Anda di halaman 1dari 6

RSUD STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KABUPATEN No. Dokumen Tanggal Revisi Halaman


1/3
TASIKMALAYA

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktur RSUD Kab. Tasikmalaya
TATALAKSANA
PELAYANAN
PENYEDIAAN
BARANG STERIL
dr. Hj. Eli Hendalia, M.HKes
NIP. 196808292002122003
Instalasi pusat sterilisasi melayani semua unit di rumah sakit
yang membutuhkan kondisi steril. Dalam melaksanakan tugas
sehari-hari pusat sterilisasi selalu berhubungan dengan :

- Bagian laundry
1. Pengertian - Instalasi pemeliharaan sarana
- Instalasi farmasi
- Sanitasi
- Perlengkapan/logistic
- Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, OK, dll
2.1 Perencanaan dan penerimaan barang
- Linen
- Instrumen
- Sarung tangan dan bahan habis pakai
2.2 Pencucian
- Linen dilakukan di bagian rumah tangga/laundry
- Instrumen
- Sarung tangan
2.3 Pengemasan dan pemberian tanda
2. Perencanaan - Linen
- Istrumen
- Sarung tangan
2.4 Proses sterilisasi
- Linen
- Instrumen
- Sarung tangan, bahan plastic dan sebagainya
2.5 Penyimpanan dan distribusi
2.6 Pemantauan kualitas sterilisasi yang meliputi :
- Pemantauan proses sterilisasi : indicator fisika,
kimia, dan biologi
- Pemantauan hasil sterilisasi : sterilisasi dengan
tes mikrobiologi
2.7 Pencatatan dan pelaporan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
3. Kebijakan Tasikmalaya NO : 445/2590/RSUD/2014 Tentang Penetapan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Alur kerja yaitu urutan-urutan dalam memproses alat/bahan.
Alur kerja dibuat sedemikian rupa sehingga :
1. Pekerjaan dapat efektif dan efisien
2. Menghindari terjadi kontaminasi silang sehingga
4. Alur Kerja
daerah bersih dan kotor hendaknya terpisah
3. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan
tidak bolak-balik
4. Mempermudah dalam pemantauan
RSUD STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KABUPATEN No. Dokumen Tanggal Revisi Hal
aman
TASIKMALAYA 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktur RSUD Kab. Tasikmalaya

DEKONTAMINASI

dr. Hj. Eli Hendalia, M.HKes


NIP. 196808292002122003
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk
membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi
1. Pengertian oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehinggan
aman untuk proses-proses selanjutnya.
Tujunan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk
melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-
2. Tujuan alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi
tersebut, dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
3. Kebijakan Tasikmalaya NO : 445/2590/RSUD/2014 Tentang Penetapan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
4.1 Menangani, mengumpulkan dan transfortasi benda-
benda kotor
Peralatan dan alat-alat kesehatan pakai ulang yang sudah
terkontaminasi, harus ditangani, dikumpulkan dan dibawa
ke ruang dekontaminasi sedemikian rupa sehingga
menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja, dan
fasilitas lainnya.
4.2 Menangani alat-alat yang terkontaminasi di ruang
dekontaminasi
4. Prosedur
Untuk memulai pembersihan, alat-alat harus :
- Dibongkar (disassembled jika darakit lebih dari satu
komponen dan dibuka semua sambungan untun
memastikan seluruh permukaan tercuci bersih
- Disortirb berdasarkan metode pembersihan
- Dibersihkan sebelum proses sterilisasi uap ataupun
EO, karena baik uap maupun EO tidak dapat meresap
dan membunuh mikroorganisme
Bahan-bahan Pencuci (Cleaning Agents)
Supaya efektif, bahan pencuci harus membantu
menghilangkan residu kotoran organic tanpa merusak alat.
Pemilihan bahan pencuci juga bergantung pada tipe
kotoran yang ada, pada umumnya, protein lebih mudah
dihilangkan dengan detergen yang bersifat basa.
Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua
pertikel yang kelihatan dan hamper semua partikel yang
tidak kelihatan, dan menyiapkan permukaan dari semua
alat-alat agar aman untuk proses disinfek dan sterilisasi.
4.3 Memilih prosedur
Tingkat disinfeksi yang diperlukan suatu alat tergantung
pada resiko infeksi sehubungan dengan pengguanaan alat
tersebut
4.4 Memilih disinfektan
Zat disinfeksi diklasifikasi menurut akfivitas germicidal-nya/
disinfektan tingakt rendah menghancurkan hampir semua
bekteri vegetative bukan spora atau (tubercule bacilli),
beberapa jamur, dan virus lipophilic.
RSUD STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KABUPATEN No. Dokumen Tanggal Revisi Hal
aman
TASIKMALAYA 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktur RSUD Kab. Tasikmalaya
PENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN
TENAGA DI PUSAT
STERILISASI
dr. Hj. Eli Hendalia, M.HKes
NIP. 196808292002122003
Perencanaan merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan
dan pelatihan yang diharapkan dan cara-cara yang
1. Pengertian dilaksanakan untuk mencapai tujuan

Tujuan pendidikan dan latihan adalah utnuk meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga-tenaga yang
bekerja di pusat sterilisasi dan institusi kesehatan lainnya agar
2. Tujuan
mereka memiliki bekal professional yang memungkinkan
mereka mampu memciptakan hasil kerja yang optimal untuk
kepentingan pasien dan kepentingan rumah sakit
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
3. Kebijakan Tasikmalaya NO : 445/2590/RSUD/2014 Tentang Penetapan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pembinaan dan pendidikan tenaga-tenaga kesehatan dapat
dilakukan melalui pendidikan formal maupun non formal dan
pelaksanaannya menggunakan kurikulum pelatihan yang
4. Prosedur baku, sehingga mutu pelatihan untuk kepala instansi pusat
sterilisasi berbeda dengan staf yang bekerja di pusat
sterilisasi. Diklat untuk kepala instansi lebih bersifat
manajerial sedangkan sfat lebih bersifat teknis
- Manajeman Sterilisasi
- Operasional teknis sterilisasi
5. Unit Terkait - Dekontaminasi
- pengemasan
RSUD STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KABUPATEN No. Dokumen Tanggal Revisi Hal
aman
TASIKMALAYA 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :


Direktur RSUD Kab. Tasikmalaya
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN
KERJA (K3)
dr. Hj. Eli Hendalia, M.HKes
NIP. 196808292002122003
Tanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan secara
aman di lingkungan pusat sterilisasi menjadi tanggung jawab
1. Pengertian petugas terhadap sterilisasi setelah dilakukan pembekalan
terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan pusat sterilisasi
Upaya pencegahan dapay dilakukan secara efektif dengan
menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan,
2. Tujuan
penutup kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker
maupun goggle mata.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
3. Kebijakan Tasikmalaya NO : 445/2590/RSUD/2014 Tentang Penetapan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
4. Prosedur

Anda mungkin juga menyukai