DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan pemurah karena atas
rahmat dan pertolonganNya Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) dapat diselesaikan penyusunnya. Pedoman Pelayanan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) merupakan regulasi yang terintegrasi
dengan kegiatan penjamin mutu layanan rumah sakit dengan standar akreditasi
khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang didalamnya
mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan melaksanakan akreditasi rumah
sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang berorientasi pada keselamatan
pasien.
Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam perjalanan
implementasi pedoman pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang berorientasi pada
keselamatan pasien terkini.
Tim Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat. AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun
1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992-1997. Seharusnya
sesuai dengan Rencana Strategis Depkes tahun 2005-2009 telah ditetapkan
target penurunan angka kematian bayi dari 35 menjadi 26/ 1.000 kelahiran hidup
dan angka kematian ibu dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2009. Disamping itu index pembangunan manusia di Indonesia berada
pada urutan ke 107 dibandingkan dengan bangsa lain dan selama 5 tahun
terakhir ini mengalami perbaikan namun sangat lambat.
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB
pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun
1990 dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai
apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab
utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam
mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan
PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi,
prasarana, sarana dan managemen yang handal.
B. Tujuan Pedoman
Sebagai pedoman dalam tatalaksana Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
RSU ARO Pekalongan.
C. Ruang Lingkup
Lingkup pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan:
1. Stabilisasi di Ruang PONEK dan persiapan untuk semua tindakan dan
pengobatan
2. Penanganan kasus gawat darurat obstetri dan neonatus
3. Penanganan operatif, cepat dan tepat pada kasus maternal dan neonatal
4. Perawatan intensif ibu dan bayi
5. Pelayanan Ibu dan Bayi dengan prinsip Asuhan Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
6. Perawatan bayi patologis dengan BBLR dan asfiksi ringan dan sedang
D. Batasan Operasional
7
1. PONEK adalah suatu sistem pelayanan di Rumah Sakit yang khusus
memberikan pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Komprehensif
meliputi :
a. Penanganan kasus gawat darurat obstetri dan neonatus
b. Penanganan persalinan
c. Penanganan bayi baru lahir
d. Perawatan bayi sakit
2. Ruang ponek adalah ruang gawat darurat obstetri dan neonatus serta yang
terintegrasi langsung dengan instalasi gawat darurat rumah sakit
3. Ruang Nifas adalah ruang perawatan nifas dengan rawat gabung
4. Ruang perinatologi adalah ruang perawatan bayi baru lahir dan bayi risiko
tinggi
5. Klinik Obsgyn adalah ruang pelayanan rawat jalan kebidanan dan penyakit
kandungan serta pelayanan KB
6. Klinik Anak adalah ruang pelayanan rawat jalan kesehatan anak
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan / kebidanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran;
7. Permenkes Nomor 001 tahun 2012 tentang sistem rujukan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
8
131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur Upaya
Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/Menkes/Sk/Xi/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan/ Pelayanan
Obstetri Neonat Alemergensi Komprehensif (Ponek) 24 Jam Di Rumah Sakit.
9
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
No Nama Jabatan Keterangan
Formal
1 Ka Unit PONEK & BersalinDokter Bersertifikat Alarm
Spesialis
Kandungan
2 Bidan Pelaksana PONEK DIII Kebidanan Bersertifikat APN, PPGDON
& Bersalin
3 Perawat Pelaksana DIII Bersertifikat
PONEK & Bersalin Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan, yaitu :
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga Perawat/ Bidan
Pengaturan jadwal dinas perawat/bidan Unit PONEK/ Unit Bersalin/Ruang
Nifas/ ruang perinatologi dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh Kepala
Ruang (Karu) PONEK/ Kepala 10 Ruang Nifas/ Kepala ruang perinatologi dan
disetujui oleh Kepala Bidang Keperawatan
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat/bidan pelaksana Ruang PONEK/ Ruang Nifas/ Ruang
Perinatologi setiap satu bulan.
Untuk tenaga perawat/ bidan yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat/ bidan tersebut dapat mengajukan permintaan
dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
Setiap tugas jaga/ shift harus ada perawat/ bidan penanggung jawab shift
(PJ Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan /
kebidanan/ kebidanan dan masa kerja minimal 2 tahun
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas tanggung, dinas sore, dinas
malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat/ bidan jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka
perawat/ bidan yang bersangkutan harus memberitahu Karu PONEK/ Karu
Nifas/ Karu Perinatologi : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas
sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu PONEK/ Karu Nifas/
Karu Perinatologi, diharapkan perawat/ bidan yang bersangkutan sudah
mencari perawat/ bidan pengganti, Apabila perawat/ bidan yang
bersangkutan tidak mendapatkan perawat/ bidan pengganti, maka Karu
PONEK/ Karu Nifas/ Karu Perinatologi akan mencari tenaga perawat/
bidan pengganti yaitu perawat/ bidan yang hari itu libur.
Apabila ada tenaga perawat/ bidan tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Karu PONEK/ Karu
Nifas/ Karu Perinatologi akan mencari perawat/ bidan pengganti yang hari
itu libur. Apabila perawat/ bidan pengganti tidak di dapatkan, maka
perawat/ bidan yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat/ bidan PONEK/
Nifas/ Karu Perinatologi sesuai SPO terlampir).
11
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus
dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
Ruang rawat inap yang nyaman dan leluasa
Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang
lengkap ruang pulih/ observasi pasca tindakan
Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi
internal
1. Kriteria Umum Ruangan
a. Struktur Fisik
1) Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m²
2) Lantai harus porselen atau plastik
3) Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis
keramik
b. Kebersihan
1) Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
2) Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
rumah sakit.
3) Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit
c. Pencahayaan
1) Pencahayaan harus terang dari cahaya alami atau listrik
2) Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk
3) Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan
dan semua lampu berfungsi
12 baik dan kokoh
4) Tersedia peralatan gawat darurat
5) Harus ada cukup lampu untuk setiap neonatus
d. Ventilasi
1) Ventilasi termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan
ukuran ruang
2) Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik
3) Suhu ruangan harus dijaga 24-26⁰C
4) Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
e. Pencucian Tangan
1) Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
disinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki
2) Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian
yang sesuai (dari lantai dan dinding)
3) Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
4) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang
dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat
terbuka
5) Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan, diletakkan disebelah wastafel.
c. Ruangan Maternal
Kamar bersalin
- Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD PONEK
- Luas minimal : 6 m² per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong di perlukan 4x4 = 16 m²
- Paling kecil, ruangan berukuran 12 m² (6 m² untuk masing-
masing pasien)
- Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
- Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir.
- Ruang bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang.
- Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.
- Minimal 2 Kamar bersalin terdapat pada tiap rumah sakit
umum.
- Kamar bersalin 14terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan
komplikasi keruang rawat.
- Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-intregasi:
kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien
diperlukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya
secara privasi.
- Kamar bersalin berdekatan dengan ruang jaga perawat
(Nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah
pasien partus sebelum dibawa keruang rawat (post partum).
Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa
kekamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
- Kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin
- Ruang post partum cukup luas, standar : 8 m2 per tempat
tidur (bed) dalam kamar dengan multibed atau standar 1 bed
minimal : 10 m2.
- Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
- Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antara tempat
tidur minimal 1 meter.
- Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga udara da
cahaya cukup
- Harus ada area cuci tangan tiap ruangan
- Tiap pasien harus punya akses kekamar mandi privasi (tanpa
kekoridor)
- Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/ob/gin,
kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari
obat kecil, USG mobile dan troli emergensi.
- Kamar periksa harus mempunya luas sekurang-kurangnya
11 m2. bila ada beberapa tempat tidur maka perpasien
memerlukan 7 m2. perlu disediakan toilet yang dekat dengan
ruang periksa.
- Ruang perawat - nurse stasion - berisi: meja, telepon, lemari
berisi perlengkapan darurat/ obat
- Uang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada
kamar bersalin
- Ruang tindakan operasi/kecil darurat/ one day care: untuk
kuret, penjahitan dan sebagainya berisi: meja operasi
lengkap, lampu sorot, lemari perlengkapan operasi kecil,
wastafel cuci tangan operator, mesin anastesi, incubator,
15 (MVA) dsb.
perlengkapan kuret
- Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 m 2, berisi
meja dan kursi-kursi
d. Ruang Neonatal
Unit Perawatan Intensif
- Unit ini harus berada disamping kamar bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
- Minimal ruangan berukuran 18 m2 (6-8 m2 untuk masing-
masing pasien)
- Diruang dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak 8
kaki (2,4 m) antara ranjang bayi
- Harus ada tempat tidur isolasi bayi diarea terpisah
- Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik
Unit Perawatan Khusus
- Unit ini harus berada disamping kamar bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
- Minimal ruangan berukuran 12 m2 (4 m2 untuk masing-
masing pasien)
- Harus ada tempat tidur isolasi bayi diarea terpisah
- Paling sedikit harus ada jarak 1 m2 antara inkubator atau
tempat tidur bayi
Area Laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
e. Ruangan penunjang harus disediakan :
- Ruang perawat / bidan
- Kantor perawat
- Ruang RM
- Toilet staf
- Ruang staf medik
- Ruang loker staf / perawat
- Ruang rapat/ konferensi
- Ruang keluarga pasien
- Ruang cuci
- Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/
bahan
- Gudang peralatan
- Ruang kotor – peralatan – harus terpisah dari ruang cuci/ steril.
Ruang ini mempunyai tempat cuci dengan air panas dingin, ada
meja untuk kerja
- Ruang obat : wastafel, meja kerja dsb
- Ruang linen bersih. 16
- Dapur kecil untuk pembagian makan pasien
3. Peralatan Essensial
a. Peralatan maternal essensial
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Kotak resusitasi:
- Balon yang bisa mengembang sendiri 1
berfungsi baik
- Bilah laringoskop berfungsi baik 1
- Bola lampu laringoskop ukuran dewasa 1
- Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop 1
- Bola lampu laringoskop cadangan 1
- Selang reservoar oksigen 1
- Masker oksigen dewasa 1
- Pipa endotracheal 1
- Plester 1
- Gunting 1
- Kateter penghisap 1
- Pipa minuman 1
- Alat suntik 1, 2½, 3, 5, 10, 20, cc 1
- Ampul epineprin / adrenalin 1
- NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL 1
- MgSO4 40% 1
- Sodium bikarbonat 8,4% 1
- Kateter vena 3
- Infus set 2
2 Inkubator 1
4 Ekstraktor Vacum 1
5 AVM
8 Fetal dopler 1
17
b. Peralatan Neonatal Essensial
Dapat memberikan perawatan Neonatal level II B
No Jenis peralatan jumlah
1 1 inkubator 1
2 Infant Warmer : 2
1 unit di kamar bersalin
1 unit di kamar bayi
4 Therapi sinar 0
5 Syringe Pump 0
6 Infuse pump 0
7 Tabung oksigen 2
8 Lampu tindakan 1
11 Incubator transport 1
4. Obat – Obatan
a. Obat – obatan maternal khusus PONEK
- Ringer Acetat
- Dextrose 10%
- Dextran 40/ HES
- Saline 0,9%
18
- Adrenalin/ epinefrin
- Metronidazol
- Kadelex atau ampul KCL
- Larutan Ringer Laktat
- Kalsium Glukonat 10%
- Ampisilin
- Gentamisin
- Kortison/ dexametason
- Aminophyline
- Transamin
- Dopamin
- Debutamin
- Sodium bikarbonat 8,4%
- MgSO4 20%
- Nifedipin
A. Manajemen
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program
PONEK menyelaraskan program 19RS untuk mendukung program PONEK
dalam bentuk SK Direktur serta dukungan anggaran dalam pelaksanaan
program PONEK
B. Sistem Informasi
Ponek merupakan program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada
didalamnya melakukan fungsi yang berbeda, sangat membutuhkan
keterpaduan, kecepatan dan ketepatan informasi yang ditujukan kepada
peningkatan mutu, cakupan dan efektifitas layanan kepada masyarakat.
Keberadaan sistem informasi yang ditujukan untuk mendukung proses
pelaksanaan kegiatan pelayanan dirumah sakit dalam rangka pencapaian misi
yang ditetapkan .
Sistem informasi yang dimakzud pada PONEK adalah :
Sistem informasi yangbehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan
visi dan misi rumah sakit
Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari
kamar bersalindan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang
dapat diakses secara transparan melalui workstation
Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan
PONEK bagi pasien, yaitu tersedianya data PONEK yang lengkap dan
akurat
Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan
evaluasi
Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan
dengan adanya ketersediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin)
serta dapat meminimalkan pekerjaan yang kurang membeikan nilai
tambah, meningkatkan kecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat
menciptakan “ titik kontrol tinggi’ atau’ case manager” bagi pasien.
Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan (empowering)
Sistem informasi yang dapat mengakomadi aktifitas yang dibutuhkan
untuk keperluan penelitian dan pengembangan keilmuannya dibidang
obstetri dan ginekologidengan ketersediaan teknologi informasi yang
mampu untuk memperoleh, mengtransmisikan, menyimpan, mengolah
atau memproses dan menyajikan informasi dan data baik data internal
maupun data eksternal.
20
BAB IV
IGD
Keuan Labor
gan atoriu
m
Tim
21
PONEK
Rekam Farm
Medis asi
Kamar Radiol
Opera ogi
si
4.1 Pelayanan Rawat Jalan
b. Pelayanan KB.
- sasaran : setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk
mengatur kehamilan
- jenis pelayanan kontrasepsi : IUD, pil KB, implan atau susuk,
suntik, kondom, MOW
c. Kandungan
- Pelayanan pemeriksaan
22 wanita dengan gangguan
ginekologis, misalnya mioma, kista uteri, endometriosis
4.2. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi
rawat inap dengan pintu masuk baik dari poliklinik maupun rawat darurat
dengan kasus- kasus kehamilan patologis yang persalinan yang
direncanakan maupun kasus- kasus rujukan dengan kondisi gawat darurat.
Pelayanan rawat inap khusus kebidanan dan kandungan ada pada lantai
1 Rumah Sakit Umum Aro Pekalongan dengan kapasitas 4 tempat tidur
biasa & 1 bed gyn di ruang tindakan bersalin (VK), 5 tempat tidur di ruang
nifas/perawatan dan untuk neonatus yang lahir di Rumah Sakit Umum Aro
Pekalongan dan atau neonatus kasus rujukan atau lahir di luar Rumah
Sakit Umum Aro Pekalongan terdapat 5 box bayi, 1 inkubator dan 2 infant
warmer.
1. Klasifikasi Penyakit
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam
pelayanan perinatal resiko tinggi adalah:
- asfiksia neonatorum
- tetanus neonatorum
- sepsis
- trauma lahir
- sindroma gangguan pernapasan
- bayi berat lahir rendah
- kelainan kongenital
- ikterus neonatorum
- bayi lahir dengan ibu bermasalah : infeksi hepatitis B, diabetus
melitus dan ibu dengan TBC
BAB V
LOGISTIK
6 PENGGARIS 30 CM 2
7 PENSIL MERAH BIRU 1
8 STIPO JOYKO 2
9 BUKU FOLIO ISI 100 BESAR 3
10 BUKU FOLIO ISI 100 KECIL 1
11 STABILO 1
12 STICKY NOTE 1
13 KLIP 1 pack
14 STAPLES 1
15 ISI STAPLES 1 pack
16 SOLASI 1
17 SOLASI PACK 1
5 BLANGKO LABORAT 1
KELOMPOK INVESTASI
ANGGARAN
N USULAN SAT LEVEL MINIMAL
JML INVESTASI LEVEL OF KET
O INVESTASI UAN OF REQUIREM
TH 2017 REVENUE
SERVICE ENT
1 CPAP UNIT 1 100.000.000 √ √ √
PULSE
2 UNIT 2 925.000 √ √ √
OKSIMETER
BED SIDE
3 UNIT 2 20.350.000 √ √ √
MONITOR
28
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
29
6.2. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien
dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
7.1. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
30
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Umum
Aro Pekalongan
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
31
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani
kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
b. Flu burung
Kewaspadaan standar karyawan / petugas ICU dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan
32
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
8.1. Persalinan Dan Perinatologi (Kecuali Rumah Sakit Khusus Di Luar Rumah
Sakit Ibu Dan Anak)
Frekuensi
pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan persalinan normal
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian, SMF Kebidanan
Standar Dokter Sp.OG, Dokter umum, dan bidan
Penanggung
Kepala SMF Kebidanan
jawab
33
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim
Operasional PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG, dengan dokter umum,
bidan dan perawat yang terlatih)
34
Sumber data Kepegawaian, rekam medis, SMF Kebidanan
35
Definisi Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui
Operasional pembedahan abdominal elektif maupun emergensi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Proses pertolongan persalinan normal
Denominator Tidak ada
Sumber data Rekam medis, observasi
Standar Sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN)
Penanggung Ketua SMF Kebidanan
jawab
36
Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi
mantap
Definisi Kontrasepsi mantap adalah vasektomi dan tubektomi.
Tenaga yang
Operasional
kompeten adalah dokter spesialis Kebidanan dan
rekuensi Kandungan,
1 bulan dokter spesialis bedah, dan dokter umum yang
pengumpulan terlatih.
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang
ditangani oleh
tenaga yang kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu
bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung Ketua komite mutu/tim mutu
jawab
37
Standar 100 %
Penanggung Ketua komite mutu/tim mutu
jawab
38
Sumber data Rekam medis Rumah Sakit
Standar Pendarahan ≤1 %, pre-eklampsia ≤30%, Sepsis ≤ 0,2 %
Penanggung Komite medik
jawab
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung Ketua komite mutu/tim mutu
jawab
39
BAB XI
PENUTUP
40