Anda di halaman 1dari 2

Dalam kadar normal, rasa cemas tidak akan berdampak negatif pada kondisi psikologis

seseorang. Namun, rasa cemas berlebih yang mengganggu aktivitas sehari-hari bisa menjadi
tanda gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan sendiri wujudnya berbeda-beda pada
setiap orang. Yuk, kenali lebih jauh lima jenis gangguan kecemasan yang mungkin saja Anda
alami berikut ini.

Lima jenis gangguan kecemasan


Gangguan kecemasan adalah istilah umum untuk kecemasan berlebihan yang tidak bisa
dikendalikan oleh pengidapnya. Nah, ternyata kecemasan itu ada banyak jenisnya.
Tergantung pada gejala apa saja yang dialami serta pemicunya. Simak penjelasannya di
bawah ini. Cemas adalah suatu perasaan yang wajar. Anda mungkin pernah atau malah
sedang harap-harap cemas menunggu giliran wawancara kerja, golnya proyek di kantor, atau
menunggu hasil ujian akhir di sekolah. Tapi cemas yang terjadi terus menerus tanpa alasan
bisa semakin menggerogoti tubuh, sehingga tidak lagi dianggap cemas biasa dan harus segera
ditangani. Pasalnya, cemas berlebihan bisa menjadi gangguan kecemasan yang merupakan
sebuah bentuk gangguan mental.

1. Generalized anxiety disorder (GAD)

GAD adalah jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan kronis serta rasa
khawatir dan tegang yang berlebihan. Gejala-gejala ini bisa muncul bahkan ketika Anda
sedang tidak menghadapi situasi yang menegangkan sama sekali.

Ini tentu berbeda dengan kecemasan biasa yang muncul misalnya saat Anda mau presentasi di
depan orang banyak atau sedang menghadapi wawancara kerja. Orang dengan GAD bisa
tiba-tiba sangat cemas ketika tidak ada apa-apa.

2. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Anda mungkin sudah pernah dengar soal jenis gangguan kecemasan yang satu ini. OCD
adalah munculnya pikiran yang membuat seseorang jadi sangat terobsesi akan suatu hal dan
akan melakukannya berulang-ulang kali (kompulsif). Bila tidak dilakukan, orang dengan
OCD akan merasa sangat cemas tak terkendali.

Contoh tindakan obsesif kompulsif yaitu menata pensil dan alat tulis dalam urutan tertentu
(misalnya dari panjang ke pendek). Namun, kalau sudah ditata rapi pun ia akan mengulang-
ulang lagi tindakan tersebut tanpa henti.

Contoh lainnya yaitu mengecek apakah pintu rumah sudah terkunci. Meskipun ketika
meninggalkan rumah Anda sudah mengunci pintu, pikiran obsesif bahwa pintu tadi belum
dikunci terus menghantui Anda. Akibatnya, Anda pun kembali lagi ke rumah dan mengecek
pintu lagi dan lagi sehingga aktivitas Anda terhambat.
3. Gangguan panik

Tidak seperti kecemasan biasa, gangguan panik bisa menyerang tiba-tiba dan menunjukkan
gejala-gejala fisik yang sering disalahartikan sebagai serangan jantung.

Tanda munculnya gangguan panik antara lain rasa takut yang benar-benar intens, nyeri dada,
detak jantung tidak teratur (palpitasi), napas memburu, pusing, dan sakit perut.

4. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

PTSD atau gangguan stres pascatrauma umumnya terjadi setelah seseorang mengalami
kejadian yang mengerikan, mengancam nyawa, membahayakan keselamatan, dan kejadian
ekstrem lainnya.

Tak heran kalau jenis gangguan kecemasan ini sering sekali ditemui pada veteran perang,
tentara, korban kekerasan, korban bencana alam, atau korban kecelakaan.

Orang dengan PTSD terus menerus mengalami kilas balik atau flashback soal kejadian yang
membuatnya trauma. Terutama saat ada pemicu yang mirip dengan kejadian traumatis yang
dialaminya.

Misalnya seorang korban gempa bumi mungkin akan mengalami kecemasan dan ketakutan
yang berlebihan ketika merasakan guncangan sedikit saja (meskipun penyebabnya bukan
gempa).

5. Fobia sosial (gangguan kecemasan sosial)

Gugup ketika bertemu orang lain (terutama orang asing atau orang yang cukup penting) itu
wajar saja. Namun, ketika Anda selalu merasa gugup dan takut berada di lingkungan baru
hingga berkeringat dan merasa mual, Anda mungkin mengalami kecemasan sosial.

Kecemasan ini hadir karena kekhawatiran bahwa perilaku Anda akan mempermalukan diri
sendiri, menyinggung perasaan orang lain, atau kehadiran Anda ditolak. Kondisi ini tentu
akan membuat Anda kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Namun, fobia lainnya juga bisa masuk dalam jenis gangguan kecemasan. Misalnya
agorafobia, yaitu ketakutan akan tempat-tempat yang ramai dan terbuka. Ini karena orang
yang punya fobia juga menunjukkan gejala kecemasan berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai