Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewajiban untuk Menyediakan dan Memakai Alat Pelindung Diri (APD)
Disamping bahwa kesadaran menyediakan dan memakai Alat Pelindung Diri (APD)
itu bagi pengurus/pengusaha dan pekerja merupakan keuntungan kepada mereka, pemerintah
dalam hal ini telah mewajibkan dalam undang-undang. Kewajiban untuk menyediakan bagi
pelaksana (pengurus) pekerjaan menyediakan dan memakai Alat Pelindung Diri (APD) bagi
para pekerja ada pada Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970 seperti kutipan
dibawah ini:
 BAB V (Pembinaan) Pasal 9
(1) Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada setiap tenaga
kerja baru tentang:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul
ditempat kerjanya.
b. Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerjanya.
c. Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 BAB VIII (Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja) Pasal 12
Dengan peraturan dan perundangan diatur hak dan kewajiban tenaga kerja
untuk :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan
2. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
3. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat-syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan diragukan olehnya dst.
 BAB X (Kewajiban Pengurus) Pasal 14
d. Menyediakan secara cuma-Cuma Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan kepada tenaga kerja yang beraada dibawah pimpinannya.

3 1 ii 3 2 1
2.2 Kebiasaan untuk Menggunakan Pelindung
Peralatan perlindungan diri untuk pekerja pada dasarnya mempunyai masalah
tersendiri. Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk menggunakan peralatan itu
hendaknya diimbangi dengan kesungguhan Kontraktor menerapkan aturan penggunaan
peralatan itu. Terdapat beberapa segi yang perlu perhatian dan pemecahan sekaligus:

a. Untuk pertama kali menggunakan alat perlindung diri seperti helm, sepatu kerja dan
ikat pinggang pengaman memang kurang menyenangkan pekerja. Memanjat dengan
memakai sepatu bahkan akan terasa kurang aman bagi yang tidak terbiasa, mula-mula terasa
memperlambat pekerjaan. Memakai sarung tangan juga mula-mula akan terasa rishi. Memang
diperlukan waktu agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) itu menjadi kebiasaan tetapi
yang penting pada akhirya harus terbiasa.

b. Dipeerlukan tenaga pengawas K3 Kontruksi untuk mengingatkan da mengenakan


sanksi bagi pelanggaran yang tidak menggunakan alat pelindung tersebur.

c. Untuk pembiayaan peralatan memang diperlukan dana, dan hal ini tentu sudah
dianggarkan oleh Kontraktor. Karena itu hendaknya diadakan inventarisasi dan prosedur
penyimpanan, perbaikan, perawatan, membersihkan dan menggantikan Alat Pelindung Diri
(APD) oleh Kontraktor.

45
2.4 Manfaat Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Bagian tubuh tenaga kerja yang dilindungi oleh APD adalah


 Kepala => Safety helm
 Mata => Kacamata
 Muka => Pelindung muka
 Tangan dan jari => Sarung tangan
 Kaki => Safety shoes
 Alat pernafasan => Respirator
 Telinga => Sumbat telinga
 Tubuh => Pakaian kerja
Bila yang dilindungi adalah keseluruhan bagian tubuh tenaga kerja dan merupakan
satu kesatuan maka APD yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi tersebut dan jenis
bahaya yang terjadi. Mengingat bahwa APD berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja maka pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala harus dilakukan agar fungsi
APD tetap baik.
Hal tersebut dengan mempertimbangkan bahwa:
1. Terdapat beberapa APD sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan
kerja tertentu.
2. Masa kerja atau masa pakai terbatas/tertentu
3. Dapat menularkan penyakit apabila dipakai secara bergantian

47
2.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara
baik dan benar. Yaitu:
a. Sediakanlah Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah teruji dn telah memiliki SNI
atau standar internasional lainnya yang diakui.
b. Pakailah Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun
pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat.
c. Alat Pelindung Diri (APD) harus dipakai dengan tepaat dan benar.
d. Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan
dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak
memakainya
e. Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa
tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian
alat tersebut
f. Alat Pelindung Diri dijaga agar tetap berfungsi dengan baik
h. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja ke proyek konstruksi harus memakai
alat pelindung diri yang diwajibkan seperti Topi Keselamatan dan lain-lain.

8
2.6 Acuan/Standar yang Dipakai dalam APD
Apabila kita membeli Alat Pelindung Diri (APD) kita akan berpedoman kepada
standar industri yang berlaku, belilah hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI
(Standar Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan jepang, ANSI, BP dan sebagainya
tergantung dari Negara asal barang untuk kebutuhan proyek dan dinyatakan layak untuk
peerjaan yang dimaksud.
Dibawah ini beberapa contoh standar Alat Pelindung Diri dan SNI dan standar
internasional lainnya.
 Helmet (Topi Pengaman) : ANSI Z 89,1997 standar
 Sepatu Pengaman *Safety Shoes) : SH-0645-82.DIN 4383,Australian
Standard AS/NZS 2210.3.2000, ANSI Z41PT 99,SS 105,1997.
 Sabuk Pengaman : EN 795 Class C ANSI OSHA
Banyak lagi standar-standar yang diberlakukan di Negara maju, tetapi yang lebih
penting kalau kita memakai produk dalam negeri, ujilah ketahanannya terhadap suat beban
yang akan diberikan kepadanya dengan toleransi keamanan maksimum 50%. Karena
mungkin bagi kontraktor kecil dan mencegah akan menjadi beban keuangan bila harus
menyediakan produk import untuk pekerjanya.
Perlu juga dipertimbangkan daya tahan dan kwalitas yang dipakai bisa untuk beberapa
proyek atau periode pekerjaan sehingga beban keuangan akan terasa lebih ringan.
.

