Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM BISNIS DAN REGULASI

GAMBARAN DAN PERKEMBANGAN PERDATA DI INDONESIA

OLEH :

RIOVALDO (160210003)

ELTRIANI (160210023)

YUSI SYAFA ADINDA ( 160210011)

DOSEN PEMBIMBING :
Gambaran dan Perkembangan Hukum Perdata
Di Indonesia
Hukum Perdata di Indonesia saat ini pada dasarnya merupakan produk pemerintah
Hindia Belanda yang berlaku di Indonesia berdasarkan pada asas konkordansi : yaitu bahwa
hukum yang berlaku di Indonesia sama yaitu bahwa hukum yang berlaku di Indonesia sama
dengan ketentuan-ketentuan huku yang berlaku di negara Belanda.

Gambaran:

Yang menjadi dasar hukum berlakunya KUH perdata di Indonesia yaitu pada pasal 1
Aturan Peralihan UUD 1945 dan masih dibutuhkan. Keberlakuan ketentuan tersebut hanya
untuk mengisi kekosongan hukum (rechtvacuum) pada bidang hukum keperdataan. Oleh
karena itu Ketentuan Hukum (UU) yang mengatur mengenai Hukum Perdata secara khusus
di Indonesia belum ada.

Oleh karena itu yang menjadi dasar Hukum Perdata yaitu KUH Perdata, dan
persturan-peraturan lainnya yang bersifat sektoral ( ). Selain itu Hukum Perdata yang
berlaku juga menjadi beraneka Ragam.

Perkembangan :

Perkembangan hukum Perdata di Indonesia tidak terlepas dari sejarah


perkembangan Ilmu Hukum di negara-negara Eropa lainnya, dalam arti perkembangan
hukum perdata di Indonesia amat dipengaruhi oleh perkembangan hukum di negara-negara
lain, terutama yang mempunyai hubungan langsung.

Indonesia sebagai negara yang berada di bawah pemerintahan Hindia


Belanda;Belanda, maka kebijakan-kebijakan dalam hukum perdata tidak terlepas dari
kebijakan yang terjadi dan diterapkan di negara Belanda, Sementara itu Belanda pernah
dijajah oleh Perancis, maka secara otomatis apa yang terjadi dalam perkembangan hukum
di negara Perancis amat berpengaruh dengan kebijakan hukum di negara Belanda, Sarjana-
sarjana Perancis banyak yang mempelajari hukumnya di negara Romawi, maka pengaruh
hukum Romawi juga amat dominan.

Hukum Perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yaitu disusun
berdasarkan hukum Romawi “Corpus Jurisn Civilis” yang pada waktu itu dianggap sebagai
hukum yang paling sempurna. Hukum privat yang berlaku di Perancis dimuat dalam dua
kodifikasi yang disebut hukum perdata dan Code de Commerce (hukum dagang).

Sewaktu Perancis menguasai Belanda (1806-1813),kedua kodifikasi ini diberlakukan


di negeri Belanda yang masih dipergunakan terus gingga 24 tahun sesudah kemerdekaan
Belanda dari Perancis (1813).
Kemudian Pada tahun 1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (sipil) atau KUHS Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum Belanda yang
dibuat oleh MR.J.M. KEMPER disebut ONTWERP KEMPER namun sayangnya KEMEPR
meninggal dunia 1824 sebelum menyelesaikan tugasnya dan dilanjutkan oleh NICOLAI yang
menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Belgia.

Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6 Juli 1880 dengan pembentukan
dua kodifikasi yang baru diberlakukan pada tanggal 1 oktober 1938 oleh karena telah terjadi
pemberontakan di Belgia yaitu:

- BW (Kitab Undang-undang Hukum Perdata-Belanda)


- WvK (Kitab Undang-undang Hukum Dagang)

Kodifikasi ini menurut Prof Mr J, Van Kan BW adalah merupakan terjemahan dari Code
Civil hasil jiplakan yang disalin dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Perancis ke dalam
bahasa nasional Belanda pada 31 Otober 1837, Mr.C.J. Scholten Van Oud Haarlem di angkat
menjadi ketua panitia kodifikasi dengan Mr. A.A. van Vloten dan Mr. Mayer masing-masing
sebagai anggota yang kemudian anggotanya ini diganti dengan Mr. J.Scheneither dan Mr. A.
Van nes. Kodifikasi KUHPdt.

Indonesia diumumkan pada tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku
januari 1948. Setelah indonesia Merdeka berdasarkan aturan pasal 2 aturan peralihan UUD
1945, KUHPdt. Hindia Belanda tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan
undang-undang baru berdasarkan Undang-Undang Dasar ini. BW Hindia Belanda disebut
juga kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia sebagai induk hukum perdata
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai