B. Tetanus
Tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf
dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang. Tetanus disebabkan neurotoksin dari bakteri gram positif anaerob,clostrideum tetani.
Page 1
Bakteri clostridium tetani ini banyak ditemukan ditanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan
dan didaerah pertanian , namun juga dapat ditemukan pada besi berkarat, ujung jarum/peniti
yang tidak steril.
Gejala – gajala pada tetanus :
Sakit kepala
Gelisah
Nyeri otot dan rahang
Demam
Otot perut mengeras
Kejang
Dan akhirnya pada seluruh tubuh
C. Diare
Menceret atau diare biasanya adalah frekuensi buang air besar dalam bentuk cairan yang lebih
dari 3 klai dalam 1 hari.
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang
disertai :
Muntah
Badan lesu dan lemah
Panastidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran tinja
Komplikasi pada diare :
Dehidrasi
Shock
Gagal ginjal
Kebingungan
Acidosis (terlalu banyak asam dalam darah) dan koma
Orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume
darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri)
D. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari
perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini
biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis
dapat menjadi kronis dan akut. Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah
pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat
berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas.
Page 2
Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang
infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus
penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat
mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi
(pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.
E. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan
sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi
dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal
ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik. Gejala
dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya
protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium.
Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan diperlukan,
dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau
plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu prosedur untuk membuang bagian darah
yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit
Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah
glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan, dan glomerulonephritis memang
berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya
infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi
lainnya. Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan
merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi.
Penyakit ini lebih kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi
sebagai respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam bongkah
glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada
tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan
mekanisme ini disebut sebagai penyakit sirkulasi kompleks.
Page 3
2. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus ;
a. HIV/AIDS
b. Flu burung
c. Pari sella
d. DBD
e. Influenza
f. Rabies
g. Malaria
h. Chiqungunya
i. Campak
j. Hepatitis
Page 4
Prolapsus rektum
Reactive arthritis
Sindroma guilain-barre
Amoeba
b. Malaria
Malaria adalah suatu infeksi pada bagian sel darah yaitu infeksi pada sel darah merah.
Ditularkan oleh nyamuk yang membawa parasit yang menyebabkan malaria.
Gejala – gejala malaria :
Demam dan menggigil
Sakit kepala
Mual,muntah
Diare
Nyeri otot atau pegal pegal
Pencegahan pada malaria :
Menghindari gigitan nyamuk, menggunakan obat nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi,
menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.
Komplikasipada malaria :
Malaria selebral
Gagl ginjal akut
Kalainan hati
Edema paru
Hipoglikemia
C. RESPON IMUN
Infeksi terjadi ketika patogen menyerang sel-sel tubuh dan mereproduksi. Infeksi
biasanya menyebabkan reaksi kekebalan melemah. Jika respon yang cepat dan efektif, infeksi
akan dihilangkan atau terkadang begitu cepat bahwa penyakit itu tidak akan terjadi. Demam
Page 5
merupakan respon yang umum terhadap infeksi. Suhu tubuh yang lebih tinggi dapat
meningkatkan respon kekebalan tubuh dan menyediakan lingkungan yang tidak bersahabat untuk
patogen,peradangan,atau pembengkakan yang disebabkan oleh peningkatan cairan didaerah yang
terinfeksi, adalah tanda bahwa sel darah putih pada serangan dan zat melepaskan terlibat dalam
respon imun.
D. RESPON SEL
Arteriol yang menyuplaidarah yang terinfeksi atau yang cidera berdilatasi,memungkinkan
lebih banyak darah masuk dalam sirkulasi. Peningkatan darah tersebutmenyebabkan kemerahan
pada inflamasi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah yang meningkat pada area yang
inflamasi. Cidera menyababkan nekrosis jaringan dan akibatnya tubuh mengeluarkan histamin,
bradikinin,prostaglandin dan serotonin. Mediator kimiawi tersebut meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah kecil. Cairan protein dan sel memasuki ruang interstisial akibatnya muncul
edema lokal. Tanda lain inflamasi adalah nyeri. Pembengkakan jaringan yang terinflamasi
meningkatkan tekanan pada ujung syaraf yang mengakibatkan nyeri.
Page 6