98
2.3 Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
Ada beragam Alat Pelindung Diri yang biasa digunakan sebagai ketika sedang
bekerja, seperti di kawasan tambang, pembangunan property dan sebagainya.

 Safety helmet.

Alat ini memiliki fungsi dalam melindungi kepala dari resiko terkena benda jatuh. Sehingga
mengurangi potensi cedera atau bahkan kematian.

 Safety google atau kacamata pengaman.

Fungsinya untuk melindungi daerah mata, agar partikel kecil, sinar yang menyilaukan, radiasi
dan debu tidak mengganggu penglihatan. Sebagai contoh saat proses pengelasan besi.

 Face shield atau perisai muka.

Fungsinya sebagai perlindungan pada mata dan wajah. Sehingga terhindar dari paparan bahan
kimia yang bisa merusak mata dan wajah. Alat ini bisa dipasang di helm atau memegangnya
memakai tangan.

 Safety belt atau sabuk keselamatan.

Bentuknya mirip ikat pinggang yang fungsinya sebagai perlindungan dari bahaya terjatuh
saat bekerja di ketinggian.

 Full body hardness atau sabuk pengaman penuh.

Fungsi alat ini hampir serupa dengan safety belt, tapi alat tersebut lebih aman. Hal ini karena
memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh tubuh. Jadi tidak
hanya bagian pinggang saja, sehingga sangat nyaman saat dikenakan ketika bekerja di
ketinggian lebih dari 2 meter.

 Respirator dan masker.

Fungsinya sebagai penutup hidung, sehingga bisa membantu penyaringan udara yang terhirup
ketika sedang bekerja. Terutama di kawasan yang kualitas udaranya sangat rendah, seperti
beracun dan berdebu.

 Penutup dan pelindung telinga.

Alat ini fungsinya dalam melindungi telinga ketika bekerja di daerah yang sangat bising.
Sangat cocok dikenakan pada kawasan dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dBA.
Peralatan ini bisa menekan intensitas udara yang memasuki telinga.

5
 Sarung tangan.

Material sarung tangan sangat beragam, seperti karet, kulit dan kain. Fungsinya sebagai
pelindung tangan dari goresan benda tajam, paparan benda dingin atau panas, bahan kimia
dan aliran listrik. Sehingga tangan tidak mudah mengalami cedera atau kerusakan tertentu.

 Rubber boot atau sepatu karet.

Fungsinya untuk alat pengaman kaki, ketika sedang bekerja di kawasan yang becek atau
berlumpur. Sekaligus melindungi kaki dari bahaya aliran listrik, cairan kimia, benda panas,
benda tajam dan lain sebagainya.

 Safety shoes atau sepatu keselamatan.

Berfungsi mirip sepatu karet, tapi sepatu ini dilapisi dengan material metal dan sol karet yang
kuat serta tebal. Pada ujung kaki biasanya dilengkapi material anti hantaran listrik dan baja.

Daftar Pustaka
6
Anizar. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu
Novianto, Dandung. 2015. Buku Ajar K3-Kontruksi. Malang: Tidak di Terbitkan
http://mediak3.com/alat-pelindung-diri-di-tempat-kerja/ 20/01/2016 12:04

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas I
    Tugas I
    Dokumen1 halaman
    Tugas I
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Al PDF
    Al PDF
    Dokumen1 halaman
    Al PDF
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 (Soal 2) Baru
    Kelompok 2 (Soal 2) Baru
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 2 (Soal 2) Baru
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • 3336 PDF
    3336 PDF
    Dokumen93 halaman
    3336 PDF
    ridho sebastian
    Belum ada peringkat
  • Z4 PDF
    Z4 PDF
    Dokumen1 halaman
    Z4 PDF
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • A1 PDF
    A1 PDF
    Dokumen1 halaman
    A1 PDF
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Z6 PDF
    Z6 PDF
    Dokumen1 halaman
    Z6 PDF
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Z6 PDF
    Z6 PDF
    Dokumen1 halaman
    Z6 PDF
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Bagan K3
    Bagan K3
    Dokumen1 halaman
    Bagan K3
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Tampak Samping: Politeknik Negeri Malang
    Tampak Samping: Politeknik Negeri Malang
    Dokumen1 halaman
    Tampak Samping: Politeknik Negeri Malang
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat
  • Bagan K3
    Bagan K3
    Dokumen1 halaman
    Bagan K3
    Sirojuddin Adhee Fin
    Belum ada peringkat