Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
PO7120016052
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA
C. Etiologi
Penyebab dari glaucoma adalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata/di
celah pupil (Sidharta Ilyas, 2004)
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang
disebut humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan
didalam bilik posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu
mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari
bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara
saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah
kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada
lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi,
lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
D. Manifestasi Klinis
1. Glaukoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya asimtomatik
sampai onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak pandang termasuk
konstriksi jarak pandang peripheral general, skotomas terisolasi atau bintik
buta, penurunan sesnitivitas kontras, penurunan akuitas, peripheral, dan
perubahan penglihatan warna.
2. Pada glaucoma sudut sempit, pasien biasanya mengalami symptom
prodromal intermittent (seperti pandangan kabur dengan halos sekitar
cahaya dan biasanya sakit kepala). Tahap akut memiliki gejala berhubungan
dengan kornea berawan , edematous, nyeri pada ocular, mual, muntah, dan
nyeri abdominal dan diaphoresis (Nurarif, 2015).
E. Patofisiologi
TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran
keluar Aqueos humor dari mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan
dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran
Aqueos humor. Aqueos humor diproduksi didalam badan siliar dan
mengalir keluar melalui kanal Schelmn kedalam sistem vena.
Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan siliar atau
oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar Aqueos humor
melalui kamera occuli anterior(COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran
darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebakan struktur ini kehilangan
fungsinya secara bertahap.Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer
dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan sarf
optik serta retina adalah irreversible dan hal ini bersifat permanen. Tanpa
penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan.Hilangnya
pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta pada lapang pandang.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi Medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler)
terutama dengan mengguakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi
tubuh
a. Obat Sistemik
1) Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik anhidrase
yang akan mengakibatkan diuresis dan menurunkan sekresi cairan
mata sebanyak 60%, menurunkan tekanan bola mata. Pada
permulaan pemberian akan terjadi hipokalemia sementara. Dapat
memberikan efek samping hilangnya kalium tubuh parastesi,
anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan myopia sementara.
2) Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat
minumadalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk
intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat
tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi.
b. Obat Tetes Mata Lokal
1) Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol,
betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan
2x sehari, bergunauntuk menurunkan TIO.
2) Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai
dekongestan mata. Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi
sistemik.
c. Terapi Bedah
1) Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik
mata belakangdan depan karena telah terdapat hambatan dalam
pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut
yang tertutup sebanyak 50%.
2) Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang
tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau
2. vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan
ke retina atau jalan optik.Lapang penglihatan : Penurunan mungkin
disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau
patologis arteri serebral atau glaukoma.
3. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
4. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi
5. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosisi,PAK
6. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
7. Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina,
discus optikus macula dan pembuluh darah retina.
8. Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai
mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap
patologi bila melebihi 25 mmhg. (normal 12-25 mmHg). Tonometri
dibedakan menjadi dua antara lain (Sidharta Ilyas, 2004) : Membantu
membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
9. Pemeriksaan lampu-slit. : Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi
oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan kornea inferior sehingga
memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa
khusus.
10. Perimetri : Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang
pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang
pandangan dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
11. Pemeriksaan Ultrasonografi..: Ultrasonografi dalai gelombang suara
yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.
H. Pathway
Usia > 40 th
Kortikosteroid Jangka Panjang
Miopia
Trauma mata
Sakit Kepala berkepanjangan
Nyeri
TIO Meningkat Glaukoma TIO meningkat
Luka insisi
Kebutaan
Risiko Infeksi
Risiko Cedera
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas klien, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama.
b. Keluhan utama , meliputi apa yang menjadi alasan utama klien
masuk ke RS. Biasanya klien akan mengeluhkan nyeri di sekitar
atau di dalam bola mata.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang : meliputi apa-apa saja gejala yang
dialami klien saat ini sehingga menganggu aktivitas klien itu sendiri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit apa saja yang pernah
dialami klien sebelumnya, baik itu yang berhubungan dengan
penyakit yang dideritanya ataupun tidak.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi riwayat penyakit yang
pernah dialami anggota keluarga.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus
optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada
glaucoma akut primer, kamera anterior dangkal, akues humor
keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
2) Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang
pandang cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik
akan menurun secara bertahap.
3) Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya
inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi
pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan
dengan palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami
peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding mata yang lain.
4) Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau
open angle didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut
atau angle closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan
gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaukoma kronik.
Pada stadium lanjut, jika telah timbul goniosinekia
(perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka sudut
dapat tertutup. Pada glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut
COA akan tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya
sempit.
2. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a. POLA PERSEPSI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
1) Persepsi terhadap penyakit ; tanyakan bagaimana persepsi klien
menjaga kesehatannya. Bagaimana klien memandang penyakit
glaukoma, bagaimana kepatuhannya terhadap pengobatan.
2) Perlu ditanyakan pada klien, apakah klien mempunyai riwayat
keluarga dengan penyakit DM, hipertensi, dan gangguan
sistem vaskuler, serta riwayat stress, alergi, gangguan
vasomotor, dan pernah terpancar radiasi.
b. POLA NUTRISI/METABOLISME
1) Tanyakan menu makan pagi, siang dan malam
2) Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari
3) Tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka (cepat/lambat)
4) Bagaimana nafsu makan klien
5) Tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang
mempengaruhi makan dan nafsu makan
6) Tanyakan juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan
terakhir Biasanya pada klien yang mengalami glaukoma klien
akan mengeluhkan mual muntah
c. POLA ELIMINASI
1) Kaji kebiasaan defekasi
2) Berapa kali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi, bau,
warna dan karekteristik BAB
3) Kaji kebiasaan miksi
4) Berapa kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan apakah ada
ada kesulitan/nyeri ketika miksi serta apakah menggunakan alat
bantu untuk miksi
5) Klien dengan glaukoma, biasanya tidak memiliki gangguan
pada pola eliminasi, kecuali pada pasien yang mempunyai
penyakit glukoma tipe sekunder (DM, hipertensi).
d. POLA AKTIVITAS/LATIHAN
1) Menggambarkan pola aktivitass dan latihan, fungsi pernafasan
dan sirkulasi
2) Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga
(gunakan table gorden)
3) Aktivitas apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang
4) Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah,
batuk, nyeri dada. Data bisa didapatkan dengan mewawancara
klien langsung atau keluarganya ( perhatikan respon verbal dan
non verbal klien )
5) Kaji kekuatan tonus otot
6) Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu aktivitas klien
sehari-hari. Karena, klien mengalami mata kabur dan sakit
ketika terkena cahaya matahari.
k. POLA KEYAKINAN-NILAI
1) Menggambarkan spiritualitas, nilai, system kepercayaan dan
tujuan dalam hidup
2) Kaji tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang akan
datang.
3) Apakah agama ikut berpengaruh, apakah agama merupakan hal
penting dalam hidup
4) Klien akan mengalami gangguan ketika menjalankan aktivitas
ibadah sehari- hari karena klien mengalami sakit mata dan
sakit kepala yang akan mengganggu ibadahnya.
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman dan pengertian tentang substansi ilmu keperawatan
dan proses penyakit. Ada 2 analisa data yaitu :
1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien atau pasien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide klien atau pasien tentang status kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, dan lain-lain.
2. Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh dengan menggunakan panca indra (lihat, dengar, raba, cium)
selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan
darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
b. Perubahan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan
dengan serabut saraf oleh karena peningkatan TIO.
c. Ansietas berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan,
Kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan
d. Resiko cedera b/d penurunan lapang pandang
e. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya pajanan informasi tentang
persiapan tindakan operasi.
2. Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan post tuberkulectomi iriodektomi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi operasi
c. Defisiensi pengetahuan b/d persiapan perawatan mandiri di
rumah.
D. Rencana Tindakan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri b.d NOC : Pain Level Pain Management
Pre Op : Setelah diberikan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Peningkatan keperawatan selama 1 x 10 menit secara komprehensif
TIO diharapkan nyeri pasien berkurang termasuk lokasi,
Post Op : atau terkontrol dengan kriteria karakteristik, durasi,
Insisi Luka hasil: frekuensi, kualitas dan
Operasi a. Mengeluhkan nyeri faktor presipitasi
b. Episode nyeri 2. Observasi reaksi non verbal
c. Erea yang dipengaruhi dari ketidaknyamanan
d. Mengerang dan menangis 3. Gunakan teknik komunikasi
e. Ekspresi wajah menahan terapeutik untuk
nyeri mengetahui pengalaman
f. Kurang beristirahat nyeri pasien
g. Agitasi 4. Kontrol lingkungan yang
h. Iritabilitas dapat mempengaruhi nyeri
i. Meringis seperti suhu ruangan,
j. Diaforesis pencahayaan dan
k. Gelisah kebisingan
l. Kehilangan focus 5. Kurangi faktor presipitasi
m. Tekanan otot 6. Pilih dan lakukan
n. Kehilangan nafsu makan penanganan nyeri
o. Mual (farmakologi, non
p. Intoleransi makanan farmakologi dan inter
Keterangan penilaian NOC personal)
1 = Parah 7. Kaji tipe dan sumber nyeri
2 = Berat untuk menentukan
3 = Sedang intervensi
4 = Ringan 8. Ajarkan tentang teknik non
5 = Tidak ada farmakologi
9. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
10. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
11. Tingkatkan istirahat
2. Perubahan NOC NIC
persepsi Sensory Function : Vision Communication Enhancement
sensori visual / Setelah dilakukan tindakan : Visual Deficit
penglihatan keperawatan selama 1 x 10 menit, 1. Pantau implikasi fungsional
b.d serabut pasien tidak mengalami gangguan visi berkurang (misalnya ,
saraf oleh persepsi sensori dengan kriteria risiko cedera , depresi ,
karena hasil : kecemasan , dan
peningkatan 1. Ketajaman pusat pengelihatan kemampuan untuk
TIO (kiri) melakukan aktivitas sehari-
2. Ketajaman pusat pengelihatan hari dan kegiatan dihargai).
(kanan) 2. Bantu pasien dalam
3. Ketajaman peripheral meningkatkan stimulasi
pengelihatan (kiri) indera lainnya (misalnya ,
4. Ketajaman peripheral menikmati aroma, rasa , dan
pengelihatan (kanan) tekstur makanan).
5. Lapang pandang pusat 3. Berikan pencahayaan ruang
pengelihatan (kiri) yang memadai
6. Lapang pandang pusat 4. Instruksikan keluarga untuk
pengelihatan (kanan) mengenali dan menanggapi
7. Lapang pandang peripheral bentuk ekspresif
pengelihatan (kiri) nontradisional komunikasi
8. Lapang pandang peripheral (misalnya, gerakan dan
pengelihatan (kanan) ekspresi wajah).
9. Respon terhadap rangsangan 5. Bantu pasien atau keluarga
pengelihatan dalam mengidentifikasi
Keterangan penilaian NOC sumber daya yang tersedia
1 = Tidak pernah dilakukan untuk rehabilitasi
2 = Jarang dilakukan penglihatan
3 = Beberapa waktu dilakukan
4 = Hampir dilakukan 6. Berikan rujukan untuk
5 = Selalu dilakukan pasien yang membutuhkan
pengobatan medis bedah
atau lainnya.
Medication Administration :
Eye
1. Perhatikan riwayat
kesehatan pasien dan
riwayat alergi
2. Kaji pengetahuan pasien
mengenai obat dan
pemahaman metode
administrasi
3. Posisikan pasien terlentang
atau duduk di kursi dengan
leher sedikit hyperextended
; meminta pasien untuk
melihat langit-langit
4. Tanamkan obat ke kantung
konjungtiva menggunakan
teknik aseptik
5. Anjurkan pasien untuk
menutup mata dengan
lembut untuk membantu
mendistribusikan obat
6. Pantau efek lokal, sistemik,
dan merugikan dari obat.
