Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari namanya guru. Sertifikasi guru
merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualiatas guru, sehingga
kedepan semua guru harus memiliki sertifikasi sebagai lisendi sebagai izin mengajar.
Dengan demikian upaya propesionalisme guru akan menjadi kenyataan sehingga tidak
semua orang dapat menjadi guru, dan tidak pula banyak orang menjadikan perkejaan ini
sebagai batu loncatan.

Pelaksanaan sertifikasi guu merupakan salah satu implementasi dari UU No.14


Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Agar sertifikasi dapat direalisasikan dengan baik
perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik dipusat maupun
didaerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi
agar pesan UU tersebut dapat dilaksnakan sesuai dengan harapan.

Disamping persyaratan tersebut, seorang guru harus memiliki kompetensi sebagai


agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi propesional, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut tercermin
secara integratif dalam kinerja guru dan dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang
diperoleh melalui uji kompetensi. Sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan
dilaksanakan melalui penilaiaan portofopolio dan jalur pendidikan. Mengingat
pelaksanaan program sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan ini
melibatkan berbagai institusi terkait dalam upaya melakukan penjaminan mutu maka
diperlukan pedoman penyelenggaraan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami akan membahas tentang apa itu
sertifikasi guru, tujuan dari sertifikasi guru dan bagaimana proses sertifikasi guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari sertifikasi guru ?
2. Apakah tujuan dari sertifikasi guru ?
3. Bagaimanakah proses sertifikasi guru ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas , dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sertifikasi guru

1
2. Untuk mengetahui tujuan dari sertifikasi guru
3. Untuk mengetahui bagaimana proses sertifikasi guru

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Sertifikasi Guru

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru guru yang
telah memenuhi standar kompetensi guru. Program sertifikasi adalah implikasi dari UU
Sikdiknas Tahun 2003, UU guru dan Dosen No.14 tahun 2005, UU tentang Standar
Nasional Pendidikan Tahun 2006, serta dikuatkan dengan adanya Permendiknas No.18
Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan. Dengan adanya sertifikat pendidik,
guru tersebut berhak mendapat tunjangan profesi (Herawati,2009:73).

B. Tujuan Sertifikasi Guru


Menurut pedoman penetapan peserta dan pelaksanaan sertifikasi (Dikjen PMPTK
Diknas;2007) ada beberapa tujuan yang menjadi sasaran sertifikasi guru yaitu:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajar
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Melalui sertifikasi maka akan dilakukan seleksi terhadap guru manakah yang
berkelayakan untuk mengajar dan mendidik dan manakh yang tidak. Sertifikasi dalam
konteks ini sebagai suatu mekanisme seleksi terhadap guru-guru yang unggul yang
diharapkan dapat menunaikan tugas sebagai guru professional untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
Guru merupakan salah satu factor penentu keberhasilan siswa dan menjadi
salah satu komponen penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Guru juga
menjadi salah satu aset penting yang menjadi penentu kualitas pendidikan secara
nasional. Karena itu melalui sertifikasi guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan.
3. Meningkatkan martabat guru
Melalui sertifikasi guru maka wibawa dan martabatnya sebagai seorang
professional dapat dijaga bahkan ditingkatkan. Selama ini, guru dipandang sebagai
pekerjaan missal yang dapat dimasuki oleh siapa saja dari berbagai latar belakang.
Karena itu ada kecenderungan public melihat guru secara berat sebelah dan profesi
yang disandangnya dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang lumrah. Sertifikasi justru
untuk menjamin dan memastikan bahwa pekerjaan guru adlah pekerjaan yang
berwibawa dan guru melalui pengalaman pendidikan dan pelatihan yang relative lama
dapat memberikan layanan yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja-pekerja
pengajaran yang amatir (Payong,2011:76-77).
4. Meningkatkan profesionalisme guru

3
Ijazah dan akta mengajar yang dimilikinya sudah memperlihatkan bahwa yang
bersangkutan sudah layak sebagai guru. Sertifikasi untuk memastikan guru
professional dan memiliki kompetensi yang diandalkan.
5. Meningkatkan kesejahteraan guru
Sertifikasi juga membawa dampak financial tertentu khususnya bagi para
pemegang sertifikat. Dalam konteks guru di indonesia, pemerintah sudah menetapkan
atauran bahwa guru yang telah disertifikasi berhak untuk mendapatkan tunjangan
provisional setara dengan gaji pokok 1 bulan. Dengan demikian dapat dipastikan
bahwa tingkat kesejahteraan guru pasca sertifikasi akan semakin baik, dan guru dapat
berkonsentrasi untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar dan pendidik di
sekolah.

