Bab3-Permodelan Dengan Petri PDF
Bab3-Permodelan Dengan Petri PDF
JARINGAN PETRI
Jaringan Petri telah dirancangdan terutamadigunakanuntuk pemodelan.
Banyak situasi, terutama sistim yang memiliki komponen-komponen yang
saling bebas, dapat dimodelkan oleh Jaringan Petri.
8. Event
Event adalah aksi yang terjadi dalam sistim tersebut. Kemunculan dari
event-event ini di kontrol oleh stata dari sistem tersebut. Stata dari sistem
dapat dijelaskan sebagai sekumpulan kondisi-kondisi.
b. Kondisi
Kondisi adalah predikat atau deskripsi lojik terhadap stata dari sistem.
Karenanya, suatu kondisi bisa hold (menjadi benar) atau not hold (menjadi
salah).
Karena event adalah aksi, maka event tersebut hams ada. Agar suatu
event terjadi, maka diperlukan adanya kondisi-kondisitertentu sebelumnya.
Hal ini disebut sebagai prekondisi dari event. Kemunculan dari event dapat
menyebabkan timbulnya kondisi lain, yang disebut sebagai post kondisi,
menjadi benar.
Contoh 1 :
Pemodelan terhadap suatu mesin toko. Mesin tersebut menunggu hingga
munculnya suatu order yang kemudian memproses order tersebut serta
mengirimkan untuk pengantaran.
32
a. Mesin toko sedang menunggu
b. Satu order telah tiba dan sedang menunggu
c. Mesin toko sedang mengerjakan order tersebut.
d. Order telah selesai
:::::::::::'::::::::::::::::::::::::::::::::::11I.:::::::::::::::;::::j:::::::I:::::::::
.......................................................................................................................................... 1:'/',1:11',1'::::111:111111111::':::::'1::::,1:11":':,:'
::H:::::::::BIIIIIIIIt:::::m:
i@iUi. . :.;::.. : ,':.::.}. .:: . .. """ :: ..:.::;:.:. .: .,::.. ::.'..:. }m:m;n
:::::i::i:;:;::i:}i::i:i::i::;::1::i:1:i:1:i:j:j:j:j:j:j:;:j:i:i:;:i@i:i@i:i:i:i:i:j:j:j:j:;:;:;:;:j:j:j:j:j:j:;
:;:::::::::::::=::::::::::::;::::::::::::::::;::::::::::::::;:;:;:;::::::::::::::::::::::::::::;:::::::::;::::::::::;:::::::::::::::::::::
::i::i:i::i:;:::;:;:::::::j::::j:j:j:j:j:i:i:i:j:i:j:i:i:j:i:i:i:i:i:i:i:i:i:i:i:i:j:j:j:j:j:j:j;j:j:j::j::j::::::
1 Tidak ada . b
2 .a, b c
3 ' ' c, d, a
4 d Tidak ada
33
. _. u.. .. --- -.-..-.
34
b. Order telah diproses M 1 dan sedang menunggu untuk diproses oleh
M2 atau M3.
c. Order telah selesai diproses
d. Mesin Ml menganggur
e. Mesin M2 menganggur
f. Mesin M3 menganggur
g. Operator Fl menganggur
h. Operator F2 menganggur
1. Mesin Ml sedang dioperasikan oleh Fl
J. Mesin Ml sedang dioperasikan oleh F2
k. Mesin M2 sedang dioperasikan oleh Fl
( Mesin M3 sedang dioperasikan oleh F2
35
Bagan prekondisi-prekondisi dan postkondisi-postkondisi dari setiap
event.
Event Prekondisi-prekondisi Postkondisi-postkondisi
1 Tidak ada a
2 a, g, d 1
3 1 g, d, b
4 a, h, d J
5 J b, h, d
6 b, g, e k
7 k c, g, e
8 b, f, h I
9 I c, f, h
10 c tidak ada
Adapun model jaringan petrinya dapat ditunjukkan pada gambar 3-2.
Gambar 3-2. Model jaringan petri dari sistem toko yang lebih rumit.
