KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
JURUSAN KEPERAWATAN
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan
penlisan makalah tentang ’’TEORI OPERANT CONDITIONING DARI
SKINNER” dalam mata kuliah psikologi.
Semoga keberadaan makalah ini dapat menunjang pengetahuan kita dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran kita. Kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,Maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan sehingga dapat menjadi tolak ukur kami
dalam penyusunan makalah yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke-19
sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang
pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah
teori belajar tingkah laku (behaviorisme). Teori ini pada awal mulanya
dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan
teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical
conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh
beberapa ahli psikologi yang lain, di antaranya yaitu B.F Skinner.
Di awal abad ke-20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme
mulai ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih
mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi
mempengaruhi perilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan
untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tingkah laku mulai ditinggalkan
di abad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif
dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan
pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak ada satu pun
teori belajar yang cocok untuk menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang tepat dan efektif.
Dengan adanya pemikiran-pemikiran seperti ini, maka kami terdorong
untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “Teori Belajar B.F. Skinner
(operant conditioning)”. Di mana teori ini merupakan salah satu teori belajar
tingkah laku (behaviorisme) yang telah dikembangkan oleh B.F. Skinner.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah munculnya teori operant conditioning B.F
Skinner ?
2. Apa pengertian dari operant conditioning?
3. Jelaskan konsep teori operant conditioning dari skinner?
4. Sebutkan tiga asumsi dasar skinner?
5. Bagaimanakah teori pokok operant conditioning B.F Skinner ?
6. Bagaimanakah aplikasi teori operant conditioning dalam praketk
pendidikan ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori operant conditioning B.F
Skinner ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya teori operant conditioning B.F
Skinner
2. Untuk mengetahui pengertian dari operant conditioning
3. Untuk mengetahui teori operant conditioning dari skinner
4. Untuk mengetahui tiga asumsi dasar skinner
5. Untuk mengetahui teori pokok operant conditioning B.F Skinner
6. Untuk mengetahui aplikasi teori operant conditioning dalam praketk
pendidikan
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori operant
conditioning B.F Skinner.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kamus psikologi disebut bahwa Operant ialah setiap respon yang
bersifat instrumental dalam menimbulkan akibat-akibat tertentu, seperti
hadiah makanan atau satu kejutan listrik. Respon tersebut beroperasi ke dalam
lingkungan, sementara Conditioning menpunyai arti mempelajari respon
tertentu ( Kartini Kartono dan dali Gulo, 1987:84 dalam Riyanto 2005:24). Di
bawah ini merupakan beberapa definisi dari Operant Conditioning:
1. Suatu tipe (instrumental) conditioning yang melibatkan modifikasi
operant respon melalui pemberian hadiah. Dengan cara tertentu, suatu
respon yang dipancarkan oleh organisme terjadi diperkuat sesuai dengan
urutan waktunya, dan perubahan – perubahan yang ditimbulkannya
dipelajari sebagai alat penguat respon yang biasa digunakan.
2. Suatu tipe belajar dengan mempelajari konsekuensi atau akibat dari
tingkah laku kita di dalam lingkungan, perilaku-perilaku mana saja yang
mendorong kita untuk menghindari akibat-akibat penguatan negatif
“tidak menyenangkan”.
3. Suatu tipe pengkondisian instrumental yang mencakup memodifikasi /
perubahan dari suatu operant, suatu operant yang dipancarkan oleh suatu
organisme kemudian diperkuat dengan cara-cara tertentu sesuai jadwal
tertantu dengan menghasilkan perubahan dalam kecepatan kejadianya.
(Kartini Kartono dan Dali Gulo,1987:320 dalam Riyanto, 2005:25).
Operant conditioning merupakan pembelajaran dimana konsekuensi
perilaku mengarah pada perubahan dalam probabilitas terjadinya perilaku.
Macam dari sifat reinforcement ini, merupakan pilihan atau opsi bagi
para guru sebagaii pemilik reinforcement (Baker, 1983 : 121), untuk
menerapkannya di lapangan baik dalam konteks kelas maupun terhadap
individu dalam kelas. Disinilah kemampuan profesionalisme dan pengalaman
seorang guru sangat menentukan, karena bukan suatu hal yang mustahil
reinforcement negatif justru melahirkan respons (tingkah laku) positif. Tetapi
Sjinner lebih menekankan kepada pemberian reinforcement positif.
Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar adalah mengingat, mengerti, memahami, menerangkan, menganalisa,
mensintesis, mengevaluasi, berpikir, percaya, berpartisipasi, melaksanakan
dan seterusnya. Belajar adalah perubahan dari setiap tingkah laku yang
merupakan pendewasaan atau pematangan oleh satu kondisi dari organisme
(subjek). Dan mengajar tidaklah mentransfer sumber pengetahuan saja tetapi
juga mengubah sikap dan tingkah laku yang nyata. (Anwar, tt : 95, 96,98).
Pada diri setiap manusia ada keinginan yang mulia yang dibuatnya
sendiri dari lubuk hati yang paling dalam dan telah tertanam sedemikian rupa
yang berasal dari hubungannya dengan obyek-obyek kehidupan sekitarnya,
sementara mengajar berarti memberikan stimulus dan menguatkannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori Operant Conditionin
suatu teori yang mengunakan konsekuensi yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Yang mana dalam
pelaksanaannya ada pemberian reward (hadiah) dan tidak adanya hukuman.
Yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio, yaitu hadiah diberikan
kadang – kadang, jika dipandang perlu. Teori ini juga mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
Alangkah baiknya jika penerapan teori ini tidak diterapkan sepenuhnya, tetapi
juga digabung dengan teori yang lainnya sehingga akan tercipta suatu tujuan
pendidikan yang diinginkan.
B. Saran
Memberikan hukuman kepada siswa dapat berefek negatif pada segi
emosi, misalnya rasa dendam, terkadang juga menimbulkan sakit jasmani,
menumbuhkan agresifitas. Ini memungkinkan berbuat yang jauh lebih jelek
lagi. Bila sesuatu aktifitas diberikan hukuman maka tingkah laku tersebut
akan selalu diberi hukuman, agar tetap konsekuen.
DAFTAR PUSTAKA