Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan yang berasal dari jajanan merupakan salah satu jenis makanan

yang sangat dikenal, terutama di kalangan anak usia sekolah. World

Health Organization (WHO) mengartikan pangan jajanan adalah makanan

dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima

di jalanan dan tempat-tempat keramaian, langsung dimakan atau

dikonsumsi kemudian tanpa pengolahan atau persiapan lebih

lanjut.(Soedibyo dan Gunawan, 2009).

Cakupan pangan jajanan dalam definisi tersebut meliputi buah dan sayuran

segar yang dijual di luar pasar resmi untuk dikonsumsi segera. Keputusan

Menteri Kesehatan No. 942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman

Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan menyebut makanan jajanan

sebagai makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di

tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk

dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/ restoran,

dan hotel (Chadijah et al., 2013).


Makanan jajanan saat ini bertindak sebagai jasa pelayanan masyarakat di

bidang makanan, telah berkembang pesat sejalan dengan kebutuhan

masyarakat akan makanan yang murah, mudah diperoleh dan digemari

oleh sebagian masyarakat yang keberadaanya saat ini belum memenuhi

persyaratan kesehatan sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan

ditingkat masyarakat (Chadijah et al. 2013).

Anak sekolah adalah pihak yang paling sering bersinggungan dengan

makanan jajanan. Karena itu, tugas orangtua adalah memberi pengertian

kepada anak mengenai makanan jajanan, karena pengetahuan anak

mengenai makanan jajanan masih minim. Biasanya mereka membeli

pangan jajanan pada penjaja pangan jajanan di sekitar sekolah atau di

kantin sekolah. Oleh karena itu, penjaja berperan penting dalam

penyediaan pangan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin

keamanannya (Soedibyo dan Gunawan, 2009).

Konsumsi makanan jajanan anak diharapkan dapat memberikan kontribusi

energi dan zat gizi lain yang berguna untuk pertumbuhan anak. Anak-

anak terutama anak sekolah, rentan terhadap penyakit gangguan

pencernaan yang diakibatkan oleh mikroorganisme tertentu seperti

penyakit diare dan tifus. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa

insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di

Indonesia adalah 3,5% dan 7%. Insiden diare pada kelompok usia balita
adalah 10,2%, sementara untuk anak usia sekolah (5-14 tahun) adalah 2

persen (Chadijah et al., 2013).

Pola asupan makanan pada anak saat ini menjadi perhatian khusus,

terutama pada bagian ilmu kesehatan anak. Hal tersebut dikarenakan

kebiasaan pola makan jajan yang tidak sehat akan mempengaruhi status

gizi, kejadian diare, status imun dan bahkan hingga prestasi sekolah. Oleh

sebab itu, kualitas makanan jajanan sekolah harus selalu diperhatikan.

B. Permasalahan

Bagaimana evaluasi dan alternatif pemecahan masalah pemeriksaan

jajanan makanan di Puskesmas Gedong Tataan tahun 2017 ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Program pemeriksaan jajanan anak sekolah pada penyaji makanan mulai

dipahami dari perencanaan sampai evaluasi program, secara menyeluruh,

sehingga dapat meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan pada

penyaji makanan jajanan di anak sekolah serta tercapainya derajat

kesehatan yang optimal.

Tujuan Khusus
1. Diketahuinya masalah dari program pemeriksaan jajanan anak

sekolah pada penyaji makanan di sekolah lingkup Gedong

Tataan.

2. Diketahuinya kemungkinan penyebab masalah pemeriksaan

jajanan anak sekolah pada penyaji makanan di sekolah lingkup

Gedong Tataan

3. Dirumuskannya alternatif pemecahan masalah bagi

pelaksanaan program pemeriksaan jajanan anak sekolah pada

penyaji makanan di sekolah lingkup Gedong Tataan

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi penulis (evaluator)

1. Memperdalam ilmu kedokteran komunitas mengenai evaluasi

pelaksanaan program pemeriksaan jajanan makanan di sekolah

lingkup Gedong Tataan

2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat

kuliah.

3. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu

program khususnya program kesehatan.

4. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam

mengambil langkah yang harus dilakukan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.


b. Bagi puskesmas yang dievaluasi

1. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan

balik agar keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai

secara optimal.

2. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program

Pemeriksaan Jajanan Anak Sekolah pada penyaji makanan di sekolah

lingkup gedong tataan

c. Bagi masyarakat

1. Terciptanya pola jajanan makanan sehat bagi anak sekolah wilayah

Gedong Tataan.

2. Dengan tercapainya keberhasilan program diharapkan dapat mencegah

penyakit menular terkait makanan (food-borne disease) pada anak

sekolah di wilayah Gedong Tataan.

Anda mungkin juga menyukai