Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan gastrointestinal mencakup sejumlah besar penyakit yang
menyebabkan penderita mencari pertolongan medis dan menyebabkan penyebab utama
kasus rawat inap di berbagai negara, walaupun gangguan gastrointestinal tidak secara
langsung menyebabkan kematian seperti gangguan kardiovaskuler, tetapi merupakan
salah satu lima besar dari penyebab kematian.
Lambung merupakan saluran gastrointestinal sangat rentan terhadap serangan
penyakit mendadak dengan gejala yang ganas, tetapi penyakit semacam ini umumnya
akan mereda dalam waktu singkat dan tidak meniggalkan efek sisa. Gangguan semacam
ini tidak diragukan lagi lagi disebabkan oleh menelan makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri atau berbagai senyawa kimia lain.
Gastritis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di masyarakat baik
secara mendadak(akut) maupun menahun (kronik). Penyakit ini menyerang lambung
yang biasanya dianggap sebagai akibat kelainan pola makan. Penyakit ini biasanya
bersifat jinak dan swasirna yang merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai
iritan lokal, yang ditandai suatu keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa
lambung.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat diambil dari uraian latar belakang diatas yaitu:
a. Apa pengertian gastritis ?
b. Bagaimanakh pembagian gastritis ?
c. Apa penyebab (etiologi) gastritis ?
d. Bagaimana patofisiologi gastritis ?
e. Tanda dan gejala apakah yang nampak pada pasien penderita gastritis ?
f. Diagnosa keperawatan apasajakah yang dapat diangkat dari pebderita gastritis ?
g. Bagaimanakh intervensi yang dilakukan dalam menangani penderita gastritis ?

1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian gastritis.
b. Untuk mengetahui pembagian gastrits.
c. Untuk mengetahui penyebab gastritis.
d. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis.
e. Untuk mengetahui gejala dan tanda gastritis.
f. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari gastritis.
g. Untuk mengetahui intervensi-intervensi yang dilakukan dalam menangani pasien
gastritis.

D. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami
tentang penyakit gastritis mencakup pembagian, etiologi, patofisiologi dan manifestasi,
sehingga dapat mengangkat diagnosa keperawatan dalam implementasi keperawatannya
sehingga dapat dilakukan intervensi- intervensi keperawatan dalam penanganannya,
serta mampu mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lsambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus
atau lokal (soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif mansjoer,
1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (sjamsuhidajat,R. 1998). Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
difus atau lokal.

B. Klasifikasi
Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisial akut dan gastritis
atrofik kronik.
1. Gastritis akut erosif
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,
biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus.
2. Gastritis atrofik kronis
Gastritis atrofik kronis ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai sel apitel
parietal dan chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai
permukaan yang rata. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori: gastritis tipe
A (atrofik atau fundal) dan tipe B (antral). Gastritis kronis tipe A juga disebut sebagai
gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).gastritis kronis tipe A
merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan adanya autoantibodi terhadap sel
parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dab berkaitan dengan tidak adanya sel
parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya
kadar gastrin. Gastritis kronis tipe B disebut juga gastritis antral karena umumnya
mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis

3
kronis tipe A. gastritis kronis tipe A lebih seing terjadi pada penderita usia tua. Bentuk
gastritis ini mempunyai sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia
penisiosa. Kadar gastrin serum yang rendah sering terjadi. Gastritis atrofik kronis dapat
mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma.

C. Etiologi
 GastritisAkut
 Pemakaian sering obat-obatan NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)
seperti aspirin yang tanpa pelindung
 selaput enterik
 Peminum alkohol
 Perokok berat
 Stres fisik (luka bakar)
 Keracunan makanan (enterotoksin)
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
 Infeksi H. pylori. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan
menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meniggalkan daerah epitel yang gundul.

 GastritisKronik
penyabab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alkohol, merokok dan juga
disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, variola,
morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen,
plumbum obat-obat yang mengandung salisilat, asam basa kuat, KmnO4 dan lain-lain).

D. Patofisiologi
 Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

4
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan
dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi
gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

 Gastritis kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor itu
adalah :
1 .Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
2 .Perfusi mukosa lambung yang terganggu
3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi
mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu
sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya

5
tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan
kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal
barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada
lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

E. Manifestasi
 Gastritis Akut
Manifestasi klinik yang biasa muncul dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak
jelas seperti Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, bersendawa perdarahan saluran
cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
 Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.

F. Komplikasi
 Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian
atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik,
terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
 Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis
biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda.

Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak
berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada

6
satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif
yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai
adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat
itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan Lesi yang sudah mengalami
penyembuhan.

Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati
mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan
Seawal mungkin.

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat
dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin
biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekuranga
vitamin B 12.

H. Penanganan
 Gastritis Akut
Gastritis akut biasanya mereda bila agen penyebabnya dihilangkan. Obat anti muntah
dapat membantu menghilangkan mual dan muntah. Bila penderita tetap muntah,
mungkin perlu koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan infus
intravena. Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor
pompa proton, ankikolinergik dan antasid (untuk melapisi daerah inflamasi atau
ulserasi (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur
sekresi asam lambung. antasida) dapat mempercepat penyembuhan.gastritis akut
diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan
sampai gejala berkurang. Bisa pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung
gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteraal. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya adalah serupa dengan prosedur yang

7
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis daikibatkan pleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran
dan penetralisasian agen penyebab.
 Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (mis:aluminium hidroksida);
menetralisasi alkali, digunakan jus lemon atau cuka encer.
 Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.

 GastritisKronik
pengobatan gastritis kronis bervariasi, bergantung pada penyebab penyakit yang
dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat diberikan antibiot untuk membatasi
H. pylori. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung dihindari. Pemberian
obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton. Gastritis kronis dapat diatasi engan memodifikasi diet pasien,
meningkatkan istrahat, mengurangi stres dan memulai fermakoterapi. H. pilory dapat
diatasi dengan antibiotik (tertrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut. Pasien
dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan
oleh adanya antibodi terhadap faktor instrinsik.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS AKUT

A. Pengkajian

Pengkajian :

• Apakah pasien mengeluh nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual dan muntah
• Kapan terjadinya gejala, apakah sebelum makan, setelah makan, setelah mencerna
makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol
• Apakah gejala berhubungan dgn ansietas, strees, alergi, makan minum terlalu banyak
atau makan terlalu cepat
• Bagaimana gejalanya berkurang atau hilang
• Apakah ada riwayat penyakit Lambung sebelumnya
• Apakah pasien ada muntah darah atau tidak
• Adakah nyeri tekan abdomen

1. Aktivitas/istrahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap nyeri)

2. Sirkulasi
Gejala : Kelemahan/nadi perifer lemah
Takikardi
Kelembapan kulit/membran mukosa: berkeringat(menunjukan nyeri akut,
respon psikologi)

3. Integritas ego
Gejala : perasaan tak berdaya
Tanda : ansietas,gelisah, pucat, berkeringat

9
4. Eliminasi
Perubahan pola defekasi, karakteristik feses,nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus
hiperaktif, urine pekat dan menurun.
5. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,
tidak toleran terhadap makanan; makanan pedas, penurunan berat badan.
Tanda : muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, berat jenis
urine meningkat.

6. Neurosensori
Kelemahan, rasa berdenyut, pusing/sakit kepala.
Status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu.

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba,
rasa ketidak nyamanan setelah makan banyak, nyeri epigastrium kiri.
Tanda : wajah berkerut, pucat, berkeringat.
Nyeri epigastrium kiri,
Faktor pencetus; makanan, rokok, penggunaan obat-obat tertentu(salisilat,
antibiotik, ibu profen)stress pskilogi.
8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat/sensitif
Tanda : peningkatan suhu, eritema.
9. Penyuluhan/pembelajaran
Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung aspirin, alkohol,steroid
yang dapat menyebabkan iritasi lambung.

10
B. Penyimpangan KDM Gastritis Akut

C. Diagnosa dan Perencanaan Keperawatan

11
No Diagnosa Tujuan Intervensi dan Rasional
Keperawatan
1 Nyeri berhubungan Nyeri berkurang atau 1. Kaji ulang tingkat nyeri klien
dengan iritasi hilang dengan kriteria : Rasional:
mukosa asam - Nyeri dan panas pada Agar dapat mengetahui tingkat nyeri
lambung ditandai daerah epigastrium serta dapat melakukannya.
dengan : berkurang atau hilang.
DS: - Pasien dapat istrahat. 2. Berikan informasi tentang
Klien merasa nyeri - Pasien tenang/tidak berbagai strategi yang dipilih untuk
dan panas pada meringis/gelisah. menurunkan rasa nyeri
daerah epigastrium Rasional:
DO: Dapat mengetahui metode penurunan
Klien tampak nyeri serta dapat melakukannya.
meringis dan gelisah 3. Anjurkan klien dan keluarga agar
tidak makan makanan dan minuman
yang merangsang peningkatan asam
lambung
Rasional :
Agar klien dapat mengetahui makanan
yang merangsang asam lambung serta
tidak mengkonsumsinya
Menurunkan tingkat nyeri yang
dialami oleh klien.
4. Berikan makan sedikit tapi sering
sesuai indikasi untuk pasien.
Rasional :
Makanan mempunyai efek penetralisir
asam, juga menghancurkan kandungan
gaster. Makan sedikit mencegah
distensi dan haluaran gastrin.
5. Identifikasi dan batasi makanan yang

12
menimbulkan ketidak nyamanan.
Rasional :
Makanan khhusus yang menyebabkan
distres antara lain merica, kopi dapat
menimbulkan dispepsia.
6. Gunakan susu biasa dari susu skim,
bila susu dimungkinkan.

Rasional :
Lemak pada susu bisa dapat
menurunkan sekresi gaster,
namunkalsium dan kandungan protein
(susu skim) meningkatkannya.

7. Kolaborasi dengan tim medik untuk


pemberian analgetik:
- Morfin sulfat
- Aseraminofen (tylenol)
- Antasida
- Antikolinergik ; belladona, atropin
Rasional :
- Morfin sulfat merupakan narkotik
untuk menghilangkan nyeri akut atau
hebat dan menurunkan kativitas
peristaltik.
- Aseraminofen, meningkatkan
kenyamanan dan ietrahat.
- Antasida, menurunkan keasaman
gaster dengan absorbsi atau dengan
menetralisir kimia.
Belladona, atropin, diberikan pada

13
waktu tidur untuk menurunkan motilitas
gaster, menekan produksi asam,
memperlambat pengosongan gaster dan
menghilangkan nyeri nokturnal
sehubungan dengan ulkus gaster.
2 Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi 1. Jelaskan klien dan keluarga tentang
kurang dari terpenuhi, pentingnya makanan bagi tubuh.
kebutuhan mempertahankan Rasional :
berhubungan dengan intake nutrisi tetap Klien dan keluarga dapat mengetahui
masukan nutrien adekuat, dengan pentingnya makanan bagi tubuh;
yang tidak adekuat, kriteria : 2. Monitor jumlah makanan yang
mual dan muntah, - Mual masuk.
ditandai dengan ; berkurang/hilang Rasional :
DS : - Porsi makan Untuk mengetahui besarnya
mual dihabiskan. makanan yang dikonsumsi.
DO: - Klien mengerti 3. Monitor adanya muntah dan catat
- Muntah manfaat mekenan jumlah, frekuensi dan warna.
- Porsi makan tidak bagi tubuhnya. Rasional :
dihabiskan.klien Sebagai data untuk melakukan
tidak mengeri tindakan keperawatan dan
manfaat makanan pengobatan selanjutnya.
bagi tubuhnya. 4. Berikan makanan yang bervariasi
menurut dietnya untuk merangsang
nafsu makan.
Rasional :
Agar klien dapat termotivasi dan
merangsang nafsu makan.
5. Berikan makanan dalam porsi kecil
namun sering.
Rasional :
Untuk mengurangi perasaan dan

14
memenuhi kebutuhan makanan bagi
klien.
6. Berikan cairan intravena sesuai
indikasi.
Rasional :
Memenuhi kebutuhan cairan dan
nutrisi sampai masukan oral.
7. Tambahan asupan protein,
trigliserida rantai sedang.
Rasional :
Proyein tambahan membantu
perbaikan dan penyembuhan
jaringan, trigliserida rantai sedang
meningkatkan absorbsi lemak dan
vitamin larut dalam lemak untuk
mencegah masalah malabsorbsi.
8. Kolaborasi dengan tim medik untuk
pemberian obat anti emetik.
Rasional :
Sebagai terapi untuk menghambat
rangsangan mual dan muntah.

3 Intoleransi aktivitas Mampu melakukan 1. Tingkatkan tirah baring/duduk.


berhubungan dengan peningkatan toleransi Berikan lingkungan tenang, batasi
absorbsi nutrisi aktivitas. pengunjung sesuai keerluan.
berkurang ditandai Rasional :
dengan : Meningkatkan istrahat dan
DS : ketenangan , menyediakan energi
Klien merasa lemah yang digunakan untuk penyembuhan
DO : 2. Ubah posisi dengan sering
Klien tidak mampu Rasional :

15
melakukan aktivitas, Meningkatkan fungsi pernapasan dan
meminimalkan tekanan pada area
tertentu untuk menurunkan resiko
kerusakan jaringan.
3. Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan
imajinasi, berikan aktivitas hiburan
yang tepat.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan
penghematan energi, memusatkan
kembali perhatian, dan dapat
meningkatkan koping.
4. Awasi terulangnya anoreksia dan
nyeri pada daerah epigastrium.
Rasional :
Menunjukan kurangnya resolusi
penyakit, memerlukan istrahat lanjut,
mengganti program terapi.
4 Ansietas Menunjukan rileks dan 1. Kaji rasa cemas klien
behubungan dengan laporan ansietas Rasional :
perubahan status menurun dengan Sebagai data awal untuk mengetahui
kesehatan , ditandai kriteria: tingkat kecemasan klien.
dengan perasaan - Klen mengerti tentang 2. Beri kesempatan pada klien
takut dan gelisah. penyakit. mengungkapkan rasa cemasnya.
- Klien tidak takut dan Rasional :
gelisah. Agar dapat mengetahui penyebab
cemas yang dialami serta mengurangi
beban psikologis klien.
3. Jelaskan pada klien tentang diet yang

16
bisa dijalankan setelah sembuh.
Rasional :
Klien dapat mematuhi diet serta
menghindari kambuh penyakitnya
kembali.
4. Jelaskan pada klien tantang prosedur
pengobatan/perawatan yang akan
dilakukan dan dianjurkan kooperatif
didalamnya.
Rasional :
Dapat memahami dan menerima
segala tindakan yang dilakukan untuk
proses penyembuhan penyakit.
5. Berikan motivasi pada klien tentang
kesembuhannya.
Rasional :
Klien dan keluarga optimis atas
penyembuhan penyakit klien dan
mematuhi segala anjuran yang
diberikan.
5 Kurang pengetahuan Memahami keadaan 1. Tentukan persepsi klien tantang
berhubungan dengan penyakit dan penyebab gastritis.
kurang informasi melakukan perubahan
tantang penyakit, pola hidup dalam Rasional :
ditandai dengan mengurangi penyakit. Membuat pengetahuan dasar dan
permintaan memberikan beberapa kesadaran yang
informasi dan konstruktif pada individu.
pernyataan masalah 2. Kaji ulang informasi tantang
penyebab/efek hubungan pola hidup,
dan cara menurunkan resiko. Dorong
untuk bertanya.

17
Rasional :
Memberikan pengetahuan dasar
dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi /keputusan tentang masa
depan dan kontrol masalah kesehatan.
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
hubungan masukan makanan dan
pencetus hilangnya nyeri epigastrik,
termasuk menghindari iritan gaster.

Rasional :
Zat-zat iritan gaster; kafein, rokok
merangsang keasaman lambung.
Individu dapat menemukan bahwa
makanan/minuman tertentu
meningkatkan sekresi lambung dan
nyeri.
4. Anjurkan makan sedikit tapi
sering/makanan kecil, mengunyah
makanan dengan perlahan dan
menhindari makan banyak.

Rasional :
Sering makan mempertahankan
netralisasi HCL, melarutkan isi
lambung pada kerja minimal asam
mukosa lambung. Makan sedikit
mencegah distensi gaster yang
berlebihan.
5. Dukung penggunaan teknik

18
penanganan stres, hindari stres emosi.

Rasional :
Menurunkan rangsangan eksentrik
HCL.

D. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
 Menghindari makan makanan atau minuman yang mengandung kafein atau alkohol.
 Mematuhi program pengobatan
- Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi
- Menggunakan obat-obatan sesuai resep
 Melaporkan nyeri berkurang.
 Berpartisipasi dalam program pengobatan.
 menyatakan perasaan yang tenang dan rileks.

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusaan-kerusakan erosi. Hal ini merupakan penyakit yang sering ditemukan,
biasanya bersifat jinak dan swasirna; merupakan respon mukosa lambung terhadap
berbagai iritan lokal. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.
Beberapa penyebab dari gastritis akut antara lain:Pemakaian sering obat-obatan
NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)seperti aspirin yang tanpa pelindungselaput
enterik, Peminum alkohol, Perokok berat,Keracunan makanan (enterotoksin)
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin, alkohol, merokok,
kafein lada, steroid, Infeksi H. pylori.
Beberapa diagnosa keperawatan yang diangkat dari gastitis akut antara lain:
- Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, ditandai dengan klien merasa nyeri
dan nampak gelisah.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat, ditandai dengan mual dan muntah.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan absorbsi nutrisi berkurang, ditandai dengan
kelemahan otot.
- Ansietas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan perasaan takut pasien dan gelisah.
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan tak mengenal informasi tentang kondisi,
ditandai dengan takut yang berlebihan.
Hasil yang diharapkan dalam penanganan klien gastritis antara lain :
- Melaporkan nyeri berkurang.
- Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan.
- Volume cairan tubuh tetap terjaga
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Menghindarii makanan yang mengiritasi atau yang mengandung alkohol.

20
B. Saran
Adapun saran yang dapat diangkat dari asuhan keperawatan gastritis tersebut antara
lain:
1. Klien dengan keluhan gastritis sebaiknya ditangani dengan serius agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih lanjut.
2. Saat melakukan pengkajian harus jeli terhadap masalah yang ditemukan sehingga
diagnosa yang diangkat tepat.
3. Pesien dan keluarga pasien hendaknya menghindari makanan atau minuman yang
dapat memperparah keasaman lambung yang memperburuk penyakit.

21
22

Anda mungkin juga menyukai