Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“HALUSINASI”

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengekspresikan pikiran, mengontrol dan
memilih aktivitas

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenal dan mengendalikan halusinasinya dengan cara menghardik
2. Tujuan khusus
a) Klien dapat mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien mengenal perasaanya pada saat terjadi halusinasi
e) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
f) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
g) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

C. LANDASAN TEORI
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang saling terkait dan saling tergantung
dan dapat beragi tujuan dan norma-norma umum. Jenis-jenis kelompok yang dapat
dimpimpin perawat meliputi kelompok tugas, swabantu, pendidikan, terapi suportif,
psikoterapi, terapi singkat, pemecahan masalah intersif, dan kelompok teman sebaya.
dalam hal ini kami akan membuat kelompok terapi singkat, tujuan dari kelompok terapi
singkat adalah focus pada tindakan peserta dapat mengambil untuk memperbaiki situasi
mereka saat ini. Jauh lebih penting diberikan kepada penyebab masalah klien atau reaksi
emosional yang menyertai dalam hal ini pasien yang mengalami halusinasi dimana terjadi
gangguan persepsi simulasi (Kelliat, 2016) .
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap
lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin
jauh dengan hubungan social dengan lingkungan sekitarnya. Atas dasar tersebut, maka
kami menganggap dengan Terapi Aktifitas kelompok (TAK) klien dengan gangguan
persepsi stimulasi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman atau kehidupan utnuk
didiskusikan dalam kelompok. Hal diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternative penyelesaian masalah (Kelliat, 2005).

D. KRITERIA KLIEN
1. Klien tidak mengalami gangguan fisik
2. Klien yang kooperatif
3. Adanya riwayat halusinasi
4. Bicara jelas

E. PROSES SELEKSI
Proses seleksi dilakukan selama beberapa hari dengan mengobservasi dan wawancara di
ruang Rajawali yang direncanakan mengikuti terapi aktifitas kelompok (TAK) kemudian
dilakukan kontrak apakah klien bersedia atau tidak untuk ikut serta dalam terapi aktivitas
kelompok (TAK).

F. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1. Tempat : Ruang Rajawali
2. Hari/Tanggal : Selasa, 10 April 2018
3. Waktu : 10.00-selesai
4. Pengorganisasian
a) Jumlah dan nama klien
Jumlah klien : 4 orang
Nama klien :
1) Tn.
2) Tn.
3) Tn.
4) Tn.
5) Tn.

Klien cadangan : Tn.

b) Leader dan uraian tugas


Leader : Siti Aminah, S.Kep.
Uraian tugas :
1) Memimpin jalannya kegiatan TAK.
2) Menetapkan tujuan, proses dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai.
3) Mengkoordinasi hingga menutup seluruh kegiatan TAK
c) Co Leader dan Uraian Tugas
Co Leader : Reza P. Rahmadi, S.Kep.

Uraian tugas :

1) Membantu tugas leader.


2) Mendampingi leader
3) Menyiapkan informasi dari keperawatan leader.
4) Mengingatkan leader dari diskusi yang menyimpang.
5) Mengambil alih posisi leader jika leader pasif dan menyerahkan kembali
posisi kepada leader.
d) Observer dan Uraian Tugas
Observer :
1) Bella Tendean, S. Kep.
2) Fitri Usman, S.Kep.
Uraian tugas :
1) Mengobservasi jalannya TAK mulai dari persiapan, proses dan penutupan
dengan menggunakan format evaluasi perilaku
2) Memberikan penilaian terhadap perilaku verbal dan non verbal klien
selama terapi berlagsung.
e) Fasilitator :
1) Yoan Kasim, S.Kep.
2) Fricilia Kawengian, S.Kep.
3) Alfa C. Oroh, S.Kep.
4) Ni Nyoman Teti O. T., S.Kep.
5) Stevi Montjai, S.Kep.
Uraian tugas :
1) Ikut serta dalam tugas kelompok.
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok unuk aktif
3) Memfasilitasi klien dalam TAK
4) Memfasilitasi role model bagi klien yang ikut serta
5) Mengarahkan klien dalam kegiatan
5. Langkah-langkah
a) Fase perkenalan (5 menit)
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan anggota yang hadir
3) Membaca tata tertib pelaksanaan
4) Membuat kontrak waktu
5) Terapi menjelaskan TAK
6) Menjelaskan topic yang akan dibahas
b) Fase kedua (20 menit)
1) Leader menjelaskan topic dan jenis permainan
2) Leader menjelaskan manfaat permainan
3) Peserta menyimak penjelasan yang diberikan oleh leader
4) Leader menjelaskan bentuk terapi yang akan dilakukan

