Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Surabaya,
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Kegawatdaruratan Sistem 2. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan 2 serta pihak yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena beliau banyak membantu dalam
proses penulisan, penyusunan dan diskusi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.6 Komplikasi ARDS (Acute respiratory distress syndrome) ...................... 9
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 19
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
ARDS adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses
akut yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru.
progresif dan tiba-tiba ditandaidengan sesak napas yang berat, hipoksemia dan
infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.ARDS ( juga disebut syok paru) akibat
lebih 150.000 sampai 200.000 pasien tiap tahun, dengan lajumortalitas 65% untuk
trauma mayor, KID, tranfusi darah, aspirasi tenggelam,inhalasi asap atau kimia,
pernapasan, infiltrat difus paru, dan gagal napas. Ashbaugh dkk (1967)
mencapai 10,4% dari total pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).
Perawatan akut secara khusus menangani perawatan kritis dengan intubasi dan
1
ventilasimekanik (Doenges 1999 hal 217).ARDS berkembang sebagai akibat
kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung
dan perfusi yang jelas akibat akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan
Brunner & Suddart 616). Oleh karena itu, penanganan ARDS sangat memerlukan
klien. Hal tersebut dikarenakan klien yangmengalami ARDS dalam kondisi gawat
2
1.3.2 Tujuan Khusus
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai hipoksemia berat yang onsetnya akut, infiltrat bilateral yang difus pada
foto toraks dan penurunan compliance atau daya regang paru. Acute respiratory
peningkatan tahanan paru, dan hilangnya jaringan paru yang berisi udara, dengan
air, larutan dan protein plasma, disertai kerusakan alveolar difus, dan akumulasi
oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera serius (Brunner &
Suddarth, 2001) Kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan
nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah
terpajan pada berbagai penyebab pulmonal dan non pulmonal. (Hudak &
membrane alveolar kapiler terhadap air, larutan, dan protein plasma, disertai
4
kerusakan alveolar difus, dan akumulasi cairan dalam parenkim paru yang
Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti, banyak faktor penyebab yang
dapat berperan pada gangguan ini menyebabkan ARDS tidak disebut sebagai
penyakit tetapi sebagai sindrom. Sepsis merupakan faktor risiko yang paling
toksik terhadap parenkim paru dan merupakan faktor risiko terbesar kejadian
cairan lambung menduduki tempat kedua sebagai faktor risiko ARDS (30%).
chemical burn pada parenkim paru dan menimbulkan kerusakan berat pada epitel
alveolar.
Faktor resiko terbagi dua yaitu faktor resiko langsung dan faktor resiko
· Pneumoni virus,bakteri,fungal
· Contusio paru
· Inhalasi toksin
· Sepsis
5
· Shock
· Pankreatitis
· Uremia
· Overdosis Obat
· Peningkatan TIK
· Terapi radiasi
berdasarkan nilai PaO2/FiO2. Tidak ada istilah Acute Lung Injury (ALI) dalam
1. Ringan (mild), yaitu PaO2/FiO2 lebih dari 200 mmHg, tetapi kurang
cmH2O.
2. Sedang, yaitu PaO2/FiO2 lebih dari 100 mmHg, tetapi kurang dari dan
6
2.4 Manifestasi Klinis ARDS (Acute respiratory distress syndrome)
derajat injuri paru, dan ada tidaknya disfungi organ lain selain paru. Gejala yang
dikeluhkan berupa sesak napas, membutuhkan usaha lebih untuk menarik napas,
dan hipoksemia. Infiltrat bilateral pada foto polos toraks menggambarkan edema
setelah onset kondisi predisposisi. Batasan waktu ARDS ini adalah satu minggu
dari munculnya onset baru atau dari memburuknya suatu gejala pernafasan.
o Sianosis
o Hipoksemia
o Hipotensi
o Febris (demam)
karena produksi mediator proinflamasi lokal atau yang terdistribusi melalui arteri
7
pulmonal. Hal ini menyebabkan hilangnya integritas barier alveolar-kapiler
Sel tipe I (menyusun 90% epitel alveolar) merupakan jenis sel yang paling
pembersihan cairan dari rongga alveolus. Sedangkan sel tipe II tidak mudah rusak
namun memiliki peran multipel seperti produksi surfaktan, transpor ion, dan
proliferasi dan diferensiasi menjadi sel tipe I setelah trauma. Kerusakan pada
komplians. Disfungsi selular dan kerusakan yang terjadi berdampak pada terjadi
Perburukan V/Q matching dengan shunting yang dapat dilihat dari hipoksia
arterial dan gradien A-a yang sangat besar, hipertensi pulmonal, penurunan
komplians paru (stiff lungs) dan hiperinflasi alveoli yang tersisa, serta gangguan
pada proses normal perbaikan paru yang berkembang menjadi fibrosis paru pada
stadium lanjut.
