10. Peta Tanah
10. Pusat Penelitian Tanah 11. Peta Hidrografi laut
11. Dinas Hidrografi Angkatan Laut 12. Data air permukaan
12. Puslitbang Pengairan
14
Survai yang dilakukan dengan wawancara yang dipanah dengan kuesionair dapat
menghasilkan data dengan kualitas yang tinggi. Hal ini karena adanya beberapa kelebihan
sebagai berikut :
1. Pewawancara dapat mengetahui apakah pertanyaanya dapat dipahami oleh mengetahui
apakah pertanyaannya dapat dipahami oleh responden dan apakah jawaban responden
relevan dengan pertanyaan.
2. Pewawancara dapat bertanya lebih lanjut kepada responden dalam rangka
“ Further investigation”
3.Kehadiran pewawancara akan mempercepat penyelesaian jawaban kuesionair.
b. Wawancara
Tehnik wawancara ada dua macam, yaitu wawancara bebas dan wawancara dengan
menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas umumnya
Dilakukan saat peneliti melakukan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara
dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Wawancara bebas pada umumnya dilakukan
saat peneliti melakuikan peninjauan ke lapangan. Pada wawancara dengan menggunakan
pedoman pertanyaan pada prinsipnya pedoman pertanyaan hanya dilakukan sebagai
pedoman untuk menggali informan yang bersifat umum (masalah banjir, tipe masyarakat
lokal, sifat sosial atau jiwa gotong royong respon terhadap ide-ide baru dan sebagainya).
Pedoman Pertanyaan dapat ditujukan kepada Pemrakarsa proyek, tokoh masyarakat
dan masyarakat secara langsung.
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang gejala-gejala
yang diamati. Observasi dapat dilakukan oleh para peneliti secara langsung, yaitu saat
melakukan wawancara penulis dapat melakukan pengamatan tentang lingkungan secara
umumdan lingkungan dari responden yang diwawancarai
Beberapa kelebihan tehnik Observasi antara lain :
1. Peneliti dapat memahami kontens tempat proyek dilakukan .
2. Peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang tidak mungkin.
bisa dihimpun melalui wawancara atau kuestioner.
3.Penulis mampu melihat sesuatu yang rutin di luar perhatian responden dan sangat berharga
sehingga informasi penelitian.
d. Delphi
Delphi adalah suatu teknik untuk memperoleh masukan dari para ahli dengan melalui
suatu proses sehingga tercapai suatu kesimpulan tentang sesuatu. Dalam teknik Delphi, para
pakar diminta pendapatnya tentang dampak yang akan terjadi jika suatu usaha diterapkan.
Prosesnya dilakukan berulang-ulang, dengan masing-masing pakar tidak saling mengetahui
pendapatnya masing-masing. Kesimpulan diambil sendiri oleh penyelenggara Delphi. Teknik
Delphi sangat cocok untuk mengidentifikasikasi dan memproduksi dampak suatu usaha /
kegiatan.
15
Tugas
Disuatu kawasan yang bernama desa TAHAN GEMPA akan didirikan pabrik pembuatan
barang-barang mebeler. Dalam operasional digunakan mesin-mesin yang menimbulkan
getaran yang tinggi dan beberapa bahan pewarna. Dalam mengkaji peta proyek dan hasil
survey diperoleh data bahwa pada tahun 2000, penduduk yang tinggal didaerah pabrik
tersebut 300 KK yang terdiri 1500 jiwa. Disamping itu melalui suatu wawancara diketahui
200 KK yang memperoleh pendapatan dari lahan pertanian yang terkena proyek. Laju rata-
rata pertumbuhan penduduk setempat 2,5 % .
Tentukan :
a. Dampak yang kira-kira ditimbulkan oleh pendirian pabrik tersebut ?
b. Berapakah dampak industri tersebut terhadap terjadinya penggusuran pada tahun
2005 ?
Kajian dampak kumulatif merupakan pengembangan lebih lanjut dari metodologi kajian
AMDAL. Kajian AMDAL, secara tradisonal, lebih terfokus pada dampak langsung yang terjadi
akibat adanya suatu kegiatan (AMDAL skala proyek). Para pengambil keputusan lebih
mempertimbangkan dampak yang bersifat langsung, ini karena dampak tersebut bersifat lebih
pasti dan lebih mudah dipahami. Sementara itu kajian dampak kumulatif mempunyai batasan
ruang dan waktu yang lebih luas, seperti kemungkinan terjadinya hujan asam, perubahan iklim,
pemanasan global, kelestarian keanekaragaman hayati dan dampak terhadap pembangunan yang
berkelanjutan.