Langkah-langkah kegiatan:

Sesi 1: Mengenal Halusinasi

a) Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: Halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi (validasi)
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
4)
- Terapis menjelaskna tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mendengar suara-suara yang didengar
- Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap Kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
trjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran. Hasilnya tulis di white board.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan klien
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa di dengar.
d) Tahap Terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya
jika terjadi halusinasi
3) Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi
- Menyepakati waktu dan tempat

Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik\

a) Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 1
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Klien dan terapis pakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
- Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
- Terapis menanyakan halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi, dan
perasaan
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan 1 cara mengontrol
halusinasi
- Menjelaskan aturan main:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap Kerja
1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada sat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat
giliran
2) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul
4) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu “pergi.. jangan
ganggu saya”, “saya mau bercakap-cakap dengan …”.
5) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara mengahardik
halusinasi di mulai dari klien di sebelah kiri. Terapis berurutan searah jarum
jam sampai semua peserta mendapatlan giliran.
6) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi
d) Tahap Terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
- Terapis mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
- Memasukan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

c) Fase Akhir (5 menit)


1) Leader memberikan kesempatan kepada klien beristirahat sejenak
2) Leader meminta tanggapan dari klien terhadap kegiatan yang telah dilakukan
dan menanyakan bagaimana perasaaanya setelah mengikuti TAK
3) Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan dan memotivasi anggota
kelompok untuk mengikuti kegiatan lainnya yang positif.
4) Observer memberikan tanggapan terhadap jalannya TAK
5) Menutup acara
6) Berdoa
6. Perilaku yang diharapkan
a) Persiapan (terapis dan klien)
Meliputi rencana TAK, proposal TAK, konsul proposal TAK, izin kepala ruangan,
mempersiapkan tempat
b) Proses
1) Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2) Klien dapat mengenal halusinasi
3) Klien dapat mengungkapkan perasaanya setelah mengikuti TAK
4) Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
5) Leader dan Co. leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan
kegiatan TAK
c) Hasil
1) Diharapkan pasien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir sebesar
100%
2) Klien dapat mengenal halusinasi sebesar 100%
3) Klien dapat menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas sebesar
100%
7. Aturan Main
a) Peserta bersedia mengikuti kegitan TAK
b) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c) Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d) Tidak diperkenankan makan, minum, dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung
e) Jika inginmengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum selesai,
maka peimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK pada anggota
8. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program
antisipasi masalah adalah:
a) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawt
atau yang lain
b) Penanganan klien yang diam saat TAK berlangsung
1) Fasilitator membujuk klien untuk berbicara
2) Jika klien tetap tidak mau bicara, terapis atau leader mengingatkan motivasi
klien.
c) Bila klien meninggalkan permaina tanpa pamit
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah TAK.
d) Bila ada klien yang ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
2) Katakana pada klien lain bahwa permainan lain yang mungkin dapat di ikuti
klien tersebut
3) Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.
e) Bila ada klien yang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (mengamuk, rebut
dan mengganggu klien), terapis atau leader mengingatkan tata tertib TAK.
9. Alat Bantu
a) Spidol
b) Karton
c) Jadwal kegiatan harian

10. Setting tempat

Keterangan :

: Leader

: Co- Leader

: Fasilitator

: Pasien

: Observes

a) Terapis dan kelompok duduk bersama membentuk huruf U


b) Ruangan nyaman dan tenang
11. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian, dukungan, dan partisipasinya
dalam kegiatan ini kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka

Kelliat B. A., Akemat. 2005. Keperawatan jiwa terapi aktifitas kelompok. Jakarta: EGC.

Stuart W. G., Kelliat B. A., Pasaribu J. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai