Anda di halaman 1dari 5

Batas Wilayah Indonesia (Darat, Laut, dan Udara)

A. BATAS WILAYAH DARATAN INDONESIA


Berdasarkan posisi geografisnya, posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU –
11°08’LSdan dari 95°’BT – 141°45’BT serta terletak di antara 2 benua, yaitu benua
Asia dan benua Australia/Oceania.
Wilayah Indonesia juga terbentang sepanjang sekitar 3.977 mil di antara Samudera
Hindiadan Samudera Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah sekitar 1.922.570 km² dan luas
perairannya adalah sekitar 3.257.483 km².
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:

1. Pulau Jawa dengan luas 132.107 km²


2. Pulau Sumatera dengan luas 473.606 km²
3. Pulau Kalimantan dengan luas 539.460 km²
4. Pulau Sulawesi dengan luas 189.216 km²
5. Pulau Papua dengan luas 421.981 km²
Adapun batas-batas negara Indonesia mengikuti arah mata angin adalah sebagai berikut:

 Utara: Malaysia dengan perbatasan sepanjang sekitar 1.782 km, Singapura,


Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan.
 Selatan: Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia.
 Barat: Samudera Hindia.
 Timur: Papua Nugini (Papua New Guinea) dengan perbatasan sepanjang sekitar 820
km, Timor Leste, dan Samudera Pasifik.
B. BATAS WILAYAH LAUTAN INDONESIA
Untuk wilayah laut atau perairan, batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan
menggunakan territorial laut, yaitu 12 mil laut, serta zona ekonomi eksklusif, yaitu 200 mil
laut.

Wilayah Perairan Indonesia meliputi:

1. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal
kepulauan Indonesia.
2. Perairan kepulauan Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam
garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai.
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari
garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk ke dalamnya semua bagian dari
perairan yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup.
Penentuan batas perairan khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga dilakukan
dengan perjanjian bilateral. Contoh; Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina.

C. BATAS WILAYAH UDARA INDONESIA


Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Dalam menentukan seberapa jauh kedaulatan negara terhadap wilayah udara di atasnya,
terdapat banyak aliran atau teori. Batas udara wilayah Indonesia sendiri ditentukan oleh garis
tegak lurus 90° yang ditarik dari batas wilayah daratan dan perairan.

SYARAT MENJADI WARGA NEGARA INDONESIA

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia.

Berdasar UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dijelaskan


bahwa orang asing dapat menjadi warga negara Indonesia (WNI) setelah memenuhi syarat
dan tatacara yang diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pada pasal 8, disebutkan
“Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.”
Sedangkan pengertian pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah:

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun
atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.
Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia

Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan


seperti disebut dalam pasal 9, yakni:

1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;


2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden. Bila dikabulkan
oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku efektif sejak pemohon mengucapkan
sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENYEBAB KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN

Setiap Warga Negara dapat dengan sendirinya mengalami kehilangan status


kewarganegaraannya karena :

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


2. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan yang bersangkutan
mendapat kesempatan untuk itu;
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden;
4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat
dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut;
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya, atau;
8. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
9. Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
KASUS – KASUS PELANGGARAN HAM

1. Kasus Marsinah (1993)


Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yang dilakukan oleh buru PT. CPS
pada tanggal 3-4 Mei 1993. Aksi ini berbuntut dengan di PHK nya 13 buruh. Marsinah
menuntut dicabutnya PHK yang menimpa kawan-kawan serta rekannya.

Pada tanggal 5 Mei 1993 Marsinah menghilang dan akhirnya pada 9 Mei 1993,
Marsinah ditemukan telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan di hutan Wilangan,
Nganjuk. Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran HAM berat, alsannya unsur
penyiksaan dan pembunuhan sewenang-wenang di luar putusan pengadilan terpenuhi.

Dengan demikian, kasus pembunuhan Marsinah tergolong kejahatan terhadap


kemanusiaan yang menurut peraturan hukum Indonesia, yaitu UU No. 26 Tahun 2000 pasal 7
dan 9 sebagai pelanggaran HAM berat.
2. Kasus Trisakti dan Semanggi
Demonstrasi ialah senjata mahasiswa untuk menekan tuntutan perubahan ketika dialog
mengalami jalan buntu ataupun tidak efektif. Hal ini mengakibatkan bentrokan fisik dengan
aparat keamanan, perusakan, penembakan dengan peluru karet maupun tajam telah mewarnai
kasus Trisakti dan Semanggi.

Kasus Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 yang menewaskan empat mahasiswa
Univesitas Trisakti yang tertembak peluru tajam.

Tragedi Semanggi I terjadi pada 13 November 1998 yang menewaskan setidaknya lima
mahasiswa dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 menewaskan lima orang.

3. Kasus Bom Bali


Peristiwa peledakan bom oleh kelompok teroris di Legian, Kuta, Bali 12 Oktober 2002,
yang mengakibatkan korban meninggal dunia 202 orang serta ratusan orang luka-luka.
Apalagi yang menjadi korban tidak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga kebanyakan
turis mancanegara yang datang sebagai tamu di negara kita yang mestinya harus dihormati
dan dijamin keamanannya.

4. Kasus hilang dan meninggalnya aktivis di Kantor DPP PDI di Jakarta (1996)
Kasus meninggal dan hilangnya beberapa aktivis dalam kasus 27 Juli 1996 yakni
peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI di Jakarta. Kasus tersebut dikenal dengan Kuda tuli
(akronim dari kerusuhan dua puluh tujuh juli) dan Sabtu kelabu sebab peristiwa terjadinya
pada hari Sabtu.

Kasus tersebut di atas dilakukan oleh massa pendukung Soeryadi, ketua umum PDI
versi kongres Medan terhadap kantor DPP PDI yang saat itu dikuasai oleh pendukung
Megawati Soekarno Putri. Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM berkesimpulan
telah terjadi sejumlah pelanggaran HAM.

5. Kasus terbunuhnya Udin (wartawan harian Bernas) di Bantul, Yogyakarta.


Safrudin (Udin) seorang wartawan dari Harian Bernas, Yogyakarta karena
tulisannya mengungkap kasus penguasa daerah, mengakibatkan ia dibunuh.

Anda mungkin juga menyukai