36
Contoh ,3 :
Ajob
is waiting
Ajub
is started
Ajob
;~ waiting
to be output
37
3.2. KONKURENSI DAN KONFLIK
Pada model Jaringan Petri tersebut, 2 event yang enabled dan tidak
saling berinteraksi dapat muncul secara indepen bebas. Untuk kasus ini,
event-event tidak perlu disinkronkan kecuali dibutuhkan oleh sistem yang
sedang dimodelkan. Bila dibutuhkan sinkronisasi, maka hal ini juga dapat
dimodelkan dengan mudah. Jadi terlihat bahwa jaringan petri ideal untuk
memodelkan sistem-sistem dari kontrol tersebar dengan banyak proses
yang sedang eksekusi secara konkuren (parallel dalarn waktu).
Hal lain yang menjadi keistimewaan utarna dari jaringan petri adalah
sifat ke-asinkron-annya (tidak terdapat ukuran waktu atau aliran waktu
dalarn suatu jaringan petri). Hal ini merefleksikan suatu filosofi waktu
yang menyatakan bahwa sifat waktu yang penting, dari sudut pandang
logik adalah dalarn menentukan bagian dari urutan kemunculan event-
event. Pada kehidupan nyata, setiap event membutuhkan waktu yang
berbeda-beda, dan keberbedaan ini direfleksikan dalarn model jaringan
petri dengan tidak bergantungpada arti dari waktu untuk mengontrolderetan
dari event-event tersebut. Struktur jaringan petri itu sendiri berisi semua
informasi untuk menentukan deretan dari event-event yang mungkin. Jadi,
pada garnbar 3.3, event "A job is completed" harns mengikuti event yang
bersesuaian, yaitu "A job is started". Narnun sarna sekali tidak terdapat
informasi yang diberikan atau dibutuhkan berkenaan dengan jumlah waktu
untuk menyeksekusi suatu job.
Eksekusi terhadap suatu Jaringan Petri (dan prilaku sistem yang
dimodelkan) ditinjau disini sebagai suatu deretan event-event yang diskrit.
Urutan kemunculan lain dari event-event tersebut adalah salah satu dari
beberapa kemungkinan yang diperbolehkan oleh struktur dasarnya. Hal ini
mengakibatkan sifat nondeterministikterhadap eksekusi dari Jaringan Petri.
Jika pada satu saat terdapat lebih dari satu transisi yang enabled maka
salah satu dari beberapa transisi yang enabled tersebut menjadi transisi
berikut yang di "tembak". Ditinjau dari sisi eksekusi Jaringan Petri yang
klasik maka pemilihan terhadap transisi yang akan ditembak dilakukan
dengan cara yang nondeterministik, atau secara acak.
Dengan sifat ini maka timbul kerumitan dalarn mendeskripsikan dan
menganalisa prilaku dinarnis dari Jaringan Petri bila ditinjau sebagai
38
sederetan dari transisi yang ditembak. Untuk membantu membatasi
kerumitan ini maka dilakukan suatu pembatasan dalam pemodelan sistem
ke model Jaringan Petri yang diterima secara umum. Penembakan dari
suatu transisi (dan event yang berkaitan) adalah instantaneous, tidak
membutuhkan waktu, dan kemunculan dari 2 event tak dapat terjadi secara
simultan, atau secara bersama-sama.
Event-event yang dimodelkan disebut event-event primitif, yaitu
instantaneous dan nonsimultaneous. Suatu event yang nonprimitif adalah
suatu event yang blIa dilaksanakan akan membutuhkan waktu.
Operasi-operasi nonprimitif adalah semultan dan karenanya overlap dalam
waktu. Karena banyak event dalam dunia nyata dalam melaksanakannya
membutuhkanwaktu (event-eventnonprimitit)maka tidak dapat dimodelkan
secara tepat menjadi transisi pada suatu Jaringan Petri. Namun kebutuhan
akan hal ini tidak menimbulkan masalah dalam memodelkan suatu sistem.
Suatu event nonprimitif dapat dipecah dalam 2 event yang primitif,
yaitu :
a) Awal event nonprimitif, dan
b) Akhir event nonprimitif, serta Suatu kondisi "e,ventnonprimitif sedang
terjadi"
39
Penembakan yang nondeterministik dan nonsimultan dari transisi pada
pemodelan dari sistem yang konkuren ada 2 cara. Salah satunya ditunjukkan
pada gambar 3-5. Pada situasi ini, dua transisi yang enabled tidak saling
mempengaruhi satu dengan lainnya. Hal ini diistilahkansebagai konkurensi.
0-+--0
40
3.3 PERANGKAT KERAS KOMPUTER
1',
41
L adalah input alfabet berhingga
~ adalah output alfabet berhingga
() : E> X L ~ E>adalah fungsi next-state, memetakan pasangan stata
dan input terakhir ke stata berikut.
r : E>X L ~ ~ adalah fungsi output, yang memetakan pasangan stata
dan input terakhir ke simbol output.
Mesin State sering dinyatakan oleh suatu state diagram. Pada suatu
state diagram, state-state dinyatakan oleh lingkaran-lingkaran yang
merupakan node-node dari graph. Arkus dari state qi ke state q.~ diberi
label a/b yang mengartikan bahwa dalam state qi dengan input a maka
mesin akan mengubah ke state q.~ dengan mengoutput simbol b.
Secara formal, dapat dituliskan () (qi, a) = qj dan r(qi,
a) = b. Input
alfabet mendefinisikan input ke mesin dari luar sedangkan output alfabet
menyatakan output dari mesin keluar sistem.
0/0 011
III
R/R
I/O
Gambar 3-7. Diagram stata untuk suatu mesin stata hingga yang
menghitung 2's complement dari suatu bilangan biner.
42
Untuk merepresentasikan suatu state machine sebagai suatu Jaringan
Petri membutuhkan sedikit pemikiran karena pada Jaringan Petri tidak
terdapat fasilitas untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Oleh karena itu,
dalam memodelkan interaksi dengan dunia luar dapat di realisa.sikandalam
2 cara, yaitu :
T = {tq,(JI q E 8 dan cr E L}
43
Representasi Jaringan Petri dari contoh state machine sebelumnya :
Garnbar 3-8. Jaringan petri yang ekivalen dengan mesin stata hingga
dari garnbar 3.7.
IVI
Garnbar 3-9. Mesin stata hingga untuk menghitung paritas dari suatu
bilangan biner input.
45
o
Gambar 3.10 Jaringan Petri yang ekivalen ke mesin stata hingga dari
gambar 3-9.
47
Gambar 3-12. Komposisi paralel ~ari gambar 3-8 dan 3-10. Suatu sub-
Jaringan duplikator diperlukan untuk menyediakan input
bagi kedua komponen Jaringan Petri.
48
3.3.2 Pipeline Komputer
Kemampuan untuk membuat model Paralelisme dan kemudahan
mengkombinasikan beberapa subsistemyang dimodelkan sebagai Jaringan
Petri membuat model jaringan petri sangat berguna dalam memodelkan
hardware komputer yang lebih kompleks. Sistem-sistemkomputer tersusun
.dari beberapa komponen, dan beberapa rancangan mencoba untuk
meningkatkan hasil dengan menjalankan beberapa fungsi secara paralel.
Hal ini menjadikan Jaringan Petri tepat sekali untuk merepresentasikan
sistem tersebut.
Contoh dari pendekatan ini untuk membentuk suatu komputer dengan
performasi yang tinggi adalah dengan menggunakan pipelines.
Teknik ini ini mirip dengan operasi dari suatu jalur dan khususnya
bermanfaat untuk pemrosesan vektor dan array. Perakitan suatu pipeline
terdiri atas beberapa tingkatan, dimana eksekusi dari setiap tingkatan dapat
secara serempak. Bila tingkat k selesai, menunggu hasil dari hasil yang
dimilikinya diteruskanke tingkat (k+l) dan tingkatan (k-l) untuk pekerjaan
selanjutnya. Jika setiap tingkat menghabiskan t satuan waktu dan terdapat
n tingkatan, maka operasi lengkapnya untuk 1 operandi membutuhkan n.t
satuan waktu. Bagaimanapun, jika pipeline tersebut tetap disuply dengan
operandi yang baru, ia dapat mengeluarkantiap-tiap hasilnya rata-rata setiap
t satuan waktu.
Sebagai contoh, penambahan 2 bilangan floating point secara kasar
langkah yang dapat diambil adalah berikut ini :
1. Ekstrasikan eksponen-eksponen dari kedua angka tersebut.
2. Bandingkaneksponen-eksponentersebut dan menukar tempatjika perlu
untuk mengurutkan secara tepat dari yang lebih besar dan yang lebih
kedl pada eksponen-eksponen tersebut.
3. Pindahkan pecahan yang lebih kedl untuk menyamakan/meratakan
eksponen-eksponen.
4. Jumlahkan pecahan-pecahan
5. Postnormalize.
6. Perhatikan apakah eksponen terlalu banyak atau sebaliknya, satukan
eksponen dan pecahan dari hasil tersebut.
49
-.-..- ... .._u. __. .. __ .....
rr/"~
.
:~ ", .
'>-
;<\
~~ It"""
~ !-.p.'i ' -.' .
-~
. .
~
~006 . ~",..;;-,j.:' ". . ...
t!..~ A -'~'#Ii'.~-
..
.
.
-
~ ...1'A ...-. -'
50
'#;' \(c:}~;.,
..t-":l/.
"~~'\""''"'.&t"1..
.
~.1/' 'A't;,,(.->,\'./
.
j t'~..
,',~;
~
4
Semuanya harns menunggu sampai :
1. Register outputnya telah kosong dengan menyalinnya kedalam regis-
ter input dari tingkat berikutnya, dan
2. Suatu input barn telah bersedia didalam register inputnya.
Dalam hal ini, kontrol untuk tingkat k dari pipeline tersebut perlu
untuk tahu kapan kondisi berikutnya hold :
Perlu diingat bahwa dalam model ini kita telah memodelkan eksekusi
yang aktual dari unit-unit pipeline sebagai event-event non primitive. Hal
ini membolehkan kita untuk mengabaikan, pada leveUni, detail-detail yang
specifik dari hal-hal yang dilakukan setiap unit dan mengkonsentrasikan
pada interaksinya yang memungkinkan.Setiap operasijuga dapat dibuatkan
model Jaringan Petrinya. Jaringan Petri untuk setiap unit dapat disubtitusi
kedalam Jaringan Petri dari gambar 3.19 untuk mendapatkanjaringan petri
yang lebih mendetail. Kemampuan untuk memodelkan suatu sistem pada
beberapa level abstraksi yang berbeda, dalam suatu cara yang hierarki,
dapat berguna sekali.
51
unit k -1
Output r~gistcr k - 1
Input register k
Output register k
I:-:put r~gist~r k -:
Gambar 3-13. Diagram blok dari control unit yang tidak sinkron untuk
komputer pipeline.
52
,,
'\.
'\.,
Gambar 3-14. Model Jaringan Petri dari unit kontrol suatu komputer
pipeline yang tidak sinkron.
53
3.3.3 Unit Mu(ti Fungsi
54
Xl tanpa masalah. Instruksi 3 dapat mengeluarkan ke unit penambahan.
Sekarang untuk mengeluarkan instruksi 4, kita harus menunggu sampai
Instruksi 1, 2, 3 selesai, karena instruksi 4 menggunakan unit penambahan
(yang sedang digunakan oleh instruksi 3) untuk memproses XO (sedang
diproses oleh Instruksi 1)dan X3 (sedangdiprosesoleh Instruksi2). Instruksi
5 harus menungguInstruksi 1 (untukmenyelesaikanproses XO)dan Instruksi
3 (untuk menyelesaikan proses X4).
