BUPATI MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU
BUPATI MUKOMUKO,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM.
Pasal 1
BAB II
ASAS PELAKSANAAN
Pasal 2
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Maksud
Pasal 3
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 4
BAB V
RUANG LINGKUP
Pasal 6
Ruang lingkup peraturan daerah tentang alih fungsi dan perlindungan lahan
pertanian pangan berkelanjutan yang dilaksanakan secara terintegrasi,
meliputi :
a. perencanaan dan strategi;
b. penetapan;
c. pengembangan;
d. penelitian;
e. pemanfaatan;
f. perlindungan dan pemberdayaan petani;
g. alih fungsi lahan;
h. insentif dan disinsentif;
i. koordinasi;
j. kerjasama;
k. sistem informasi;
l. peranserta masyarakat;
m. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
n. larangan; dan
o. sanksi.
Pasal 7
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Pasal 15
Pasal 16
BAB VII
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Bagian Kesatu
Penelitian
Pasal 17
Pasal 18
Bagian Kedua
Pengembangan
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
BAB VIII
PEMANFAATAN
Pasal 23
Pasal 25
(1) Setiap pemilik hak atas tanah atau pihak lain yang berkaitan dengan
pemanfaatan lahan yang ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan di daerah, wajib :
a. memanfaatkan tanah sesuai peruntukan; dan
b. memelihara dan mencegah kerusakan irigasi.
(2) Setiap pemilik hak atas tanah atau pihak lain yang berkaitan dengan
pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berperan serta
dalam:
a. menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah;
b. memelihara dan mencegah kerusakan lahan; dan
c. memelihara kelestarian lingkungan.
(3) Setiap pemilik hak atas tanah atau pihak lain yang berkaitan dengan
pemanfaatan lahan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan berdampak terhadap rusaknya lahan, wajib
memperbaiki kerusakan tersebut.
BAB IX
PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI
Bagian Kesatu
Perlindungan
Pasal 26
Pasal 27
Bagian Kedua
Pemberdayaan Petani
Pasal 29
Pasal 30
BAB X
ALIH FUNGSI
Pasal 31
Pasal 32
(1) Terhadap alih fungsi LPPB sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 ayat (2),
maka Pemerintah Daerah wajib melakukan pergantian lahan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. memiliki kajian kelayakan strategis dan lingkungan;
b. memiliki perencanaan alih fungsi lahan;
c. pembebasan kepemilikan hak atas tanah; dan
d. ketersediaan lahan pengganti.
(2) Terhadap alih fungsi LPPB sebagaimana dimaksud ayat (1), Pemerintah
Daerah berkewajiban untuk melakukan penggantian lahan.
(3) Luasan lahan pengganti sebagaimana dimaksud ayat (2) memiliki luas
efektif minimal sama dengan luas lahan yang dialihkan serta memiliki
daya dukung infrastruktur yang dapat disetarakan dengan lahan yang
dialih fungsikan.
(4) Lahan pengganti sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat berlokasi di desa
lain dalam satu kecamatan yang sama dengan lahan yang dialih
fungsikan.
(5) Tata cara alih fungsi lahan PLPPB diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 33
Pasal 35
Pasal 36
(1) Pembebasan kepemilikan hak atas tanah untuk lahan pertanian pangan
berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat (2) huruf c
dilakukan dengan pemberian ganti rugi dan ganti rugi nilai investasi
infrastruktur oleh pihak yang melakukan alih fungsi.
(2) Penetapan besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui musyawarah dan mufakat antara pemilik tanah dan
pihak yang melakukan alih fungsi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 37
Pasal 39
(1) Alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan akibat bencana alam,
dilakukan untuk pembangunan infrastruktur yang tidak dapat ditunda di
daerah bencana alam, dengan syarat :
a. pembebasan kepemilikan hak atas tanah; dan
b. ketersediaan lahan untuk pengganti di desa/kelursahan/kecamatan
yang bersangkutan.
(2) Penetapan kejadian bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Mukomuko.
Pasal 40
(1) Pembebasan kepemilikan hak atas tanah yang dialihfungsikan dari lahan
pertanian pangan berkelanjutan akibat bencana alam sebagaimana
dimaksud pada Pasal 39 ayat (1) huruf a dilakukan dengan pemberian
ganti rugi oleh pihak yang melakukan alih fungsi, sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Besaran ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui musyawarah dan mufakat antara pemilik tanah dan pihak yang
melakukan alih fungsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 41
BAB XI
INSENTIF DAN DISINSENTIF
Pasal 42
Pasal 43
BAB XII
KOORDINASI
Pasal 44
BAB XIII
KERJASAMA DAN KEMITRAAN
Pasal 45
Pasal 46
(1) Pemerintah Daerah dapat membentuk kemitraan dengan dunia usaha
dan/atau lembaga lain dalam rangka perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan.
(2) Kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan program
maupun pelaksanaan proyek antara Pemerintah Kabupaten dengan
Pemerintah Kabupaten lain, lembaga usaha, lembaga nirlaba, asosiasi
kelompok tani, dan lembaga penyiaran baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
(3) Dalam hal kemitraan melibatkan pihak luar negeri maka pihak yang
bermitra wajib memenuhi kaedah perundangan yang berlaku serta
memiliki perwakilan yang ditempatkan di Kabupaten Mukomuko.