CEARC (1986) mengidentifikasi kelemahan AMDAL yang terlalu fokus pada kajian
dampak skala proyek, adalah :
a. Mengabaikan efek penambahan (additif effects) akibat adanya pembangunan yang berulang-
ulang pada satu ekosistem yang sama;
b. Tidak mengkaji secara mendalam dampak dari suatu kegiatan yang dapat mendorong
berkembangnya kegiatan-kegiatan lain disekitarnya;
c. Mengabaikan perubahan kemampuan sistem ekologis dalam menetralisir tingkat pencemaran
dan kerusakan lingkungan yang semakin intensif;
d. Tidak memberikan dorongan untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan yang lebih
komprehensif yang melindungi kepentingan masyarakat luas.
Akibat kelemahan tersebut di atas, kajian AMDAL dianggap kurang dapat mengantisipasi
terjadinya kerusakan lingkungan. Semakin disadari bahwa kerusakan lingkungan tidak hanya
disebabkan oleh dampak langsung dari suatu kegiatan, namun merupakan kombinasi dampak-
dampak kecil dari berbagai kegiatan, yang kemudian berinteraksi selama jangka waktu yang
cukup panjang. Dampak semacam ini dikenal sebagai dampak kumulatif.
16
Tabel 1. Karakteristik AMDAL konvensional dan Kajian Dampak Kumulatif (Lawrence,1994)
ASPEK AMDAL KONVENSIONAL KAJIAN DAMPAK KUMULATIF
TUJUAN Evaluasi Proyek Pengelolaan masalah-masalah lingkungan
secara menyeluruh
PEMRAKARSA Proyek Tunggal Banyak proyek dan/atau proponen
SUMBER Berasal dari masing-masing Banyak proyek dan/atau kegiatan
DAMPAK proyek yang mempunyai
dampak membahayakan
terhadap lingkungan
SUDUT Satu disiplin ilmu sampai Lintas disiplin ilmu sampai dengan inter
PANDANG dengan inter disiplin ilmu disiplin ilmu
KAJIAN
SUDUT Jangka pendek- jangka Jangka menengah– jangka panjang
PANDANG menengah Dispersi bersifat tidak berdasarkan
WAKTU Dispersi bersifat menerus fungsi waktu
berdasarkan fungsi waktu Mengkaji kegiatan di masa lalu, saat
Mengkaji rencana kegiatan ini dan waktu yang akan datang
SUDUT Khas untuk lokasi tertentu Batasan ruang sangat meluas
PANDANG Terpusat pada dampak Batasan ruang geografi sangat luas
RUANG langsung pada wilayah studi (contoh, dampak lintas batas)
Dispersi bersifat menerus Dispersi bersifat tidak menerus dalam
dalam skala ruang skala ruang ( misalnya terjadi jeda
ruang – spatial lag)
SUDUT Kecenderungan - satu sistem Multi sistem ekologis
PANDANG ekologis Multi sistem social ekonomi
SISTEM Kecenderungan - satu sistem
sosial ekonomi
INTERAKSI Interaksi antar komponen Dilihat juga interaksi antar proyek dan
proyek/kegiatan dengan kegiatan-kegiatan yang lain.
Interaksi antar komponen Dilihat juga interaksi antar sistem-
lingkungan sistem
Interaksi antar komponen Dilihat juga interaksi antar kegiatan
proyek dan lingkungan dan sistem lingkungan
Dampak penting, interaksi Dampak besar dan kecil, interaksi
langsung langsung dan tidak langsung
Asumsi bahwa interaksi Dipertimbangkan kemungkinan
terjadi secara additive adanya interaksi yang tidak bersifat
lingkungan additif (misalnya, sinergis dan
antagonis)
KAJIAN SIFAT Sifat penting dampak dikaji Sifat penting dampak dikaji
PENTING secara individual berdasarkan tinjauan berbagai kegiatan
Asumsi bahwa jika satu Dipertimbaangkan kombinai dari
dampak tidak bersifat berbagai dampak akan menimbulkan
penting, maka interaksi dampak penting, meskipun secara
dengan dampak yang lain individual masing-masing dampak
bersifat tidak penting bersifat tidak penting
18
kontribusi dampak-dampak secara individual. Kedua perbedaan tersebut di atas dapat dilihat pada
gambar 1di bawah ini.