3. Ansietas b.d NOC Anxiety Reduction
Penurunan Anxiety level 1. Gunakan pendekatan yang
ketajaman Coping menenangkan
penglihatan, Anxiety self control
Kurang Setelah dilakukan asuhan 2. Nyatakan dengan jelas
pengetahuan keperawatan selama 1 x 5 menit harapan terhadap pelaku
tentang diharapkan rasa cemas yang ada pasien
prosedur pada diri klien berkurang dengan 3. Jelaskan semua prosedur dan
pembedahan kriteria hasil: apa yang dirasakan selama
1. Pasien mampu prosedur
mengidentifikasikan dan 4. Pahami perspektif pasien
mengungkapkan intensitas terhadap situasi stress
cemas 5. Temani pasien untuk
2. Mampu menghindari memberikan keamanan dan
precursor cemas mengurangi takut
3. Mampu menggunakan strategi 6. Dorong keluarga untuk
koping efektif menemani anak
4. Mampu menggunakan teknik 7. Lakukan back/neck rub
relaksasi untuk mengurangi 8. Dengarkan dengan penuh
cemas perhatian
5. Ekspresi wajah menunjukkan 9. Identifikasi tingkat
kecemasan berkurang kecemasan
Keterangan penilaian NOC 10. Bantu pasien mengenal
1 = Tidak pernah dilakukan situasi yang menimbulkan
2 = Jarang dilakukan kecemasan
3 = Beberapa waktu dilakukan 11. Dorong pasien untuk
4 = Hampir dilakukan mengungkapkan pearasaan,
5 = Selalu dilakukan ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
13. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
4. Risiko cedera NOC NIC
b/d penurunan Comfort Status : Environmental Environmental Management
lapang 1. Persediaan yang dibutuhkan 1. Ciptakan lingkungan yang
pandang dan peralatan dalam aman untuk pasien
jangkauan 2. Hindari paparan yang tidak
2. Suhu kamar perlu, draft, overheating,
3. Lingkungan yang aman atau dingin
4. Kebersihan lingkungan 3. Manipulasi pencahayaan
5. Perangkat keselamatan untuk manfaat terapeutik
digunakan dengan tepat 4. Izinkan keluarga / orang
6. Pencahayaan ruangan lain yang signifikan untuk
7. Ketersediaan ruang untuk tinggal dengan pasien
pengunjung 5. Didik pasien dan
8. Tempat tidur yang aman pengunjung tentang
9. Furniture yang aman perubahan/ tindakan
pencegahan, sehingga
Keterangan penilaian NOC mereka tidak akan sengaja
1 = Tidak pernah dilakukan mengganggu lingkungan
2 = Jarang dilakukan 6. Berikan keluarga /
3 = Beberapa waktu dilakukan signifikan lain dengan
4 = Hampir dilakukan informasi agar membuat
5 = Selalu dilakukan lingkungan yang aman
untuk pasien
Physical Injury Severity
1. Tidak ada lecet kulit Environmental Management :
2. Tidak ada memar Safety
3. Tidak ada laserasi 1. Identifikasikan defisit
4. Tidak ada keseleo kognitif atau fisik pasien
ekstremitas yang dapat meningkatkan
5. Tidak ada fraktur potensi cedera dalam
6. Tidak ada cedera gigi lingkungan tertentu.
7. Tidak ada cedera kepala 2. Identifikasikan perilaku dan
terbuka faktor yang mempengaruhi
resiko cedera
8. Tidak ada cedera kepala 3. Identifikasikan karakteristik
tertutup lingkungan yang dapat
9. Tidak ada gangguan meningkatkan potensi untuk
mobilitas cedera (misalnya lantai
10. Tidak ada penurunan tingkat licin. tangga terbuka dan
kesadaran lain-lain)
11. Tidak ada pendarahan 4. Dorong pasien untuk
12. Tidak ada trauma mengunakan tongkat atau
Keterangan penilaian NOC alat pembantu berjalan
1 = Tidak pernah dilakukan 5. Ajarkan pasien bagaimana
2 = Jarang dilakukan jatuh untuk meminimalkan
3 = Beberapa waktu dilakukan cedera
4 = Hampir dilakukan 6. Gunakan teknik yang tepat
5 = Selalu dilakukan untuk mentransfer pasien
ke dan dari kursi roda,
tempat tidur, toilet, dan
sebagainya
7. Sediakan kursi dari
ketinggian yang tepat,
dengan sandaran dan
sandaran tangan untuk
memudahkan transfer
8. Mendidik anggota keluarga
tentang resiko yang
berkontribusi terhadap
cedera dan bagaimana
mereka dapat menurunikan
resiko tersebut
9. Sarankan adaptasi rumah
untuk meningkatkan
keselamatan
10. Intruksikan keluarga pada
pentingnya pegangan
tangan untuk kamar mandi,
tangga, dan trotoar
11. Sarankan alas kaki yang
aman
12. Berikan pengawasan yang
ketat dan/perangkat
penahan.
5 Defisiensi Knowledge : health Behavior Teaching : disease Process
pengetahuan Knowledge : disease process 1. Berikan penilaian tentang
berhubungan Setelah dilakukan asuhan tingkat pengetahuan pasien
dengan keperawatan selama 1 x 5 menit tentang proses penyakit yang
kurangnya diharapkan defisiensi spesifik
pajanan pengetahuan teratasi dengan 2. Jelaskan patofisiologi dari
informasi kriteria hasil : penyakit dan bagaimana hal
1. Pasien dan keluarga ini berhubungan dengan
menyatakan pemahaman anatomi dan fisiologi, dengan
tentang karakteristik penyakit, cara yang tepat.
kondisi, prognosis dan 3. Gambarkan tanda dan gejala
program pengobatan yang biasa muncul pada
2. Strategi untuk meminimalisir penyakit, dengan cara yang
progresi penyakit tepat
Keterangan penilaian NOC 4. Gambarkan proses penyakit,
1 = Tidak pernah dilakukan dengan cara yang tepat
2 = Jarang dilakukan 5. Identifikasi kemungkinan
3 = Beberapa waktu dilakukan penyebab, dengan cara yang
4 = Hampir dilakukan tepat
5 = Selalu dilakukan 6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat.
6 Risiko infeksi NOC Infection Control
berhubungan Risk Control : Infectious 1. Beri KIE/ HE kepada pasien
dengan luka Process agar tidak boleh
insisi operasi. Setelah dilakukan tindakan membersihkan atau tidak
keperawatan selama 1 x 10 menit, boleh mengorek telinga
tidak terjadi infeksi dengan terlalu sering dan hanya
kriteria hasil : boleh membersihkan telinga
1. Mencari informasi tentang 1/3 bagian telinga luar
mengontrol infeksi 2. Ajarkan teknik aseptik pada
2. Mengidentifikasi faktor pasien.
risiko infeksi 3. Cuci tangan sebelum
3. Mengakui diri berisiko memberi asuhan keperawatan
infeksi ke pasien
4. Mengakui konsekuensi 4. Kolaborasi pemberian obat
infeksi pencegahan infeksi
5. Mengakui kebiasaan yang
berisiko infeksi
6. Mengidentifikasi risiko
infeksi pada setiap aktivitas
7. Mengidentifikasi tanda dan
gejala infeksi
8. Mengidentifikasi strategi
untuk melindungi diri dari
hal lain yang infeksius
9. Menggunakan sumber
informasi yang tepat
10. Menggunakan layanan
kesehatan
Keterangan penilaian NOC
1 = Tidak pernah dilakukan
2 = Jarang dilakukan
3 = Beberapa waktu dilakukan
4 = Hampir dilakukan
5 = Selalu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. jakarta:
EGC
Doengoes, Marylinn. E. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC
Denpasar,
Mengetahui
Pembimbing klinik/CI Mahasiswa
Clinical Teacher/CT
I
NIP.