Tujuan sertifikasi diatas menuntut guru agar dapat meningkatkan


kemampuannya dalam hal mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan yang ideal ini dapat dicapai apabila guru mempunyai kemampuan
secara professional terhadap pengajarannya, mengerahkan segala kemampuannya dalam
mencapai tujuan pendidikan diatas (Herawati,2009:75).

C. Proses Sertifikasi
1. Alur sertifikasi guru dalam jabatan meliputi:
a. Guru dalam jabatan yang memenuhi persyaratan sebagai peserta sertifikasi guru ,
pertama kali harus melakukan penilaian terhadap kesiapan dirinya dalam
mengikuti uji kompetensi melalui pemberian portofolio untuk mendapatkan
sertifikat pendidik.
b. Berdasarkan hasil penilaian diri tersebut guru melakukan pemilihan pola
sertifikasi guru yakni pola pemberian sertifikat pendidik secara langsung (PSPL),
pola penilaian portofolio (PF) dan pola pendidikan dan latihan profesi guru
(PLPG).
c. Peserta yang telah siap mengikuti pola PSPL mengumpulkan dokumen yang
berupa fotocopy ijazah, surat tugas atau surat izin pelajar, surat keputusan
pangkat/golongan terkhir, surat keputusan tugas mengajar, dan surat rekomendasi
sebagai peserta pola PSPL dari Dinas Pendidikan. Dokumen tersebut umtuk
diverivikasi oleh asesor Rayon LPTK sebagai persyaratan untuk menerima
sertifikat pendidik secara langsung. Apbila dokumen yang dikumpulkan

4
dinyatakan memenuhi persyaratan (MP), peserta dinyatakan lulus sertifikasi guru
dan menerima sertifikat pendidik, sebaliknya apabila tidak memenuhi persyaratan
(TMP) secara otomatis menjadi peserta PLPG.
d. Peserta yang siap memilih pola PF mengikuti prosedur sebagai berikut :
1) Pesrta wajib mengikuti tes awal ditempat pelaksanaan tes yang ditetapkan oleh
KSG (ICT center). Soal tes disediakan oleh KSG melalui website KSG yang
hanya dapat dibuka di ICT Center.
2) Peserta yang mencapai nilai/skor tes sama dengan atau lebih tinggi dari batas
kelulusan yang ditetapkan oleh KSG dinyatakan lulus mengikuti sertifikasi
pola PF. Peserta yang tidak lulus tes awal secara otomatis menjadi peserta
sertifikasi pola PLPG.
3) Peserta yang lulus tes awal mendapatkan bukti kelulusan dari ICT Center dan
diberi waktu untuk menyusun fortofolio. Fotocopy bukti kelulusan test awal
dilampirkan daam bendel fortofolio.
4) Portofolio yang telah disusun oleh peserta sertifikasi diserahkan kepada dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan diteruskan pada Rayon LPTK untuk
dinilai asesor.
e. Peserta yang mengikuti pola PLPG adalah peserta yang: (1) langsung memilih
pola PLPG, (2) memilih pola PF tetapi tidak lulus tes atau tidak lulus penilaian PF
atau tidak lulus verifikasi PF, (3) berstatus TMP dan pola PSPL. Waktu pelaksanna
PLPG ditentukan oleh Rayon LPTK sesuai ketentuan yang tertuang dalam rambu-
rambu penyelenggaraan pendidikan dan latihan profesi guru (Arifin,2012: 20-21).

Kemudian untuk portofolio sertifikasi guru dalam jabatan berfungsi sebagai:

a. Wahana guru untuk menampilkan dan atau membuktikan unjuk kerjanya yang
meliputi produktivitas, kualitas dan relevansi melalui karya- karya utama dan
pendukung,
b. Informasi ( buta ) dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi
seorang guru bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan,
c. Dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti uji sertifikasi (layak
mendapatkan sertifikat pendidik atau belum),
d. Dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan
kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dann pemberdayaan
guru.

5
Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 18 Tahun 2007 tentang
sertifikasi guru dalam jabatan, maka ada sepuluh komponen portofolio yang dijadikan
sebagai pedoman dalam menilai aktivitas seorang guru sebagai berikut:

a. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai
dengan guru yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan bergelar
(S1, S2, dan S3) maupun pendidikan nongelar (D4 atau Post Graduate diploma )
baik dalam maupun luar negeri. Bukti fisik yang terkait dalam komponen ini
dapat berupa ijasah atau sertifikat diploma.
b. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan atau peningkatan
kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik kompetensi
ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga
penyelenggara diklat.
c. Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang ( dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat
penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat
keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
d. Perencanaan pembelajaran, yaitu persiapan pengelolah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran
paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan
pengorganisasian materi, pemilihan sumber dan media pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari komponen ini berupa
dokumen perencanaan pembelajaran ( RP / RPP / SP ) yang diketahui / disahkan
oleh atasan.
e. Pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran
dikelas. Kegiatan ini mencakup kegiatan pra pembelajaran ( pengecekan kesiapan
kelas dan aperseri ), kegiatan inti ( penguasaan materi, strategi pembelajaran,
pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penguasaan bahasa ) dan penutu
( refleksi, rangkuman dan tindak lanjut ). Bukti fisik yang dilampirkan berupa
dokumen hsil penilaian kepala sekolah dan atau pengawas tentang pelaksanaan
pembelajaran ynag dikelola oleh guru.

6
f. Penilaian Dari Atasan dan Pengawas, yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi
kepribadian dan sosial yang meliputi aspek- aspek ketaatan menjalankan ajaran
agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi
dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan bekerjasama.
g. Prestasi Akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru utamanya yang terkait
dengan bidang keahlian yang mendapat pengakuan dari lembaga/ paniti
penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik ( juara
lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau non
pendidikan ). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat
keterangan, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
h. Karya Pengembangan Profesi, yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya
dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini
meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional, artikel yang dimuat dalam media jurnal/ majalah/ surat kabar, menjadi
reviwer buku, penulis soal ebtanas/ UN, modul/buku cetak lokal ( kabupaten atau
kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran satu semester, media/ alat
pembelajaran, laporan penelitian dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan
berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang.
i. Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang
relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, internasional baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta,
bukti fisik yang dilampirkan dalam komponen ini berupa makalah dan sertifikat/
piagam bagi nara sumber dan sertifikat/ piagam bagi peserta.
j. Pengalaman Organisasi Di Bidang Pendidikan Dan Sosial, yaitu pengalaman guru
menjadi pengurus dan bukan hanya sebagai anggota di suatu organisasi
pendidikan dan sosial. Pengurus organisasi dibidang pendidikan antara lain
pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala LAB,
kepala bengkel ketua studio, ketua asosiasi guru bidang studi asosiasi profesi dan
Pembina kegiatan ekstra kurikuler ( pramuka, KIR, PMR, Mading, dll ).
Sedangkan pengurus dibidang social antara lain ketua RW/RT, ketua LMD, dan
Pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat
keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

7
k. Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan, yaitu penghargaan yang
diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan
tugas danmemenuhi criteria kuantitatif ( lama waktu, hasil, lokasi/geografi ),
kualitatif (komitmen, etos kerja ) dan relevansi ( dalam bidang/ rumpun bidang )
baik pada tingkat kepribadian/ kota, provinsi, nasional maupun internasional.
Bukti fisik yang dilampirkan berupa foto kopi sertifikat, piagam atau surat
keterangan.
Sepuluh komponen portofolio sertiikat guru dalam jabatan sebagaimana
dijelaskan diatas, harus menjadi acuan bagi guru dalam menyusun portofolionya dan
sudah dapat dihitung sendiri berapa besar nilai yang diperoleh berdasarkan bukti fisik
yang kita miliki dengan mengacu pada rubrik penilaian yang telah ditetapkan oleh
Dirjen Pendidikan Tinggi dan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007, dengan demikian bagi
guru yang belum mencapai standar minimal angka yang disyaratkan untuk lulus yaitu
850 ( 57 % dari perkiraan skor maksimum ) seharusnya berupaya untuk melakukan
aktifitas yang dapat memperoleh nilai seperti yang disyaratken dengan
memperhatikan komponen mana yang kurang dan komponen mana yang belum ada
nilai sama sekali.
Guru yang memenuhi penilaian portofolio dinyatakan lulus dan mendapat
sertifikasi pendidik, sedangkan guru yang tidak lulus dapat (1) melakukan kegiatan
untuk melengkapi portofolio agar mencapai nilai lulus, atau (2) mengikuti pendidikan
Dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan evaluasi/ penilaian sesuai persyaratan
yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi. Guru yang
lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru mendapat sertifikat pendidik
(Payong,2011:96-101).

Penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan didasarkan pada kriteria urutan
prioritas sebagai berikut:
a. Masa kerja
Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan menjadi guru, baik PNS maupun
bukan PNS.
b. Usia
Usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran berdasarkan
bukti yang sah (Akta Kelahiran).
c. Golongan/Pangkat