Rencana kegiatan waktu lalu, saat ini dan rencana kegiatan di masa Mendatang.
Gambar 1. Perbedaan dampak yang bersifat additive (penambahan) dengan dampak yang bersifat
sinergis.
Paterson et al. (1987) mengklasifikasikan dampak kumulatif berdasarkan jenis kegiatan dan
proses terjadinya dampak kumulatif. Dampak kumulatif dapat terjadi pada kegiatan tunggal dan
multi kegiatan, sedangkan proses terjadinya dapat bersifat penambahan dan interaktif. Interaksi
antara jenis kegiatan dan proses terjadinya dampak dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan gambar
2 menggambarkan empat jalur terjadinya dampak, jalur dampak kumulatif dapat menghilang
secara perlahan-lahan, mengalami penguatan, menimbulkan terjadinya berbagai dampak turunan
dan menyebabkan efek sinergi dengan adanya interaksi dampak dari berbagai kegiatan.
20
komprehensif dan terdapat delapan jenis dampak kumulatif sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Contoh dampak kumulatif (Council on Environmental Quality’s, modifikasi dari NRC
1986 dan Spaling 1995)
No JENIS KARAKTERISTIK CONTOH
Meskipun belum terdapat kerangka analisis dampak kumulatif yang dapat diterima semua
pihak, namun beberapa prinsip-prinsip dasar telah disepakati. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
adalah :
1. Dampak kumulatif merupakan pengumpulan dari dampakdampak yang terjadi akibat dari
kegiatan-kegiatan pada waktu lampau, saat ini dan yang diperkirakan akan terjadi di masa
mendatang. Dampak-dampak dari suatu rencana kegiatan terhadap sumber daya alam,
ekosistem, dan masyarakat, termasuk di dalamnya dampak yang terjadi saat ini dan dimasa
mendatang ditambahkan terhadap dampak yang telah terjadi di waktu lampau. Dampak
kumulatif tersebut juga harus ditambah dengan dampak (masa lalu, sekarang dan akan datang)
yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan lain yang mempunyai pengaruh terhadap sumber daya
alam yang sama.
2. Dampak kumulatif merupakan dampak total, termasuk dampak langsung maupun tidak
langsung terhadap suatu sumber daya, ekosistem dan masyarakat yang terjadi akibat dari
seluruh kegiatan, baik kegiatan yang pemrakarsanya berasal dari pemerintah, swasta, maupun
kegiatan dari masyarakat sendiri.
21
3. Dampak kumulatif perlu dianalisis dalam terminologi sumber daya alam, ekosistem dan
masyarakat yang terkena dampak. Kajian AMDAL pada umumnya melihat dampak dari sudut
pandang rencana kegiatan sedangkan analisa dampak kumulatif melihat dampak dari sudut
pandang yang berbeda, dimana kajian lebih ditekankan kepada kemampuan sumber daya
alam, ekosistem dan masyarakat yang potensial terkena dampak untuk mengantisipasi dampak
yang akan terjadi.
4. Dalam melakukan kajian dampak kumulatif, tidak praktis untuk mengkaji dampak secara
keseluruhan, dampak yang dikaji harus fokus pada dampak-dampak yang benar-benar
memiliki makna dalam proses pengambilan keputusan. Pemusatan dilakukan melalui proses
penapisan (scoping), dimana batas wilayah studi diperluas sampai pada suatu titik dimana
sumber daya alam tidak akan terpengaruh secara signifikan atau dampak yang terjadi sudah
diluar kepentingan pihak-pihak yang terkena dampak.
5. Dampak kumulatif terhadap sumber daya alam, ekosistem dan masyarakat tidak dibatasi oleh
batas administratif dan politis. Kewenangan penanganan sumber daya alam umumnya
terpecah-pecah di tangan berbagai instansi sektoral, atau terbagi oleh batas-batas wilayah
administrasi. Pembatasan ini menyebabkan pengelolaan sumber daya alam tidak terintegrasi
dan bersifat parsial. Ruang lingkup kajian dampak kumulatif mendobrak batasan-batasan
tersebut dan melihat dampak terhadap suatu sumber daya alam berdasarkan batasan
ekologisnya, demikian juga analisis terhadap masyarakat dikaji berdasarkan batasan sosial
budaya yang nyata di masyarakat.
6. Dampak kumulatif dapat dihasilkan dari akumulasi berbagai dampak yang sama atau dari
interaksi secara sinergis dari berbagai dampak yang berbeda. Kegiatan yang sama dan terjadi
secara berulang-ulang dapat menyebabkan terjadinya dampak kumulatif melalui proses
penambahan dampak secara sederhana (dengan bertambahnya waktu dampak yang terjadi
semakin besar). Kegiatan yang sama atau yang berbeda dapat menimbulkan dampak kumulatif
melalui proses interaksi antar dampak yang pada akhirnya menimbulkan dampak kumulatif
yang lebih besar dari penjumlahan dampakdampak yang menyebabkannya.
7. Dampak kumulatif dapat berlangsung selama bertahun-tahun setelah kegiatan yang
menyebabkan terjadinya dampak berakhir. Contoh adalah terjadinya air asam tambang,
pencemaran limbah radioaktif dan kepunahan spesies. Analisis dampak kumulatif harus
menerapkan ilimu pengetahuan dan menggunakan teknik-teknik prakiraan dampak yang
terbaik untuk mengkaji kemungkinankemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan di masa
mendatang.
8. Setiap sumber daya, ekosistem dan masyarakat yang terkena dampak harus dikaji berdasarkan
kemampuan untuk mengakomodasi terjadinya dampak kumulatif sesuai dengan karakteristik
parameter ruang dan waktu masing-masing. Kerangka pikir para analis, sering kali terpusat
pada upaya untuk melakukan modifikasi terhadap sumber daya, ekosistem dan masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan yang akan dilakukan. Kajian dampak kumulatif yang
efektif memusatkan analisis pada apa yang diperlukan untuk memastikan kelestarian
produktifitas jangka panjang atau keberlanjutan (sutainability) dari sumber daya.
Untuk dapat memasukan kajian dampak kumulatif ke dalam kajian AMDAL, Eroupean
Commission (2000) memandang perlunya dua perubahan mendasar dalam kajian AMDAL.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari aspek ilimiah dan aspek institusi. Dari aspek
ilmiah, kajian dampak kumulatif mengharuskan perubahan yang mendasar dalam penentuan batas
studi dan ruang lingkup kajian, dimana skala ruang dan skala waktu kajian dampak kumulatif
mencakup ruang dan rentang waktu yang lebih luas dibanding dengan kajian AMDAL.
Disamping itu, metodologi kajian AMDAL juga perlu memasukkan kajian terhadap dampak
tidak langsung, dampak kumulatif dan interaksi antar dampak.
Beberapa faktor yang menghambat integrasi AMDAL dalam perencanaan regional atau
bentuk perencanaan yang
komprehensif (Spaling et al, 1993).
22
a. Proses pengambilan keputusan dicirikan oleh pertimbangan ekonomi, sosial dan ekonomi dan
timbal balik antar faktorfaktor tersebut dalam penentuan suatu kebijakan. Pertimbangan ini
sering menyebabkan proses perencanaan yang berjenjang tidak berjalan.
b. Proses perencanaan pada umumnya terkotak-kotak pada berbagai intitusi dimana tanggung
jawab perencanaan ekonomi, sosial dan lingkungan terbagi pada instansi-instansi tersebut.
c. Perencanaan biasanya dilakukan berdasarkan batasan administrasi pada tingkat daerah dan
regional untuk menghindari terjadinya pertentangan kewenangan. Hal ini tentu bertentangan
dengan konsep kajian dampak kumulatif yang memerlukan penentuan batas wilayah studi
yang lebih luas.
Di sisi lain, pendekatan ilmiah telah mengalami kemajuan dalam melakukan integrasi
kajian dampak kumulatif ke dalam AMDAL. Menurut Spaling et al (1993), kemajuan tersebut di
tandai oleh:
a. Kritik ilmiah terhadap kelemahan riset dan metodologi dalam analisis AMDAL yang tidak
mengkaji dampak tidak langsung dan dampak kumulatif secara memadai telah mendorong
para peneliti untuk memperbaiki metodologi tentang kajian perubahan dampak lingkungan ini.
b. Hanya diperlukan sedikit perubahan dalam hal peraturan dan institusi untuk mengintegrasikan
kajian dampak kumulatif dalam AMDAL.
c. Dengan semakin komplek masalah lingkungan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
semakin membutuhkan informasi-informasi yang bersifat ilmiah, dibanding dengan
melakukan restrukturisasi lembaga-lembaga perencanaan.
Bailey (1993) dalam suatu kajian tentang hubungan antara AMDAL dan penataan ruang di
Indonesia menyarankan agar kajian dampak kumulatif dilakukan untuk proyek-proyek yang
bersifat:
a. Terjadi pertentangan tata guna lahan dan diperlukan suatu penyelesaian atas perbedaan
kepentingan berbagai pihak yang terlibat.
b. Terdapat banyak kegiatan pembangunan pada suatu kawasan yang kondisi lingkungan
hidupnya terancam dan dibutuhkan koordinasi serta perbaikan dalam program pemantauan dan
pengelolaan dampak.
c. Terdapat proyek-proyek baru, sehingga perlu dilakukan kajian-kajian dari dampak-dampak
akibat kegiatan yang sudah ada untuk menentukan apakah dampak akibat adanya dampak baru
dapat diterima.
Lebih lanjut Bailey menyatakan bahwa penilaian dampak kumulatif dapat digunakan untuk
menetapkan jaringan kerjasama regional dan menyelaraskan rencana pengelolaan dampak dari
berbagai proyek tunggal. Untuk itu, penilaian dampak kumulatif harus meliputi daerah studi yang
jelas, persetujuan untuk melakukan penelitian bersama-sama, dan komisi penilai antar lembaga.
Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain yang terencana, kajian dampak kumulatif harus memiliki
suatu kerangka acuan.
Suatu kajian dampak kumulatif yang komprehensif akan memberikan suatu konteks bagi
semua studi AMDAL di daerah penelitian yang sama di masa depan. Menurut Bailey terdapat
tiga skenario dalam mengintegrasikan kajian dampak kumulatif dengan AMDAL,
yakni:
a. Jika kemampuan asimilatif lingkungan belum terlampaui. Pada kondisi ini proyek-proyek yang
sedang menerapkan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh penilaian dampak
kumulatif. Proses AMDAL akan diterapkan secara rutin bagi usulan proyek baru.
b. Jika kemampuan asimilatif lingkungan sudah terlampaui (digunakan sepenuhnya) dan masih
dapat dilakukan perbaikan lingkungan. Pada kondisi ini program pemantauan dan pengelolaan
lingkungan untuk proyek-proyek yang sedang berlangsung harus dikoordinasikan dan
ditingkatkan. Dokumen-dokumen AMDAL diperlukan untuk semua usulan proyek baru.
c. Jika kemampuan asimilatif lingkungan sudah terlampaui dan diperlukan upaya perbaikan
lingkungan yang sangat mendesak. Kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung harus
melaksanakan rekomendasi-rekomendasi dari penilaian dampak kumulatif. Usulan-usulan
untuk proyek baru akan ditolak secara otomatis.
23
Pendekatan Bailey di atas memerlukan penentuan ambang batas kemampuan asimilatif
lingkungan hidup, yang merupakan proses kajian yang masih sangat rumit dan belum terdapat
standar ambang batas kemampuan asimilatif lingkungan hidup yang telah disepakati oleh para
ahli.
24
4. Dampak kumulatif sebagai penjumlahan dari dampak-dampak individual yang berasal dari
kegiatan-kegiatan yang terjadi di masa lalu, saat ini dan rencana kegiatan di masa mendatang.
Interaksi dampak dapat bersifat countervailing atau sinergis. Apakah yang dimaksud dengan
Interaksi dampak dapat bersifat countervailing atau sinergis?
5. Untuk dapat memasukan kajian dampak kumulatif ke dalam kajian AMDAL, Eroupean
Commission memandang perlunya dua perubahan mendasar dalam kajian AMDAL.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari aspek ilimiah dan aspek institusi. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan perubahan dari aspek ilimiah!
Evaluasi Kompetensi 3
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Dampak dapat diartikan sebagai ………
a. Suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari sutau aktivitas.
b. Suatu perubahan yang buruk akibat suatu aktivitas .
c. Suatu perubahan yang baik akibat suatu aktivitas.
d. Suatu ativitas yang menyebabkan perubahan.
e. Suatu benturan yang akibat adanya proyek.
2. Berikut ini dampak positif kerja.
a. terbukanya lapangan kerja. d. kehadiran fasilitas listrik
b. pelonjakan sarana transportasi. e. tergusurnya sebagian penduduk
c. kemudahan sarana transportasi.
3. Berikut ini dampak negatif akibat adanya suatu proyek, kecuali………..
a. matinya ikan-ikan di pinggir saah karena penyemprotan hama.
b. berkurangnya beberapa populasi hewan langka .
c. tergusurnya sebagian penduduk.
d. meningkatnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
e. terjadinya kesenjangan sosial- ekonomi.
4. Peningkatan kepadatan lalu-lintas berdampak negatif, diantaranya……
a. peningkatan gas CO . d. peningkatan gas oksigen di jalan.
b. lancarnya lalu lintas e. harga bensin semakin mahal
c. mudahnya komunikasi
5. Tumpahnya minyak ke perairan selama pengangkutan di laut, secara garis besar merupakan
jenis dampak yang termasuk dalam ruang lingkupnya……
a. dampak biologis d. dampak sosial- budaya
b. dampak fisis dan khemis e. dampak geologis.
c. dampak sosial – ekonomis
6. Vegetasi penutup tanah termasuk komponen penyusun dampak :
a. fisis d. sosial
b. khemis e. ekonomi
c. biologis
7.Berikut ini termasuk daftar komponen yang termasuk ruang lingkup sosial budaya………..
a. cagar budaya d. penyerapan tenaga kerja
b. tanaman pertanian e. luas areal hutan
c. produksi ternak
8. Komponen atas lahan milik penduduk untuk keperluan rencana usaha atau kegiatan
merupakan cara penanganan dampak melalui pendekatan :
a. teknologi d. biologis
b. institusi e. sosial budaya
c. sosial ekonomi
25
9. Metode identifikasi dampak yang memuat daftar uji aktivitas pembangunan dan daftar uji
lingkungan yang terkena dampak disebut ……..
a. metode daftar uji d. metode sebab akibat
b. metode matrik e. metode kasualitas
c. metode bagan alir
10 .Metode identifikasi dampak yang berusaha untuk mengidentifikai interaksi antara
aktivitas dampak dengan faktor lingkungan yang terkena dampak dalam bentuk jaringan
(network) disebut……………
a. metode network d. metode bagan alir
b. metode daftar uji e. metode beringin
c. metode matrik
11.Pada prinsipnya prakiraan dampak secara kuantitaif merupakan perbedaan antara ……
a. kondisi penyebab dampak dengan lingkungan
b. kondisi lingkungan sebelum dengan sesudah ada proyek.
c. kondisi pabrik dengan lingkungan
d. kondisi masyarakat sesudah ada proyek dengan sebelum ada proyek.
e. kondisi pemerintah selama lima tahun terakhir.
12. Berikut ini prakiraan dampak yang dapat diukur secara kuantitaif ,kecuali…..
a. Penggusuran penduduk. d. Kenaikan tekanan penduduk
b. Kenaikan produksi limbah e. Nilai sosial beras.
c. Penurunan produksi hasil pertanian
13. Evaluasi dampak merupakan proses studi Amdal sebelum……………
a. Dilaporkan ke pemrakarsa proyek. d. Rekomendasi penanganan dampak.
b. Dilaporkan ke pemerintah e. Identifikasi dampak.
c. Proses pelingkupan
14.. Sumber data yang memuat data foto udara dapat diperoleh pada instansi…..
a. Bakosurtanal d. Puslitbang Pengairan
b. Puslitbang Geologi e. Biro Pusat Statistik
c. Direktorat Vulkanologi
15. Data mengenai peta daerah bahaya gunung Merapi dapat kita peroleh secara resmi di…….
a. Bakosurtanal d. Pusat Penelitian
b. Badan Pertanahan Nasional e. LAPAN
c. Direktorat Vulkanologi
16. Kelemahan metode informal dalam evaluasi dampak adalah ……..
a. Adanya sel matriks
b. Adanya skor yang tidak jelas.
c. Fluktuasi yang besar antara anggota tim dalam pemberian nilai
d. Sifatnya sangat sederhana
e. Mudah dilakukan
17. Berikut ini agar syarat-syarat hasil Amdal akurat dan dapat dipercaya kecuali..
a. Penyusun Amdal harus para ahli yang berkompeten
b. Pengumpulan harus dilakukan dengan metode yang tepat.
c. Pengajian rona lingkungan harus lengkap, cermat dan tepat.
d. Penyerahan laporan Amdal berlangsung kapan saja .
e. Adanya komisi Amdal yang berkualitas dan berwibawa.
18. Dampak penting adalah….
a. terjadinya perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan atau proyek.
b. dampak di luar proyek yang tidak terlalu berpengaruh terhadap lingkungan hidup
c. tidak terjadi dampak serius bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
d. dampak yang timbul sebelum proyek dijalankan.
e. terjadinya perubahan lingkungan hidup akibat pemanasan global.
26
19. Berdasarkan PP No.27,1999, pasal 3 ayat(1), usaha dan/atau kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak besar dan penting adalah….
a. usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan pencemaran.
b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak mempengaruhi kelestarian lingkungan.
c. usaha dan/atau kegiatan yang memberi manfaat bagi manusia.
d. usaha dan/atau kegiatan yang mengubah bentuk lahan dan bentang alam.
e. usaha dan/atau kegiatan yang berlangsung di lingkungan penduduk.
20. Berikut ini pedoman untuk menentukan dampak penting, kecuali….
a. jumlah manusia yang terkena dampak.
b. jumlah gedung yang rusak akibat dampak.
c. lamanya dampak berlangsung.
d. intensitas dampak.
e. luas wilayah persebaran dampak.
21. Kegiatan AMDAL sebelum pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan untuk…
a. memperbaiki lingkungan.
b. menanggulangi pencemaran lingkungan yang telah terjadi.
c. merusak lingkungan.
d. mencemari lingkungan.
e. menjaga kelestarian lingkungan.
22. Lapangan golf, rumah sakit, dan sekolah merupakan contoh jenis usaha dan/atau kegiatan
dengan pendekatan studi AMDAL….
a. kegiatan tunggal.
b. kegiatan terpadu atau multisektor.
c. kegiatan regional.
d. kegiatan bermanfaat umum.
e. kegiatan global.
23. Komisi AMDAL pada tingkat pusat dibentuk oleh…..
a. Presiden. d.Gubernur
b. Wakil Presiden e. Menteri.
c. MPR dan DPR.
24. Berikut ini yang bukan merupakan komponen dokume AMDAL adalah….
a. KA-ANDAL. d.KA-RKL
b. ANDAL e. RPL
c. RKL.
25. Di bawah ini merupakan fungsi dan tujuan dibuatnya KA-ANDAL, kecuali….
a. merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL.
b. mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif fan efisien.
c. sebagai alternatif berdirinya suatu usaha.
d. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa.
e. sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil
studi.
26. Pembuatan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL sebaiknya….
a. dibuat secara terpisah.
b. dibuat secara bersamaan dan bersinambungan.
c. dibuat setelah komisi penilai memberikan keputusan.
d. dibuat setelah proyek berjalan.
e. dibuat saling berdiri sendiri dan tidak berhubungan.
27. Rona lingkungan hidup awal, prakiraan dampak besar, dan dampak penting terdapat dalam
dokumen….
a. KA-ANDAL. d.KA-AMDAL
b. ANDAL e. RPL
c. RKL.
27
28. Komponen-komponen yang diukur dalam rona lingkungan hidup awal di antaranya….
a. komponen fisik, biologi, dan seni-budaya.
b. komponen fisik saja.
c. sebagian komponen biologi dan sosial budaya.
d. komponen-komponen yang membahayakan proyek.
e. komponen-komponen lingungan hidup meliputi ekosistem.
29. AMDAL sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan merupakan manfaat AMDAL bagi ….
a. pemrakarsa. d.masyarakat.
b. pemerintah. e. penyusun.
c. pelaksana.
30. Metode yang dapat dilakukan untuk mengukur aspek sosial adalah ….
a. inventarisasi. d. belt transect.
b. wawancara, kuesioner. e. mengamati jejak hutan.
c. analisis laboratorium.
B. Essay
Jawablah dengan singkat dan tepat !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah berikut :
a. Evaluasi dampak
b. Amalgamasi
c. Delphi
2. Sebutkan dua macam metode evaluasi dampak dan jelaskan caranya !
3. Sebutkan beberapa kelebihan prosedur pengumpulan data melalui teknik
observasi !
4. Sebutkan metode-metode yang digunakan untuk identifikasi dampak dan jelaskan artinya.
5. Jelaskan langkah-langkah proses pengumpulan data menurut WHO !
28