Pengenalan dari type paralel ini, pengerjaan beberapa instruksi dari
program secara simultan, harus dikontrol sehingga hasil dari pengerjaan
program dengan atau tidak dengan paralel adalah sama saja. Instruksi
tertentu dalam program akan membutuhkan hasil dari instruksi terdahulu,
telah sukses diproses sebelum instruksi sebelumnya diproses.
Sistem yang memperkenalkan paralel kedalam sebuah program
sequensialsedemikianrupa menyokonghasil yang benar adalah Determinate
(terbatas). Kondisi-kondisi untuk menyokong ketetapan telah dipikir~an
oleh Bersten (1966) sebagai berikut :
Untuk dua operasi a x b, sedemikian hingga a mendahului b dalam
program linier, b dapat dimulai sebelum a selesai dikerjakan jika dan
hanya jika b tidak memerlukan hasil dari a sebagai input dan.hasil dari
b tidak merubah input atau hasil dari a.
55
3.20 menunjukkan sebuah porsi dari Jaringan Petri yang dapat digunakan
sebagai model eksekusi instruksi menggunakan unit u dan register i, j dan
k. Memodelkan seluruh unit kontrol tentunya akan membuktikan Jaringan
Petri yang besar.
Unit u
is free
Register;
is free
Registeri
is free
Register Ie
is free
56
3.4 PERANGKAT LUNAK KOMPUTER
3.4.1 Flowchart
Kasus termudah terhadap suatu sistem. dari proses konkruen adalah
suatu sistem yang hanya memiliki tepat 1 proses pertama-tama kita
memeriksa bagaimana satu proses tunggal dapat dinyatakan oleh suatu
Jaringan Petri dan kemudian menggabungkan Jaringan Petri-Jaringan Petri
yang menpresentasikanbeberapaproses yang membentuksistem dari proses-
proses konkruen.
Satu proses tungal dijelaskan dengan satu program. Program
merepresentasikan dua aspek terpisah dari proses, yaitu :
57
Contoh : Suatu program berikut ini
Begin
Input (y1);
Input (y2);
Y3 : = 1;
While y1 > 0
do
begin
If odd (y1)
Then
begin
y3 : = y3 * y2 ;
y1 : =y1 - 1 ;
end;
y2 : = y2 * y2 ;
y1 : =y1 - 2 ;
end;
output (y3) ;
end;
58
Flowchart dari program diatas adalah berikut ini.
c/
('
59
Alesi Interpretasi
a Input (y1); Input (y2); y3 =1
b y1 > 0 ?
c Odd(y1) ?
d y3 := y3 * y2 : y1 := y1 - 1
e y2 := y2 * y2 ; y1 := y1 / 2
f Output (y3)
60
Computation Computation
T T
T F
3.4.2 Parallelisme
61
b.F
62
Operasi operasi ini dapat dimodelkan pada suatu jaringan petri yang
ditunjukkan pada gambar 3-19.
Usulan lain untuk memperkenalkanparallelisme adalah strukturkontrol
parbegin dan parend. Strukturkontrol ini diusulkan oleh djikstra dan bentuk
umumnya adalah parbegin SI;S2;S3; ;Sn parend, dimana Sj adalah
statement-statemen. Arti dari struktur parbegin/parend adalah untuk
mengeksekusi setiap statemen, SI,S2,S3, Sn secara paralel. Bentuk ini
dapat direprsentasikan dalam suatu jaringan petri yang ditunjukkan pada
gambar 3-20.
(a)
(b)
63
Gambar 3-20. Pemodelan jaringan petri dari parbegin S\;S2;S3; ;Sn
parend. Setiapkotak merepresentasikanrepresentasijaringan
petri dari statement-statemenS\'S2,s3' 'Sn.Gambar inijuga
mengilustrasikansifat hirarki dari pemodelanjaringan petri.
3.4.3 Sinkronisai
Paralellisme yang telah dijelaskan sebelumnya sangat berguna untuk
memecahkan suatu masalah hanya jika komponen dari proses dapat saling
bekerja sarna dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kerjasama yang
dimaksud adalah pemakaian secara bersama informasi dan sumber diantara
proses.,proses tersebut. Hal ini hams dikontrol untuk menjamin operasi
yang benar dari keseluruhan sistem. Beberapa masalah sinkronisasi
dikemukakan oleh Dijkstra, yaitu : masalah mutual exclusion, masalah
Producer/Consumer, masalah The Dining Philosophers serta masalah
ReaderslWriters. Semua masalah diatas merupakan masalah klasik dalam
64
bidang sinkronisasi. Walaupun Jaringan Petri merupakan suatu skema
pemodelan, dan bukan merupakan suatu mekanisme sinkronisasi, Jaringan
Petri harus dapat secara tepat memodelkan mekanisme sinkronisasitersebut
dan menyelesaikan masalah-masalah ini.
Efek komputasi dari proses pertama telah hilang dan nilai dari objek
yang digunakan bersama sekarang adalah g(x), sementara nilainya
seharusnya adalah g(f(x» atau f(g(x». Bayangkan pengaruhnya jika g(x)
adalah "penarikan $1000 ke account x" serta proses I dan II adalah bak
tellers.
Untuk mencegah masalah diatas maka perlu untuk menyediakan suatu
mekanisme untuk mutual exclusion. Mutual Exclusion adalah suatu teknik
65
pendefinisian kode entry dan exit sehingga paling banyak satu proses
dapat mengakses suatu objek data yang digunakan bersama pada suatu
saat. Kode yang mengakses objek yang digunakan bersama tersebut dan
membutuhkan perlindungan dari campur tangan proses lain disebut seksi
kritis.
66
Critic:ll Critical
section section
..
Process I Process2
67
Variasi dari masalah ini adalah masalah multiple producer/consumer.
Pada variasi ini, beberapa producer menghasilkan item-item yang
ditempatkan pada suatu buffer untuk beberapa konsumer. Gambar 3-23
merupakan suatu solusi atas masalah ini
Producer Consumer
68
".
.r
Produce
Producer Consumer
69
Produce
T
?
Producer Consumer
70
Garnbar 3-25. Masalah dining philosopher. Setiap philosopher
dimodelkan oleh dua place, sedang berfikir adalah Mj dan
sedang makan Er
71
reader yang multiple dapat mengakses data yang terbagi secara serempak.
Masalahnya adalah memberi definisi sebuah struktur kontrol yang tidak
deadlock atau memperbolehkan pelanggaran kriteria mutual exclusion.
Gambar 3.26 mengilustrasikan suatu solusi bila jumlah proses reader
dibatasi n. pada suatu sistem dimana jumlah proses reader tidak terbatas
maka hanya n reader dapat membaca pada satu saat.
Readers Writers
72
s
73
3.5 SISTEM-5ISTEM LAINNYA
lOx=x+l
20 y = y + 1
30 z = x + y
74
Key: Job time
requiRment
Excavate
Job
IdentiCic~
r;;J
Storm
dr:ains
Rouch
plumbinc
Walksand
Jandscapinl
Finish
pJumbin,
P~int
Finish
cJcctric~1
work
75
Gambar 3-29. Representasi jaringan petri dari diagram Pert gambar 3-28.
76
Statemen-statemen 10 dan 20 ditulis sebagai statemen 10 sebelum
statemen 20, tetapi kendala ini tidaklah perIu. Statement-statement 10 dan
20 dapat dieksekusi dalam urutan sembarang dengan tidak mempengaruhi
program. Namun, statement 30 dibatasi untuk mengikuti statement 10 dan
20. Aliran kontrol juga harus diperhatikan pada dalam menstatementkan
ulang kebutuhan-kebutuhanpengurutan. Analisa ini merupakan analisa dari
kondisi Bernstein's untuk menjamin determinacy. Hasil dari analisa ini
adalah sebuah Jaringan Petri yang menampilkan program dengan
pembatasan rangkaian yang minimal. Masalahnya kini adalah untuk
mengkompilasi program ini. Hal ini membutuhkan pemetaan variable ke
dalam bentuk register-register dan instruksi-intruksi permintaan untuk
menghsilkan suatu jumlah dari rangkaian perintah instruksi bahasa mesin.
6600 adalah suatuperkalianregister,perkaliandari unit fungsionalcomputer,
seperti yang dijelaskan dalam bagian 3.3.3. Sejak unit fungsional dapat
dieksekusi secara paralel pada beberapa instruksi. Hal ini sangat penting
untuk menggerakkan instruksi guna memaksimalkan cara paralel dalam
suatu eksekusi pada fungsional unit. Hal ini juga berakibat pada penugasan
variableke register.Model JaringanPetri dari programmenampilkanbatasan
dari program yang digabungkandengan modelJaringanPetri unit pengontrol
CDC 6600, menampilkan batasan yang ditanggung oleh perangkat keras.
Jaringan gabungan ini akan menjelaskan semua instruksi rangkaian yang
mungkin dapat di€ksekusipada perangkatkeras dan menampilkanalgoritrna
program. Jaringan ini akan dieksekusi untuk menghasilkan beberapa
rangkaian instruksi. Dua atau lebih rangkaian diciptakan ketika 2 atau
lebih transisi secara bersamaan siap. Penembakan sebuah transisi akan
mnghasilkan satu rangkaian, penembakan yang lainnya menghasilkan
rangkaian yang lain. Sebagai contoh, Jaringan Petri pada gambar 3.30
menggambarkan rangkaian abcdef, bacdef, dan bacedf. Seperti pada
rangkaian yang dihasilkan,jumlah dari waktu pengeksekusi untuk masing-
maing diolah, dan pada rangkaian yang tercepat akan digerakan dengan
kompiler untuk kemudian dieksekusi yang sebenamya.
77
Gambar 3-30. Jaringan Petri yang merepresentasikan beberapa barisan
eksekusi instruksi
Sistem kimia adalah contoh lain dari sistem yang dapat dimodelkan
dengan Jaringan Petri. Persamaan kimia dimodelkan dengan transisi,
sedangkan reaktan dimodelkan dengan place, Nomor token disuatu place
menerangkan jumlah reaktan dalam sistem.
Contoh : Jaringan Petri dalam gambar 3.31 menggambarkan 2
persamaan kimia berikut ini :
H2C204 ~ 2C02 + 2H++ 2e
2e + 2H+ + H202 ~ 2H20
Gambar 3-31. Suatu jaringan petri yang menyatakan reduksi-oksidasi dari asam
axalic dan idrogen poroksida menjadi karbon dioksida dan air.
78
Reaksi katalis juga dapat dipresentasikan. Kombinasi Hidrogen dan
etilen ke bentuk etana (H2 + C2~) hanya terjadi jika terdapat Platinum.
Hal ini digambarkan pada gambar 3.32.
Sistem yang lain yang dapat dimodelkan oleh Jaringan Petri meliputi
barisan Jaringan kerja (dimana barisan ini dimisalkan oleh place dan
pekerjaan oleh token), model otak (garis neuron dimodelkan oleh garis
transisi), keseimbangan kalkulus [Genrich 1975; Genrich K Lauconbach
1978] (ini mewakilkan literatur dan kombinasi transisi mereka untuk
mengabungkan klausa dalam bentuk normal) dan banyak lagi lainnya.
Panjang dibatasi oleh waktu dan imajinasi dari pemodel itu sendiri,
dan tidak dibatasi oleh model Jaringan petri. Walaupun begitu, kita melihat
paling sedikit satu contoh (masalah penulis I pembaca) dimana tidak dapat
dimodelkan ke dalam Jaringan Petri. Dan, walaupun model dari Jaringan
Petri dapat menolong menjelaskan sebuah sistem, kita perlu juga
menggunakanalat-alatanalisa untuk mengujiJaringan Petri dan menentukan
kepemilikan Jaringan Petri tersebut. Ini akan membawa kita ke bagian
berikutnya, dimana kita menampilkan metoda analis untuk Jaringan Petri.
79