8
Golonga/ pangkat terakhir saat dicalonkan menjadi peserta sertifikasi. Criteria
ini khusus untuk guru yang memiliki SK inpasing.
d. Beban mengajar
Jumlah jam mengajar tatap muka per minggu yang sedang diemban guru.
e. Tugas tambahan
Tugas yang diemban guru selain mengajar, seperti kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, ketua program, kepala laboratorium, kepala kepustakaan, atu
ketua program keahlian.
f. Prestasi kerja
Prestasi kerja adalah prestasi akademik atau non akademik yang pernah
diraih guru atau pembimbingan yang dilakukan guru dan mendapat penghargaan
baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, nasional maupun internasional disamping
itu kinerja guru dalam melaksankan tugas sehari-hari juga termasuk prestasi kerja
(Arifin,2012: 22).
2. Sertifikasi melalui Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Bagi guru yang belum lulus penilaian portofolio, dalam arti belum mencapai
skor minimal yang dipersyaratkan untuk kelulusan portofolio, terdapat dua
kemungkinan:1) melengkapi dokumen portofolio yang diperkirakan dapat
memengaruhi peningkatan skor kelulusan portofolio atau 2) diharuskan mengikuti
pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG).
Penyelenggara PLPG adalah LPTK pnyelenggara sertifikasi guru dalam
jabatan yang telah diteatapkan pemerintah. PLPG dilaksanakan sekurang-kurangnya 9
hari dengan bobot jam pertemuan 90 jam dengan alokasi 30 jam teori dan 60 jam
praktik (satu jam setara dengan 50 menit). Pelaksanaan PLPG dilakukan di LPTK
atau di Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kelayakan untuk pembelajaran.
Peserta PLPG dibagi kedalam rombongan belajar yang diusahakan sama dlam bidang
keahlian dengan jumlah maksimal 30 peserta/ rombongan belajar dan satu kelompok
peer teaching/peer counseling/peer supervising maksimal 10 orang peserta.
Pelaksanaan PLPG dimulai dengan pra test secara tertulis, satu jam pertemuan
untuk mengukur kompetensi pedagogis dan professional awal peserta. Dilanjutkan
dngan pembelajaran yang mencakup penyampaina materi secara teoritis dalam 30 jam
pertemuan dan implementasi teori kedalam praktik 60 jam pertemuan. Pada akhir
PLPG dilakukan uji kompetensi yang mencakup ujian tulis dan ujian praktik.
Instruktur untuk PLPG adalah para asesor yang memiliki nomor induk asesor sesuai
dengan bidang keahlian yang dilatih(Payong,2011: 101-102).

9
Selain itu, sertifikat pendidik akan diberikan langsung kepada guru dan guru
yang diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan dengan syarat tertentu sebagai
berikut.

a. Memiliki kualifikasi akademik magister (S2) atau doctor (S3) dari perguruan
tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang reklevan
dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya. Atau guru
kelas dan guru konselor dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.
b. Golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif
setara dengan golongan IV/c.

Berdasarkan buku pedoman penetapan sertifikasi guru tahun 2011, sedikitnya


ada lima prinsip yang harus diperhatikan terkait pelaksanaan sertifikasi guru, sebagai
berikut:

a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel


Objektif yaitu mengacu pada proses perolehan sertifikat pendidik inpartial,
tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu
mengacu pada proses sertifikasi guru yang memberikan peluang kepada para
pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang
proses dan hasilsertifikasi guru. Akuntabel merupakan proses sertifikasi guru yang
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara
admistratif, financial, dan akademik.
b. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan
kompetensi dan kesejahteraan guru
Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
guru yang didiringi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus
uji sertifikasi guru dan memenuhi syarat lain sesuai dengan ketentuan , akan diberi
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah
dalam meningkatkan keejahteraan guru.
c. Dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan
Program sertifikasi pendidikan dilaksanakan dalam rangka memenuhi
amanat undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
undang-undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan peraturan
pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

10
Agar program sertifikasi guru dapat berjalan secara efektif dan efisien,
pelaksanaannya harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi guru
mengacu pada kompetesi guru dan standar kopetensi guru
e. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah

Untuk alasan keefektifan dan efisien pelaksanaan sertifikasi guru serta


penjaminan kualitas hasil sertifikasi guru, jumlah peserta pendidikan profesi dan
uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang
ditetapkan tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi guru untuk
masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota(Arifin,2012:24-26).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah kami bahas, maka dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan jaminan dan kepastian tentang
status profesionalisme guru dan juga menunjukkan bahwa pemegang lisensi atau sertfikat
memiliki kemampuan tertentu dalam memberikan layanan professional kepada
masyarakat. Selain itu dengan adanya sertifikat pendidik maka seorang guru berhak
mendapatkan tunjangan profesi, yang dengan sendirinya akan meningkatkan status dan
harkat serta martabanya sebagai guru.

B. Saran
Berdasarkan uraian pembahasan materi diatas, kami menyarankan bagi seorang guru
ataupun calon guru hendaklah benar-benar memiliki kompetensi yang sesuai dengan

11
tujuan sertifikasi. Dan juga saran untuk pemerintah adalah bahwa dalam memilih guru
yang akan di sertifikasi benar-benar karena kemampuan yang di miliki guru tersebut
yang sesuai dengan kompetensi yang seharusnya bagi seorang guru sertifikasi.

12

Anda mungkin juga menyukai