junction, terbentuknya membrane hialin pada duktus alveolar dan ruang udara,
compliance paru. Fase proliferatif : Paling cepat timbul setelah 3 hari sejak onset,
ditandai proliferasi sel epitel pneumosit tipe 2. Fase fibrosis : Kolagen meningkat
8
2.6 Komplikasi ARDS (Acute respiratory distress syndrome)
Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi nosokomial yang terjadi pada
jangka panjang, tromboemboli vena, perdarahan traktus GI, serta nutrisi inadekuat
nafas
4. Perkusi : Untuk mengetahui apakah ada cairan dalam paru – paru atau
tidak.
ekstremitas dingin mungkin ada. Sianosis bibir dan kuku tempat tidur
pankreatitis, yang hadir. Dalam septik pasien tanpa sumber yang jelas,
9
perhatikan baik-baik selama pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi
1. Laboratorium
tahap lanjut
(pada pankreatitis)
syndrome )
2. Radiologi
a. Foto dada:
alveoli
10
2.9 Penatalaksanaan ARDS (Acute respiratory distress syndrome)
Aspek esensial dalam tata laksana pasien dengan ARDS adalah mengobati
diberikan pada semua pasien dengan ARDS. Hal ini dapat menurunkan ventilasi
per menit lalu meningkatkan PaCO₂. Positive end expiratory pressure (PEEP)
biasanya diperlukan untuk menjaga oksigenasi dalam level yang adekuat. Posisi
Tidak ada terapi spesifik yang efektif untuk pasien dengan ARDS.
11
2.10 WOC ARDS (Acute respiratory distress syndrome)
Bedah. Dalam mengkaji pasien Gawat Darurat dengan kasus ARDS, harus
Pengkajian :
12
Pada pasien yang mengalami ARDS, jalan napasnya akan
Diagnose :
memanggil namanya.
c. Beri posisi terlentang pada permukaan rata yang tidak keras, kedua
memberikan tindakan.
untuk membuka jalan napas, jari tengah, jari manis dan kelengking
13
bisa digunakan untuk menopang dagu sedangkan jari telunjuk untuk
Evaluasi :
B: Breathing (Pernapasan)
Pengkajian :
dengan ARDS, kita akan menjumpai pasien mengalami sesak dan irama
secret pada organ paru. Akan kita jumpai pula takipneu, penggunaan otot-
Diagnose :
hipoventilasi.
14
b. Perhatikan dada pasien dengan melihat gerakan naik turunnya
pengembangan paru.
terpenuhi.
Evaluasi :
15
C: Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian :
perifer. Sehingga tidak jarang kita akan mendapati pasien yang mengalami
cianosis. Tidak jarang pula, kita akan mendapati pasien mengalami edema.
Diagnose :
16
tindakan selanjutnya sehingga pertolongannya akan lebih
mudah.
Evaluasi :
Tehknik kompresi :
a. posisi tangan yang tepat pada saat kompresi dengan jari telunjuk
sternum sehingga kedua tangan berada pada posisi sejajar. Jari- jari
17
f. Tangan tidak boleh di angkat dari dada atau diubah posisinya.
D: Disability (Kesadaran)
akhirnya darah akan sulit mencapai jaringan otak. Pada pasien ARDS
membaik(GCS 15).
secara menyeluruh untuk melihat apakah ada organ laen yang mengalami
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
yang disebabkan oleh karena terdapatnya edema yang terdiri dari cairan koloid
protein baik intrseluler maupun intra alveolar. Penyebabnya bisa penyakit apapun,
yang secara langsung ataupun tidak langsung ataupun tidak langsung melukai
paru-paru seperti pneumonia virus, bakteri, fungal, contusio paru, aspirasi cairan
dalam waktu lama, sepsis, shok, luka bakar hebat, tenggelam, dsb. Gejala
biasanya muncul dalam waktu 24 – 48 jam setelah terjadinya penyakit atau cidera.
3.2 Saran
gejala ARDS mulai muncul sesegera mungkin bawalah ke rumah sakit terdekat
untuk mendapat pertolongan lebih lanjut agar tidak terjadi komplikasi pada hati
dan ginjal.
19
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Yusup Bagio & Fitrie Rahayu Sari. 2012. Penggunaan Ventilasi Mekanis
http://medicastore.com/penyakit/106/Sindroma_Gawat_Pernafasan_Akut.html
09.42,140909
http://www.scribd.com/doc/45904255/makalah-ARDS
20