(4) Kemitraan dalam rangka perlindungan LPPB dilakukan dalam bentuk :
a. pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi sumberdaya
manusia petani;
b. penelitian dan pengembangan;dan
c. promosi dan diseminasi antara lain program, produk unggulan,
teknologi produksi, teknologi pasca panen dan lain-lain.
(5) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan
ayat (4), dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV
SISTEM INFORMASI
Pasal 47
Pasal 48
BAB XV
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 49
(1) Peran serta masyarakat dalam pemberian usulan perencanaan,
tanggapan dan saran disampaikan melalui forum musyawarah
pembangunan dan/atau dalam bentuk dokumen tertulis yang ditujukan
kepada SKPD teknis terkait.
(2) Pemerintah Kabupaten memberikan pelayanan terhadap peran
masyarakat dengan cara :
a. melakukan identifikasi dan inventarisasi kegiatan pengembangan
intensifikasi dan ekstensifikasi; dan
b. melakukan inventarisasi, publikasi, memberikan dukungan
operasional dan penghargaan terhadap hasil penelitian masyarakat
tertentu.
(3) Pemerintah Kabupaten melakukan identifikasi, inventarisasi dan
memfasilitasi tindak lanjut dan penyelesaian atas :
a. laporan dan pemantauan masyarakat terkait kinerja Perlindungan
LPPB;
b. pengajuan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana lahan pertanian
pangan berkelanjutan di Kabupaten,
c. pengajuan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana lahan pertanian
pangan berkelanjutan di wilayahnya.
BAB XVI
PEMBIAYAAN
Pasal 50
BAB XVII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pemantauan
Pasal 51
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 52
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 53
(1) Setiap orang yang melanggar kewajiban atau larangan dalam kegiatan
pengalihfungsian LPPB dikenai sanksi administratif.
(2) Setiap kegiatan pengalihfungsian lahan pertanian pangan berkelanjutan
di luar ketentuan Pasal 31 ayat (2), dikenakan sanksi administrasi
berupa:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin; dan
d. pencabutan izin;
e. penghentian sementara kegiatan;
f. penghentian sementara pelayanan umum;
g. penutupan lokasi;
h. pembongkaran bangunan;
i. pemulihan fungsi lahan;
j. pencabutan insentif; dan
k. denda adminsitratif.
(3) Sanksi administrasi yang dikenakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak membebaskan pelanggar dari tanggungjawab pemulihan
dan pidana.
Pasal 54
(1) Kegiatan pengalihfungsian LPPB di luar ketentuan Pasal 30 ayat (2) akan
dikenakan sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi lahan;
i. pencabutan insentif; dan/atau
j. denda administratif.
(2) Pengenaan sanksi administrasi berupa pembekuan atau pencabutan izin
sebagaimana dimaksud pada Pasal 53 huruf c dan d, dilakukan apabila
pelanggar tidak melaksanakan sanksi administrasi berupa paksaan
pemerintah.
(3) Paksaan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. penghentian sementara kegiatan;
b. pemindahan sarana kegiatan;
c. pembongkaran;
b. penyitaan terhadap barang dan atau alat yang dapat
berpotensi untuk menimbulkan pelanggaran;
a. penghentian sementara seluruh kegiatan; dan
b. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran.
(4) Pengenaan paksaan Pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului
teguran apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan :
a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;
b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera
dihentikan perusakannya; dan/atau
c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup bila tidak segera
dihentikan perusakannya.
(5) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi dan besarnya denda
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 55
Pasal 56
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dilakukan oleh suatu badan hukum, perusahaan atau korporasi,
pengurusnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan
dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badan hukum,
perusahaan korporasi dapat dijatuhi pidana berupa:
a. perampasan kekayaan hasil tindak pidana;
b. pembatalan kontrak kerja dengan pemerintah;
c. pemecatan pengurus; dan/atau
d. pelarangan pada pengurus untuk mendirikan badan hukum,
perusahaan korporasi dalam bidang usaha yang sama.
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana diatur dalam bab ini menimbulkan
kerugian, pidana yang dikenai dapat ditambah dengan pembayaran
kerugian.
(4) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tindak pidana
terhadap alih fungsi lahan yang mengakibatkan kerusakan fungsi irigasi,
dikenakan ancaman pidana sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
(5) Dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana yang
lebih tinggi dari ancaman pidana dalam Peraturan Daerah ini, maka
diberlakukan ancaman pidana yang lebih tinggi.
(6) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan
daerah dan disetorkan ke Kas Daerah Kabupaten Mukomuko.
BAB XX
PEMBINAAN, PENGWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 57
(1) Pembinaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
dilaksanakan oleh Bupati Mukomuko dalam bentuk pengaturan,
bimbingan, pengawasan dan pengendalian.
(2) Pembinaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan agar tercipta
kondisi yang mendukung kepentingan kemandirian, ketahanan dan
kedaulatan pangan Daerah.
(3) Dalam rangka mewujudkan pembinaan perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
upaya :
a. koordinasi perlindungan;
b. sosialisasi peraturan perundang-undangan;
c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi;
d. pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat;
e. penyebarluasan informasi kawasan pertanian pangan berkelanjutan
dan lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan
f. peningkatan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat.
BAB XXI
KETENTUAN LAIN LAIN
Pasal 58
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Ditetapkan di Mukomuko
Pada Tanggal 27 MEI 2015
BUPATI MUKOMUKO,
TTD
ICHWAN YUNUS
Diundangkan di Mukomuko
Pada Tanggal 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO,
TTD
SYAFKANI